-
Jangan Menyerah!Menara Pengawal—1995 | 1 Desember
-
-
Jangan Menyerah!
”Hendaklah kita tidak menyerah dalam melakukan apa yang baik, sebab pada musim yang telah ditentukan kita akan menuai jika kita tidak menjadi lelah.”—GALATIA 6:9.
1, 2. (a) Dengan cara-cara apa seekor singa mencari mangsa? (b) Si Iblis khususnya berminat memangsa siapa?
SEEKOR singa mencari mangsa dengan berbagai cara. Kadang-kadang ia akan menyergap mangsanya di kubangan atau di sepanjang jalan yang sering digunakan. Namun kadang-kadang, menurut buku Portraits in the Wild, seekor singa ”hanya memanfaatkan keadaan—misalnya, mendapati anak zebra yang sedang tidur”.
2 ’Musuh kita, si Iblis’, rasul Petrus menjelaskan, ”berjalan keliling seperti singa yang mengaum, berupaya melahap seseorang”. (1 Petrus 5:8) Karena mengetahui bahwa sisa waktunya sudah singkat, Setan mengerahkan tekanan yang semakin hebat ke atas manusia guna menghalangi mereka agar tidak melayani Yehuwa. Akan tetapi, ”singa yang mengaum” ini khususnya berminat untuk memangsa hamba-hamba Yehuwa. (Penyingkapan 12:12, 17) Metode berburunya hampir sama dengan metode dari imbangannya dalam dunia binatang. Bagaimana demikian?
3, 4. (a) Metode-metode apa digunakan Setan untuk memangsa hamba-hamba Yehuwa? (b) Karena masa ini adalah ”masa kritis yang sulit dihadapi”, pertanyaan-pertanyaan apa diajukan?
3 Kadang-kadang Setan mencoba suatu penyergapan—penganiayaan atau tentangan yang dimaksudkan untuk mematahkan integritas kita sehingga kita berhenti melayani Yehuwa. (2 Timotius 3:12) Namun, seperti seekor singa, pada saat-saat lain si Iblis hanya memanfaatkan keadaan. Ia menunggu sampai kita merasa kecil hati atau menjadi letih, dan kemudian ia berupaya memanfaatkan keadaan mental kita yang tertekan untuk membuat kita menyerah. Jangan sampai kita menjadi mangsa yang empuk!
4 Namun, kita sekarang hidup dalam periode yang paling sulit sepanjang sejarah manusia. Pada ”masa kritis yang sulit dihadapi” ini, banyak di antara kita mungkin sewaktu-waktu merasa kecil hati atau sangat dibebani. (2 Timotius 3:1) Maka, bagaimana kita dapat menghindari menjadi begitu letih sehingga kita menjadi mangsa yang empuk bagi si Iblis? Ya, bagaimana kita dapat mengindahkan nasihat rasul Paulus yang terilham, ”Hendaklah kita tidak menyerah dalam melakukan apa yang baik, sebab pada musim yang telah ditentukan kita akan menuai jika kita tidak menjadi lelah”?—Galatia 6:9.
Bila Orang-Orang Lain Mengecewakan Kita
5. Apa yang menyebabkan Daud menjadi letih, tetapi apa yang tidak ia lakukan?
5 Pada zaman Alkitab, bahkan hamba-hamba yang paling setia dari Yehuwa dapat merasa sangat dibebani. ”Lesu aku karena mengeluh,” tulis sang pemazmur Daud. ”Setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku mengidap karena sakit hati.” Mengapa Daud merasa demikian? ”Karena semua lawanku,” ia menjelaskan. Tindakan yang menyakitkan dari orang-orang lain begitu memedihkan hati Daud sehingga air matanya bercucuran. Namun, Daud tidak berpaling dari Yehuwa oleh karena apa yang telah dilakukan oleh sesama manusia kepadanya.—Mazmur 6:7-10.
6. (a) Bagaimana kita dapat dipengaruhi oleh kata-kata atau tindakan orang lain? (b) Bagaimana beberapa orang menjadikan diri mereka mangsa yang empuk bagi Iblis?
6 Demikian pula, kata-kata atau tindakan orang lain mungkin menyebabkan kita menjadi letih oleh karena banyak kepedihan hati. ”Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang,” kata Amsal 12:18. Jika orang yang lancang tersebut adalah seorang saudara atau saudari Kristen, ’luka tikamannya’ dapat sangat dalam. Kecenderungan manusiawi barangkali adalah merasa tersinggung, barangkali menyimpan sakit hati. Hal ini khususnya benar jika kita merasa bahwa kita telah diperlakukan dengan tidak baik atau tidak adil. Kita mungkin mendapati sulit untuk berbicara kepada orang yang menyakiti hati kita; kita bahkan mungkin dengan sengaja menghindari dia. Dibebani dengan sakit hati, beberapa orang telah menyerah dan tidak lagi menghadiri perhimpunan Kristen. Sayang sekali, dengan berbuat demikian mereka ”memberikan tempat bagi Iblis” untuk memanfaatkan mereka sebagai mangsa yang empuk.—Efesus 4:27.
7. (a) Bagaimana kita dapat menghindari menyukseskan rencana si Iblis sewaktu orang-orang lain mengecewakan atau membuat kita sakit hati? (b) Mengapa kita hendaknya membiarkan perasaan sakit hati berlalu?
7 Bagaimana kita dapat menghindari menyukseskan rencana si Iblis sewaktu orang-orang lain mengecewakan atau membuat kita sakit hati? Kita harus berupaya untuk tidak menyimpan sakit hati. Sebaliknya, ambillah prakarsa untuk berdamai atau membereskan masalah sesegera mungkin. (Efesus 4:26) Kolose 3:13 mendesak kita, ”Teruslah . . . ampuni satu sama lain dengan lapang hati jika seseorang mempunyai alasan untuk mengeluh terhadap yang lain.” Pengampunan khususnya pantas diberikan bila orang yang membuat kita tersinggung mengakui kesalahan dan dengan tulus menyesal. (Bandingkan Mazmur 32:3-5 dan Amsal 28:13.) Namun, akan sangat membantu jika kita mengingat bahwa mengampuni tidak berarti menyetujui atau mengecilkan kesalahan yang dibuat orang lain. Mengampuni berarti membiarkan berlalu perasaan sakit hati. Perasaan sakit hati adalah suatu beban yang berat untuk dipikul. Ini dapat merongrong pikiran kita, merampas kebahagiaan kita. Ini bahkan dapat mempengaruhi kesehatan kita. Sebaliknya, pengampunan, bila patut diberikan, mendatangkan manfaat ke atas kita sendiri. Semoga kita, seperti Daud, tidak pernah menyerah dan menjauhkan diri dari Yehuwa oleh karena apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain kepada kita!
Bila Kita Gagal
8. (a) Mengapa beberapa orang khususnya kadang-kadang merasa bersalah? (b) Apa bahayanya untuk menjadi begitu diliputi perasaan bersalah sehingga kita menyerah?
8 ”Kita semua sering kali tersandung,” kata Yakobus 3:2. Jika memang begitu, adalah wajar untuk merasa bersalah. (Mazmur 38:4-9) Perasaan bersalah khususnya dapat sangat kuat jika kita sedang berjuang melawan kelemahan daging dan kadang-kadang mengalami kemunduran.a Seorang Kristen yang menghadapi perjuangan demikian menjelaskan, ”Saya tidak mau hidup lagi tanpa mengetahui apakah saya telah melakukan dosa yang tak terampuni atau tidak. Saya merasa tidak perlu lagi mengerahkan diri dalam dinas Yehuwa karena bagaimanapun segalanya mungkin sudah terlambat.” Bila kita begitu diliputi perasaan bersalah sehingga kita menyerah, kita memberikan peluang kepada si Iblis—dan ia dapat memanfaatkannya dengan segera! (2 Korintus 2:5-7, 11) Apa yang dibutuhkan mungkin adalah suatu pandangan yang lebih seimbang terhadap perasaan bersalah.
9. Mengapa kita hendaknya memiliki keyakinan akan belas kasihan Allah?
9 Sewaktu kita melakukan dosa, adalah wajar untuk merasa bersalah dalam suatu taraf. Namun, kadang-kadang perasaan bersalah terus melekat karena seorang Kristen merasa bahwa ia tidak mungkin akan pernah layak mendapat belas kasihan Allah. Namun, Alkitab dengan hangat meyakinkan kita, ”Jika kita mengaku dosa-dosa kita, dia setia dan adil-benar sehingga mengampuni kita dari dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari semua ketidakadilbenaran.” (1 Yohanes 1:9) Apakah ada alasan yang kuat untuk percaya bahwa Allah tidak akan melakukan hal itu dalam kasus kita? Ingatlah, dalam Firman-Nya, Yehuwa mengatakan bahwa Ia ”suka mengampuni”. (Mazmur 86:5; 130:3, 4) Karena Ia tidak mungkin berdusta, Ia akan berbuat seperti yang Firman-Nya janjikan, asalkan kita datang kepada-Nya dengan hati yang bertobat.—Titus 1:2.
10. Jaminan yang menghangatkan hati apa diterbitkan oleh sebuah artikel Menara Pengawal terdahulu tentang memerangi kelemahan daging?
10 Apa yang hendaknya saudara lakukan jika saudara sedang memerangi kelemahan namun mengalami kekambuhan? Jangan menyerah! Kekambuhan tidak selalu membatalkan kemajuan yang telah saudara buat. Terbitan 15 Februari 1954 dari jurnal ini menawarkan jaminan yang menghangatkan hati ini, ”Kita [mungkin] mendapati diri tersandung dan jatuh berkali-kali karena suatu kebiasaan buruk yang ternyata telah berakar lebih dalam pada pola hidup kita sebelumnya daripada yang kita sadari. . . . Jangan putus asa. Jangan menyimpulkan bahwa saudara telah melakukan dosa yang tidak dapat diampuni. Setan justru ingin agar saudara berpikir demikian. Kenyataan bahwa saudara merasa sedih dan kesal terhadap diri sendiri merupakan bukti bahwa saudara masih belum melangkah terlalu jauh. Jangan sekali-kali menjadi letih untuk dengan rendah hati dan sungguh-sungguh berpaling kepada Allah, memohon pengampunan dan pentahiran serta bantuan-Nya. Hampirilah Dia sebagaimana seorang anak menghampiri ayahnya bila dalam kesulitan, tidak soal seberapa sering untuk kelemahan yang sama, dan Yehuwa dengan murah hati akan memberi saudara bantuan karena kebaikan hati-Nya yang tidak layak kita terima dan, jika saudara tulus, Ia akan memberi saudara perwujudan dari hati nurani yang bersih.”
Bila Kita Merasa bahwa Kita Tidak Berbuat Cukup Banyak
11. (a) Apa hendaknya perasaan kita mengenai ambil bagian dalam pekerjaan pemberitaan Kerajaan? (b) Beberapa orang Kristen berupaya mengatasi perasaan-perasaan apa mengenai ambil bagian dalam pelayanan?
11 Pekerjaan pemberitaan Kerajaan memainkan peranan yang penting dalam kehidupan seorang Kristen, dan ambil bagian di dalamnya mendatangkan sukacita. (Mazmur 40:9) Namun, beberapa orang Kristen merasa sangat bersalah karena tidak sanggup berbuat lebih banyak dalam pelayanan. Perasaan bersalah demikian bahkan dapat mengikis sukacita kita dan menyebabkan kita menyerah, karena membayangkan bahwa Yehuwa merasa bahwa kita tidak pernah berbuat cukup banyak. Perhatikan perasaan-perasaan yang berupaya diatasi oleh beberapa orang.
”Dapatkah saudara bayangkan betapa menyita waktu kemiskinan itu?” tulis seorang saudari Kristen yang bersama suaminya membesarkan tiga anak. ”Saya harus menghemat sebisa-bisanya. Ini berarti menggunakan waktu memeriksa toko-toko murah, rak-rak dengan barang obralan, atau bahkan menjahit pakaian. Saya juga menghabiskan satu atau dua jam setiap minggu untuk mengurus kupon-kupon [makanan dengan potongan harga]—menggunting, menyimpannya, dan menukarkannya. Kadang-kadang saya merasa sangat bersalah melakukan semua ini karena berpikir bahwa seharusnya saya menggunakan waktu tersebut untuk keluar dalam dinas pengabaran.”
”Saya pikir saya pasti kurang mengasihi Yehuwa,” demikian penjelasan seorang saudari dengan empat anak dan suami yang tidak seiman. ”Maka saya berjuang untuk melayani Yehuwa. Saya benar-benar berupaya keras, tetapi saya tidak pernah merasa itu sudah cukup. Begini, saya merasa diri tidak berguna, maka saya tidak dapat membayangkan bagaimana mungkin Yehuwa menerima dinas saya kepada-Nya.”
Seorang Kristen yang merasa perlu meninggalkan dinas sepenuh waktu mengatakan, ”Saya tidak sanggup memikirkan bahwa saya gagal dalam komitmen saya untuk melayani Yehuwa sepenuh waktu. Saudara tidak dapat bayangkan betapa kecewanya saya! Saya menangis sekarang mengingat hal ini.”
12. Mengapa beberapa orang Kristen merasa sangat bersalah karena tidak sanggup berbuat lebih banyak dalam pelayanan?
12 Sudah sewajarnya untuk ingin melayani Yehuwa sebisa mungkin. (Mazmur 86:12) Namun, mengapa beberapa orang merasa sangat bersalah karena tidak sanggup berbuat lebih banyak? Bagi beberapa orang, ini tampaknya berhubungan dengan perasaan diri tidak berguna, barangkali akibat pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kehidupan. Dalam keadaan lain, perasaan bersalah yang tidak patut mungkin timbul dari pandangan yang tidak realistis akan apa yang Yehuwa harapkan dari kita. ”Saya merasa bahwa kalau belum sampai kepayahan, kita pasti belum berbuat cukup,” demikian pengakuan seorang Kristen. Sebagai akibatnya, ia menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi dirinya—dan kemudian semakin merasa bersalah lagi jika ia tidak dapat mencapainya.
13. Apa yang Yehuwa harapkan dari kita?
13 Apa yang Yehuwa harapkan dari kita? Secara sederhana, Yehuwa mengharapkan agar kita melayani Dia dengan sepenuh jiwa, melakukan apa yang dimungkinkan oleh keadaan kita. (Kolose 3:23) Akan tetapi, mungkin terdapat perbedaan yang besar antara apa yang ingin kita lakukan dengan apa yang secara realistis dapat kita lakukan. Kita mungkin dibatasi oleh faktor-faktor seperti usia, kesehatan, stamina fisik, atau tanggung jawab keluarga. Meskipun demikian, bila kita melakukan sebisa-bisanya, kita dapat merasa yakin bahwa dinas kita kepada Yehuwa adalah sepenuh jiwa—tidak lebih dan tidak kurang sepenuh jiwa dibandingkan orang-orang yang kesehatan dan keadaannya memungkinkannya untuk berada dalam dinas sepenuh waktu.—Matius 13:18-23.
14. Apa yang dapat saudara lakukan jika saudara membutuhkan bantuan untuk menentukan apa yang secara realistis dapat saudara harapkan dari diri saudara?
14 Maka, bagaimana saudara dapat menentukan apa yang secara realistis dapat saudara harapkan dari diri saudara? Saudara mungkin ingin membicarakan persoalannya dengan seorang sahabat Kristen yang matang yang dapat dipercaya, barangkali seorang penatua atau seorang saudari yang berpengalaman, yang mengetahui kesanggupan saudara, keterbatasan saudara, dan tanggung jawab keluarga saudara. (Amsal 15:22) Ingat bahwa di mata Allah, nilai saudara sebagai manusia tidak diukur oleh berapa banyak yang saudara lakukan dalam dinas pengabaran. Semua hamba Yehuwa berharga bagi-Nya. (Hagai 2:8; Maleakhi 3:16, 17) Apa yang saudara lakukan dalam pekerjaan pemberitaan mungkin lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan yang dilakukan orang-orang lain, namun sejauh ini merupakan yang terbaik dari diri saudara, Yehuwa senang, dan saudara tidak perlu merasa bersalah.—Galatia 6:4.
Bila Banyak yang Dituntut dari Kita
15. Dalam hal-hal apa banyak yang dituntut dari para penatua sidang?
15 ”Setiap orang yang kepadanya banyak diberikan,” kata Yesus, ”banyak yang akan dituntut dari dia.” (Lukas 12:48) Tentu saja ’banyak yang dituntut’ dari orang-orang yang melayani sebagai penatua sidang. Seperti Paulus mereka mengerahkan diri mereka demi kepentingan sidang. (2 Korintus 12:15) Mereka harus mempersiapkan khotbah-khotbah, mengadakan kunjungan penggembalaan, menangani kasus-kasus pengadilan—semua ini tanpa melalaikan keluarga mereka sendiri. (1 Timotius 3:4, 5) Beberapa penatua juga sibuk membantu membangun Balai Kerajaan, melayani dalam Panitia Penghubung Rumah Sakit, dan menyumbangkan tenaga di kebaktian-kebaktian. Bagaimana pria-pria yang berbakti dan bekerja keras ini menghindari menjadi letih di bawah beban dari berbagai tanggung jawab demikian?
16. (a) Jalan keluar praktis apa yang ditawarkan Yitro kepada Musa? (b) Sifat apa akan memungkinkan seorang penatua berbagi tanggung jawab yang cocok dengan orang-orang lain?
16 Sewaktu Musa, seorang pria yang bersahaja dan rendah hati, merasa letih dalam menangani problem orang-orang lain, ayah mertuanya, Yitro, menawarkan jalan keluar yang praktis: berbagi beberapa tanggung jawab dengan pria-pria lain yang memenuhi syarat. (Keluaran 18:17-26; Bilangan 12:3) ”Hikmat ada pada orang yang rendah hati [”bersahaja”, NW],” kata Amsal 11:2. Bersahaja berarti mengakui dan menerima keterbatasan kita. Seorang pria yang bersahaja tidak segan mendelegasikan pekerjaan kepada orang-orang lain, ia juga tidak merasa takut kalau-kalau ia kehilangan kendali dengan berbagi berbagai tanggung jawab yang patut dengan pria-pria lain yang memenuhi syarat.b (Bilangan 11:16, 17, 26-29) Sebaliknya, ia ingin sekali membantu mereka untuk maju.—1 Timotius 4:15.
17. (a) Bagaimana anggota-anggota sidang dapat meringankan beban para penatua? (b) Pengorbanan apa dibuat oleh istri para penatua, dan bagaimana kita dapat memperlihatkan kepada mereka bahwa kita tidak kurang menghargai pengorbanan mereka?
17 Para anggota sidang dapat berbuat banyak untuk meringankan beban para penatua. Karena memahami bahwa para penatua memiliki keluarga mereka sendiri untuk diurus, orang-orang lain tidak akan membuat tuntutan yang tidak masuk akal atas waktu dan perhatian para penatua. Mereka juga tidak akan kurang menghargai pengorbanan sukarela yang dilakukan istri para penatua seraya mereka tanpa mementingkan diri berbagi waktu dari suami mereka dengan sidang. Seorang ibu dengan tiga anak yang suaminya melayani sebagai penatua menjelaskan, ”Sesuatu yang tidak pernah saya keluhkan adalah beban tambahan yang dengan senang hati saya pikul dalam rumah tangga supaya suami saya dapat melayani sebagai penatua. Saya mengetahui bahwa berkat Yehuwa limpah atas keluarga kami karena pelayanan suami saya, dan saya tidak menyesalkan waktu dan energi yang ia berikan. Namun, sewajarnyalah bahwa saya sering harus lebih banyak mengurus halaman dan berbuat lebih banyak dalam mendisiplin anak-anak kami daripada yang seharusnya, karena suami saya sibuk.” Sayang sekali, saudari ini mendapati bahwa beberapa orang, sebaliknya daripada menghargai beban tambahannya, melontarkan pernyataan-pernyataan yang tidak berperasaan, seperti, ”Kenapa saudari tidak merintis?” (Amsal 12:18) Alangkah jauh lebih baik untuk memuji orang-orang lain atas apa yang mereka lakukan daripada mengkritik mereka atas apa yang tidak dapat mereka lakukan!—Amsal 16:24; 25:11.
Karena Akhir Itu Belum Lagi Tiba
18, 19. (a) Mengapa kini bukanlah waktunya untuk berhenti berlari dalam perlombaan untuk kehidupan abadi? (b) Apa nasihat tepat waktu yang diberikan rasul Paulus kepada orang-orang Kristen di Yerusalem?
18 Bila seorang pelari tahu bahwa ia mendekati akhir dari sebuah perlombaan yang panjang, ia tidak akan menyerah. Tubuhnya mungkin berada pada batas daya tahannya—lelah, kepanasan, dan mengalami dehidrasi—namun sangat dekat dengan garis finis bukanlah waktunya untuk berhenti berlari. Demikian pula, sebagai orang-orang Kristen kita berada dalam perlombaan untuk hadiah kehidupan, dan kita sudah sangat dekat dengan garis finis. Kini bukan waktunya kita berhenti berlari!—Bandingkan 1 Korintus 9:24; Filipi 2:16; 3:13, 14.
19 Orang-orang Kristen pada abad pertama menghadapi keadaan yang serupa. Kira-kira pada tahun 61 M, rasul Paulus menulis kepada orang-orang Kristen di Yerusalem. Waktu hampir habis—”generasi” yang fasik, sistem perkara Yahudi yang murtad segera akan ”berlalu”. Khususnya orang-orang Kristen di Yerusalem harus waspada dan setia; mereka perlu melarikan diri dari kota sewaktu mereka melihat kota tersebut dikepung oleh bala tentara yang berkemah. (Lukas 21:20-24, 32) Maka, sungguh tepat waktu nasihat Paulus yang terilham ini, ’Jangan menjadi lelah dan gugur jiwamu.’ (Ibrani 12:3) Rasul Paulus di sini menggunakan dua kata kerja yang jelas, ”menjadi lelah” (kaʹmno) dan ”gugur” (e·klyʹo·mai). Menurut seorang sarjana Alkitab, kata-kata Yunani ini ”digunakan oleh Aristoteles untuk para pelari yang mengendurkan otot-ototnya dan ambruk setelah mereka melewati garis finis. Para pembaca [surat Paulus] masih berada dalam perlombaan. Mereka tidak boleh menyerah sebelum waktunya. Mereka tidak boleh membiarkan diri mereka pingsan dan ambruk karena perasaan lelah. Sekali lagi, terdapat seruan untuk berkanjang dalam menghadapi kesulitan.”
20. Mengapa nasihat Paulus tepat waktu bagi kita dewasa ini?
20 Betapa tepat waktu nasihat Paulus bagi kita dewasa ini! Dalam menghadapi tekanan yang meningkat, mungkin ada saatnya kita merasa seperti seorang pelari yang sangat lelah dengan kaki yang serasa akan patah. Namun kita telah begitu dekat dengan garis finis, kita tidak boleh menyerah! (2 Tawarikh 29:11) Justru itu yang diinginkan Musuh kita, ”singa yang mengaum”. Syukurlah, Yehuwa telah membuat persediaan yang memberikan ”semangat kepada yang tiada berdaya”. (Yesaya 40:29) Apa persediaan ini dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya akan dibahas dalam artikel berikutnya.
[Catatan Kaki]
a Misalnya, beberapa mungkin berjuang untuk mengendalikan suatu sifat dalam kepribadian yang berurat-berakar, seperti temperamen yang buruk, atau untuk mengatasi masalah masturbasi.—Lihat Awake! 22 Mei 1988, halaman 19-21; 8 November 1981, halaman 16-20; dan Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, halaman 198-211, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
b Lihat artikel ”Para Penatua—Delegasikan!” dalam terbitan Menara Pengawal 15 Oktober 1992, halaman 20-3.
-
-
Yehuwa Memberikan Kuasa kepada Orang-Orang yang LelahMenara Pengawal—1995 | 1 Desember
-
-
Yehuwa Memberikan Kuasa kepada Orang-Orang yang Lelah
”Orang-orang yang menanti-nantikan [Yehuwa] mendapat kekuatan baru [”mendapatkan kembali kuasa”, ”NW”]: mereka seumpama rajawali [”elang”, ”NW”] yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.”—YESAYA 40:31.
1, 2. Apa yang Yehuwa berikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, dan apa yang akan kita bahas sekarang?
ELANG termasuk burung yang paling perkasa di angkasa. Mereka dapat terbang meluncur menempuh jarak yang jauh bahkan tanpa mengepakkan sayap. Dengan sayap yang dapat terbentang sepanjang dua meter, ” Si Raja Burung” ini, golden eagle (elang emas), adalah ”salah satu yang paling mengesankan di antara segala macam elang; naik di atas bukit-bukit dan dataran, [ia] membubung tinggi selama berjam-jam di atas beberapa lereng gunung, kemudian terbang berputar-putar sampai menjadi sebuah titik hitam saja di angkasa.”—The Audubon Society Encyclopedia of North American Birds.
2 Dengan mengingat kemampuan terbang dari elang, Yesaya menulis, ”[Yehuwa] memberi kekuatan [”kuasa”, NW] kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan [Yehuwa] mendapat kekuatan baru [”mendapatkan kembali kuasa”, NW]: mereka seumpama rajawali [”elang”, NW] yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:29-31) Alangkah menghiburnya untuk mengetahui bahwa Yehuwa memberikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya kuasa untuk terus bertahan, seolah-olah memperlengkapi mereka dengan sayap yang tampaknya tidak kenal lelah dari elang yang terbang tinggi! Kini, pertimbangkan beberapa persediaan yang Ia telah buat untuk memberikan kuasa kepada orang yang lelah.
Kuasa dari Doa
3, 4. (a) Yesus mendesak murid-muridnya untuk melakukan apa? (b) Apa yang dapat kita harapkan untuk dilakukan Yehuwa sebagai jawaban atas doa-doa kita?
3 Yesus mendesak murid-muridnya agar ”selalu berdoa dan tidak menyerah”. (Lukas 18:1) Apakah mencurahkan hati kita kepada Yehuwa benar-benar dapat membantu kita untuk mendapatkan kembali kuasa dan tidak menyerah bila tekanan-tekanan hidup tampaknya tidak tertanggungkan lagi? Ya, tetapi ada beberapa hal yang harus diingat.
4 Kita harus realistis dengan apa yang kita harapkan untuk dilakukan Yehuwa sebagai jawaban atas doa-doa kita. Seorang Kristen yang telah tergelincir ke dalam depresi berat belakangan mengakui, ”Sebagaimana halnya penyakit-penyakit lain, Yehuwa tidak melakukan mukjizat pada waktu ini. Tetapi Ia memang membantu kita mengatasinya dan menyembuhkan sebatas kesanggupan kita dalam sistem ini.” Sewaktu menjelaskan mengapa doa-doanya sangat membantu, ia menambahkan, ”Saya memiliki akses 24 jam kepada roh kudus Yehuwa.” Jadi, Yehuwa tidak menaungi kita dari tekanan-tekanan hidup yang dapat membebani kita, tetapi Ia ”memberikan roh kudus kepada mereka yang meminta kepadanya!” (Lukas 11:13; Mazmur 88:2-4) Roh tersebut memungkinkan kita untuk berhasil mengatasi cobaan atau tekanan apa pun yang mungkin kita hadapi. (1 Korintus 10:13) Jika perlu, roh tersebut dapat memberikan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” kepada kita untuk bertekun sampai Kerajaan Allah menyingkirkan segala problem yang menekan di dunia baru yang sudah sangat dekat.—2 Korintus 4:7.
5. (a) Agar doa-doa kita efektif, dua hal apa yang vital? (b) Bagaimana kita dapat berdoa bila kita sedang berjuang melawan suatu kelemahan daging? (c) Doa-doa kita yang gigih dan spesifik mempertunjukkan apa kepada Yehuwa?
5 Namun, agar doa kita efektif, kita harus berkanjang, dan kita harus spesifik. (Roma 12:12) Misalnya, bila suatu ketika saudara menjadi letih karena saudara berjuang melawan suatu kelemahan daging, pada awal setiap hari, mohonlah kepada Yehuwa untuk membantu saudara agar tidak mengalah kepada kelemahan spesifik tersebut sepanjang hari itu. Doakan hal yang sama sepanjang hari dan sebelum pergi tidur setiap malam. Jika saudara mengalami kemunduran, mohonlah pengampunan Yehuwa, tetapi juga utarakan kepada-Nya apa yang menyebabkan kekambuhan dan apa yang saudara dapat lakukan untuk menghindari keadaan-keadaan tersebut di masa depan. Doa yang gigih dan spesifik semacam itu akan mempertunjukkan kepada sang ”Pendengar doa” ketulusan dari keinginan saudara untuk memenangkan pertarungan.—Mazmur 65:2, NW; Lukas 11:5-13.
6. Mengapa kita dapat dibenarkan untuk mengharap agar Yehuwa mendengar doa-doa kita sekalipun kita merasa tidak layak untuk berdoa?
6 Akan tetapi, kadang-kadang orang-orang yang telah menjadi letih merasa diri tidak layak untuk berdoa. Seorang wanita Kristen yang pernah merasa demikian belakangan mengatakan, ”Itu adalah cara berpikir yang sangat berbahaya karena ini berarti bahwa kita mulai menghakimi diri sendiri, padahal ini bukan hak kita.” Sebenarnya, ”Allah sendirilah Hakim.” (Mazmur 50:6) Alkitab meyakinkan kita bahwa meskipun ”hati kita mungkin menghukum kita, . . . Allah lebih besar daripada hati kita dan mengetahui segala sesuatu”. (1 Yohanes 3:20) Sungguh menghibur untuk mengetahui bahwa bila kita mungkin menghukum diri dengan menganggap tidak layak untuk berdoa, Yehuwa mungkin tidak merasa demikian terhadap kita! Ia ”mengetahui segala sesuatu” tentang kita, termasuk keadaan dalam hidup kita yang mungkin menyebabkan kita merasa begitu tidak layak. (Mazmur 103:10-14) Belas kasihan dan pengertian-Nya yang dalam menggerakkan Dia untuk mendengar doa-doa dari ”hati yang patah dan remuk”. (Mazmur 51:19) Bagaimana mungkin Ia menolak mendengar jeritan kita meminta bantuan padahal Ia sendiri mengutuk ’siapa pun yang menutup telinganya bagi jeritan orang lemah’?—Amsal 21:13.
Kehangatan Persaudaraan
7. (a) Persediaan lain apa yang telah Yehuwa buat untuk membantu kita mendapatkan kembali kuasa? (b) Mengetahui hal apa berkenaan persaudaraan kita dapat menguatkan kita?
7 Persediaan lain yang telah Yehuwa buat untuk membantu kita mendapatkan kembali kuasa adalah persaudaraan Kristen kita. Sungguh hak istimewa yang berharga untuk menjadi bagian dari suatu keluarga saudara dan saudari di seluas dunia! (1 Petrus 2:17) Sewaktu tekanan-tekanan hidup membebani kita, kehangatan persaudaraan kita dapat membantu kita mendapatkan kembali kuasa. Bagaimana caranya? Dengan mengetahui bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi tantangan yang menekan, itu saja sudah dapat menguatkan. Di antara saudara dan saudari kita, tidak diragukan ada beberapa yang pernah menghadapi tekanan atau cobaan yang hampir sama dan memiliki perasaan yang sangat serupa dengan perasaan kita. (1 Petrus 5:9) Sungguh menenteramkan hati untuk mengetahui bahwa apa yang kita alami bukannya tidak lazim dan bahwa perasaan-perasaan kita bukanlah sesuatu yang langka.
8. (a) Contoh-contoh apa memperlihatkan bagaimana kita dapat memperoleh banyak bantuan dan penghiburan yang dibutuhkan dalam persaudaraan kita? (b) Dengan cara apa saudara secara pribadi telah dibantu atau dihibur oleh ”seorang teman sejati”?
8 Dalam kehangatan persaudaraan, kita dapat memperoleh ’teman-teman sejati’ yang, bila kita sedang tertekan, dapat menyediakan banyak bantuan dan hiburan yang dibutuhkan. (Amsal 17:17, NW) Sering kali, yang dibutuhkan hanyalah beberapa patah kata yang ramah atau tindakan yang penuh timbang rasa. Seorang Kristen yang berjuang melawan perasaan bahwa dirinya tidak berharga mengenang, ”Ada sahabat-sahabat yang mengatakan hal-hal positif tentang saya untuk membantu saya mengatasi pikiran-pikiran negatif yang saya miliki.” (Amsal 15:23) Setelah kematian dari putrinya yang masih kecil, seorang saudari pada mulanya merasa sulit untuk menyanyikan lagu Kerajaan di perhimpunan sidang, khususnya nyanyian yang menyinggung tentang kebangkitan. ”Suatu kali,” ia mengenang, ”seorang saudari yang duduk di baris seberang melihat saya menangis. Ia datang, merangkul saya, dan menyanyikan sisa lagu itu bersama saya. Saya merasakan kasih yang sangat besar terhadap saudara dan saudari dan sangat berbahagia bahwa kita menghadiri perhimpunan, menyadari bahwa di situlah kita memperoleh bantuan, di sana di Balai Kerajaan.”
9, 10. (a) Bagaimana kita dapat menyumbang kepada kehangatan persaudaraan kita? (b) Siapa yang khususnya membutuhkan pergaulan yang sehat? (c) Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan anjuran?
9 Tentu saja, kita masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menyumbang kepada kehangatan persaudaraan Kristen. Oleh karena itu, hati kita hendaknya ’dibuka lebar-lebar’ untuk menampung semua saudara dan saudari kita. (2 Korintus 6:13) Betapa sedihnya bagi orang-orang yang telah menjadi letih untuk merasa bahwa kasih persaudaraan telah mendingin terhadap mereka! Namun, beberapa orang Kristen melaporkan merasa kesepian dan dilalaikan. Seorang saudari yang suaminya menentang kebenaran memohon, ”Siapa yang tidak menginginkan dan membutuhkan persahabatan yang membina, anjuran, dan pergaulan yang penuh kasih? Tolong ingatkan saudara dan saudari kita bahwa kami membutuhkan itu!” Ya, khususnya orang-orang yang keadaannya dalam hidup membebani mereka—mereka yang memiliki pasangan hidup yang tidak seiman, orang-tua tunggal, mereka yang memiliki problem-problem kesehatan yang kronis, mereka yang lanjut usia, dan yang lain-lain—membutuhkan pergaulan yang sehat. Apakah beberapa dari kita perlu diingatkan akan hal itu?
10 Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu? Marilah kita membuka hati kita lebar-lebar dalam menyatakan kasih kita. Sewaktu mengulurkan sifat suka menerima tamu, janganlah kita melupakan orang-orang yang membutuhkan anjuran. (Lukas 14:12-14; Ibrani 13:2) Sebaliknya daripada menyimpulkan bahwa keadaan mereka tidak memungkinkan mereka untuk menerimanya, bagaimana jika kita tetap mengundang mereka? Kemudian biarkan mereka yang memutuskan. Sekalipun mereka tidak dapat menerimanya, tak diragukan mereka akan merasa dianjurkan karena mengetahui bahwa orang-orang lain mengingat mereka. Mungkin itulah yang mereka butuhkan untuk mendapatkan kembali kuasa.
11. Orang-orang yang dibebani mungkin membutuhkan bantuan dalam hal-hal apa?
11 Orang-orang yang dibebani mungkin membutuhkan bantuan dalam bentuk-bentuk lain. Misalnya, seorang ibu yang tak bersuami mungkin membutuhkan seorang saudara yang matang untuk memperlihatkan minat kepada putranya yang tidak berayah. (Yakobus 1:27) Seorang saudara atau saudari yang menderita problem kesehatan yang serius mungkin membutuhkan bantuan untuk berbelanja atau untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga. Seorang yang lanjut usia mungkin ingin sekali ditemani atau membutuhkan bantuan untuk keluar dalam dinas pengabaran. Jika kebutuhan akan bantuan demikian terus ada, hal ini menjadi ’ujian yang sebenarnya dari kesejatian kasih kita’. (2 Korintus 8:8) Sebaliknya daripada menarik diri dari orang-orang yang membutuhkan mengingat waktu dan upaya yang terlibat, semoga kita lulus dari ujian kasih Kristen dengan bersikap peka dan tanggap terhadap kebutuhan orang-orang lain.
Kuasa dari Firman Allah
12. Bagaimana Firman Allah membantu kita mendapatkan kembali kuasa?
12 Orang yang berhenti makan akan segera kehilangan kekuatan, atau kuasanya. Maka, salah satu cara Yehuwa memberi kita kuasa untuk terus bertahan adalah dengan memastikan bahwa kita mendapat makanan yang baik secara rohani. (Yesaya 65:13, 14) Makanan rohani apa yang telah Ia sediakan? Yang terutama, Firman-Nya, Alkitab. (Matius 4:4; bandingkan Ibrani 4:12.) Bagaimana ini dapat membantu kita mendapatkan kembali kuasa? Sewaktu tekanan dan problem yang kita hadapi mulai menguras kekuatan kita, kita dapat memperoleh kekuatan dengan membaca tentang perasaan dan perjuangan dalam kisah nyata pria-pria dan wanita-wanita yang setia pada zaman Alkitab. Meskipun menjadi teladan integritas yang menonjol, mereka adalah manusia ”dengan perasaan-perasaan seperti kita”. (Yakobus 5:17; Kisah 14:15) Mereka menghadapi cobaan dan tekanan yang serupa dengan yang kita hadapi. Pertimbangkan beberapa contoh.
13. Contoh-contoh Alkitab apa memperlihatkan bahwa pria-pria dan wanita-wanita yang setia pada zaman Alkitab memiliki perasaan dan pengalaman yang banyak persamaannya dengan yang kita miliki?
13 Sang patriark Abraham sangat berdukacita atas kematian istrinya meskipun ia memiliki iman akan kebangkitan. (Kejadian 23:2; bandingkan Ibrani 11:8-10, 17-19.) Daud yang bertobat merasa bahwa dosa-dosanya telah membuat dia tidak layak untuk melayani Yehuwa. (Mazmur 51:13) Musa merasa diri tidak cakap. (Keluaran 4:10) Epafroditus menjadi masygul sewaktu mengetahui bahwa suatu penyakit yang serius membatasi kegiatannya dalam ”pekerjaan Tuan”. (Filipi 2:25-30) Paulus harus berjuang melawan daging yang tidak sempurna. (Roma 7:21-25) Euodia dan Sintikhe, dua saudari terurap di sidang Filipi, tampaknya memiliki kesulitan untuk bergaul serasi. (Filipi 1:1; 4:2, 3) Sungguh menganjurkan untuk mengetahui bahwa orang-orang yang setia ini memiliki perasaan dan pengalaman seperti kita, namun mereka tidak menyerah! Yehuwa juga tidak meninggalkan mereka.
14. (a) Alat-alat apa yang telah Yehuwa gunakan untuk membantu kita mendapat kekuatan dari Firman-Nya? (b) Mengapa jurnal Menara Pengawal dan Sedarlah! memuat artikel-artikel tentang masalah sosial, keluarga, dan emosi?
14 Untuk membantu kita mendapatkan kekuatan dari Firman-Nya, Yehuwa menggunakan golongan budak yang setia dan bijaksana untuk menyediakan bagi kita ’makanan pada waktu yang tepat’ yang terus mengalir. (Matius 24:45) Budak yang setia telah lama menggunakan jurnal Menara Pengawal dan Sedarlah! untuk membela kebenaran Alkitab dan memberitakan Kerajaan Allah sebagai satu-satunya harapan manusia. Khususnya pada beberapa dekade terakhir ini, jurnal-jurnal tersebut telah memuat artikel-artikel berdasarkan Alkitab yang tepat waktu tentang tantangan-tantangan sosial, keluarga, dan emosi yang bahkan dihadapi oleh beberapa orang di antara umat Allah. Untuk tujuan apa keterangan-keterangan demikian diterbitkan? Tentu saja untuk membantu mereka yang mengalami tantangan-tantangan ini agar mendapat kekuatan dan anjuran dari Firman Allah. Namun, artikel-artikel tersebut juga membantu kita semua untuk memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang mungkin dihadapi oleh beberapa dari saudara dan saudari kita. Dengan demikian kita diperlengkapi dengan lebih baik untuk menaati kata-kata Paulus, ”Berbicaralah dengan cara yang menghibur kepada jiwa-jiwa yang masygul, dukunglah yang lemah, berpanjangsabarlah terhadap semua.”—1 Tesalonika 5:14.
Para Penatua yang Adalah ”Tempat Perteduhan terhadap Angin Ribut”
15. Apa yang Yesaya nubuatkan tentang orang-orang yang melayani sebagai penatua, dan hal ini meletakkan tanggung jawab apa atas mereka?
15 Yehuwa telah menyediakan hal lain untuk membantu kita bila kita menjadi letih—para penatua sidang. Tentang mereka nabi Yesaya menulis, ”Mereka masing-masing akan seperti [”harus terbukti menjadi”, NW] tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.” (Yesaya 32:1, 2) Oleh karena itu, para penatua memiliki tanggung jawab untuk memenuhi apa yang telah Yehuwa nubuatkan tentang mereka. Mereka ”harus terbukti menjadi” sumber penghiburan dan penyegaran bagi orang-orang lain dan bersedia untuk ’terus memikul beban [atau, ”hal-hal yang menyusahkan”; secara harfiah, ”hal-hal berat”] satu sama lain’. (Galatia 6:2, catatan kaki NW Inggris) Bagaimana mereka dapat melakukan hal ini?
16. Apa yang dapat para penatua lakukan untuk membantu orang-orang yang merasa diri tidak layak untuk berdoa?
16 Seperti yang disebutkan sebelumnya, kadang-kadang seseorang yang menjadi letih mungkin merasa tidak layak untuk berdoa. Apa yang dapat para penatua lakukan? Mereka dapat berdoa bersama orang tersebut serta mendoakan dia. (Yakobus 5:14) Hanya dengan memohon kepada Yehuwa, di hadapan orang yang letih, agar membantu orang tersebut memahami betapa ia dikasihi oleh Yehuwa dan oleh orang-orang lain tentu akan menghibur. Mendengar doa yang penuh perasaan dan tulus dari seorang penatua mungkin dapat membantu menguatkan keyakinan orang yang tertekan. Ia dapat dibantu untuk bernalar bahwa jika para penatua merasa yakin bahwa Yehuwa akan menjawab doa-doa demi kepentingan orang tersebut, maka ia juga dapat memiliki keyakinan yang sama.
17. Mengapa para penatua harus menjadi pendengar yang berempati?
17 ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara,” kata Yakobus 1:19. Untuk membantu orang-orang yang letih agar mendapatkan kembali kuasa, para penatua juga harus menjadi pendengar yang berempati. Dalam beberapa kasus, anggota-anggota sidang mungkin berjuang melawan problem-problem atau tekanan yang tidak dapat diatasi dalam sistem ini. Maka, apa yang mungkin mereka butuhkan bukanlah jalan keluar untuk ”memperbaiki” problem mereka tetapi hanya untuk berbicara kepada seorang pendengar yang baik—seseorang yang tidak akan mendikte mereka apa yang seharusnya dirasakan tetapi yang akan mendengarkan tanpa bersifat menghakimi.—Lukas 6:37; Roma 14:13.
18, 19. (a) Bagaimana dengan cepat mendengar seorang penatua dibantu untuk tidak memperberat beban orang yang letih? (b) Apa hasilnya jika para penatua memperlihatkan ”sikap seperasaan”?
18 Para penatua, jika saudara cepat mendengar, saudara dapat dibantu untuk tidak tanpa disengaja memperberat beban dari orang yang letih. Misalnya, jika seorang saudara atau saudari tidak menghadiri beberapa perhimpunan atau menjadi lamban dalam dinas pengabaran, apakah dia benar-benar membutuhkan nasihat untuk berbuat lebih banyak dalam pelayanan atau untuk lebih tetap tentu menghadiri perhimpunan? Barangkali. Tetapi apakah saudara mengerti seluruh persoalannya? Apakah ada problem kesehatan yang bertambah? Apakah tanggung jawab keluarga berubah baru-baru ini? Apakah ada keadaan atau tekanan lain yang membebani mereka? Ingatlah, orang tersebut bisa jadi telah merasa sangat bersalah karena tidak dapat berbuat lebih banyak.
19 Maka, bagaimana saudara dapat membantu saudara atau saudari itu? Sebelum saudara menarik kesimpulan dan memberikan nasihat, dengarkanlah! (Amsal 18:13) Dengan pertanyaan-pertanyaan yang penuh pertimbangan, ’timbalah’ perasaan dari hati orang tersebut. (Amsal 20:5) Jangan mengabaikan perasaan-perasaan tersebut—kenalilah hal-hal itu. Orang yang letih mungkin perlu diyakinkan bahwa Yehuwa memperhatikan kita dan memahami bahwa kadang-kadang keadaan membatasi kita. (1 Petrus 5:7) Bila para penatua memperlihatkan ”sikap seperasaan” demikian, orang-orang yang letih akan ’menemukan kesegaran bagi jiwa mereka’. (1 Petrus 3:8; Matius 11:28-30) Bila mereka mendapatkan kesegaran semacam itu, mereka tidak perlu diberi tahu untuk melakukan lebih banyak; hati mereka akan menggerakkan mereka untuk melakukan semua yang secara masuk akal dapat mereka lakukan dalam melayani Yehuwa.—Bandingkan 2 Korintus 8:12; 9:7.
20. Karena akhir dari generasi yang fasik ini sudah begitu dekat, kita hendaknya bertekad untuk melakukan apa?
20 Sesungguhnya, kita hidup pada masa yang paling sulit sepanjang sejarah manusia. Tekanan hidup dalam dunia Setan semakin meningkat seraya kita semakin jauh berada dalam zaman akhir. Ingatlah, ibarat seekor singa yang mencari mangsa, Iblis menunggu kita menjadi letih dan menyerah sehingga ia menggunakan kesempatan itu untuk menjadikan kita mangsa yang empuk. Alangkah bersyukurnya kita bahwa Yehuwa memberikan kuasa kepada orang yang lelah! Semoga kita memanfaatkan sepenuhnya persediaan-persediaan yang telah Ia buat untuk memberi kita kuasa untuk terus bertahan, seolah-olah Ia menyediakan bagi kita sayap yang perkasa dari elang yang terbang tinggi. Karena akhir dari generasi yang fasik ini sudah begitu dekat, kini bukan waktunya untuk berhenti berlari dalam perlombaan untuk mendapatkan hadiah—kehidupan abadi.—Ibrani 12:1.
-