-
Dilema NuklirSedarlah!—1988 (No. 26) | Sedarlah!—1988 (No. 26)
-
-
Seruan untuk Penghapusan
Menurut penelitian World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia) tahun 1983, perang nuklir total akan membunuh satu milyar orang sekaligus. Satu milyar berikutnya akan mati kemudian karena ledakan, api, dan radiasi. Penelitian belakangan ini bahkan lebih pesimis. Maka dapat dimengerti mengapa muncul seruan untuk penghapusan senjata nuklir secara total.
Namun, tidak semua tuntutan untuk penghapusan senjata nuklir didasarkan atas kemanusiaan belaka. Beberapa orang berpendapat bahwa senjata nuklir hanya sedikit atau tidak ada nilainya dalam peperangan yang sesungguhnya. Karena daya penghancurnya yang dahsyat, pemakaiannya dapat dibenarkan hanya jika ada provokasi yang paling ekstrim (keadaan mendesak). Jadi, Amerika Serikat tidak menggunakannya di Korea atau Vietnam, Inggris tidak menggunakannya di Falkland (Malvinas), dan Soviet juga tidak menggunakannya di Afghanistan. Mantan Sekretaris Pertahanan A.S. Robert McNamara mengatakan, ”Senjata nuklir tidak memenuhi kepentingan militer manapun. Senjata tersebut sama sekali tidak berguna—kecuali untuk mencegah musuh menggunakan itu.”
Demikian juga, senjata nuklir tidak banyak gunanya sebagai tongkat diplomasi untuk menakut-nakuti ataupun mempengaruhi bangsa lain. Negara-negara adidaya sama-sama mudah diserang. Dan bagi negara-negara tanpa senjata nuklir, mereka sering menjadi berani melawan negara-negara adidaya tanpa merasa takut akan pembalasan nuklir.
Akhirnya, faktor biaya. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Bulletin of the Atomic Scientists, selama tahun 1945-85 Amerika Serikat saja telah memproduksi kira-kira 60.000 kepala nuklir.a Biayanya? Hampir $82.000.000.000—begitu banyak uang untuk sesuatu yang mereka harap tidak pernah akan mereka gunakan.
-
-
Dilema NuklirSedarlah!—1988 (No. 26) | Sedarlah!—1988 (No. 26)
-
-
a Karena keampuhan bahan nuklir menurun, senjata-senjata tua harus diganti dengan yang baru.
-