PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Minyak​—Pengaruhnya terhadap Anda
    Sedarlah!—2003 | 8 November
    • Minyak​—Pengaruhnya terhadap Anda

      PERNAHKAH Anda berpikir sejenak apa jadinya kehidupan banyak orang kalau tidak ada minyak bumi dan produk-produknya?a Oli yang dibuat dari minyak bumi digunakan untuk melumasi kendaraan bermotor, sepeda, kereta dorong bayi, dan benda lain yang memiliki bagian-bagian yang bergerak. Oli mengurangi gesekan, sehingga memperlambat kerusakan komponen mesin. Tetapi, bukan itu saja.

      Minyak bumi digunakan untuk membuat bahan bakar bagi pesawat, mobil, dan sistem pemanas. Banyak kosmetik, cat, tinta, obat, pupuk, dan plastik serta tak terhitung banyaknya benda lain mengandung produk minyak bumi. Bagi banyak orang, kehidupan sehari-hari akan berbeda drastis jika tidak ada minyak. Tidak heran bahwa menurut sebuah narasumber, minyak bumi dan produk-produknya memiliki ”variasi penggunaan yang lebih besar daripada, boleh dikatakan, semua substansi lain di dunia ini”. Bagaimana kita memperoleh minyak bumi? Dari mana asalnya? Berapa lama manusia telah menggunakannya?

      Alkitab memberi tahu kita bahwa lebih dari dua milenium sebelum zaman Kristus, Nuh, mengikuti instruksi ilahi, membangun sebuah kapal raksasa dan menggunakan ter​—kemungkinan salah satu substansi minyak bumi​—guna membuatnya kedap air. (Kejadian 6:14) Substansi-substansi minyak bumi digunakan oleh orang Babilonia untuk membuat batu bata yang dikeringkan dengan perapian, oleh orang Mesir dalam proses membuat mumi, dan oleh bangsa-bangsa zaman dahulu lainnya untuk tujuan medis.

      Siapa yang pernah menyangka bahwa produk ini akan menjadi begitu penting dalam dunia dewasa ini? Tak seorang pun dapat membantah bahwa peradaban industri modern bergantung pada minyak bumi.

      Penggunaan minyak bumi untuk penerangan buatan telah melambungkannya ke ketenaran. Pada abad ke-15, minyak dari sumur-sumur permukaan digunakan untuk lampu-lampu di Baku, sekarang ibu kota Azerbaijan. Pada tahun 1650, reservoir-reservoir minyak dangkal digali di Rumania, dan di sana minyak, dalam bentuk minyak tanah, digunakan untuk penerangan. Pada pertengahan abad ke-19, negeri itu dan negeri-negeri lainnya di Eropa Timur telah memiliki industri minyak yang makmur.

      Di Amerika Serikat, pencarian akan bahan penerang yang bermutu tinggi pada tahun 1800-an merupakan alasan utama sekelompok pria berupaya mencari minyak. Pria-pria ini dengan benar menyimpulkan bahwa agar menghasilkan cukup banyak minyak tanah untuk disalurkan ke pasar, mereka harus melakukan pengeboran. Jadi, pada tahun 1859, sebuah sumur minyak berhasil dibor di Pennsylvania. Demam minyak telah dimulai. Apa yang terjadi selanjutnya?

      [Catatan Kaki]

      a Selain minyak bumi, yang berbentuk cairan, ada senyawa yang berkaitan, yakni gas alam, yang juga dikenal sebagai metana. Kedua substansi ini kadang-kadang merembes ke permukaan melalui celah-celah dalam bumi. Minyak dapat berbentuk cairan atau aspal, minyak ter, bitumen, atau ter.

      [Kotak di hlm. 3]

      MINYAK BUMI​—APAKAH ITU?

      Minyak bumi adalah campuran hidrokarbon gas, cair, dan padat yang kental, mudah terbakar, dan berwarna kuning hingga hitam yang ada secara alami di bawah permukaan bumi. Minyak bumi dapat dipisah-pisah menjadi komponen-komponen yang mencakup gas alam, bensin, nafta, minyak tanah, bahan bakar dan minyak pelumas, lilin parafin, serta aspal dan digunakan sebagai bahan mentah untuk beraneka ragam produk turunan.

  • Minyak​—Bagaimana Kita Memperolehnya?
    Sedarlah!—2003 | 8 November
    • Minyak​—Bagaimana Kita Memperolehnya?

      ”JADILAH terang.” Di Amerika Serikat pada abad ke-19, sebuah sumber baru untuk penerangan artifisial dibutuhkan untuk menggantikan ketidaknyamanan cahaya berpendar-pendar yang dihasilkan oleh lemak, minyak paus, dan substansi-substansi lain. Apa solusinya? Minyak! Di mana itu dapat ditemukan?

      Pada tahun 1859, Edwin L. Drake, seorang pensiunan pemandu rel kereta, dengan menggunakan sebuah mesin uap tua, mengebor sumur sedalam 22 meter hingga mencapai minyak mentah pertama yang ditemukan di dekat Titusville, Pennsylvania, AS. Hal ini menandai dimulainya zaman minyak. Seraya minyak ditemukan di banyak bagian dunia, substansi ini mengakibatkan konsekuensi ekonomi dan politik yang besar. Minyak terbukti sebagai sumber penerangan artifisial bermutu tinggi yang sudah ditunggu-tunggu dunia ini.

      Segera, pembelian tanah secara terburu-buru dan pengeboran sumur menjadi aktivitas utama di daerah-daerah yang disebut wilayah minyak di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun itu, merupakan hal biasa mendengar ada orang yang tiba-tiba menjadi kaya dan ada orang yang akhirnya kehilangan hartanya. Ironisnya, Edwin Drake, pengebor sumur pertama di Pennsylvania, termasuk orang yang disebut belakangan.

      Meskipun popularitas minyak naik daun secara luar biasa, atau mungkin malah karena itu, industri minyak di Pennsylvania segera mengalami kejatuhan pertamanya. Harga minyak anjlok dari 20 dolar per barel menjadi 10 sen! Produksi yang berlebihan dan spekulasi membuat harga-harga jatuh, dan beberapa sumur segera habis isinya. Pengingat khusus dari masa-masa itu adalah Pithole City, Pennsylvania, yang sekarang adalah kota hantu. Kota itu didirikan, berkembang pesat, dan ditelantarkan​—semuanya dalam jangka waktu lebih dari satu setengah tahun. Masa-masa baik dan buruknya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah minyak.

      Pada tahun 1870, John D. Rockefeller dan beberapa rekannya mendirikan Standard Oil Company. Perusahaan ini mendominasi pasar minyak tanah hingga para pesaing muncul, khususnya di industri minyak Rusia. Salah satu pesaingnya adalah Marcus Samuel, pendiri perusahaan yang sekarang dikenal sebagai Royal Dutch/Shell Group. Selain itu, sebagai hasil kelihaian Nobel bersaudara,a sebuah perusahaan minyak yang kuat didirikan di Rusia dengan minyak yang diekstrak dari ladang-ladang di Baku.

      Itulah awal sejarah serangkaian perusahaan minyak. Sejak itu, berbagai aliansi dan organisasi telah diciptakan untuk menghindari ketidakstabilan harga dan produksi pada masa-masa awal itu. Salah satunya adalah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang ke-11 anggotanya secara kelompok memiliki sebagian besar cadangan aktual minyak mentah dunia.​—Lihat kotak di halaman 7.

      Berapa Banyak Minyak, dan di Mana?

      Pada akhir abad ke-19, penyebaran listrik secara luas dapat berarti kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan minyak. Akan tetapi, penemuan luar biasa lainnya telah secara drastis membalikkan situasinya​—mesin pembakaran internal, yang terutama digunakan dalam mobil. Bensin, sebuah produk minyak bumi, sekarang sangat penting bagi kendaraan bermesin, yang sudah tersedia di sebagian besar negara maju pada akhir tahun 1920-an. Sekarang, jauh lebih banyak minyak lagi dibutuhkan agar lalu lintas dunia tetap bergerak, tetapi di manakah itu dapat ditemukan?

      Seraya tahun demi tahun berlalu, keunggulan minyak di pasar global telah diperkuat oleh terus ditemukannya ladang-ladang minyak baru di berbagai bagian dunia​—berjumlah sekitar 50.000! Namun, dalam soal produksi, faktor pentingnya adalah, bukan jumlah ladang yang ditemukan, melainkan ukurannya. Seberapa besarkah mereka?

      Ladang minyak yang mengandung sekurang-kurangnya lima miliar barel minyak yang dapat diambil​—disebut raksasa super​—adalah yang terbesar dalam klasifikasi, sementara yang kedua terbesar (dari lima ratus juta hingga lima miliar barel) disebut raksasa kelas dunia. Meskipun sekitar 70 negara terdaftar dalam ”U.S. Geological Survey World Petroleum Assessment 2000” sebagai negara yang memiliki cadangan minyak, hanya sedikit dari mereka yang memiliki ladang minyak raksasa. (Lihat kotak di halaman 7.) Jumlah terbesar ladang minyak raksasa super berkelompok di basin sedimen Arab-Iran, yang mencakup daerah di Teluk Persia dan sekitarnya.

      Pencarian sumber-sumber minyak yang baru belum berhenti. Sebaliknya, itu telah diperkuat oleh teknologi canggih. Saat ini, wilayah Laut Kaspia, yang terdiri dari negara Azerbaijan, Iran, Kazakstan, Rusia, Turkmenistan, dan Uzbekistan, telah menarik perhatian para produsen minyak. Menurut Administrasi Informasi Energi AS, wilayah ini memiliki potensi yang sangat besar untuk eksploitasi minyak dan gas alam. Rute-rute ekspor alternatif, seperti melewati Afghanistan, sedang dikaji. Daerah lain yang berpotensi juga ditemukan di Timur Tengah, Greenland, dan beberapa bagian Afrika. Proses mengubah hidrokarbon yang ditemukan menjadi energi dan benda untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah cerita lain.

      Bagaimana Minyak Diekstrak?

      Para geolog dan penyurvei mencari tempat-tempat minyak mentah terperangkap di bawah tanah. Setelah melakukan beberapa pengukuran spesifik dan mengambil sampel, mereka mengebor untuk memastikan keberadaan minyak. Pada masa-masa awal, sewaktu ladang minyak berhasil ditembus, lumpur dan minyak pun menyembur, yang berakibat hilangnya minyak yang pertama-tama keluar dan berisiko ledakan. Akan tetapi, melalui alat-alat pengukur dan katup-katup khusus, kilang-kilang minyak dewasa ini mencegah terjadinya hal itu. Pengeboran yang lebih kecil dan lebih dalam juga dapat dilakukan dewasa ini.

      Pada akhirnya, tekanan yang membuat minyak dan gas keluar menurun, dan itu harus dipertahankan dengan menyuntikkan air, bahan kimia, karbon dioksida, dan gas-gas lain, seperti nitrogen. Bergantung pada zonanya, minyak dapat memiliki tingkat kepadatan yang berbeda-beda. Sewajarnya, minyak ringan sejauh ini lebih disukai, karena lebih mudah diperoleh dan dimurnikan.

      Sebagaimana dijelaskan oleh Institut Minyak Bumi Amerika, teknologi modern mencakup pengeboran horizontal, yang dilakukan hampir paralel dengan kerak bumi, sehingga mengurangi jumlah sumur yang harus dibor. Ekstraksi lepas pantai, yang dimulai pada tahun 1947 di Teluk Meksiko, sangat meningkatkan produksi minyak. Tentu saja, metode ekstraksi yang digunakan berdampak langsung pada harga produksi finalnya.b

      Bagaimana Minyak Diangkut?

      Pada tahun 1863 di Pennsylvania, jalur pipa kayu berdiameter kecil dibangun untuk mengangkut minyak, karena ini lebih murah dan lebih ringan ketimbang drum berkapasitas 42 galon yang diangkut kereta kuda.c Sistem jalur pipa dewasa ini telah berkembang dan berlipat ganda. Menurut Asosiasi Jalur Pipa Minyak, Amerika Serikat saja memiliki jaringan jalur pipa minyak bumi sepanjang 300.000 kilometer!

      Sistem jalur pipa demikian, yang umumnya dibuat dari logam, menyalurkan bukan hanya minyak mentah ke pabrik pemurnian melainkan juga produk minyak akhir ke penyalur. Teknologi jalur pipa modern memungkinkan adanya sistem otomatis yang memantau aliran dan tekanan. Alat-alat kecil yang cerdas yang menginspeksi ratusan kilometer jalur pipa sambil melewatinya, inspeksi Kebocoran dengan Fluks Magnetis, dan inspeksi ultrasonik dalam pipa juga telah dikembangkan. Namun, yang terlihat oleh semua pengguna produk akhirnya mungkin hanyalah papan penunjuk adanya jalur pipa minyak bumi di bawah tanah dan peringatan bahwa tidak boleh dilakukan penggalian di situ.

      Tetapi, meskipun berguna, sistem jalur pipa tidak praktis untuk mengangkut sejumlah besar minyak lewat laut. Tetapi para pengusaha minyak masa awal menemukan solusi untuk hal itu juga​—tanker minyak yang besar sekali. Ini adalah kapal-kapal yang dirancang secara khusus dan panjangnya mencapai 400 meter. Tanker adalah kapal terbesar yang mengarungi lautan dan sanggup mengangkut hingga lebih dari satu juta barel minyak. Sayangnya, meskipun kelihatannya perkasa, tanker memiliki kelemahan yang belum teratasi, sebagaimana diperlihatkan dalam kotak ”Tentang Tumpahan Minyak”. Kapal tongkang dan lori juga merupakan alat umum untuk mengangkut minyak dalam jumlah besar. Meskipun demikian, dalam perjalanan minyak ke konsumen, transportasi barulah setengah ceritanya.

      Nyala api kecil dari pipa vertikal yang tinggi​—yang berfungsi sebagai katup pengaman—merupakan petunjuk bagus bahwa yang Anda lihat adalah pabrik pemurnian minyak. Pada dasarnya, di fasilitas-fasilitas pemurnian yang besar ini, minyak mentah dipanaskan dan dikirim ke menara penyulingan atmosferis, tempat minyak itu dipisah-pisah menjadi beberapa komponen. Komponen-komponen ini berkisar dari yang paling ringan​—gas, misalnya butana—hingga yang paling berat, yang diproses menjadi pelumas, serta produk-produk lain. (Lihat halaman 8-9.) Namun, masih ada pertanyaan yang belum terjawab: Apakah minyak menguntungkan sekaligus merugikan?

      [Catatan Kaki]

      a Salah satunya, Alfred Bernhard Nobel, belakangan menjadi pencetus Hadiah Nobel.

      b ”Sebuah menara apung yang dibangun di perairan berkedalaman lebih dari 300 meter di Teluk Meksiko diperkirakan memproduksi minyak sekitar 65 kali biaya produksi di Timur Tengah.”​—The Encyclopædia Britannica.

      c Pada masa-masa awal, minyak disimpan dan diangkut dalam drum kayu, seperti yang digunakan untuk anggur.​—Lihat kotak di halaman 5.

      [Kotak/Gambar di hlm. 5]

      BAREL ATAU TON?

      Perusahaan-perusahaan minyak pertama di Pennsylvania mengangkut minyak dalam drum anggur berkapasitas 48 galon. Akhirnya hanya 42 galon minyak yang dimasukkan supaya tidak tumpah dalam perjalanan. Ukuran 42 galon itu, disebut satu barel, masih digunakan dewasa ini dalam perdagangan minyak.

      Sejak awal, minyak untuk Eropa diangkut lewat laut dan biasanya diukur dengan berat, dalam ton, sebagaimana dilakukan dewasa ini.

      [Keterangan]

      Sumber: Institut Minyak Bumi Amerika

      [Kotak di hlm. 6]

      BAGAIMANA MINYAK BUMI TERBENTUK?

      Pendapat yang beredar di antara kebanyakan ilmuwan sejak tahun 1870-an adalah teori biogenik. Teori ini ”menyatakan bahwa sisa-sisa zat biologis yang terkubur dalam sedimen membusuk menjadi minyak dan gas alam dalam jangka waktu yang panjang dan bahwa minyak bumi ini kemudian terkonsentrasi dalam pori-pori batu sedimen di lapisan kerak [Bumi] yang teratas”. Proses ini kemudian menghasilkan minyak bumi, yang komponen utamanya adalah hidrokarbon​—⁠yaitu hidrogen dan karbon. Akan tetapi, sejak tahun 1970-an, teori ini dari waktu ke waktu telah ditantang oleh beberapa ilmuwan.

      Dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 20 Agustus 2002, artikel ”Asal Mula Hidrokarbon dan Minyak Bumi” diterbitkan. Para penulisnya berpendapat bahwa asal mula minyak bumi alami pasti terjadi pada kedalaman yang ”mencapai mantel Bumi” dan bukan pada kedalaman yang jauh lebih dangkal seperti anggapan umum selama ini.

      Fisikawan Thomas Gold telah menyarankan beberapa teori yang kontroversial dan menjelaskan alasannya secara mendetail dalam bukunya, The Deep Hot Biosphere​—⁠The Myth of Fossil Fuels. Ia menulis, ”Teori asal mula biologis hidrokarbon begitu disenangi di Amerika Serikat dan di banyak bagian Eropa sehingga teori itu dengan efektif menutup riset tentang pandangan yang berlawanan. Tidak demikian halnya di negara-negara bekas Uni Soviet.” Itu ”kemungkinan besar dikarenakan kimiawan Rusia yang terpandang, Mendeleyev, telah mendukung pandangan abiogenis [bukan biologis]. Argumen yang ia hadirkan semakin kuat saja dewasa ini, dengan adanya informasi yang sangat luas yang sekarang kita miliki”. Apakah pandangan abiogenis itu?

      Gold mengatakan, ”Teori abiogenis menyatakan bahwa hidrokarbon adalah suatu komponen dari materi pembentuk bumi, melalui akumulasi benda-benda padat secara perlahan-lahan, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.” Menurut teori ini, unsur-unsur minyak bumi telah berada jauh di kedalaman bumi sejak bumi terbentuk.d

      [Catatan Kaki]

      d Sedarlah! tidak memihak salah satu teori tersebut. Majalah ini sekadar melaporkannya.

      [Kotak/Gambar di hlm. 10, 11]

      TENTANG TUMPAHAN MINYAK

      ◼ Jumlah total minyak yang tumpah dari tanker antara tahun 1970 dan 2000 adalah 5.322.000 ton

      ◼ Tumpahan minyak terbesar terjadi pada tahun 1979 sewaktu Atlantic Empress bertabrakan dengan Aegean Captain di Karibia, mengakibatkan tumpahan sebanyak 287.000 ton

      ◼ Exxon Valdez hanya berada di sekitar urutan ke-34 tumpahan terbesar

      ◼ Meskipun kebanyakan tumpahan tanker diakibatkan oleh operasi-operasi seperti pemuatan, pengeluaran, dan pengisian bunker pada tanker, tumpahan terbesar berkaitan dengan tabrakan antarkapal dan karam kapal

      ◼ Beberapa tumpahan minyak utama yang diakibatkan bukan oleh tanker:

      ● Meledaknya sumur eksplorasi Ixtoc I pada tahun 1979, di Teluk Meksiko. Total tumpahan: 500.000.000 liter

      ● Meledaknya kilang minyak di Teluk Persia pada tahun 1983. Total tumpahan: 300.000.000 liter

      ● Pelepasan yang disengaja pada tahun 1991, di Teluk Persia. Total tumpahan: 900.000.000 liter

      [Gambar]

      Tanker minyak ”Erika” tenggelam dekat Penmarch Point, Prancis, 13 Desember 1999

      [Keterangan]

      Sumber: International Tanker Owners Pollution Federation Limited, ”Oil Spill Intelligence Report”, ”The Encarta Encyclopedia”

      © La Marine Nationale, France

      [Bagan/Gambar di hlm. 8, 9]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      PRODUKSI MINYAK​—DISEDERHANAKAN

      1​—MENGEKSPLORASI

      SATELIT

      Sistem Penentuan Posisi Global menyediakan sinyal akurat yang digunakan untuk survei

      GEOFON

      TRUK PENGGETAR

      HIDROFON

      KAPAL SEISMIK

      Survei seismik, salah satu metode yang digunakan, mencatat pantulan-pantulan bawah tanah dari gelombang-gelombang suara buatan

      2​—MENGEKSTRAK

      SUMUR DI DARAT

      JALUR PIPA

      SUMUR BAWAH TANAH

      Metode-metode ekstraksi mencakup penggunaan sumur minyak di darat, lepas pantai, atau bawah air. Untuk mempertahankan tekanan, gas atau air dapat disuntikkan

      [Gambar]

      SUMUR MINYAK BAWAH AIR

      Kapal-kapal selam yang dikendalikan dari jarak jauh digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas produksi di dasar laut

      [Gambar]

      PENGEBORAN HORIZONTAL

      Motor-motor yang dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang ahli mesin memutar mata bor, dan sensor mendeteksi sifat batu

      3​—MENGANGKUT

      KILANG LEPAS PANTAI

      TANKER

      Jalur pipa di atas tanah, di bawah tanah, dan di bawah laut mengangkut minyak. Metode pengangkutan lain mencakup tanker, tongkang, dan lori

      4​—MEMURNIKAN

      PABRIK PEMURNIAN

      Minyak mentah dipanaskan, disuling, dan dipecah menjadi fraksi-fraksi yang dapat digunakan untuk membuat produk sehari-hari

      MENARA PENYULINGAN

      Sewaktu minyak mentah yang lengket dan berwarna gelap dipanaskan dalam tanur, hidrokarbon berubah menjadi gas. Gas berkondensasi kembali menjadi cairan pada berbagai suhu. Dengan demikian, minyak dipisahkan menjadi bagian-bagian, atau fraksi-fraksinya

      20°C

      GAS PEMURNIAN

      Ini mencakup metana, etana, propana, dan butana

      20°-70°C

      GASOLIN

      Digunakan sebagai bahan bakar mobil dan sebagai bahan mentah untuk plastik

      70°-160°C

      NAFTA

      Dapat dijadikan plastik, bahan bakar mobil, dan bahan kimia lainnya

      160°-250°C

      KEROSIN

      Dijadikan bahan bakar jet dan kompor

      250°-350°C

      MINYAK GAS

      Dijadikan bahan bakar diesel dan tanur

      TANUR

      399°C

      RESIDU

      Diproses lagi menjadi bahan bakar pemurnian, bahan bakar berat, lilin, minyak gemuk, dan aspal

      PEMECAH KATALISIS

      Hidrokarbon dipanaskan dengan uap dan dicampur dengan katalis panas berupa gel aluminium-silika bubuk. Proses ini memecahkan hidrokarbon menjadi molekul yang lebih kecil dan lebih berguna

      Katalis bubuk bercampur dengan hidrokarbon dalam uap

      ETANOL

      Cairan pelarut ini digunakan dalam pembuatan cat, kosmetik, parfum, sabun, dan pewarna

      PLASTIK

      Stirena, misalnya, terbuat dari campuran benzena dengan etilena

      ADITIF GASOLIN

      Peningkat nilai oktan mencegah gas agar tidak menyala terlalu cepat di dalam mesin, sehingga meningkatkan kinerjanya

      [Keterangan]

      Photo Courtesy of Phillips Petroleum Company

      [Grafik di hlm. 7]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      SUMBER UTAMA MINYAK

      Jumlah total dalam miliar barel. Ini tidak mencakup sumber-sumber yang belum ditemukan

      ▪ Anggota OPEC

      • Negara yang memiliki satu atau lebih ladang super

      Produksi kumulatif

      ◆ Cadangan

      ▪ • ◆ 332,7 ARAB SAUDI

      • ◆ 216,5 AMERIKA SERIKAT

      • ◆ 192,6 RUSIA

      ▪ • ◆ 135,9 IRAN

      ▪ • ◆ 130,6 VENEZUELA

      ▪ • ◆ 125,1 KUWAIT

      ▪ • ◆ 122,8 IRAK

      ▪ • ◆ 113,3 UNI EMIRAT ARAB

      • ◆ 70,9 MEKSIKO

      • ◆ 42,9 CINA

      ▪ • ◆ 41,9 LIBIA

      ▪ ◆ 33,4 NIGERIA

      ◆ 21,2 KANADA

      ▪ ◆ 21,0 INDONESIA

      ◆ 20,5 KAZAKSTAN

      ▪ • ◆ 18,3 ALJAZAIR

      ◆ 17,6 NORWEGIA

      ◆ 16,9 KERAJAAN INGGRIS

      [Gambar di hlm. 4]

      Sumur minyak mentah pertama, Titusville, Pennsylvania, 1859

      Minyak menyembur dari sebuah sumur di Texas

      [Keterangan]

      Brown Brothers

      [Gambar di hlm. 5]

      Ladang minyak masa awal, Beaumont, Texas

      [Gambar di hlm. 5]

      Gerobak kuda pengangkut drum minyak

      [Gambar di hlm. 10]

      Sumur minyak berkobar di Kuwait

      [Keterangan Gambar di hlm. 5]

      All photos: Brown Brothers

  • Minyak​—Berkat Sekaligus Kutukan?
    Sedarlah!—2003 | 8 November
    • Minyak​—Berkat Sekaligus Kutukan?

      SEJAUH manakah negara maju bergantung pada minyak dan produk-produknya? Minyak​—dan gas alam​—sangat penting bagi mereka, dan ini telah menciptakan, sebagaimana dikatakan Daniel Yergin dalam bukunya The Prize, ”Masyarakat Hidrokarbon”. Pikirkan saja tentang minyak pemanas, minyak gemuk, lilin, aspal, dan benda-benda yang dibuat dari bahan petrokimia​—pesawat terbang, mobil, perahu, zat perekat, cat, kain poliester, sepatu olahraga, mainan, pewarna, aspirin, deodoran, kosmetik, piringan perekam, komputer, TV, telepon. Setiap hari, banyak orang menggunakan sebagian dari 4.000 lebih produk atau barang yang terbuat dari minyak, yang membentuk kehidupan modern. Namun, bagaimana dengan bahaya terhadap jaring kehidupan yang telah menjadi ciri sejarah minyak sejak awalnya?

      Raja yang ”Tidak Memerintah dengan Bajik”

      Pada akhir tahun 1940, sewaktu perang antara Rumania dan Hongaria tampak sudah tak terelakkan lagi, diktator Nazi Adolf Hitler segera bertindak sebagai penengah. Karena niat baik? Sebenarnya, Hitler ingin mencegah jatuhnya sumur-sumur minyak Rumania ke bawah kendali Uni Soviet. Minyak jugalah yang menjadi faktor utama invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990 dan ikut sertanya negara-negara lain dalam serangan balasan. Masih ada banyak lagi peristiwa yang mirip. Sering kali, keinginan untuk mengendalikan minyak telah menjadi penyebab konflik dan penderitaan.

      Minyak bukan hanya penting bagi kehidupan modern melainkan juga sudah menjadi masalah sentral dalam bidang politik dan menjadi minat khusus segelintir penguasa. Sebagaimana dinyatakan belum lama ini oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), minyak bukanlah produk biasa, melainkan ”suatu aset strategis”. Minyak telah digunakan di antara bangsa-bangsa untuk meningkatkan pengaruh politik, melalui embargo dan sanksi. Selain itu, sumur minyak, pabrik pemurnian, dan tanker telah menjadi sasaran serangan teroris​—sering kali menyebabkan kerusakan parah pada lingkungan.

      Industri minyak telah dituduh menambah kerusakan terhadap lingkungan melalui emisi karbon dioksida, yang mungkin turut mengakibatkan perubahan iklim global. Menurut laporan dari PEMEX (Petróleos Mexicanos), salah satu perusahaan minyak terbesar dunia, bahan-bahan pencemar dikeluarkan selama berbagai fase pemrosesan minyak bumi. Meskipun bensin lebih bersih sekarang​—hampir enam tahun setelah Protokol Kyoto, manakala 161 negeri berkumpul untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi ancaman berupa pemanasan iklim global​—banyak orang merasa bahwa tidak ada banyak perubahan. Di pihak lain, OPEC mengatakan bahwa ”minyak adalah pencipta kemakmuran dan kesejahteraan yang dinikmati dewasa ini” oleh banyak negeri. Namun, apakah kasusnya selalu demikian?

      Beberapa orang akan menunjuk ke kerusakan yang diakibatkan oleh pengeboran sumur minyak dan pembangunan jalur pipa. Yang lain-lain mungkin menunjuk ke peningkatan jumlah pengangguran di Arab Saudi, negeri dengan cadangan minyak terbesar. Alí Rodríguez Araque, presiden OPEC, mengatakan, ”Pemerintah negara-negara maju sedang mengeruk keuntungan yang sangat besar dari pengorbanan yang mereka tuntut dari para produsen, pemurni, dan konsumen.”

      CorpWatch, sebuah organisasi yang berupaya membuat perusahaan-perusahaan bertanggung jawab atas kasus-kasus seperti keadilan lingkungan, menyatakan, ”Minyak masih menjadi Raja. Tetapi, ia tidak memerintah dengan bajik.”

      Bagaimana masa depan minyak kelak?

  • Minyak​—Apakah Bakal Habis?
    Sedarlah!—2003 | 8 November
    • Minyak​—Apakah Bakal Habis?

      ”Tanpa [energi], roda industri tidak berputar . . . Tidak ada mobil, truk, kereta api, kapal, atau pesawat terbang yang dapat dibuat . . . Tanpa energi, rumah-rumah akan tetap dingin dan tidak terang, makanan tidak akan dapat dimasak. . . . Tanpa sumber energi, kita akan benar-benar kembali ke Zaman Batu.”​—Dari ”U.S. Geological Survey World Petroleum Assessment 2000”.

      PARA pakar energi berteori bahwa persediaan minyak mungkin akhirnya akan habis. Beberapa memperkirakan bahwa cadangan minyak akan bertahan dari 63 hingga 95 tahun lagi. Sementara itu, sumber-sumber energi lainnya sedang dimanfaatkan, beberapa di antaranya telah digunakan selama puluhan tahun. Di antara energi yang dapat diperbarui​—atau dapat diisi kembali dengan cepat​—adalah sebagai berikut: matahari, angin, gelombang, tenaga air, dan panas laut. Namun, sekarang ini, problem utamanya masih berkaitan dengan produksi dan distribusinya.

      Prospek menghabiskan sumber energi yang tak dapat diperbarui dan kemudian beralih ke sumber energi yang dapat diperbarui pastilah suram. Perusahaan-perusahaan minyak siap mengambil keuntungan dari waktu ketersediaan minyak yang katanya terbatas itu. Sayang sekali, ada banyak alasan untuk mengantisipasi bahwa problem sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan minyak akan terus ada selama minyak masih tersedia. Tentu saja, akar dari semua problem ini bukanlah minyak itu sendiri. Sikap manusia yang serakah dan haus akan kekuasaanlah yang telah mencoreng reputasi minyak.

      Syukurlah, masa depan minyak​—dan, bahkan, semua sumber energi​—bukan di tangan bangsa-bangsa. Pada akhirnya, hal itu berada di tangan Pencipta dan Pengurus bumi, Allah Yehuwa, yang telah berjanji bahwa tidak lama lagi setiap problem lingkungan dan sosial yang berkaitan dengan penggunaan dan penyalahgunaan sumber-sumber daya bumi akan lenyap. (Penyingkapan [Wahyu] 4:​11) Sebagaimana dinyatakan Alkitab, saatnya sudah dekat manakala Allah akan ”membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi”. Pemerintahan yang adil-benar oleh Allah akan menghasilkan ”langit baru dan bumi baru”, suatu dunia tanpa eksploitasi yang mementingkan diri dan ketidakadilan, manakala sumber-sumber daya bumi akan digunakan secara tidak mementingkan diri demi kepentingan semua umat manusia yang taat.​—Penyingkapan 11:18; 21:​1-4.

      [Gambar di hlm. 12]

      Sumber-sumber energi alternatif mencakup panel surya dan turbin angin

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan