-
”Dengarkanlah Pembelaan Saya””Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah”
-
-
Paulus sekarang menggunakan strategi lain. Karena ingat bahwa Sanhedrin terdiri dari orang Farisi dan orang Saduki, dia mengatakan, ”Saudara-saudara, saya adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi. Saya sekarang diadili karena harapan kebangkitan orang mati.”—Kis. 23:6.
Seperti Paulus, kita mencari titik temu sewaktu berbicara dengan orang-orang yang berbeda agama
18. Mengapa Paulus menyebut dirinya orang Farisi, dan bagaimana kita bisa menggunakan penalaran serupa dalam situasi tertentu?
18 Mengapa Paulus menyebut dirinya orang Farisi? Karena dia adalah ”keturunan orang Farisi”, dari keluarga yang menganut sekte tersebut. Karena itu, banyak yang mungkin masih menganggapnya demikian.e Namun, bagaimana Paulus bisa mengaitkan dirinya dengan kepercayaan orang Farisi tentang kebangkitan? Menurut laporan, orang Farisi percaya bahwa jiwa secara sadar terus hidup setelah kematian dan bahwa jiwa orang benar akan hidup kembali dalam tubuh manusia. Paulus tidak mempercayai gagasan tersebut. Dia mempercayai kebangkitan seperti yang diajarkan Yesus. (Yoh. 5:25-29) Namun, Paulus setuju dengan orang Farisi tentang adanya harapan kehidupan setelah kematian—tidak seperti orang Saduki, yang tidak mempercayai adanya kehidupan di masa depan.
-
-
”Dengarkanlah Pembelaan Saya””Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah”
-
-
e Pada tahun 49 M, sewaktu rasul-rasul dan para penatua membahas apakah orang non-Yahudi harus tunduk kepada Hukum Musa, beberapa orang Kristen yang hadir disebut sebagai ”orang dari sekte Farisi, yang sudah menjadi percaya”. (Kis. 15:5) Jelaslah, orang-orang Kristen itu dalam arti tertentu masih dikaitkan dengan latar belakang mereka sebagai orang Farisi.
-