PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yb09 hlm. 43-64
  • Pengabaran dan Pengajaran di Seluruh Bumi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pengabaran dan Pengajaran di Seluruh Bumi
  • Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2009
Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2009
yb09 hlm. 43-64

Pengabaran dan Pengajaran di Seluruh Bumi

AFRIKA

JUMLAH NEGERI 57

PENDUDUK 848.582.269

JUMLAH PENYIAR 1.122.493

JUMLAH PAR 2.202.217

Rwanda

Sewaktu pulang dari sekolah, seorang gadis cilik berumur sembilan tahun menemukan sejumlah besar uang di dalam sebuah kantong kecil di jalan. Keluarganya, yang sedang belajar Alkitab dengan para Saksi, memutuskan untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dari Alkitab. Maka, mereka mencari pemiliknya dan mengembalikan uang tersebut. Si pemilik uang bertanya kepada gadis itu, ”Jika saya memberi kamu uang sebagai hadiah karena kejujuranmu, kamu mau pakai uang itu untuk apa?”

”Saya mau membeli Alkitab,” jawab si gadis cilik.

Pria itu terkejut, dan mengatakan, ”Saya kira kamu akan membeli baju atau sepatu karena yang kamu pakai kelihatan sudah usang.” Gadis itu berkeras bahwa ia lebih suka membeli Alkitab. Pria tersebut ingin tahu mengapa keluarga itu tidak mengambil saja uang itu. Setelah mengetahui bahwa mereka sedang belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa, ia membeli dua Alkitab, satu untuk gadis itu dan satu lagi untuk keluarganya sendiri. Ia juga mengatur agar para Saksi mengunjungi keluarganya untuk memberikan pelajaran Alkitab kepada mereka. Kedua keluarga membuat kemajuan rohani yang bagus.

Republik Afrika Tengah

Theodora sangat pemalu, tetapi dengan bantuan Yehuwa ia berhasil mengatasinya. Meski dibesarkan dalam rumah tangga Kristen, ia jarang menghadiri perhimpunan di Balai Kerajaan karena malu. Ketika akhirnya mulai hadir, ia duduk sendirian, tidak pernah berbicara kepada siapa pun serta langsung pergi setelah nyanyian dan doa penutup. Tak lama kemudian, ia selalu ada di balai namun jarang mengulurkan tangannya kepada saudara-saudari yang ingin menyalaminya. Belakangan, ia mulai menjawab di perhimpunan dan juga mendekati orang-orang lain untuk menyalami mereka. Ikut serta dalam dinas pengabaran merupakan langkah besar baginya. Sewaktu gadis-gadis di lingkungan tetangga mengejek dia, Theodora ingin berhenti mengabar, namun ia berdoa kepada Yehuwa, memohon kekuatan-Nya. Sekarang, ia sudah dibaptis, merintis ekstra dan memberi komentar yang bagus di perhimpunan. Ia mempunyai empat PAR, termasuk seorang tetangga yang dulunya sering mengejek dia.

Madagaskar

Seorang pengawas keliling dan istrinya sedang mengadakan perjalanan ke sebuah sidang di daerah luar kota. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan segerombolan pencuri ternak bersenjatakan kapak dan tombak. Setelah berdoa dalam hati memohon keberanian, istri pengawas wilayah menawarkan kepada mereka risalah Kehidupan dalam Dunia Baru yang Penuh Damai. Ia mengatakan, ”Kita sekarang hidup dalam ketakutan. Tetapi, Allah akan segera membinasakan orang fasik dan mewujudkan suatu dunia baru yang penuh damai.” Salah seorang pria mendengarkan dengan penuh perhatian dan menerima risalah itu.

Pada sebuah kebaktian setahun kemudian, seorang pria mendekati istri pengawas wilayah itu dan bertanya apakah ia mengingatnya. Pria itu mengatakan bahwa ia adalah salah seorang pencuri yang pernah dijumpai oleh saudari itu di jalan berlumpur dan bahwa dialah yang menerima risalah. Kemudian, ia menjelaskan, ”Ketika bertemu kalian, kami baru saja merampok. Apa yang Zus katakan membuat saya berpikir, ’Kami tidak takut polisi dan tentara karena bisa melarikan diri dari mereka. Tapi, bagaimana saya bisa lari dari Allah jika Ia akan membinasakan orang fasik?’ Maka, saya memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak. Sepulang ke rumah, saya mengunjungi tetangga yang sedang belajar Alkitab dengan seorang perintis istimewa. Saya setuju untuk belajar Alkitab dengan dia juga, dan sekarang saya akan dibaptis di kebaktian ini.”

Mozambik

Pada tahun 1992, Madalena, yang berumur 30 tahun lebih sedikit, mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan kelumpuhan dari pinggang ke bawah. Setelah kejadian itu, ia jarang keluar rumah. Tiga tahun kemudian, para Saksi berbicara kepada ayahnya di luar rumah mereka. Ia pemimpin sebuah kelompok keagamaan tradisional, yang berkumpul di halaman belakang rumahnya. Madalena, yang mendengar bahwa saudara-saudara itu juga menanyakan keadaannya, mengundang mereka masuk. Betapa terharunya dia atas perhatian mereka yang tulus! Ia menerima PAR dan memperlihatkan minat yang sungguh-sungguh akan apa yang ia pelajari. Melihat semangatnya, para Saksi memberikan banyak bantuan praktis, termasuk membantunya pergi ke perhimpunan. Berkat bantuan ini, Madalena bisa melambangkan pembaktiannya kepada Yehuwa pada tahun 2002.

Orang tua Madalena sangat terkesan dengan perhatian yang diberikan para Saksi kepada putri mereka. Ibunya mulai menghadiri perhimpunan dan meninggalkan agama suaminya. Awalnya, ayah Madalena mengatakan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan agamanya, namun belakangan ia juga mulai menghadiri perhimpunan. Para anggota jemaatnya menekan dia untuk berhenti—apalagi dialah pemimpin jemaat itu! Meskipun demikian, ia sudah mengambil keputusan, dan membakar semua pernak-pernik keagamaannya. Pada tahun 2007, ia dan istrinya dibaptis. Seluruh keluarga membuat kemajuan rohani yang bagus.

Zimbabwe

Decibel, yang berumur sembilan tahun, mengabar kepada teman-teman sekelas dan guru-gurunya. Pada suatu hari, ia memperhatikan bahwa gurunya kelihatan murung, maka Decibel mendekatinya dan bertanya apakah ada sesuatu yang membuatnya tidak bahagia. Sang guru menjawab bahwa anak kakak perempuannya meninggal. Decibel berjanji untuk membawa sesuatu yang bisa menghiburnya. Ia mendapatkan brosur Bila Seseorang yang Anda Kasihi Meninggal dari orang tuanya dan membawanya keesokan hari. Guru itu membaca beberapa paragraf dari brosur tersebut dan berseru kegirangan. Belakangan, ia menulis surat kepada orang tua Decibel untuk mengucapkan terima kasih atas pelatihan yang mereka berikan kepada putri mereka dan penghiburan yang diberikan Decibel pada saat ia bersedih.

Ghana

Abigail, yang tinggal di Ghana bagian selatan bersama kakek neneknya yang beragama Presbiter, telah diajar bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah nabi-nabi palsu. Ketika mengetahui bahwa orang tuanya, yang tinggal di bagian lain negeri itu, sedang belajar dengan para Saksi, ia khawatir dan menulis surat untuk membujuk mereka agar berhenti belajar. Karena upayanya tidak membuahkan hasil yang diinginkan, ia mengadakan perjalanan sejauh 1.000 kilometer lebih untuk menjumpai mereka. Abigail terkejut ketika mengetahui dari Alkitabnya sendiri bahwa neraka bukan tempat orang fasik disiksa. Ia mulai mempelajari Alkitab dan menghadiri perhimpunan di Balai Kerajaan bersama orang tuanya lalu menjadi penyiar belum terbaptis. Pada kebaktian wilayah belum lama ini, Abigail dibaptis.

AMERIKA

JUMLAH NEGERI 55

PENDUDUK 898.130.531

JUMLAH PENYIAR 3.449.038

JUMLAH PAR 3.548.101

Dominika

Di pulau ini, banyak wanita mencuci baju di pinggiran sungai, menjemurnya di atas batu-batu besar. Salah seorang wanita melihat sebuah benda yang dikenalnya terapung di air yang dangkal di dekat tempat ia mencuci. Ternyata, itu adalah publikasi yang sama seperti yang ia pelajari setiap minggu dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah menempatkannya di atas batu yang ada di dekatnya untuk dikeringkan, ia meneruskan mencuci.

Belakangan pada hari itu, ketika ia mengumpulkan jemurannya yang kering, ia lupa mengambil buku tersebut. Tetapi, beberapa nelayan yang pulang dari laut melihat buku berwarna keemasan itu, dan salah seorang dari mereka mengambilnya. Karena terkesan oleh judulnya, Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?, ia mulai membacanya. Belakangan, ketika dua saudari perintis mengunjungi penduduk di kampung nelayan itu, mereka bertemu dengannya. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa hanya 144.000 orang yang akan ke surga dan bahwa Kerajaan Allah didirikan pada tahun 1914. Ia juga mengatakan bahwa tidak lama lagi bumi akan dibuat menjadi firdaus. Ketika ditanya bagaimana ia bisa mengetahui semuanya itu, ia memberi tahu bagaimana ia sampai menemukan buku tersebut, dan menambahkan bahwa ia membacanya setiap hari. Ia memperlihatkan buku itu kepada mereka​—yang sekarang sudah kering tapi mengembang.

Salah seorang perintis mengenali bahwa inilah buku yang pernah diambil pelajar Alkitabnya dari dalam sungai. Sebuah pelajaran Alkitab dimulai dengan nelayan itu. Ia selalu menanti-nantikan diskusi setiap minggu dan membuat kemajuan yang bagus.

Bolivia

Mengabar di daerah Amazon sulit sekaligus memuaskan. Sepuluh saudara-saudari perintis​—berdesakan di perahu motor kecil penuh dengan tenda, panci, dan berkardus-kardus lektur Alkitab—​menempuh jarak sejauh kira-kira 800 kilometer di Sungai Beni dari Rurrenabaque ke Riberalta. Mereka mengunjungi lebih dari 70 komunitas terpencil dan menempatkan lebih dari 800 buku serta brosur dan risalah. Mereka mempertunjukkan cara belajar Alkitab kepada sekitar 700 peminat dan kembali untuk mengadakan PAR dengan 200 orang lebih di antaranya. Sewaktu para Saksi akan pulang, komentar yang sering mereka dengar dari penduduk adalah, ”Bisakah kalian tinggal dan belajar dengan kami lebih lama lagi?” Di sebuah kota kecil, seorang pria sangat berkeras dan merasa kesal karena para Saksi akan pergi, padahal ia ingin terus belajar dengan mereka. Ia mengatakan, ”Kalian sudah menebang pohon. Sekarang kalian perlu memahat dan menghaluskannya.”

Kanada

Selama bertahun-tahun, Normand bekerja di sebuah pabrik logam yang terletak di Montreal. Selama rehat kerja, ia selalu membaca buku kecil Menyelidiki Kitab Suci Setiap Hari di kafetaria. Rekan-rekan sekerjanya melihatnya, dan beberapa menerima undangannya untuk membahas ayat harian. Selama diskusi-diskusi singkat ini, Normand terutama berupaya membuat penerapan bahannya untuk kehidupan keluarga dan hubungan antarmanusia. Seorang anggota staf manajemen juga ikut diskusi dan belakangan memanggil Normand ke kantornya untuk memuji dia. Ia mengatakan bahwa diskusi-diskusi itu akan berpengaruh positif terhadap kehidupan para karyawan dan akan membuat hubungan di antara mereka lebih baik.

Ketika orang yang ikut diskusi ini semakin banyak hingga berjumlah 30 lebih, bagian manajemen meminta Normand untuk mengorganisasi kelompok-kelompok yang lebih kecil di lokasi-lokasi yang berbeda di pabrik itu. Ia mengatakan, ”Sekarang, saya memimpin tiga kelompok setiap hari, yang oleh rekan-rekan sekerja disebut pengingat harian. Mereka begitu menikmati diskusi ini sehingga sewaktu saya absen, salah seorang dari mereka akan menggantikan saya. Kemudian, sewaktu saya kembali, mereka menanyakan hal-hal yang tidak mereka pahami.” Selama lima tahun terakhir, Normand berhasil membantu rekan-rekan sekerjanya untuk merenungkan sebuah ayat Alkitab setiap hari. Alhasil, di antara rekan-rekan sekerjanya dan anggota keluarga mereka, ada lebih dari 40 orang yang telah menerima kebenaran.

Barbados

Saudari Barker, yang berusia 89 tahun, ingin memulai PAR. Karena kondisi fisiknya, ia tidak bisa pergi dari rumah ke rumah, maka ia mencoba memberi kesaksian lewat telepon—tanpa hasil. Karena merasa dianjurkan oleh sebuah bagian di perhimpunan mengenai doa, ia mulai memohon kepada Yehuwa untuk membantunya memulai PAR. Beberapa hari kemudian, dengan membawa Alkitabnya dan majalah-majalah serta bertekad memberikan kesaksian kepada siapa pun yang lewat, ia berdiri di depan rumahnya, meskipun jalan itu tidak ramai. Ia menawarkan majalah kepada seorang pria yang pulang kerja. Seminggu kemudian, sewaktu berdiri di depan rumahnya lagi, ia bertemu kembali dengan pria itu. Karena dia memperlihatkan minat pada majalah yang diterimanya, sang saudari menawarkan kepadanya buku Alkitab Ajarkan serta undangan untuk mempelajari Alkitab. Ia sangat senang ketika pria itu menerima tawarannya. Pelajaran pertama diadakan menjelang akhir bulan Maret 2008. Belakangan, ia tahu bahwa pria itu ternyata tinggal tidak jauh dari rumahnya. Dalam beberapa minggu, ia mulai menghadiri perhimpunan. Saudari itu mengatakan, ”Saya tahu Yehuwa memang menjawab doa, tapi saya tidak sangka akan secepat ini!”

Cile

Ketika seorang saudari perintis di Santiago turun dari taksi di wilayah pusat kota di daerahnya, secara tidak sengaja tas majalahnya tertinggal di bangku belakang. Dalam tas tersebut terdapat cukup banyak majalah selain sebuah Pelayanan Kerajaan Kita, yang bertuliskan namanya. Karena ada nama itu, dua hari kemudian sopir taksi berhasil menemukan saudari ini dengan bantuan Saksi-Saksi lain yang ia lihat sedang mengabar di daerah itu. Ketika ia mengembalikan tas majalah kepada perintis itu, yang tertinggal hanya Pelayanan Kerajaan. Majalahnya sudah tidak ada. Ia meminta maaf dan menjelaskan bahwa para penumpangnya telah membuka-buka majalah-majalah itu dan meminta satu. Dalam satu hari semua majalah tersiar dengan sendirinya!

Nikaragua

Ernesto, yang sebelumnya menjadi kapten pasukan khusus, tinggal di sebuah kota kecil dekat Pesisir Karibia. Jairo, seorang perintis istimewa yang datang dari bagian lain di negeri itu untuk mengabar di sana, bertemu dengan Ernesto sewaktu mengabar dari rumah ke rumah dan menawarinya PAR. Meskipun mantan tentara ini menolak, Jairo gigih, dan akhirnya berhasil. Dalam suatu percakapan, Jairo menceritakan bahwa ayahnya dulu menjadi komandan pasukan kontrarevolusioner yang melawan pasukan pemerintah di daerah yang berdekatan tetapi tewas dalam sebuah pertempuran. Ernesto terus belajar dan mulai membuat kemajuan, tetapi pada saat yang sama menyembunyikan sebuah rahasia dari guru Alkitabnya, yang pada akhirnya harus ia ceritakan juga. Dengan sedih sekali, ia menjelaskan kepada Jairo bahwa dia adalah komandan pasukan yang menangkap ayah Jairo hidup-hidup dan bahwa dialah yang bertanggung jawab atas kematian ayahnya. Tentu saja Jairo terkejut, namun ia tahu bahwa itu memang benar karena perincian mengerikan yang diceritakan Ernesto cocok dengan apa yang diceritakan sebelumnya oleh teman seperjuangan ayahnya. Ernesto mengira bahwa persahabatan mereka akan berakhir saat itu juga. Tetapi, bukannya memendam kebencian kepada pelajar Alkitabnya, Jairo terus memberikan pelajaran kepadanya. Ernesto membuat kemajuan dan dibaptis, bersama istrinya. Ia dan Jairo tetap bersahabat hingga hari ini.

Venezuela

Di bagian barat negeri ini, saudara-saudara dari kota Machiques sedang mengabar di daerah orang pribumi, di dekat perbatasan Kolombia, yang jarang dikerjakan. Semua orang mendengarkan! Kepala komunitas Yukpa memberikan izin untuk mengadakan Peringatan yang pertama di daerah ini. Para tetangga serta sekolah setempat menyediakan kursi, dan lebih dari 200 orang hadir. Setelah acara selesai, dengan penuh respek sang kepala berbicara mewakili komunitas itu, ”Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Saksi-Saksi Yehuwa. Kami harap, ini bukan kali terakhir kalian datang. Kalian mengajar kami kebenaran, dan kalian akan selalu kami terima dengan tangan terbuka!” Sekarang, ada lebih dari 50 orang yang mengikuti PAR setiap minggu.

ASIA DAN TIMUR TENGAH

JUMLAH NEGERI 47

PENDUDUK 4.026.656.360

JUMLAH PENYIAR 618.088

JUMLAH PAR 538.957

Taiwan

Seorang saudari menulis, ”Saya senang sekali bertemu dengan abang tiri saya, yang belum pernah saya jumpai karena ia dan keluarganya tinggal di tempat yang jauh dan perjalanan ke sana sulit sekali. Tentu saja, Ayah dan anggota keluarga kami lainnya senang sekali mendengar bahwa abang tiri saya dan keluarganya berupaya keras mengunjungi kami. Mengingat mereka tinggal di daerah yang tidak ada Saksi, saya berharap mereka akan menerima kabar baik. Betapa senangnya saya ketika istri dan putri abang tiri saya memperlihatkan minat kepada Alkitab! Namun, bagaimana saya bisa membantu mereka belajar lebih banyak tentang maksud-tujuan Yehuwa kalau mereka pulang ke rumah mereka yang terpencil? Saya mendapati bahwa mereka memiliki komputer dan akses ke Internet. Saya dan suami membeli peralatan kamera Internet, dan setelah mereka kembali rumah mereka, pelajaran Alkitab pun dilanjutkan melalui sarana ini. Di luar dugaan, metode memandu pelajaran Alkitab dengan cara ini efektif sekali. Kami bisa melihat tanggapan mereka sewaktu mereka membaca Alkitab mereka sendiri dan buku yang kami gunakan. Saya jadi tahu apa yang perlu saya lakukan untuk membantu mereka. Kami bersyukur bisa menggunakan teknologi ini, sehingga bisa membagikan kebenaran dengan kerabat yang tidak bisa dihubungi dengan cara lain.”

Nepal

Purnamaya, yang berumur 16 tahun, tinggal di kota kecil di Nepal. Pamannya memberikan kesaksian kepadanya, dan pelajaran pun dimulai. Sekarang, meskipun harus naik bus selama dua setengah jam ke sidang, ia dengan setia menghadiri perhimpunan sekali seminggu. Hal ini tidak mudah baginya. Kedua orang tuanya mengidap kusta, maka mereka sangat miskin. Pagi-pagi sekali, Purnamaya memecahkan batu menjadi kerikil untuk menafkahi keluarganya, di samping melakukan tugas rumah tangga seperti memasak dan mencuci. Selain itu, ia masih harus bersekolah. Ongkos bus ke perhimpunan sama dengan upah buruh sehari. Kadang-kadang, orang tuanya berupaya menyuruh dia untuk pergi ke gereja setempat saja. Namun, Purnamaya tahu bahwa hanya di Balai Kerajaan dia bisa belajar tentang Yehuwa, maka ia selalu berupaya untuk hadir. Untuk itu, belum lama ini ia harus menjual arlojinya, hadiah dari neneknya. Ia tidak saja memberi komentar yang bagus di perhimpunan tetapi juga membagikan apa yang ia pelajari kepada penduduk di kotanya. Ia menjadi sumber anjuran bagi semua yang mengenalnya.

Malaysia

Selama pemerintahan kolonial Inggris, ribuan buruh dibawa ke Malaysia untuk bekerja di perkebunan karet. Mereka ditempatkan di desa-desa di perkebunan-perkebunan, dan banyak dari desa-desa itu masih ada sampai sekarang. Sebagian besar dari desa-desa ini sulit dijangkau dan tidak ada di peta. Sewaktu mengerjakan daerah yang belum pernah dikerjakan, sebuah sidang berhasil menemukan sebuah desa di perkebunan karet. Dua anak lelaki remaja, yang sudah menerima beberapa majalah, memperlihatkan minat besar terhadap kegiatan pengabaran saudara-saudara. Mereka mendekati para saudara dan menawarkan untuk menunjukkan jalan ke desa-desa lain. Tidak seperti para saudara, kedua remaja tersebut sangat mengenal daerah itu. Mereka naik sepeda motor dan membimbing mobil-mobil melalui berbagai perkebunan melewati jalan berlumpur dan jalan tak beraspal; perjalanannya makan waktu hingga 45 menit antardesa. Mereka memandu saudara-saudara ke perkebunan-perkebunan yang belum pernah dikunjungi Saksi. Sementara saudara-saudara mengabar, kedua remaja mendesak penduduk desa untuk menerima majalah dan memastikan bahwa mereka membacanya. Seluruhnya, mereka membawa saudara-saudara mengunjungi tiga desa terpencil. Terutama berkat bantuan yang tidak mementingkan diri dari kedua remaja ini, kesaksian besar telah diberikan kepada orang-orang yang belum pernah mendapat kesempatan mendengar kabar baik. Selama akhir pekan tersebut, ke-50 penyiar dari sidang ini menempatkan lebih dari 5.000 majalah.

EROPA

JUMLAH NEGERI 47

PENDUDUK 733.775.190

JUMLAH PENYIAR 1.542.507

JUMLAH PAR 789.219

Rusia

Tatyana menderita kanker otak. Setelah operasi besar beberapa tahun lalu, ia ditempatkan di ruangan bagi para pasien yang tidak punya banyak harapan sembuh. Seorang imam Ortodoks mengunjungi ruangan itu supaya para pasien dapat mengaku dosa sebelum mereka meninggal. Tatyana memperhatikan bahwa seorang wanita di ruangan itu mengerahkan kekuatannya untuk memberikan uang kepada sang imam. Setelah imam itu pergi, Tatyana bertanya kepada wanita tersebut apakah dia merasa lebih baik. ”Tidak,” jawabnya dengan murung, ”saya tidak mengerti apa pun yang ia katakan.” Kemudian, Tatyana menyampaikan kabar baik tentang harapan kebangkitan kepadanya. Wanita itu mengucapkan terima kasih kepada Tatyana dan mengatakan, ”Sekarang saya merasa lebih baik!” Manajer klinik itu mendengar apa yang telah terjadi dan memberi tahu sang imam untuk tidak datang lagi. Sebaliknya, Tatyana ditempatkan di ruang terpisah supaya ia bisa berbicara dengan orang-orang lain. Sang manajer klinik juga meminta alamat tempat Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan perhimpunan. Sebelum diopname, Tatyana telah meminta kepada Yehuwa untuk memberinya kekuatan agar bisa terus mengabar. Ia yakin bahwa Yehuwa menjawab doanya. Bulan itu, ia melaporkan 100 jam lebih! Meski kondisinya memburuk sejak saat itu dan ia tidak bisa keluar rumah, ia terus mendapat kunjungan dari orang-orang yang pernah ia beri kesaksian sewaktu ia bolak-balik ke rumah sakit.

Georgia

Dua saudari perintis istimewa sementara ditugasi melayani di daerah yang tidak ada Saksi-Saksi Yehuwa. Ketika menjelajahi daerah baru itu, mereka tersesat. Sambil berjalan dengan susah payah melalui salju setinggi lutut dan berupaya mencari jalan pulang, mereka kelelahan dan kedinginan. Akhirnya, mereka melihat jejak-jejak kaki menuju sebuah rumah dan berteriak memanggil. Khatuna, seorang wanita muda, keluar dari gerbang dan langsung mengundang mereka masuk ke rumah yang hangat, dan karena itu mereka sangat bersyukur. Setelah memastikan bahwa mereka berdua adalah Saksi-Saksi Yehuwa, Khatuna menjelaskan bahwa saat kedua saudari itu tersesat di salju, ia dan keluarganya berdoa bersama memohon kepada Allah untuk menunjukkan kebenaran kepada mereka. Beberapa menit kemudian, kedua perintis datang mendekati rumah mereka. Khatuna mengatakan bahwa hal ini memang jawaban atas doa mereka! Sekarang, empat anggota dari keluarga ini belajar Alkitab, dan dua di antaranya​—Khatuna dan ibu mertuanya—​adalah penyiar belum terbaptis.

Inggris

Reston belum pernah menggunakan cara langsung untuk memulai pelajaran Alkitab, maka ia pun ingin mencobanya. Sebelum mengetuk pintu rumah pertama, ia berdoa dengan singkat, memohon kepada Yehuwa untuk membantunya bersikap positif. Kemudian, ia langsung menawarkan pelajaran Alkitab kepada penghuni rumah, Andy, yang segera menerimanya. Reston berniat untuk membawakan buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? pada sore harinya. Dalam perjalanan ke sana naik bus, Reston memperhatikan bahwa si sopir adalah pria yang secara rutin ia beri majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! Karena disemangati oleh tanggapan Andy pagi itu, ia memutuskan untuk menawarkan pelajaran Alkitab cuma-cuma kepada si sopir sesampainya bus di tempat tujuan.

Sementara itu, seorang penumpang lansia di bus mengenali Reston sebagai seorang Saksi dan meminta dia mengunjungi temannya yang sedang sakit untuk berdoa baginya. Reston mengatakan bahwa ia bersedia berbicara kepada temannya itu dan memberikan penghiburan dari Alkitab. Dengan menggunakan satu-satunya buku Alkitab Ajarkan yang ia bawa, ia memperlihatkan kepada penumpang itu bagaimana pelajaran Alkitab bisa membantu. Wanita tersebut mengatakan bahwa ia ingin mendapat pelajaran seperti itu. Seorang pria muda yang duduk di depan mereka mendengarkan percakapan ini. Ia berminat kepada gambar-gambar di buku itu. Maka, Reston dengan senang hati memberikan buku itu. Ketika bus sampai di tempat tujuan, Reston menawarkan pelajaran Alkitab cuma-cuma kepada si sopir. Di luar dugaannya, si sopir senang menerimanya dan mengatakan bahwa ia mempunyai banyak pertanyaan tentang Alkitab. Reston cepat-cepat pergi ke rumah seorang saudara di dekat sana untuk mendapatkan buku Alkitab Ajarkan yang lain dan akhirnya sampai ke rumah Andy pada malam harinya. Andy dengan senang hati menerima buku itu. Sebuah pelajaran Alkitab dimulai, dan Andy tak lama kemudian menerapkan apa yang ia pelajari. Andy dan sopir bus menghadiri perhimpunan, dan Reston memiliki 15 PAR, semuanya dimulai dengan pendekatan langsung. Ia sekarang selalu memastikan untuk membawa beberapa buku Alkitab Ajarkan sewaktu memberikan kesaksian.

François dan Monica, bersama dua anak mereka, kembali ke mobil setelah berdinas pagi itu. Namun, putri mereka yang berumur dua setengah tahun, Shaé, tidak mau masuk mobil sebelum ia memberikan risalah terakhirnya kepada seseorang. Tepat pada saat itu, sebuah mobil berhenti di seberang jalan, dan dua wanita keluar. Shaé dengan senang memberikan kepada salah seorang dari mereka risalahnya, Kehidupan dalam Dunia Baru yang Penuh Damai, dan Monica menjelaskan isinya. Wanita itu, yang bernama Sierra, menyatakan minat dan mengundang Monica ke rumahnya untuk belajar Alkitab dengan kedua adik perempuannya yang masih remaja. Pada pelajaran pertama, Sierra bertanya apakah kedua putranya juga bisa mendapat pelajaran Alkitab. Belakangan, putra kakak perempuan Sierra ikut belajar. Sierra ikut duduk selama semua pelajaran itu dan mengajukan banyak pertanyaan. Akhirnya, ia juga setuju untuk belajar. Kemudian, suaminya juga belajar. Berikutnya, ibunya Sierra, dan belakangan anggota-anggota lainnya dari keluarga itu serta teman-teman, meminta pelajaran Alkitab. Kegigihan Shaé untuk memberikan risalah terakhirnya menghasilkan 11 pelajaran Alkitab. Empat di antara para pelajar itu secara rutin menghadiri perhimpunan.

Italia

Jennifer bergabung dengan Sidang Rusia Milan. Ia beberapa kali berbicara lewat telepon kepada seorang wanita Ukraina bernama Valentina, tetapi belum pernah bertemu dengannya. Pada suatu hari, mereka membuat janji untuk bertemu di stasiun kereta bawah tanah. Supaya Jennifer bisa mengenalinya, Valentina memberi tahu Jennifer ia akan mengenakan jaket merah. Setibanya di stasiun, Jennifer melihat seorang wanita mengenakan jaket merah yang tampaknya mencari-cari seseorang. Jennifer mendekatinya dan mengatakan, ”Halo, apakah Anda Valentina?” Wanita itu mengiyakan, maka Jennifer melanjutkan, ”Saya Jennifer.” Namun, tidak ada tanggapan. Karena agak bingung, Jennifer bertanya, ”Anda sedang menunggu saya, ’kan?”

”Tidak,” jawab wanita itu. Ternyata ia orang Ukraina, namanya Valentina, dan ia mengenakan jaket merah; tetapi ia sedang menunggu orang lain! Jennifer tertawa dan menjelaskan duduk perkaranya. Ia juga menawarkan untuk membagikan sebuah pokok dari Alkitab, yang sudah ia persiapkan untuk Valentina yang satunya. Valentina setuju dan mendengarkan dengan penuh minat. Belakangan, ia memperlihatkan kepada Jennifer secarik kertas yang di atasnya ia menyalin ayat dari Mazmur 91 dengan tulisan tangan, sambil menjelaskan bahwa ia suka Alkitab. Jennifer mulai memberikan pelajaran Alkitab kepada Valentina ini. Dan, bagaimana Valentina yang satunya lagi? Belakangan, Jennifer bertemu dengannya, dan ia juga mulai belajar Alkitab.

Rumania

Seorang saudara mengunjungi seorang kenalan dan membahas hal-hal dari Alkitab bersama dia dan istrinya. Mereka khususnya berminat mendengar apa yang Alkitab ajarkan tentang hubungan antara suami dan istri, tetapi mereka sulit menyediakan waktu untuk pembahasan Alkitab. Pasangan itu menganggap penting gaya hidup sehat, dan sang suami setiap hari rutin joging sejauh delapan kilometer. Setelah beberapa kali berupaya untuk melanjutkan pembahasan Alkitab, saudara itu memutuskan untuk menanyakan apakah ia boleh menemaninya joging. Pria itu dengan senang hati menyetujuinya. Namun, hal ini tidak mudah. Karena tidak biasa joging, saudara itu segera menyadari bahwa memberi kesaksian sambil joging sangat melelahkan! ”Saya berhasil mengabar,” kata saudara itu, ”memakai baju olahraga dan tanpa Alkitab di tangan, mengutip ayat-ayat di luar kepala.” Setelah beberapa kali joging bersama, minat pasangan ini bertambah, dan PAR yang rutin dimulai dengan mereka. Sekarang, pria itu adalah penyiar belum terbaptis. Ia bersemangat dalam dinas pengabaran dan ikut Sekolah Pelayanan Teokratis bersama putra dan putrinya.

OSEANIA

JUMLAH NEGERI 30

PENDUDUK 37.545.115

JUMLAH PENYIAR 97.329

JUMLAH PAR 55.266

Australia

Seorang saudara perintis menulis, ”Seorang dokter bernama Pam meminta agar saya secara rutin datang membawa terbitan majalah terbaru. Ia sangat sibuk, dan saya hanya bertemu dengan dia di rumah sekali enam bulan, maka secara rutin saya meninggalkan majalah di bawah pintu rumahnya disertai catatan dengan kata-kata yang ramah. Setelah tujuh bulan berupaya untuk bisa berjumpa dengannya, saya meninggalkan majalah di bawah pintu rumahnya dengan undangan menghadiri kebaktian distrik yang akan datang. Saya juga meninggalkan nomor telepon saya tetapi tidak pernah mendapat kabar darinya. Pada bulan November, setelah kebaktian, saya berkunjung lagi dan menemukan sebuah surat dari Pam pada pintu rumahnya.

”Pam menulis bahwa ia sangat menyukai majalah-majalah itu dan bahwa ia meneruskannya kepada rekan-rekan kerjanya. Mereka selanjutnya meneruskannya kepada para pasien mereka di rumah sakit. Ia kemudian mengatakan bahwa ia sangat menikmati ’pertemuan’ itu. Ia telah membaca undangan kebaktian dan mengambil tiga hari cuti dari pekerjaan untuk menghadirinya. Ia menjelaskan bahwa ia telah memfotokopi undangan dan memasukkannya di rak surat rekan-rekan kerjanya dengan lampiran surat yang meminta mereka meneleponnya kalau mereka berminat datang. Pada akhir pekan itu, 16 orang dari koleganya—semuanya dokter—juga mengatur untuk cuti tiga hari supaya bisa hadir. Ketujuh belas peminat ini menghadiri tiga hari kebaktian sebagai hasil satu undangan yang diselipkan di bawah pintu! Pam sekarang rutin mempelajari buku Alkitab Ajarkan dan telah mengorganisasi pembahasan kelompok dengan orang-orang yang menghadiri kebaktian itu.”

Seorang saudara bercerita, ”Ketika melewati sebuah rumah yang penghuninya tidak mau menerima Saksi, saya melihat ada seorang pria dan wanita di beranda, sedang sedih dan menangis. Saya merasa saya tidak bisa melewati mereka begitu saja saat jelas-jelas terlihat bahwa mereka butuh bantuan, maka saya datang mendekat dan menanyakan apakah ada yang bisa saya bantu. Pasangan itu mengundang saya ke rumah dan mulai mencurahkan isi hatinya. Selama tiga tahun, mereka tidak bertemu dengan putri mereka. Sang istri harus menjalani operasi kanker, dan ia tidak tahu pasti apakah ia bisa selamat. Ia takut tidak pernah bisa bertemu lagi dengan putrinya. Beberapa hari sebelumnya, mereka meminta bantuan kepada pastor gereja karismatik mereka, tetapi ia tidak menanggapinya dengan serius dan tidak berbuat apa-apa. Saya memberikan beberapa buah pikiran Alkitab mengenai Yehuwa yang dekat dengan orang-orang yang bersedih.

”Setelah kira-kira satu jam, ada ketukan di pintu. Mula-mula, saya pikir itu adalah pastor dari gereja. Akan tetapi, di dekat pintu berdiri seorang wanita muda berpakaian rapi. Ternyata itu adalah anak perempuan mereka yang sudah lama menghilang! Suasananya sangat emosional, maka saya mengatakan bahwa mungkin sebaiknya saya pergi. Namun, saya terkejut sewaktu anak perempuan itu mengatakan bahwa ia lebih suka kalau saya tinggal karena ada sesuatu yang harus ia beritahukan kepada orang tuanya. Ia menjelaskan bahwa ia terjerumus dalam kebiasaan minum-minum dan memakai narkoba sehingga merusak kehidupannya. Namun, berkat pelajaran Alkitab, ia ingin pulang dan memperbaiki hubungan dengan orang tuanya. Belum lama ini, ia dibaptis sebagai Saksi-Saksi Yehuwa.”

Beberapa hari kemudian, pastor berkunjung dan diberi tahu bahwa sang putri pulang karena telah menjadi Saksi-Saksi Yehuwa. Ia berjalan ke luar rumah tanpa sepatah kata pun. Sewaktu ia akan pergi, sang suami memanggilnya dan memintanya mengambil surat di atas meja—surat pengunduran diri dari gereja.

Papua Nugini

Dua puluh tiga saudara-saudari pergi mengabar ke daerah yang jarang dikerjakan. Perjalanan itu, yang ditempuh dengan berjalan kaki, sangat sulit, karena harus mendaki gunung dan menyeberangi sungai. Di sebuah desa, seorang saudari berjumpa dengan seorang rohaniwan Anglikan yang senang mendengar penjelasan Daniel 2:44. Ia memberi tahu saudari itu, ”Kami seperti domba yang hilang di sini.” Ia menerima majalah dan brosur dan juga meminta Alkitab.

Tiga hari kemudian, di desa yang lain, dua saudari berbicara kepada dua wanita muda yang senang mendengar berita Kerajaan. Ketika ayah mereka kembali dari kebun pada sore yang sama itu, mereka memberi tahu apa yang mereka pelajari dari Alkitab. Ayah mereka mengatakan bahwa ia ingin mendengar sendiri berita yang bagus ini. Ia mengatur untuk bertemu dengan semua saudara-saudari di pondok tempat mereka tinggal. Karena pria itu kepala desa, ia mengatur agar makanan dimasak dan dikirim kepada saudara-saudari kita. Belakangan pada malam hari, ia datang membawa lampu, bersama beberapa penduduk desa. Mereka mengatakan, ”Kami terkejut melihat kalian, karena baru kali inilah Saksi-Saksi Yehuwa datang ke desa kami.” Untuk menjelaskan alasan kunjungan itu, kepada mereka dibacakan Matius 24:14. Berkat-berkat Kerajaan dijelaskan, dan lektur pun ditinggalkan.

Pada hari kelima, saudara-saudari tiba di sebuah desa kira-kira pukul satu siang. Karena mengira saudara-saudari akan bermalam, penduduk desa mulai mempersiapkan sebuah pondok tak berdinding untuk bermalam. Akan tetapi, para saudara menjelaskan bahwa mereka ingin berbicara kepada semua orang dan pulang pada hari itu juga. Sebuah kesaksian yang bagus diberikan kepada seluruh penduduk, termasuk kepala desa, yang menerima lektur dan sebagai gantinya memberikan kelapa, pisang, dan pepaya kepada saudara-saudari.

Fiji

Di sebuah daerah pedesaan, para perintis pergi mengabar dengan berjalan kaki, melalui jalan yang berdebu atau berlumpur. Nagamma maupun putrinya, Reshma, yang keduanya adalah perintis biasa, mengajak Ushla, saudari tunanetra, untuk ikut mereka dan merintis selama sebulan. Mereka harus berjalan sambil menuntunnya, di kiri dan kanannya, sejauh berkilo-kilometer setiap hari. Sebuah keluarga yang sedang duduk di beranda rumah pada suatu hari yang panas memperhatikan sewaktu ketiga saudari itu menghindari kubangan-kubangan di jalan berlumpur. Mereka kemudian melihat saudari yang buta itu melangkah ke dalam kubangan dan kakinya terciprat lumpur. Kedua saudari itu berhenti untuk membersihkan kakinya. Karena penasaran, sang ayah memanggil para saudari. Ia mengatakan, ”Setiap hari, kami melihat kalian bertiga berjalan. Kalian mau ke mana sih?” Mereka menjelaskan bahwa mereka pergi untuk memberikan pelajaran Alkitab. Sebagai tanggapan, pria itu mengatakan bahwa jika berita mereka begitu penting sehingga mereka mau berjalan sejauh itu untuk mengajar orang-orang, ia ingin mendengarnya juga! Sebuah pelajaran dimulai dengan keluarga ini.

Guam

Liza, seorang wanita muda asal Filipina, bekerja sebagai pembantu yang tinggal di tempat majikannya di Pulau Tinian. Sering kali, sewaktu Saksi-Saksi Yehuwa datang ke rumah majikannya, ia meminta majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! Ia mengatakan bahwa ia menyukai majalah itu, tetapi ia sebenarnya menggunakannya untuk menyalakan api.

Pada awal tahun 2007, Liza kehilangan pekerjaannya dan karena tidak ada tempat tinggal, ia tidur di pantai. Suatu hari, ia berjalan di dekat Balai Kerajaan setempat, di mana dua saudari sedang duduk di bawah pohon. Mereka mengundang Liza untuk makan mangga, dan ia ikut mengobrol. Hari berikutnya, ketika ia berjalan melewati Balai Kerajaan, saudari-saudari itu memanggilnya lagi, dan di tengah percakapan ia mengatakan, ”Mudah-mudahan suatu hari nanti, saya bisa datang ke gereja kalian.” Meski sedikit malu karena belum mengundangnya, saudari-saudari itu menganjurkan dia untuk menghadiri perhimpunan pada malam itu. Ia menerima undangan mereka, dengan harapan para Saksi akan membantunya mencari pekerjaan.

Selama perhimpunan, Liza terkesan oleh ketulusan saudara-saudari dan perhatian mereka. Hal ini membuat Liza menangis, karena ia sadar bahwa ia datang ke perhimpunan dengan alasan yang mementingkan diri. Ia juga mengingat semua majalah yang ia bakar. Karena kasih yang diperlihatkan oleh saudara-saudari menyentuh hatinya, sejak saat itu, ia menghadiri semua perhimpunan dan belajar Alkitab secara rutin. Ia mendapatkan pekerjaan, memenuhi syarat sebagai penyiar, dan dibaptis pada bulan Februari 2008.

[Gambar di hlm. 45]

Madalena

[Gambar di hlm. 48]

Menikmati Pelajaran ”Menara Pengawal” di sebuah perahu motor

[Gambar di hlm. 50]

Saudari Barker menunggu dengan sabar untuk mengabar kepada orang-orang yang lewat

[Gambar di hlm. 53]

Purnamaya membuat batu kerikil untuk ikut menafkahi keluarganya

[Gambar di hlm. 54]

Memberikan kesaksian kepada seorang wanita India di sebuah perkebunan karet

[Gambar di hlm. 57]

Reston belajar dengan Andy

[Gambar di hlm. 58]

Shaé

[Gambar di hlm. 63]

Nagamma dan Reshma membantu Ushla

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan