PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Mengapa Harapan Kita Harus Masuk Akal?
    Menara Pengawal—2000 | 1 Agustus
    • Harapan-harapan yang terlalu muluk mudah sekali mengarah ke perfeksionisme, dan ini dapat mengakibatkan frustrasi yang bahkan lebih hebat. Ben, seorang suami berusia muda, mengaku, ”Ketika saya memeriksa tindakan, pikiran, atau perasaan saya, selalu saja terlihat hal-hal yang perlu diperbaiki. Saya selalu berupaya mencapai kesempurnaan, dan ini membuat saya menjadi tidak sabar, frustrasi, dan kecewa.” Gail, seorang istri Kristen, berkata, ”Bagi seorang perfeksionis, tidak ada istilah gagal. Kami ingin menjadi ibu super dan istri super. Kami harus produktif supaya bahagia, maka jika upaya kami sia-sia, kami menjadi kesal.”

  • Mengapa Harapan Kita Harus Masuk Akal?
    Menara Pengawal—2000 | 1 Agustus
    • Konsekuensi pemikiran yang perfeksionis disimpulkan dengan baik dalam pepatah, ”Mengharapkan kehidupan dibentuk menurut keinginan kita berarti mengundang frustrasi.” Untuk menghindari hal ini, pikiran perlu disesuaikan. Kerendahan hati dan kesahajaan​—berpandangan realistis terhadap keterbatasan kita​—pasti akan memperkembangkan pengharapan yang seimbang dan masuk akal dalam diri kita. Sesuai dengan hal ini, Roma 12:3 memperingatkan ”agar tidak berpikir bahwa diri [kita] lebih tinggi daripada yang semestinya”. Selain itu, Filipi 2:3 menganjurkan kita agar rendah hati dan menganggap orang lain lebih tinggi.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan