PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w08 1/5 hlm. 3
  • Lihat Dulu, Baru Percaya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Lihat Dulu, Baru Percaya
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Sifat-Sifat Allah Disingkapkan
  • Dari Siapa Kita Dapat Mengharapkan Keadilan Sejati?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Penciptaan atau Evolusi?—Bagian 1: Mengapa Percaya kepada Allah?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Bagaimana Aku Dapat Membela Kepercayaanku tentang Penciptaan?
    Sedarlah!—2006
  • ’Sifat-Nya yang Tidak Kelihatan Jelas Terlihat’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
w08 1/5 hlm. 3

Lihat Dulu, Baru Percaya

”Seorang agnostik berpandangan bahwa kebenaran tentang Allah dan kehidupan di masa depan, seperti yang didalami oleh agama Kristen dan agama-agama lainnya, adalah hal yang mustahil diketahui. Atau, kalaupun tidak mustahil, setidaknya mustahil pada saat ini.”​—FILSUF BERTRAND RUSSELL, 1953.

PENCIPTA istilah ”agnostik” adalah seorang zoolog bernama Thomas Huxley. Ia lahir pada tahun 1825 dan hidup sezaman dengan Charles Darwin serta mendukung ajaran evolusi. Pada tahun 1863, Huxley menulis bahwa ia tidak bisa melihat bukti apa pun tentang adanya Allah yang ”mengasihi dan memedulikan kita seperti yang dinyatakan Kekristenan”.

Banyak orang dewasa ini setuju dengan pendapat tokoh-tokoh berpengaruh tersebut, dan menyatakan bahwa mereka baru akan percaya pada apa yang dapat mereka lihat. Menurut mereka, orang yang beriman pada seseorang atau sesuatu tanpa bukti adalah orang yang sangat naif.

Apakah Alkitab menyuruh kita mempercayai Allah secara membabi buta? Justru sebaliknya. Alkitab memperlihatkan bahwa sungguh naif​—bahkan bodoh​—untuk mempercayai pernyataan yang tidak didukung bukti. ”Orang yang kurang berpengalaman percaya pada setiap perkataan,” kata Alkitab, ”tetapi orang yang cerdik mempertimbangkan langkah-langkahnya.”​—Amsal 14:15.

Lalu, bagaimana dengan kepercayaan kepada Allah? Benarkah ada bukti bahwa Allah itu ada, dan terlebih lagi bahwa Ia mengasihi serta memedulikan kita?

Sifat-Sifat Allah Disingkapkan

Penulis Alkitab Paulus, sewaktu berbicara kepada sekelompok cendekiawan di Athena, menyatakan bahwa Allah ”menjadikan dunia dan segala sesuatu di dalamnya”. Paulus memberi tahu para pendengarnya yang skeptis itu bahwa Allah memedulikan umat manusia dan bahwa, sebenarnya, Ia ”tidak jauh dari kita masing-masing”.​—Kisah 17:24-27.

Mengapa Paulus yakin bahwa Allah ada dan memperhatikan manusia ciptaan-Nya? Paulus menyingkapkan satu alasan sewaktu menulis kepada rekan-rekan Kristennya di kota Roma. Tentang Allah ia mengatakan, ”Sifat-sifatnya yang tidak kelihatan, . . . jelas terlihat sejak penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui perkara-perkara yang diciptakan.”​—Roma 1:20.

Halaman-halaman berikut akan menyajikan tiga sifat Allah yang bisa jelas terlihat dari karya ciptaan-Nya. Seraya Anda memperhatikan contoh-contoh tersebut, pikirkan, ’Bagaimana perasaan saya setelah mengetahui sifat-sifat Allah ini?’

[Kutipan di hlm. 3]

Alkitab tidak menyuruh kita mempercayai Allah secara membabi buta

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan