-
Perebutan Kekuasaan Sedunia—Siapa Yang Akan Menang?Menara Pengawal—1986 (Seri 29) | Menara Pengawal—1986 (Seri 29)
-
-
Perebutan Kekuasaan Sedunia—Siapa Yang Akan Menang?
”TUJUAN utama dari Soviet ialah untuk memaksa kita menghentikan S.D.I. [Prakarsa Pertahanan Strategis (”Perang Bintang”)]. Saya rasa . . . Tn. Gorbachev mengerti bahwa kita tidak mempunyai keinginan untuk berbuat demikian.” Demikian kata Presiden A.S. Reagan setelah konperensi di Jenewa pada bulan Nopember 1985.
Seperti saudara ketahui, pada tahun sejak itu persaingan antara negara-negara adikuasa ini terus berlangsung. Tetapi ada banyak bangsa yang bersekutu dengan atau bersimpati dengan negara-negara ini, yang membentuk blok Timur (sebagian besar kelompok komunis) dan blok Barat (biasanya kelompok kapitalis). Dengan demikian ini menjadi perebutan kekuasaan sedunia. Jadi saudara terlibat. Selain itu, perlombaan senjata menyebabkan tetap adanya ancaman meletusnya suatu adi-peperangan, yang mengancam masa depan saudara—meskipun saudara tinggal di suatu negeri yang tidak memihak (non-blok).
Maka, seharusnya saudara berminat dalam hasil akhir dari perebutan kekuasaan ini. Apakah akan ada penyelesaian yang penuh damai? Jika tidak, siapa yang akan menang? Mengetahui hal itu dapat mempengaruhi masa depan saudara
Bagaimana Hal Itu Mulai
Banyak buku mengenai sejarah modern menyatakan bahwa persaingan yang sekarang ada antara Timur dan Barat dimulai tidak lama setelah Perang Dunia II berakhir. Namun, sejarah Alkitab mengatakan bahwa hal ini merupakan kelanjutan dari usaha perebutan kepemimpinan atas dunia yang dimulai hampir 2.300 tahun yang lalu.
Jika saudara membaca sejarah Yunani purba, saudara tahu bahwa Iskandar Agung telah menjadikan bangsa itu suatu imperium. Ini dinubuatkan oleh nabi Alkitab, Daniel. Tepat seperti nubuat itu, setelah ”raja yang gagah perkasa” itu wafat pada tahun 323 S.M., imperium itu akhirnya ”terbagi-bagi menurut keempat mata angin”—di antara empat dari jenderal-jenderalnya. (Daniel 11:2-4) Dari antara mereka, Seleucus I Nicator menguasai Siria dan Mesopotamia—daerah-daerah di sebelah utara dan timur dari tanah air Daniel, Yehuda. Ptolemeus Lagus, seorang jenderal Yunani lain, mengambil Mesir dan Palestina, sehingga ia berkuasa di sebelah selatan dan barat dari wilayah kekuasaan Seleucus Nicator. Kedudukan wilayah mereka membuat mereka masing-masing menjadi ”raja negeri Utara” dan ”raja negeri Selatan.”—Daniel 11:5, 6.
”Utara” dan ”Selatan” menjadi lambang dari bangsa-bangsa yang kuat yang memenuhi peranan nubuat tertentu.a Selama berabad-abad, berbagai bangsa telah memainkan peranan dari kedua ”raja” itu; namun bangsa-bangsa ini selalu memenuhi identitas nubuat tersebut. Mereka selalu dapat dikenali dari persaingan antara mereka, dan selain itu mereka biasanya menguasai daerah-daerah yang secara relatif terletak di sebelah utara dan selatan satu sama lain.
Dewasa ini peranan tersebut dikenal dengan sebutan ”Timur” dan ”Barat.” Ini juga istilah-istilah lambang, karena daerah-daerah tersebut sebenarnya saling tumpang tindih. Sebutan Alkitab ”Utara” dan ”Selatan” juga adalah lambang-lambang yang cocok meskipun daerah-daerah mereka juga saling tumpang tindih.
Allah dari ”Raja Negeri Utara”
Ketika menunjuk ke ”akhir zaman,” Daniel mengatakan bahwa ”raja negeri Utara” akan ”membesarkan dirinya terhadap setiap allah,” ’tidak mengindahkan’ ”allah nenek moyangnya.” Sebaliknya, ia akan memuliakan ”dewa benteng-benteng . . . dengan membawa emas . . . perak . . . permata dan barang-barang yang berharga” sebelum akhirnya ”menemui ajalnya.”—Daniel 11:35-39, 45.
Karena bersifat ateis, ”raja negeri Utara” jaman sekarang menyangkal adanya Allah dan sering menindas agama. Ia lebih bergantung pada persenjataan dan militerisme dari pada cara-cara lain untuk melancarkan pengaruh internasionalnya. Jadi ia menggunakan banyak dari sumber keuangannya untuk ”menghormati dewa benteng-benteng.” Sebagai perbandingan, meskipun ”raja negeri Selatan” jaman modern juga mengagungkan persenjataan dan militerisme, ia mengakui allah-allah lain, dan banyak dari rakyatnya mempunyai ikatan agama yang kuat.
Perebutan Kekuasaan Jaman Modern
Ketika menunjuk kepada kejadian-kejadian dari jaman kita, nubuat itu mengatakan, ”Pada akhir zaman raja negeri Selatan akan berperang dengan [raja negeri Utara], dan raja negeri Utara itu akan menyerbunya dengan [peralatan militer]; dan [raja negeri Utara] akan memasuki negeri-negeri, dan menggenangi dan meliputi semuanya seperti air bah.”—Daniel 11:40.
Mungkin saudara menyadari bahwa sejak Perang Dunia II ideologi dan kekuasaan dari ”raja negeri Utara” telah menyebar ke banyak wilayah, meskipun banyak peperangan telah dilancarkan untuk mencegah hal ini. Sejauh mana ia akan berhasil dalam ”memasuki negeri-negeri dan menggenangi dan meliputi semuanya seperti air bah” masih harus kita lihat; tetapi ”raja negeri Selatan” jaman modern sudah berusaha menghalang-halangi penyerbuannya ke apa yang disebut dunia yang bebas. Jadi lawan-lawan ini ”berperang,” dan kini telah berkembang menjadi perlombaan senjata dan ruang angkasa. Sementara itu, mereka menuduh satu sama lain ingin menguasai dunia.
Daniel selanjutnya mengatakan, ”Ia [raja negeri Utara] akan menguasai harta benda . . . dan segala barang berharga negeri Mesir, dan orang Libia serta orang Etiopia akan mengikuti dia.” (Daniel 11:43) Hal ini dapat memaksudkan sumber-sumber alam; dan ”raja negeri Utara” jaman modern memang menguasai wilayah-wilayah yang mempunyai banyak sekali sumber-sumber mineral, termasuk minyak. Ia juga mempunyai pengaruh yang kuat di wilayah-wilayah di luar kekuasaannya yang mempunyai sumber-sumber alam yang kaya. Kita semua mempunyai alasan untuk mengamati dengan penuh minat apakah ia akan mendapat kekuasaan yang lebih besar atas hal-hal tersebut dan sejauh mana pengaruh ekonominya akan meluas.
Siapa Yang Akan Menang?
Tetapi, apa yang menahan ’raja-raja’ ini dari peperangan total yang terakhir? Satu faktor utama ialah mereka merasa takut dengan sifat menghancurkan dari senjata-senjata nuklir mereka masing-masing. Mereka lebih senang mengadakan perundingan persetujuan, meskipun hal ini jarang ditepati. Seperti dinubuatkan oleh Daniel, ”Mereka duduk bersama-sama pada satu meja, mereka akan saling membohongi; tetapi hal itu tidak akan berhasil, sebab akhir zaman itu belum mencapai waktu yang ditetapkan.”—Daniel 11:27.
Jadi kemungkinan besar saudara ingin tahu, Apa yang akhirnya akan terjadi? Apakah mereka akhirnya akan mencapai persetujuan perdamaian yang kekal? Atau apakah yang satu akan mengalahkan yang lain? Menurut nubuat dalam Firman Allah, jawaban atas kedua pertanyaan itu ialah, Tidak! Mengapa? Karena seorang raja ketiga akan mengalahkan mereka dan mengambil alih kekuasaan atas dunia. Jadi akan ada penggantian kekuasaan—tidak lama lagi!
[Catatan Kaki]
a Misalnya, ungkapan ”menggantikan dia akan muncul” memaksudkan memainkan peranan dari ”raja negeri Utara.”—Daniel 11:20, 21.
[Gambar di hlm. 3]
KEKUASAAN MILITER DARI BANGSA-BANGSA BESAR DAN BLOK-BLOK
Senjata nuklir
50.000
Anggota Militer
11.913.000
Kapal-kapal perang
1.350
Pesawat-pesawat pembom dan pesawat-pesawat tempur
20.100
Tank-tank
95.800
-
-
Penggantian Kekuasaan—Tidak Lama Lagi!Menara Pengawal—1986 (Seri 29) | Menara Pengawal—1986 (Seri 29)
-
-
Penggantian Kekuasaan—Tidak Lama Lagi!
KEBANYAKAN orang telah mengabaikan satu soal yang sangat penting. Yakni: Dalam usaha perebutan kekuasaan atas dunia ini, bangsa-bangsa yang saling bersaing itu gagal menyadari bahwa ada suatu wewenang dan kuasa yang lebih besar dari pada yang mereka miliki. Mereka mengabaikan fakta bahwa ”Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakiNya.” (Daniel 4:25) Siapakah pribadi ini yang dipilih oleh Allah Yang Mahakuasa sebagai Raja atas seluruh bumi? Bilamana ia menerima kekuasaan atas dunia?
Seorang Raja Lain Lagi
Sebelum bernubuat mengenai ’raja negeri Utara dan raja negeri Selatan,’ Daniel mendapat penglihatan nubuat ini mengenai raja pilihan Allah, ”Tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu [Allah Yehuwa], dan ia dibawa ke hadapanNya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya . . . tidak akan lenyap, dan kerajaannya . . . tidak akan musnah.”—Daniel 7:13, 14.
Penglihatan itu selanjutnya menggambarkan pemerintahan-pemerintahan dunia secara silih berganti sebagai binatang-binatang. Dan, sesungguhnya, ”orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka” dengan kekejaman yang seperti seekor binatang buas. (Pengkhotbah 8:9) Manusia juga memerintah di bawah kekuasaan yang kejam dari pangeran-pangeran roh yang memberontak, yang kepalanya adalah Setan sendiri. (Daniel 7:17; 10:13; bandingkan Wahyu 12:9; 13:2-4.) Bertentangan dengan itu, ”seorang seperti anak manusia” menerima dari Allah Yehuwa wewenang untuk memerintah. Penguasa yang dilantik oleh Allah ini mempunyai sifat-sifat yang cocok bagi seorang penguasa atas manusia yang semula diciptakan ”menurut gambar Allah.” (Kejadian 1:27) Tetapi siapakah dia?
Yesus menerapkan istilah ”Anak Manusia” atas dirinya ketika ia berada di bumi 1.900 tahun yang lalu. Karena ketika itu ia sebagai manusia, secara harfiah ia adalah ”anak manusia,” dan dengan sempurna memperlihatkan sifat-sifat yang baik, seperti kasih, belas kasihan, dan keadilan. Ia juga memberikan kehidupannya untuk menebus umat manusia, dengan demikian memainkan peranan sebagai sanak keluarga terdekat dari umat manusia—benar-benar seorang ”Anak Manusia.”—Matius 20:28; Ibrani 2:11-17.
Ketika selanjutnya menerapkan nubuat Daniel, Yesus mengatakan, ”Mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya.” Belakangan ia menggambarkan dirinya dalam suatu gambaran yang serupa, dengan mengatakan, ”Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya . . . Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya.” (Matius 24:30; 25:31) Dewasa ini Yesus bukan sekedar manusia di atas bumi. Sejak kematian dan kebangkitannya pada tahun 33 M., ia menjadi roh di surga menurut gambar Allah. Bertentangan dengan para penguasa manusia, dialah satu-satunya Raja ”yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia.” (1 Timotius 6:16) Pemerintahan Kerajaannya tidak akan mempunyai sifat-sifat yang kejam dari roh-roh jahat yang telah mempengaruhi pemerintahan-pemerintahan manusia.
Jadi Yesus adalah satu-satunya Raja yang diangkat oleh Allah sebagai Mesias, atau KristusNya, dan mendapat wewenang untuk memerintah seluruh bumi. (Daniel 7:14) Ini berarti bahwa semua pemerintahan manusia, termasuk ”raja negeri Utara” dan ”raja negeri Selatan,” harus diakhiri dan diganti oleh Kerajaan Allah di bawah pemerintahan Kristus.—Daniel 2:44; bandingkan Mazmur 2:7, 8, 12.
”Pangeran Besar” Menerima Kekuasaan
Tetapi, Yesus tidak mulai pemerintahannya atas umat manusia pada tahun 33 M. Ia mempunyai suatu jangka waktu penantian. Baru setelah itu Yehuwa memberikan kekuasaan kepadanya untuk ’memerintah di antara musuh-musuhnya.’ (Mazmur 110:1, 2; Kisah 2:32-36) Ketika menubuatkan hal ini, Daniel mengatakan, ”Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin [”pangeran,” NW] besar itu, . . . dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu.”—Daniel 12:1.
Nubuat ini diberikan setelah Daniel menyatakan bahwa perebutan kekuasaan antara ”raja negeri Utara” dan ”raja negeri Selatan” pada ”akhir zaman” sekarang ini akan mencapai puncaknya. Pada waktu itu, salah satu dari ’raja-raja’ itu akan ”keluar dengan kegeraman yang besar” untuk membinasakan banyak orang. (Daniel 11:40, 44, 45) Baru pada waktu itu Mikhael yang menjadi ”pelindung” umat Allah sendiri, akan bertindak dengan tegas sehingga mereka dapat selamat.—Bandingkan Daniel 11:2, 3, 7, 20, 21; 12:1, BIS.
Namun, bagaimana hal ini berkaitan dengan Yesus? Ingat bahwa ia memasukkan nubuat Daniel dalam penegasan mengenai dirinya sebagai Raja di masa depan. Dalam hal ini ia juga berbicara mengenai suatu ’sengsara besar’ yang tiada bandingnya. (Matius 24:21, 29-31, Bode) Ia jelas memaksudkan ”waktu kesesakan yang besar” yang disebut oleh Daniel sehubungan dengan Mikhael. (Bandingkan Matius 24:15; Daniel 11:31.) Dengan demikian Yesus menyatakan dirinya sebagai Mikhael yang akan muncul untuk memerintah.
Yesus dan Daniel memberikan nubuat-nubuat ini dalam penjelasan mereka mengenai peristiwa-peristiwa selama ”akhir zaman.” Peristiwa-peristiwa ini sudah digenapi secara menyolok sejak 1914. Pada waktu itu Yesus menerima kekuasaan di surga sebagai Raja, dan ia telah memerintah di tengah-tengah musuh-musuhnya.—Matius 24:3, 7-12.
Firdaus Sedunia—Tidak Lama Lagi!
Saudara mungkin menyadari bahwa bangsa-bangsa gagal mengenali Kerajaan Kristus. Mereka menolak berita mengenai berdirinya kerajaan tersebut dan terus memaksakan kedaulatan mereka sendiri. Berita itu sesuatu yang bodoh bagi mereka. Jadi ”tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenal” hikmat Allah dalam memilih Kristus sebagai Raja. Karena telah dibutakan oleh suatu sistem yang dikuasai oleh Setan dan pangeran-pangeran rohnya yang memberontak, mereka menempatkan diri melawan Kerajaan Mesias.—1 Korintus 2:8; bandingkan Lukas 4:5, 6; 2 Korintus 4:4.
Jadi, seperti dinubuatkan oleh Yesus, mereka yang dengan setia memberitakan Kerajaannya dianiaya. Mereka masih akan mendapat serangan yang lebih besar lagi. (Matius 24:9, 14; Daniel 11:44, 45; bandingkan Yehezkiel 38:14-16.) Tetapi, Yesus akan muncul sebagai ”Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” untuk berperang demi kepentingan rakyatNya. Peperangan ini akan berakhir dengan kemenangan penuh bagi Raja pilihan Allah. Para penyerang umatNya ”akan menemui ajalnya dan tidak ada seorangpun yang menolongnya.” Semua ’raja-raja’ lain telah dibinasakan.—Wahyu 11:15, 18; 19:11, 16, 19-21; Mazmur 2:1-3, 6-9.
Karena dimulai pada tahun 1914, ”akhir zaman” kini sudah berlangsung cukup lama. Yesus mengatakan bahwa generasi yang melihat awal dari jaman itu juga akan melihat akhirnya. (Matius 24:32-34) Maka dengan cepat kita mendekati jaman yang gemilang itu manakala Kristus Yesus sepenuhnya akan mengambil alih kekuasaan atas hal ikhwal bumi ini dan mempersatukan seluruh umat manusia yang taat di bawah satu pemerintahannya.
Ya, akan ada penggantian kekuasaan tidak lama lagi. Namun apa artinya hal ini bagi saudara? Ini dapat berarti bahwa masa depan saudara akan berakhir bersama dengan pemerintahan-pemerintahan manusia yang ada sekarang dan pendukung-pendukungnya. Atau, bergantung pada haluan tindakan saudara, ini dapat berarti hidup kekal dan keamanan dalam suatu firdaus di bumi, yang didukung dan diperintah oleh Kerajaan Allah. Hal ini akan betul-betul terjadi atas diri saudara jika saudara dengan loyal mendukung pemerintahan Kristus bersama jutaan Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia.
-