-
Yehuwa Memberkati dan Melindungi Orang-Orang yang TaatMenara Pengawal—2002 | 1 Oktober
-
-
Yehuwa Memberkati dan Melindungi Orang-Orang yang Taat
”Orang yang mendengarkan aku, ia akan berdiam dengan aman dan tidak terganggu oleh kegentaran terhadap malapetaka.”—AMSAL 1:33.
1, 2. Mengapa penting untuk menaati Allah? Ilustrasikan.
ANAK-ANAK ayam berbulu kuning halus itu sibuk mematuk makanan di hamparan rumput pendek, sama sekali tidak menyadari keberadaan seekor elang yang terbang mengitari mereka jauh di atas. Tiba-tiba, sang induk memberikan peringatan dengan suara tinggi dan bernada ketakutan serta membentangkan sayapnya. Anak-anaknya lari ke arahnya, dan dalam sekejap mereka aman tersembunyi di bawah ujung-ujung sayapnya. Sang elang pun membatalkan serangannya.a Apa hikmahnya? Ketaatan menyelamatkan kehidupan!
2 Hikmah itu khususnya penting bagi orang Kristen dewasa ini, karena Setan sedang mengerahkan upaya habis-habisan untuk memangsa umat Allah. (Penyingkapan 12:9, 12, 17) Tujuannya adalah menghancurkan kerohanian kita sehingga kita kehilangan perkenan Yehuwa dan prospek kehidupan abadi. (1 Petrus 5:8) Namun, jika kita tetap dekat dengan Allah dan cepat menyambut petunjuk yang kita terima melalui Firman dan organisasi-Nya, kita dapat yakin akan pemeliharaan-Nya yang protektif. ”Dengan ujung-ujung sayapnya ia akan menghalangi jalan menuju engkau, dan di bawah sayapnya engkau akan berlindung,” tulis sang pemazmur.—Mazmur 91:4.
Bangsa yang Tidak Taat Menjadi Mangsa
3. Apa akibat ketidaktaatan Israel yang berulang-ulang?
3 Sewaktu bangsa Israel menaati Yehuwa, mereka senantiasa menikmati manfaat dari pemeliharaan-Nya yang penuh perhatian. Tetapi, sungguh disayangkan, berkali-kali umat itu meninggalkan Pembuatnya dan berpaling kepada allah-allah dari kayu dan batu—”kesia-siaan yang tidak ada manfaatnya dan yang tidak dapat membebaskan”. (1 Samuel 12:21) Setelah berabad-abad memberontak, bangsa itu secara keseluruhan menjadi begitu murtad sehingga tidak dapat dipulihkan lagi. Oleh karena itu, Yesus meratap, ”Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh nabi-nabi dan yang merajam orang-orang yang diutus kepadanya,—betapa sering aku ingin mengumpulkan anak-anakmu, seperti cara induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya! Tetapi kamu sekalian tidak mau. Lihat! Rumahmu akan diserahkan kepadamu.”—Matius 23:37, 38.
4. Bagaimana ditelantarkannya Yerusalem oleh Yehuwa menjadi nyata pada tahun 70 M?
4 Ditelantarkannya Israel yang membelot itu oleh Yehuwa dinyatakan secara menyakitkan pada tahun 70 M. Pada tahun itu, bala tentara Romawi, sambil mengangkat tinggi-tinggi panji-panji mereka yang dihiasi gambar elang, tiba-tiba menyerang Yerusalem, lalu memukulnya dengan pembantaian yang mengerikan. Pada waktu itu, kota tersebut penuh dengan orang-orang yang merayakan Paskah. Korban persembahan mereka yang tidak sedikit jumlahnya tidak berhasil mendatangkan perkenan Allah ke atas mereka. Peristiwa tragis itu mengingatkan kita akan kata-kata Samuel kepada Raja Saul yang tidak taat, ”Apakah Yehuwa senang akan persembahan bakaran dan korban sama seperti akan menaati perkataan Yehuwa? Lihat! Menaati lebih baik daripada korban, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba jantan.”—1 Samuel 15:22.
5. Ketaatan macam apa yang Yehuwa tuntut, dan bagaimana kita tahu bahwa ketaatan semacam itu tidaklah mustahil?
5 Sekalipun menandaskan pentingnya ketaatan, Yehuwa sepenuhnya menyadari keterbatasan manusia yang tidak sempurna. (Mazmur 130:3, 4) Apa yang Ia tuntut adalah ketulusan hati dan ketaatan yang didasarkan pada iman, kasih, dan rasa takut yang sehat untuk tidak menyakiti hati-Nya. (Ulangan 10:12, 13; Amsal 16:6; Yesaya 43:10; Mikha 6:8; Roma 6:17) Ketaatan semacam itu tidaklah mustahil, sebagaimana dipertunjukkan oleh ’begitu banyak saksi pra-Kristen yang bagaikan awan’, yang tetap berintegritas sekalipun menghadapi cobaan yang luar biasa, bahkan kematian. (Ibrani 11:36, 37; 12:1) Orang-orang ini sungguh membuat hati Yehuwa bersukacita! (Amsal 27:11) Namun, ada yang awalnya setia tetapi gagal untuk terus menempuh haluan ketaatan. Salah satunya adalah Raja Yehoas di Yehuda zaman dahulu.
Seorang Raja Binasa akibat Pergaulan Buruk
6, 7. Raja macam apa Yehoas semasa hidup Yehoyada?
6 Sewaktu masih bayi, Raja Yehoas nyaris terbunuh. Sewaktu Yehoas berusia tujuh tahun, Imam Besar Yehoyada dengan berani membawanya keluar dari tempat persembunyian dan menjadikannya raja. Karena Yehoyada yang takut akan Allah bertindak sebagai ayah dan penasihat Yehoas, sang penguasa muda ”terus melakukan apa yang benar di mata Yehuwa selama masa hidup imam Yehoyada”.—2 Tawarikh 22:10–23:1, 11; 24:1, 2.
7 Perbuatan baik Yehoas mencakup merenovasi bait Yehuwa—tindakan yang ’diinginkan hati Yehoas’. Ia mengingatkan Imam Besar Yehoyada akan perlunya mengumpulkan pajak bait dari Yehuda dan Yerusalem, sebagaimana ”diperintahkan Musa”, untuk membiayai pekerjaan perbaikan. Jelaslah, Yehoyada berhasil menganjurkan raja muda itu untuk mempelajari dan menaati Hukum Allah. Hasilnya, pekerjaan merenovasi bait dan membuat perkakas bait rampung dalam waktu singkat.—2 Tawarikh 24:4, 6, 13, 14; Ulangan 17:18.
8. (a) Apa yang terutama turut menyebabkan kejatuhan Yehoas secara rohani? (b) Ketidaktaatan sang raja akhirnya membuatnya melakukan apa?
8 Sungguh menyedihkan, ketaatan Yehoas kepada Yehuwa tidak bertahan lama. Mengapa? Firman Allah memberi tahu kita, ”Setelah kematian Yehoyada, para pembesar Yehuda datang menghadap dan membungkuk kepada raja. Maka raja pun mendengarkan mereka. Lama-kelamaan mereka meninggalkan rumah Yehuwa, Allah bapak-bapak leluhur mereka, dan mulai melayani tonggak-tonggak suci dan berhala-berhala, sehingga kemarahan menimpa Yehuda dan Yerusalem oleh karena kesalahan mereka.” Pengaruh buruk para pembesar Yehuda juga membuat sang raja menutup telinganya terhadap nabi-nabi Allah, salah satunya adalah putra Yehoyada, Zakharia, yang dengan berani menegur Yehoas dan rakyat karena ketidaktaatan mereka. Bukannya bertobat, Yehoas malah memerintahkan agar Zakharia dirajam hingga mati. Yehoas telah menjadi pria yang sangat tidak berperasaan dan tidak taat—semuanya gara-gara ia menyerah kepada pengaruh pergaulan yang buruk!—2 Tawarikh 24:17-22; 1 Korintus 15:33.
9. Bagaimana hasil akhir Yehoas dan para pembesarnya menandaskan betapa bodohnya untuk tidak taat?
9 Setelah meninggalkan Yehuwa, apa yang terjadi dengan Yehoas dan rekan-rekannya, para pembesar yang fasik? Pasukan militer Siria—hanya ”sejumlah kecil tentara”—menyerbu Yehuda dan ”membinasakan semua pembesar di antara rakyat itu”. Para penyerbu juga memaksa sang raja menyerahkan hartanya sendiri serta emas dan perak bait suci. Meskipun Yehoas luput, ia kini hanyalah pria yang lemah dan sakit-sakitan. Tak lama kemudian, hamba-hambanya sendiri berkomplot dan membunuh dia. (2 Tawarikh 24:23-25; 2 Raja 12:17, 18) Alangkah benarnya firman Yehuwa kepada Israel, ”Jika engkau tidak mendengarkan perkataan Yehuwa, Allahmu, dan lalai melakukan semua perintahnya dan ketetapannya . . . , laknat ini akan menimpa engkau dan mencapai engkau”!—Ulangan 28:15.
Seorang Sekretaris Selamat berkat Ketaatan
10, 11. (a) Mengapa bermanfaat untuk merenungkan nasihat Yehuwa kepada Barukh? (b) Nasihat apa yang Yehuwa berikan kepada Barukh?
10 Apakah Saudara kadang-kadang merasa kecil hati karena hanya sedikit di antara orang-orang yang Saudara temui dalam pelayanan Kristen yang berminat kepada kabar baik? Apakah Saudara sesekali merasa agak cemburu kepada orang-orang yang kaya dan gaya hidup mereka yang sarat dengan pemuasan diri? Jika demikian, renungkanlah apa yang dialami Barukh, sekretaris Yeremia, dan nasihat Yehuwa yang pengasih kepadanya.
11 Barukh sedang dalam proses menulis sebuah berita nubuat sewaktu ia sendiri menjadi pusat perhatian Yehuwa. Mengapa? Karena Barukh mulai menyesali keadaannya dan menghasratkan sesuatu yang lebih baik daripada hak istimewanya melayani Allah. Yehuwa mengamati perubahan sikap Barukh ini dan memberinya nasihat yang jelas tetapi simpatik, dengan mengatakan, ”Engkau terus mencari perkara-perkara besar bagi dirimu sendiri. Jangan terus mencari. Sebab lihat, aku akan mendatangkan malapetaka ke atas semua makhluk, . . . namun kepadamu aku akan memberikan jiwamu sebagai jarahan di semua tempat ke mana engkau akan pergi.”—Yeremia 36:4; 45:5.
12. Mengapa kita hendaknya tidak mencari ”perkara-perkara besar” bagi diri sendiri dalam sistem sekarang ini?
12 Dari kata-kata Yehuwa kepada Barukh, dapatkah Saudara merasakan keprihatinan-Nya yang dalam kepada pria yang baik ini, yang telah melayani Dia dengan begitu setia dan berani bersama Yeremia? Demikian pula dewasa ini, Yehuwa sangat prihatin kepada orang-orang yang tergoda untuk mengejar hal-hal yang mereka kira lebih baik dalam sistem ini. Syukurlah, seperti Barukh, banyak orang demikian menyambut penyesuaian yang diberikan dengan pengasih oleh saudara-saudara rohani yang matang. (Lukas 15:4-7) Ya, semoga kita semua memahami bahwa tidak ada masa depan bagi orang-orang yang mencari ”perkara-perkara besar” bagi diri sendiri dalam sistem ini. Orang-orang seperti itu tidak hanya gagal memperoleh kebahagiaan sejati tetapi, yang lebih buruk lagi, mereka akan segera berlalu bersama dunia ini dan semua hasratnya yang mementingkan diri.—Matius 6:19, 20; 1 Yohanes 2:15-17.
13. Pelajaran apa tentang kerendahan hati yang kita tarik dari kisah Barukh?
13 Kisah Barukh juga memberi kita pelajaran yang bagus tentang kerendahan hati. Perhatikan bahwa Yehuwa tidak menasihati Barukh secara langsung, tetapi Ia berbicara melalui Yeremia, yang ketidaksempurnaan dan perilaku anehnya mungkin dikenal baik oleh Barukh. (Yeremia 45:1, 2) Namun, Barukh tidak diliputi kesombongan; ia dengan rendah hati memahami sumber sejati nasihat itu—Yehuwa. (2 Tawarikh 26:3, 4, 16; Amsal 18:12; 19:20) Jadi, jika kita ’mengambil langkah yang salah sebelum kita menyadarinya’ dan menerima nasihat yang dibutuhkan dari Firman Allah, marilah kita meniru kematangan, pemahaman rohani, dan kerendahan hati Barukh.—Galatia 6:1.
14. Mengapa kita sebaiknya taat kepada pria-pria yang menjalankan kepemimpinan di antara kita?
14 Sikap rendah hati semacam itu di pihak kita juga membantu orang-orang yang memberikan nasihat. Kata Ibrani 13:17, ”Taatilah mereka yang mengambil pimpinan di antara kamu dan tunduklah kepada mereka, karena mereka menjaga jiwamu sebagai orang-orang yang akan memberikan pertanggungjawaban; agar mereka melakukan ini dengan sukacita dan tidak dengan keluh kesah, sebab ini akan merugikan kamu.” Betapa seringnya para penatua mencurahkan hati mereka kepada Yehuwa, berdoa memohon keberanian, hikmat, dan kebijaksanaan yang dibutuhkan untuk memenuhi aspek yang sulit dari pekerjaan penggembalaan mereka ini! Marilah kita ’menghargai pria-pria semacam itu’.—1 Korintus 16:18.
15. (a) Bagaimana Yeremia mempertunjukkan keyakinannya akan Barukh? (b) Bagaimana Barukh diberi pahala karena ketaatannya yang disertai kerendahan hati?
15 Barukh terbukti menyesuaikan cara berpikirnya, karena Yeremia kemudian memberinya tugas yang sangat menantang—pergi ke bait dan membacakan keras-keras berita penghukuman yang ia tulis sendiri, yang didiktekan oleh Yeremia. Apakah Barukh taat? Ya, ia melakukan ”semua yang nabi Yeremia perintahkan kepadanya”. Sebenarnya, ia bahkan membacakan berita yang sama kepada para pembesar Yerusalem—pastilah tugas yang membutuhkan keberanian yang besar. (Yeremia 36:1-6, 8, 14, 15) Sewaktu kota itu jatuh ke tangan orang Babilonia sekitar 18 tahun kemudian, bayangkan betapa bersyukurnya Barukh sewaktu diluputkan karena ia mengindahkan peringatan Yehuwa dan berhenti mencari ”perkara-perkara besar” bagi dirinya sendiri!—Yeremia 39:1, 2, 11, 12; 43:6.
Ketaatan selama Pengepungan Menyelamatkan Kehidupan
16. Bagaimana Yehuwa memperlihatkan keibaan hati kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem selama pengepungan oleh Babilonia pada tahun 607 SM?
16 Sewaktu akhir Yerusalem tiba pada tahun 607 SM, keibaan hati Allah kepada orang-orang yang taat dinyatakan sekali lagi. Pada puncak pengepungan itu, Yehuwa berfirman kepada orang Yahudi, ”Lihat, aku akan menaruh di hadapan kamu sekalian jalan kehidupan dan jalan kematian. Orang yang tetap tinggal di kota ini akan mati oleh pedang, bala kelaparan, dan sampar; tetapi orang yang keluar dan membelot ke pihak orang Khaldea yang mengepung kamu, akan tetap hidup, dan jiwanya akan menjadi miliknya, sebagai jarahan.” (Yeremia 21:8, 9) Meskipun penduduk Yerusalem pantas dibinasakan, Yehuwa memperlihatkan keibaan hati kepada orang-orang yang menaati-Nya, bahkan pada saat-saat terakhir yang genting.b
17. (a) Dengan dua cara apa ketaatan Yeremia diuji sewaktu Yehuwa menginstruksikan dia untuk memberi tahu orang-orang Yahudi yang dikepung agar ”membelot ke pihak orang Khaldea”? (b) Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat dari teladan ketaatan Yeremia yang disertai keberanian?
17 Ketaatan Yeremia pastilah juga diuji sewaktu ia harus memberi tahu orang Yahudi agar menyerah. Salah satu alasannya adalah ia bergairah bagi nama Allah. Ia tidak ingin nama itu dicela musuh-musuh yang akan mengaku bahwa kemenangan mereka adalah berkat berhala-berhala yang tidak bernyawa. (Yeremia 50:2, 11; Ratapan 2:16) Selain itu, Yeremia tahu bahwa dengan memberi tahu rakyat untuk menyerah, ia benar-benar mempertaruhkan kehidupannya sendiri, karena banyak orang akan menafsirkan kata-katanya sebagai hasutan. Namun, ia tidak menjadi kecut hati, tetapi dengan taat menyuarakan pernyataan-pernyataan Yehuwa. (Yeremia 38:4, 17, 18) Seperti Yeremia, kita juga menyuarakan berita yang tidak disukai. Karena berita yang sama ini, Yesus dipandang hina. (Yesaya 53:3; Matius 24:9) Jadi, semoga kita tidak ’gemetar terhadap manusia’, tetapi seperti Yeremia, marilah kita dengan berani menaati Yehuwa, sepenuhnya percaya kepada-Nya.—Amsal 29:25.
Ketaatan dalam Menghadapi Serangan Gog
18. Ujian ketaatan apa saja yang akan dihadapi hamba-hamba Yehuwa di masa depan?
18 Tak lama lagi, segenap sistem Setan yang fasik akan dibinasakan dalam ”kesengsaraan besar” yang tidak ada duanya. (Matius 24:21) Tidak diragukan bahwa sebelum dan selama masa itu, umat Allah akan mengalami ujian besar terhadap iman dan ketaatan mereka. Misalnya, Alkitab memberi tahu kita bahwa Setan, dalam perannya sebagai ”Gog dari tanah Magog”, akan melancarkan serangan habis-habisan terhadap hamba-hamba Yehuwa, mengerahkan gerombolan yang dilukiskan sebagai ”suatu pasukan militer yang besar . . . , seperti awan yang menutupi negeri itu”. (Yehezkiel 38:2, 14-16) Umat Allah yang kalah banyak dan tak bersenjata akan mencari perlindungan di balik ”ujung-ujung sayap” Yehuwa, yang Ia bentangkan untuk melindungi mereka yang taat.
19, 20. (a) Mengapa ketaatan di pihak Israel sangat penting sewaktu mereka berada di Laut Merah? (b) Bagaimana perenungan yang sungguh-sungguh akan kisah Laut Merah dapat bermanfaat bagi kita dewasa ini?
19 Situasi ini mengingatkan kita akan Eksodus Israel dari Mesir. Setelah memukul Mesir dengan sepuluh tulah yang menghancurkan, Yehuwa menuntun umat-Nya, tidak melewati rute terpendek menuju Tanah Perjanjian, tetapi menuju Laut Merah, tempat mereka dapat dengan mudah tersudut dan diserang. Dari sudut pandang militer, hal itu tampaknya adalah langkah yang membawa bencana. Seandainya Saudara ada di sana, apakah Saudara akan menaati firman Yehuwa melalui Musa dan berbaris menuju Laut Merah dengan keyakinan penuh, sekalipun mengetahui bahwa Tanah Perjanjian terletak di arah yang agak berbeda?—Keluaran 14:1-4.
20 Seraya kita melanjutkan pembacaan Keluaran pasal 14, kita melihat bagaimana Yehuwa membebaskan umat-Nya dalam suatu pertunjukan kuasa yang dahsyat. Kisah-kisah tersebut benar-benar dapat menguatkan iman kita sewaktu kita menyisihkan waktu untuk mempelajari dan merenungkannya! (2 Petrus 2:9) Selanjutnya, iman yang kuat akan membentengi kita untuk menaati Yehuwa, bahkan sewaktu tuntutan-Nya tampak bertentangan dengan penalaran manusia. (Amsal 3:5, 6) Jadi, bertanyalah kepada diri sendiri, ’Apakah saya berjuang untuk membangun iman saya dengan rajin belajar Alkitab, berdoa, dan merenung, serta secara teratur bergaul dengan umat Allah?’—Ibrani 10:24, 25; 12:1-3.
Ketaatan Menanamkan Harapan
21. Berkat-berkat apa saja, sekarang dan di masa depan, yang akan dinikmati orang-orang yang menaati Yehuwa?
21 Orang-orang yang menjadikan ketaatan kepada Yehuwa sebagai jalan hidup mereka mengalami penggenapan Amsal 1:33 sekarang juga, ”Tetapi orang yang [dengan taat] mendengarkan aku, ia akan berdiam dengan aman dan tidak terganggu oleh kegentaran terhadap malapetaka.” Betapa menakjubkannya kelak penggenapan kata-kata yang menghibur ini pada hari pembalasan Yehuwa yang mendekat! Sebenarnya, Yesus memberi tahu murid-muridnya, ”Apabila hal-hal ini mulai terjadi, tegakkanlah dirimu dan angkatlah kepalamu, karena pembebasanmu sudah dekat.” (Lukas 21:28) Jelaslah, hanya orang-orang yang taat kepada Allah akan memiliki keyakinan untuk mengindahkan kata-kata ini.—Matius 7:21.
22. (a) Umat Yehuwa memiliki alasan apa untuk yakin? (b) Hal apa saja yang akan dibahas dalam artikel berikut?
22 Alasan lain untuk yakin adalah bahwa ”Tuan Yang Berdaulat Yehuwa tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia telah menyingkapkan perkara konfidensialnya kepada hamba-hambanya, para nabi”. (Amos 3:7) Dewasa ini, Yehuwa tidak mengilhami nabi-nabi seperti pada masa lalu; sebaliknya, ia telah mengamanatkan suatu golongan budak yang setia untuk menyediakan makanan rohani yang tepat waktu bagi rumah tangga-Nya. (Matius 24:45-47) Oleh karena itu, betapa penting agar kita memiliki sikap taat kepada ”budak” itu! Seperti diperlihatkan oleh artikel berikut, ketaatan semacam itu juga mencerminkan sikap kita kepada Yesus, majikan sang ”budak”. Dialah Pribadi yang ”kepadanya bangsa-bangsa akan taat”.—Kejadian 49:10.
[Catatan Kaki]
a Meskipun sering kali digambarkan sebagai penakut, ”induk ayam akan bertarung hingga mati demi melindungi anak-anaknya dari bahaya”, kata sebuah publikasi lembaga pelindung binatang.
b Yeremia 38:19 menyingkapkan bahwa sejumlah orang Yahudi ”membelot” ke pihak orang Khaldea dan tidak dibunuh tetapi dibawa ke pembuangan. Entah mereka menyerahkan diri sebagai tanggapan atas kata-kata Yeremia atau bukan, kita tidak diberi tahu. Meskipun demikian, keselamatan mereka meneguhkan kata-kata sang nabi.
-
-
Pupuklah Ketaatan seraya Hari Itu MendekatMenara Pengawal—2002 | 1 Oktober
-
-
Pupuklah Ketaatan seraya Hari Itu Mendekat
”Kepada [Syilo] bangsa-bangsa akan taat.”—KEJADIAN 49:10.
1. (a) Dahulu, ketaatan kepada Yehuwa sering kali berarti apa? (b) Apa nubuat yang Yakub ucapkan tentang ketaatan?
KETAATAN kepada Yehuwa sering kali berarti ketaatan kepada wakil-wakil-Nya. Pada zaman dahulu, hal ini mencakup kepada para malaikat, patriark, hakim, imam, nabi, dan raja. Takhta raja-raja Israel bahkan disebut takhta Yehuwa. (1 Tawarikh 29:23) Namun, sungguh menyedihkan bahwa banyak penguasa Israel tidak menaati Allah, sehingga mendatangkan celaka atas diri sendiri dan rakyat mereka. Tetapi, Yehuwa tidak meninggalkan orang-orang-Nya yang loyal tanpa harapan; Ia menghibur mereka dengan suatu janji untuk melantik seorang Raja yang tidak fana, yang akan ditaati dengan senang hati oleh orang-orang yang adil-benar. (Yesaya 9:6, 7) Sebelum meninggal, sang patriark Yakub bernubuat tentang penguasa yang akan datang ini, demikian, ”Tongkat kekuasaan tidak akan tersingkir dari Yehuda, ataupun tongkat kepemimpinan dari antara kakinya, sampai Syilo datang; dan kepadanya bangsa-bangsa akan taat.”—Kejadian 49:10.
2. Apa arti ”Syilo”, dan atas siapa saja ia berkuasa sebagai raja?
2 ”Syilo” adalah kata Ibrani yang berarti ”Dia yang Empunya”, atau ”Dia yang Memiliki”. Ya, Syilo akan sepenuhnya mewarisi hak berkuasa, sebagaimana dilambangkan oleh tongkat kekuasaan, dan kuasa untuk memimpin, sebagaimana dilambangkan oleh tongkat kepemimpinan. Selain itu, ia bukan saja berkuasa sebagai raja atas keturunan Yakub, melainkan atas semua ’bangsa’. Hal ini selaras dengan janji Yehuwa kepada Abraham, ”Benihmu akan merebut gerbang musuh-musuhnya. Dan melalui benihmu, semua bangsa di bumi pasti akan memperoleh berkat.” (Kejadian 22:17, 18) Yehuwa meneguhkan identitas ”benih” ini pada tahun 29 M sewaktu Ia mengurapi Yesus dari Nazaret dengan roh kudus.—Lukas 3:21-23, 34; Galatia 3:16.
Kerajaan Yesus yang Pertama
3. Kekuasaan apa yang Yesus terima sewaktu ia naik ke surga?
3 Sewaktu Yesus naik ke surga, ia tidak langsung memegang tongkat kekuasaan atas bangsa-bangsa dunia. (Mazmur 110:1) Namun, ia menerima suatu ”kerajaan” dengan rakyat yang menaatinya. Rasul Paulus mengidentifikasi kerajaan itu sewaktu ia menulis, ”[Allah] telah melepaskan kita [orang-orang Kristen yang diurapi roh] dari wewenang kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Putra yang ia kasihi.” (Kolose 1:13) Kelepasan ini dimulai pada Pentakosta tahun 33 M sewaktu roh kudus dicurahkan ke atas para pengikut Yesus yang setia.—Kisah 2:1-4; 1 Petrus 2:9.
4. Dengan cara apa saja murid-murid Yesus masa awal memperlihatkan ketaatan mereka, dan bagaimana Yesus mengidentifikasi mereka sebagai kelompok?
4 Sebagai ”duta-duta yang menggantikan Kristus”, murid-murid yang diurapi roh itu dengan taat mulai mengumpulkan orang-orang lain yang akan menjadi ”sesama warga negara” dalam kerajaan rohani itu. (2 Korintus 5:20; Efesus 2:19; Kisah 1:8) Selain itu, orang-orang ini harus senantiasa ”bersatu dengan sepatutnya dalam pikiran yang sama dan dalam jalan pikiran yang sama” agar dapat menikmati perkenan Raja mereka, Yesus Kristus. (1 Korintus 1:10) Sebagai kelompok, mereka membentuk ”budak yang setia dan bijaksana”, atau golongan pengurus yang setia.—Matius 24:45; Lukas 12:42.
Diberkati karena Menaati ”Pengurus” Milik Allah
5. Sejak zaman dahulu, bagaimana Yehuwa mengajar umat-Nya?
5 Yehuwa selalu menyediakan guru-guru bagi umat-Nya. Misalnya, setelah orang Yahudi kembali dari Babilon, Ezra dan sejumlah pria lain yang cakap tidak hanya membacakan Hukum Allah kepada umat itu, tetapi ’menjelaskan hukum itu secara terperinci, memberikan maknanya, dan membuat orang-orang mengerti’ Firman Allah.—Nehemia 8:8.
6, 7. Bagaimana golongan budak telah menyediakan makanan rohani yang tepat waktu melalui Badan Pimpinannya, dan mengapa kita sepatutnya tunduk kepada golongan budak?
6 Pada abad pertama, sewaktu timbul sengketa sunat pada tahun 49 M, badan pimpinan dari golongan budak masa awal itu berdoa memohonkan bimbingan sewaktu membahas perkara itu dan mencapai kesimpulan yang selaras dengan Alkitab. Sewaktu mereka mengumumkan keputusan mereka melalui surat, sidang-sidang menaati petunjuk yang diberikan dan menikmati berkat Allah yang limpah. (Kisah 15:6-15, 22-29; 16:4, 5) Demikian pula pada zaman modern, budak yang setia melalui Badan Pimpinannya telah memperjelas soal-soal penting seperti kenetralan Kristen, kesucian darah, dan penggunaan narkoba serta tembakau. (Yesaya 2:4; Kisah 21:25; 2 Korintus 7:1) Yehuwa memberkati umat-Nya karena mereka menaati Firman-Nya dan budak yang setia.
7 Dengan tunduk kepada golongan budak, umat Allah juga memperlihatkan ketundukan mereka kepada sang Majikan, Yesus Kristus. Ketundukan semacam itu semakin penting pada zaman modern karena wewenang Yesus yang telah diperluas, sebagaimana dinubuatkan oleh Yakub sebelum ia meninggal.
Syilo Menjadi Penguasa Bumi yang Sah
8. Bagaimana dan kapan wewenang Kristus diperluas?
8 Menurut nubuat Yakub, Syilo akan ’ditaati bangsa-bangsa’. Jelaslah, Kristus tidak hanya berkuasa atas Israel rohani. Apa yang akan tercakup olehnya? Penyingkapan 11:15 menjawab, ”Kerajaan dunia menjadi kerajaan Tuan kita dan Kristusnya, dan ia akan memerintah sebagai raja, kekal selama-lamanya.” Alkitab menyingkapkan bahwa Yesus menerima wewenang itu pada akhir ”tujuh masa” yang bersifat nubuat—”waktu yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa”—yakni pada tahun 1914.a (Daniel 4:16, 17; Lukas 21:24) Pada tahun itu, ”kehadiran” Kristus yang tidak kelihatan sebagai Raja Mesianis dimulai, sekaligus waktunya untuk ’melakukan penaklukan di antara musuh-musuhnya’.—Matius 24:3; Mazmur 110:2.
9. Apa yang Yesus lakukan sewaktu ia menerima Kerajaannya, dan apa dampaknya secara tidak langsung terhadap umat manusia, khususnya terhadap murid-muridnya?
9 Tindakan pertama Yesus setelah menerima kuasa sebagai raja adalah mencampakkan pribadi yang adalah personifikasi ketidaktaatan—Setan—bersama hantu-hantunya ”ke bumi”. Sejak itu, roh-roh fasik ini telah menyulut malapetaka yang tidak ada duanya ke atas umat manusia, sekaligus memperkembangkan lingkungan yang sangat mempersulit orang-orang untuk menaati Yehuwa. (Penyingkapan 12:7-12; 2 Timotius 3:1-5) Sebenarnya, sasaran utama peperangan rohani Setan mencakup kaum terurap milik Yehuwa, ”yang menjalankan perintah-perintah Allah dan mempunyai pekerjaan memberikan kesaksian tentang Yesus”, dan rekan-rekan mereka, ”domba-domba lain”.—Penyingkapan 12:17; Yohanes 10:16.
10. Penggenapan nubuat Alkitab mana saja yang menjamin kegagalan peperangan Setan melawan orang-orang Kristen sejati?
10 Akan tetapi, Setan sudah dipastikan gagal karena ini adalah ”hari Tuan”, dan tidak ada hal apa pun yang dapat mencegah Yesus ”menyelesaikan penaklukannya”. (Penyingkapan 1:10; 6:2) Misalnya, ia akan menjamin pemeteraian terakhir atas ke-144.000 orang Israel rohani. Ia juga akan melindungi ”suatu kumpulan besar dari orang-orang yang jumlahnya tidak seorang pun dapat menghitungnya, dari semua bangsa dan suku dan umat dan bahasa”. (Penyingkapan 7:1-4, 9, 14-16) Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka yang terurap, orang-orang ini akan menjadi rakyat Yesus di bumi. (Daniel 7:13, 14) Keberadaan mereka saja di bumi ini sekarang telah menyediakan bukti nyata bahwa Syilo benar-benar Penguasa atas ”kerajaan dunia”.—Penyingkapan 11:15.
Kinilah Waktunya untuk ”Menaati Kabar Baik”
11, 12. (a) Hanya siapa yang akan selamat melewati akhir sistem sekarang ini? (b) Sifat apa saja berkembang dalam diri orang-orang yang menghirup ”roh dunia”?
11 Semua orang yang menginginkan kehidupan abadi harus belajar ketaatan, karena Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa ”orang-orang yang tidak mengenal Allah dan yang tidak menaati kabar baik tentang Tuan kita, Yesus”, tidak akan selamat melewati hari pembalasan Allah. (2 Tesalonika 1:8) Namun, lingkungan yang fasik sekarang ini dan semangat pemberontakannya melawan hukum dan prinsip Alkitab mempersulit kita untuk menaati kabar baik.
12 Alkitab melukiskan semangat menentang Allah ini sebagai ”roh dunia”. (1 Korintus 2:12) Sewaktu menjelaskan dampaknya atas orang-orang, rasul Paulus menulis kepada orang-orang Kristen abad pertama di Efesus, demikian, ”Kamu pada suatu waktu berjalan mengikuti sistem dunia ini, mengikuti penguasa dari wewenang udara, roh yang sekarang bekerja dalam diri putra-putra ketidaktaatan. Ya, pada suatu waktu kita semua termasuk di antara mereka, bertingkah laku selaras dengan keinginan daging kita, melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh daging dan pikiran, dan kita pada dasarnya adalah anak-anak kemurkaan sama seperti yang lain.”—Efesus 2:2, 3.
13. Bagaimana orang Kristen dapat dengan efektif melawan roh dunia, dan apa saja hasilnya yang bermanfaat?
13 Syukurlah, orang-orang Kristen di Efesus tidak terus menjadi budak dari semangat ketidaktaatan itu. Sebaliknya, mereka menjadi anak-anak Allah yang taat dengan tunduk kepada roh-Nya serta menuai buah-buahnya yang limpah dan sehat. (Galatia 5:22, 23) Demikian pula dewasa ini, roh Allah—kekuatan yang paling dahsyat di alam semesta—sedang membantu jutaan orang menjadi taat kepada Yehuwa, yang hasilnya adalah mereka dapat memiliki ”keyakinan penuh akan harapan itu, terus sampai ke akhir”.—Ibrani 6:11; Zakharia 4:6.
14. Bagaimana Yesus menyiagakan semua orang Kristen yang hidup pada hari-hari terakhir sehubungan dengan hal-hal spesifik yang akan menguji ketaatan mereka?
14 Ingatlah juga bahwa kita memiliki dukungan yang ampuh dari Syilo, yang bersama Bapaknya tidak akan membiarkan musuh mana pun—hantu atau manusia—menguji ketaatan kita melampaui apa yang dapat kita tanggung. (1 Korintus 10:13) Sebenarnya, untuk membantu kita dalam peperangan rohani kita, Yesus menguraikan sejumlah problem spesifik yang bakal kita hadapi pada hari-hari terakhir ini. Ia melakukannya melalui tujuh surat, yang ia berikan dalam suatu penglihatan kepada rasul Yohanes. (Penyingkapan 1:10, 11) Pastilah surat-surat tersebut berisi nasihat yang sangat penting bagi orang Kristen pada waktu itu, tetapi penerapan utamanya adalah untuk ”hari Tuan”, sejak tahun 1914. Jadi, betapa tepat bagi kita untuk memberikan perhatian kepada berita-berita ini!b
Hindari Sikap Apatis, Perbuatan Amoral, dan Materialisme
15. Mengapa kita harus menjaga diri dari problem yang mempengaruhi sidang di Efesus, dan bagaimana kita dapat melakukannya? (2 Petrus 1:5-8)
15 Surat pertama Yesus ditujukan kepada sidang di Efesus. Setelah memuji sidang itu karena ketekunannya, Yesus menyatakan, ”Meskipun demikian, aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang mula-mula.” (Penyingkapan 2:1-4) Dewasa ini, beberapa orang Kristen yang dahulu bergairah juga telah kehilangan kasih yang bergelora yang sebelumnya mereka miliki untuk Allah. Hilangnya kasih seperti itu dapat melemahkan hubungan seseorang dengan Allah dan harus ditangani dengan segera. Bagaimana kasih tersebut dapat dikobarkan kembali? Melalui pelajaran Alkitab, kehadiran di perhimpunan, doa, dan perenungan secara teratur. (1 Yohanes 5:3) Memang, hal ini membutuhkan ”upaya yang sungguh-sungguh”, tetapi upaya itu tentulah tidak sia-sia. (2 Petrus 1:5-8) Jika pemeriksaan diri yang jujur menyingkapkan bahwa kasih Saudara telah mendingin, segeralah koreksi situasinya, menaati desakan Yesus, ”Ingatlah dari mana engkau jatuh, dan bertobatlah dan lakukanlah apa yang telah kaulakukan sebelumnya.”—Penyingkapan 2:5.
16. Pengaruh apa saja yang berbahaya secara rohani terdapat di sidang Pergamus dan Tiatira, dan mengapa kata-kata Yesus kepada mereka cocok dewasa ini?
16 Orang-orang Kristen di Pergamus dan Tiatira dipuji atas integritas, ketekunan, dan gairah mereka. (Penyingkapan 2:12, 13, 18, 19) Namun, mereka dipengaruhi oleh orang-orang tertentu yang memperlihatkan semangat fasik Bileam dan Izebel, yang melalui perbuatan seks yang amoral dan penyembahan Baal memberikan pengaruh yang merusak di Israel zaman dahulu. (Bilangan 31:16; 1 Raja 16:30, 31; Penyingkapan 2:14, 16, 20-23) Tetapi, bagaimana dengan zaman kita—”hari Tuan”? Apakah pengaruh yang sama jahatnya tampak nyata? Ya, karena sejauh ini, perbuatan amoral adalah penyebab utama pemecatan di antara umat Allah. Oleh karena itu, betapa penting agar kita menghindari pergaulan dengan semua orang—di dalam dan di luar sidang—yang memberikan pengaruh yang merusak moral! (1 Korintus 5:9-11; 15:33) Orang-orang yang ingin menjadi rakyat Syilo yang taat juga akan menghindari hiburan yang meragukan dan pornografi, baik yang tercetak maupun di Internet.—Amos 5:15; Matius 5:28, 29.
17. Bagaimana pandangan dan sikap orang-orang di Sardis dan Laodikia berbeda dengan pandangan Yesus akan kondisi rohani mereka?
17 Kecuali segelintir pribadi, sidang di Sardis sama sekali tidak menerima pujian. Sidang itu mempunyai ”nama”, atau kelihatan hidup, tetapi telah sedemikian terjerumus ke dalam sikap apatis secara rohani sehingga bagi Yesus sidang itu ”mati”. Ketaatan kepada kabar baik menjadi sekadar rutin belaka. Benar-benar dakwaan yang serius! (Penyingkapan 3:1-3) Keadaan sidang di Laodikia tidak jauh berbeda. Sidang itu bermegah akan kekayaan materi dan mengatakan, ”Aku kaya”, tetapi bagi Kristus, ia ”sengsara, patut dikasihani, miskin, buta, dan telanjang”.—Penyingkapan 3:14-17.
18. Apa yang perlu dilakukan agar kita tidak menjadi suam-suam kuku secara rohani di mata Allah?
18 Dewasa ini, beberapa orang Kristen yang dahulu setia juga telah jatuh ke dalam pola ketidaktaatan yang sama. Barangkali mereka telah membiarkan roh dunia menggerogoti perasaan mendesak dari kehidupan mereka, sehingga mengembangkan sikap suam-suam kuku secara rohani terhadap pelajaran Alkitab, doa, perhimpunan Kristen, dan pelayanan. (2 Petrus 3:3, 4, 11, 12) Alangkah pentingnya agar orang-orang tersebut menaati Kristus dengan berinvestasi dalam kekayaan rohani—ya, ”membeli dari [Kristus] emas yang dimurnikan dengan api”! (Penyingkapan 3:18) Kekayaan sejati seperti itu mencakup ”kaya dengan perbuatan baik, murah tangan, rela membagi apa yang mereka miliki”. Dengan berinvestasi dalam aset yang benar-benar berharga ini, kita ’menimbun harta dengan cara yang aman sebagai fondasi yang baik bagi diri kita untuk masa depan, agar kita dapat dengan teguh menggenggam kehidupan yang sebenarnya’.—1 Timotius 6:17-19.
Dipuji karena Ketaatan Mereka
19. Apa saja pujian dan desakan yang Yesus berikan kepada orang-orang Kristen di Smirna dan Filadelfia?
19 Sidang-sidang di Smirna dan Filadelfia adalah teladan yang menonjol dalam hal ketaatan, karena tidak ada teguran dalam surat Yesus kepada mereka. Kepada orang-orang di Smirna, ia mengatakan, ”Aku tahu kesengsaraan dan kemiskinanmu—tetapi engkau kaya.” (Penyingkapan 2:9) Alangkah kontrasnya dengan orang-orang di Laodikia, yang bermegah akan kekayaan duniawi tetapi sebenarnya miskin! Tentu saja, Iblis tidak senang melihat siapa pun memperlihatkan kesetiaan dan ketaatan kepada Kristus. Oleh karena itu, Yesus memperingatkan, ”Janganlah takut terhadap hal-hal yang akan engkau derita. Lihat! Si Iblis akan terus melemparkan beberapa dari antara kamu ke dalam penjara agar kamu diuji sepenuhnya, dan agar kamu mengalami kesengsaraan selama sepuluh hari. Buktikanlah dirimu setia bahkan sampai mati, dan aku akan memberimu mahkota kehidupan.” (Penyingkapan 2:10) Demikian pula, Yesus memuji orang-orang di Filadelfia, dengan mengatakan, ”Engkau memperhatikan firmanku [atau, menaatiku] dan tidak akan menyangkal namaku. Aku akan segera datang. Teruslah pegang erat apa yang kaumiliki, agar tidak seorang pun mengambil mahkotamu.”—Penyingkapan 3:8, 11.
20. Bagaimana jutaan orang dewasa ini memperhatikan kata-kata Yesus, dan sekalipun menghadapi situasi apa?
20 Pada ”hari Tuan”, yang dimulai pada tahun 1914, kaum sisa yang setia dan rekan-rekan mereka domba-domba lain, yang kini berjumlah jutaan orang, juga telah memperhatikan kata-kata Yesus melalui dinas mereka yang bergairah dan dengan memegang erat integritas mereka. Seperti saudara-saudara mereka pada abad pertama, beberapa telah menderita karena ketaatan kepada Kristus, bahkan dijebloskan ke dalam penjara dan kamp konsentrasi. Ada juga yang telah memperhatikan kata-kata Yesus dengan terus memiliki ’mata yang sederhana’, sekalipun dikelilingi oleh orang-orang yang kaya raya dan tamak. (Matius 6:22, 23) Ya, di setiap lingkungan dan dalam setiap situasi, orang-orang Kristen sejati, melalui ketaatan mereka, terus membuat hati Yehuwa bersukacita.—Amsal 27:11.
21. (a) Kewajiban rohani apa yang akan terus dipenuhi oleh golongan budak? (b) Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita benar-benar ingin menaati Syilo?
21 Seraya kita mendekati kesengsaraan besar, ”budak yang setia dan bijaksana” tetap bertekad untuk tidak mengkompromikan ketaatannya kepada sang Majikan, Kristus. Hal ini mencakup menyediakan makanan rohani yang tepat waktu bagi rumah tangga Allah. Jadi, marilah kita terus mensyukuri organisasi teokratis Yehuwa yang menakjubkan dan apa yang disediakannya. Dengan cara ini, kita mempertunjukkan ketundukan kita kepada Syilo, yang akan mengupahi seluruh rakyatnya yang taat dengan kehidupan abadi.—Matius 24:45-47; 25:40; Yohanes 5:22-24.
[Catatan Kaki]
a Untuk penjelasan tentang ”tujuh masa”, lihat pasal 10 buku Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
b Untuk pembahasan terperinci mengenai ketujuh surat itu, silakan lihat buku Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, mulai halaman 33.
-