PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”
    Menara Pengawal—1988 (Seri 45) | Menara Pengawal—1988 (Seri 45)
    • 8 Sebuah contoh pada jaman modern mengenai hal ini adalah salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa yang sedang memimpin perhimpunan di sebuah negeri di Afrika. Di negeri itu, Saksi-Saksi, terutama atas hasutan orang-orang Katolik setempat, dituduh sebagai teroris. Tiba-tiba polisi militer dengan bayonet yang terhunus muncul. Mereka menyuruh pulang para wanita dan anak-anak tetapi mulai memukul kaum prianya. Saksi itu mengingat: ”Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan cara kami diperlakukan. Kopral yang sedang bertugas terang-terangan menyatakan bahwa kami akan dipukuli sampai mati. Saya mendapat pukulan dengan tongkat kayu sedemikian keras sehingga belakangan saya muntah darah selama 90 hari. Tetapi saya memikirkan kehidupan rekan-rekan saya. Dalam doa saya memohon agar Yehuwa memelihara kehidupan mereka, domba-dombaNya,” yang semuanya selamat. Benar-benar suatu contoh yang bagus sekali untuk tetap tenang dalam keadaan yang sangat buruk dan dengan pengasih mengingat orang-orang lain! Ya, Bapa surgawi kita memang menjawab permohonan dari hamba-hambaNya yang setia, mengaruniai mereka damai sejahteraNya. Salah seorang dari tentara-tentara yang merasa heran dalam kasus itu menyatakan bahwa Allah dari Saksi-Saksi itu ”pasti Allah yang benar.”

  • ”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”
    Menara Pengawal—1988 (Seri 45) | Menara Pengawal—1988 (Seri 45)
    • 11. Bagaimana seorang saudara di negeri Belanda menyatakan kebutuhan untuk makanan rohani?

      11 Arthur Winkler adalah salah seorang yang sangat menghargai Alkitab, terutama selama pendudukan Nazi di negeri Belanda, pada masa Saksi-Saksi itu harus melaksanakan kegiatan Kristen mereka di bawah tanah. Gestapo sedang mencari-cari Saudara Winkler. Ketika ia akhirnya tertangkap, mereka mencoba membuatnya berkompromi tetapi gagal. Mereka kemudian memukulnya sampai pingsan. Dengan gigi copot, rahang bawah tergeser, dan tubuh babak belur, ia dimasukkan ke dalam sel yang gelap. Tetapi penjaga selnya simpatik dan ramah. Saudara Winkler memohon bimbingan Yehuwa dalam doa. Ia juga merasakan kebutuhan yang besar untuk makanan rohani dan meminta bantuan kepada penjaga selnya. Kemudian, pintu sel terbuka, dan sebuah Alkitab dilemparkan ke dalam. ”Benar-benar suatu sukacita,” ingat Saudara Winkler, ”untuk tiap hari menikmati firman kebenaran yang menyenangkan . . . saya merasa diri makin lebih kuat secara rohani.”a

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan