PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Menghukum Pelacur yang Keji
    Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!
    • 4. (a) Cara bagaimana Israel purba melakukan percabulan? (b) Dengan cara luar biasa apa Babel Besar melakukan percabulan?

      4 Babel (artinya ”Kekacauan”) mencapai puncak kejayaannya pada jaman Nebukadnezar. Suatu negara politik-agama dengan lebih dari seribu kuil dan kapel. Golongan imamnya menjalankan kekuasaan yang besar. Walaupun Babel sudah lama lenyap sebagai kuasa dunia, Babel Besar yang bersifat agama tetap hidup, dan sesuai dengan pola pada jaman purba, ia masih berusaha mempengaruhi dan mengatur urusan-urusan politik. Tetapi, apakah Allah berkenan kepada agama dalam politik? Dalam Alkitab Ibrani, Israel dikatakan melacurkan diri ketika terlibat dengan ibadat palsu dan ketika mengadakan persekutuan dengan bangsa-bangsa, sebaliknya dari percaya kepada Yehuwa. (Yeremia 3:6, 8, 9; Yehezkiel 16:28-30) Babel Besar juga melakukan percabulan. Secara mencolok, ia telah melakukan apapun yang ia anggap perlu untuk mendapat pengaruh dan kekuasaan atas raja-raja yang sedang memerintah di bumi.—1 Timotius 4:1.

      5. (a) Kaum pendeta senang menjadi pusat perhatian apa? (b) Mengapa keinginan untuk menjadi terkemuka di dunia bertentangan langsung dengan kata-kata Yesus Kristus?

      5 Dewasa ini, para pemimpin agama sering berkampanye untuk jabatan tinggi dalam pemerintahan, dan di beberapa negeri, mereka ambil bagian dalam pemerintahan, bahkan menduduki jabatan di kabinet. Pada tahun 1988 dua pendeta Protestan yang terkenal mencalonkan diri untuk jabatan kepresidenan Amerika Serikat. Para pemimpin di Babel Besar senang menjadi pusat perhatian; foto-foto mereka sering terlihat dalam pers umum seraya mereka bersahabat dengan politikus-politikus yang terkemuka. Bertentangan dengan itu, Yesus menjauhi keterlibatan politik dan mengatakan tentang murid-muridnya: ”Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.”—Yohanes 6:15; 17:16; Matius 4:8-10; lihat juga Yakobus 4:4.

      ’Pelacuran’ Jaman Modern

      6, 7. (a) Bagaimana Partai Nazi dari Hitler mulai berkuasa di Jerman? (b) Bagaimana perjanjian yang dibuat oleh Vatikan dengan Jerman Nazi membantu Hitler dalam gerakan majunya ke arah kekuasaan dunia?

      6 Melalui campur tangannya dalam politik, pelacur besar telah mendatangkan kesedihan yang tidak terkatakan atas umat manusia. Pertimbangkan, misalnya, fakta-fakta di balik naiknya Hitler kepada kekuasaan di Jerman—fakta-fakta buruk yang ingin dihapus oleh beberapa orang dari buku-buku sejarah. Pada bulan Mei 1924 Partai Nazi menduduki 32 kursi dalam Reichstag Jerman. Menjelang Mei 1928 ini telah susut menjadi 12 kursi. Namun Depresi Besar melanda dunia pada tahun 1930; menunggangi hal itu, kelompok Nazi memulihkan diri secara menakjubkan, dengan memperoleh 230 dari 608 kursi dalam pemilihan umum di Jerman pada bulan Juli 1932. Tidak lama setelah itu, bekas kanselir Franz von Papen, seorang Satria Kepausan, muncul untuk membantu Nazi. Menurut para sejarawan, von Papen mengimpikan suatu Kerajaan Roma Suci yang baru. Masa jabatannya sendiri yang singkat sebagai kanselir merupakan kegagalan, jadi sekarang ia berharap untuk mendapat kekuasaan melalui Nazi. Menjelang Januari 1933, ia telah mengumpulkan dukungan bagi Hitler dari para bangsawan industri, dan melalui intrik-intrik yang lihai ia memastikan agar Hitler menjadi kanselir Jerman pada tanggal 30 Januari 1933. Ia sendiri dijadikan wakil kanselir dan digunakan oleh Hitler untuk memperoleh dukungan dari wilayah-wilayah Jerman yang Katolik. Dalam dua bulan setelah mendapat kekuasaan, Hitler membubarkan parlemen, mengirim ribuan pemimpin oposisi ke kamp-kamp konsentrasi, dan memulai kampanye terbuka untuk menindas orang Yahudi.

      7 Pada tanggal 20 Juli 1933, minat Vatikan dalam kekuasaan Nazisme yang sedang naik diperlihatkan ketika Kardinal Pacelli (yang belakangan menjadi Paus Pius XII) menandatangani perjanjian di Roma antara Vatikan dan Jerman Nazi. Von Papen menandatangani dokumen itu sebagai wakil Hitler, dan di sana Pacelli menganugerahkan kepada von Papen tanda jasa kepausan yang tinggi yaitu Salib Agung dari Orde Pius.b Dalam bukunya Satan in Top Hat (Setan dengan Topi Tinggi), Tibor Koeves menulis mengenai hal ini, dan menyatakan: ”Perjanjian [antar gereja-negara] tersebut merupakan kemenangan besar bagi Hitler. Hal itu memberinya dukungan moral pertama yang ia peroleh dari dunia luar, dan ini dari sumber yang tinggi.” Perjanjian itu menuntut agar Vatikan menarik dukungannya dari Partai Sentral Katolik Jerman, dengan demikian mendukung ”negara mutlak”c dari satu partai dari Hitler. Selanjutnya, artikel ke-14 dalam buku itu menyatakan: ”Pengangkatan untuk para uskup agung, uskup, dan yang serupa akan dilakukan hanya setelah gubernur, yang diangkat oleh Reich, telah memastikan bahwa tidak ada keragu-raguan sehubungan dengan segi-segi politik yang umum.” Menjelang akhir tahun 1933 (yang diumumkan sebagai ”Tahun Suci” oleh Paus Pius XI), dukungan Vatikan telah menjadi faktor utama dalam gerakan maju Hitler ke arah kekuasaan dunia.

      8, 9. (a) Bagaimana reaksi Vatikan maupun Gereja Katolik dan kaum pendetanya terhadap kekejaman Nazi? (b) Pernyataan apa yang dikeluarkan oleh uskup-uskup Katolik Jerman pada awal Perang Dunia II? (c) Apa hasil dari hubungan antar agama dan politik?

      8 Walaupun beberapa dari imam-imam dan para biarawati memprotes kekejaman Hitler—dan menderita untuk itu—Vatikan maupun Gereja Katolik beserta pasukan imamnya secara aktif ataupun secara diam-diam memberikan dukungan kepada kekejaman Nazi, yang mereka anggap sebagai pertahanan terhadap kemajuan komunisme dunia. Dalam kedudukan yang menguntungkan di Vatikan, Paus Pius XII membiarkan Pembantaian Masal atas orang Yahudi dan penindasan yang kejam atas Saksi-Saksi Yehuwa dan orang-orang lain berlangsung tanpa mendapat kritikan. Ironis bahwa Paus Yohanes Paulus II, ketika mengunjungi Jerman pada bulan Mei 1987, mengagungkan pendirian anti Nazi dari seorang imam yang tulus. Apa yang dilakukan oleh ribuan pendeta Jerman lain selama pemerintahan teror dari Hitler? Sepucuk surat kepastoran yang dikeluarkan oleh uskup-uskup Katolik Jerman pada bulan September 1939 ketika Perang Dunia II pecah memberikan penjelasan mengenai hal ini. Bunyinya, sebagian: ”Pada saat yang menentukan ini kami menasihati prajurit-prajurit Katolik kami untuk melaksanakan kewajiban mereka demi ketaatan kepada Fuehrer [Hitler] dan siap mengorbankan seluruh pribadi mereka. Kami memohon kepada Mereka yang Setia untuk bergabung dalam doa yang sungguh-sungguh agar kiranya Allah memimpin perang ini sampai suksesnya yang gemilang.”

      9 Diplomasi Katolik sedemikian menggambarkan jenis pelacuran yang telah dilakukan oleh agama selama 4.000 tahun belakangan ini dalam merayu Negara politik untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan. Hubungan agama-politik demikian telah memperkembangkan peperangan, penganiayaan, dan penderitaan manusia dalam skala yang sangat luas. Umat manusia benar-benar dapat berbahagia bahwa penghukuman Yehuwa atas pelacur besar itu sudah dekat. Semoga hal itu dilaksanakan tidak lama lagi!

      Duduk di Tempat yang Banyak Airnya

      10. Apa gerangan ”tempat yang banyak airnya” yang dipandang sebagai perlindungan oleh Babel Besar, dan apa yang terjadi atas itu?

      10 Babel purba terletak di daerah yang banyak air—Sungai Efrat dan banyak sekali kanal. Ini merupakan perlindungan baginya maupun sumber perdagangan yang menghasilkan kekayaan, sampai air tersebut mengering pada suatu malam. (Yeremia 50:38; 51:9, 12, 13) Babel Besar juga berharap untuk mendapat perlindungan dan kekayaan dari ’banyak air.’ Air simbolis ini adalah ”bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa,” yaitu, ribuan juta manusia yang atasnya ia berkuasa dan memperoleh dukungan materi. Namun air ini juga mengering, atau menarik dukungannya.—Wahyu 17:15; bandingkan Mazmur 18:5; Yesaya 8:7.

      11. (a) Bagaimana Babel purba ”memabukkan seluruh bumi”? (b) Bagaimana Babel Besar ”memabukkan seluruh bumi”?

      11 Selanjutnya, Babel jaman dulu digambarkan sebagai ”piala emas di tangan [Yehuwa] yang memabukkan seluruh bumi.” (Yeremia 51:7) Babel purba memaksa bangsa-bangsa tetangga mereka untuk menelan pernyataan murka Yehuwa pada waktu ia menaklukkan mereka dengan bala tentaranya, membuat mereka lemah seperti orang yang mabuk. Dalam hal itu, ia menjadi alat Yehuwa. Babel Besar, juga, telah melakukan penaklukan sampai ia menjadi imperium seluas dunia. Namun ia pasti bukan perkakas Allah. Sebaliknya, ia melayani ”raja-raja di bumi” yang dengan mereka ia melakukan percabulan agama. Ia telah memuaskan keinginan raja-raja ini dengan menggunakan doktrin-doktrin dustanya dan praktek-praktek yang memperbudak untuk membuat rakyat banyak, ”penghuni-penghuni bumi,” tetap lemah seperti orang mabuk, dengan pasif tunduk kepada para penguasa mereka.

      12. (a) Bagaimana suatu bagian dari Babel Besar di Jepang bertanggung jawab atas banyak pertumpahan darah selama Perang Dunia II? (b) Bagaimana ’air’ yang mendukung Babel Besar menarik diri di Jepang, dan dengan akibat apa?

      12 Shinto di Jepang merupakan contoh yang menonjol mengenai hal ini. Tentara Jepang yang telah diindoktrinasi menganggap suatu kehormatan tertinggi untuk menyerahkan nyawanya bagi kaisar—allah Shinto yang paling tinggi. Selama Perang Dunia II, kira-kira 1.500.000 prajurit Jepang tewas dalam pertempuran; hampir setiap prajurit memandang tindakan menyerah sebagai sesuatu yang tercela. Namun sebagai akibat kekalahan Jepang, Kaisar Hirohito terpaksa harus menarik pengakuan keilahiannya. Ini mengakibatkan pengunduran diri yang mencolok dari ’air’ yang mendukung kelompok Shinto dari Babel Besar—sayang sekali, ini terjadi setelah Shintoisme mendukung penumpahan bertimba-timba darah dalam arena perang Pasifik! Melemahnya pengaruh Shinto juga membuka jalan dalam tahun-tahun belakangan ini bagi lebih dari 200.000 orang Jepang, yang mayoritas terbesarnya adalah bekas penganut agama Shinto dan Budha, untuk menjadi pelayan yang berbakti dan terbaptis dari Tuhan Yang Berdaulat Yehuwa.

      Pelacur Itu Menunggang Binatang Buas

      13. Penglihatan yang mengherankan apa yang Yohanes lihat ketika malaikat itu membawanya dalam kuasa roh ke padang gurun?

      13 Apalagi yang disingkapkan oleh nubuat itu berkenaan pelacur besar dan nasibnya? Seperti diceritakan oleh Yohanes sekarang, ia melihat pemandangan selanjutnya yang sangat jelas: ”Dalam roh aku dibawanya [oleh malaikat itu] ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang [buas, ”NW”] yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.”—Wahyu 17:3.

      14. Mengapa cocok bahwa Yohanes dibawa ke padang gurun?

      14 Mengapa Yohanes dibawa ke padang gurun? Pernyataan kebinasaan yang pernah diucapkan terhadap Babel purba digambarkan sebagai diucapkan ”terhadap ’padang gurun di tepi laut.’” (Yesaya 21:1, 9) Ini merupakan peringatan yang tepat pada waktunya bahwa, meskipun semua air yang menjadi pertahanannya, Babel purba akan menjadi tempat yang tandus tanpa kehidupan. Maka cocok bahwa Yohanes dalam penglihatannya dibawa ke padang gurun untuk melihat keadaan akhir dari Babel Besar. Ia juga harus menjadi tempat yang tandus dan terlantar. (Wahyu 18:19, 22, 23) Tetapi, Yohanes heran dengan apa yang ia lihat di sana. Pelacur besar itu tidak sendirian! Ia duduk di atas seekor binatang buas yang keji!

      15. Perbedaan-perbedaan apa yang ada antara binatang buas dari Wahyu 13:1 dan dari Wahyu 17:3?

      15 Binatang buas ini mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Maka, apakah ini sama dengan binatang buas yang Yohanes lihat sebelumnya, yang juga mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk? (Wahyu 13:1) Tidak, ada perbedaan-perbedaan. Binatang buas ini berwarna merah ungu, dan tidak seperti binatang buas sebelumnya, ia tidak dikatakan mempunyai mahkota. Nama-nama hujat tidak hanya terdapat di atas tujuh kepalanya, tetapi ia ’penuh dengan nama-nama hujat.’ Bagaimanapun juga, harus ada hubungan antara binatang buas yang baru ini dengan yang sebelumnya; persamaannya antara keduanya sangat nyata sehingga tidak mungkin suatu kebetulan.

      16. Apa identitas dari binatang buas merah ungu itu, dan apa yang dikatakan tentang tujuannya?

      16 Maka, apa gerangan binatang buas yang baru yang berwarna merah ungu ini? Ini pasti patung dari binatang buas yang didirikan atas desakan binatang buas Anglo-Amerika yang bertanduk dua seperti anak domba. Setelah patung itu dibuat, binatang buas bertanduk dua itu diijinkan untuk memberikan nafas kepada patung binatang buas itu. (Wahyu 13:14, 15) Yohanes sekarang melihat patung yang hidup dan bernafas itu. Ini menggambarkan organisasi Liga Bangsa Bangsa yang dihidupkan oleh binatang buas bertanduk dua pada tahun 1920. Presiden A.S. Wilson mengimpikan bahwa Liga ini ”akan menjadi forum untuk memberikan keadilan kepada semua orang dan menghapus ancaman peperangan untuk selama-lamanya.” Ketika badan ini dihidupkan kembali setelah perang dunia kedua sebagai Perserikatan Bangsa Bangsa, tujuan yang dinyatakan dalam piagamnya ialah ”untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.”

      17. (a) Dalam hal apa binatang buas merah ungu simbolis itu penuh dengan nama-nama hujat? (b) Siapa yang menunggang binatang buas merah ungu itu? (c) Bagaimana agama yang bersifat Babel menghubungkan dirinya dengan Liga Bangsa Bangsa dan penggantinya sejak awal mula?

      17 Dalam hal apa binatang buas simbolis ini penuh dengan nama-nama hujat? Dalam hal manusia telah mendirikan berhala multi nasional ini sebagai pengganti Kerajaan Allah—untuk melaksanakan apa yang Allah katakan hanya dapat dilaksanakan oleh KerajaanNya. (Daniel 2:44; Matius 12:18, 21) Tetapi, yang penting berkenaan penglihatan Yohanes ialah, bahwa Babel Besar sedang menunggangi binatang buas merah ungu itu. Tepat seperti nubuat tersebut, agama yang bersifat Babel, khususnya dalam Susunan Kristen, telah menjalin hubungan dengan Liga Bangsa Bangsa dan penggantinya. Sudah sejak tanggal 18 Desember 1918, badan yang sekarang dikenal sebagai Majelis Nasional dari Gereja-Gereja Kristus di Amerika menerima deklarasi yang menyatakan, sebagian: ”Liga sedemikian bukan hanya suatu kebijaksanaan politik; melainkan adalah pernyataan politik dari Kerajaan Allah di bumi. . . . Gereja dapat memberikan semangat kemauan baik, yang tanpa itu tidak ada Liga Bangsa Bangsa yang dapat bertahan. . . . Liga Bangsa Bangsa berakar dalam Injil. Seperti Injil, tujuannya ialah ’perdamaian di bumi, kemauan baik di antara manusia.’”

      18. Bagaimana kaum pendeta Susunan Kristen memperlihatkan dukungan kepada Liga Bangsa Bangsa?

      18 Pada tanggal 2 Januari 1919, San Francisco Chronicle memuat kepala berita di halaman depan: ”Paus Memohon Agar Liga Bangsa Bangsa Dari Wilson Diterima.” Pada tanggal 16 Oktober 1919, sebuah surat permohonan yang ditandatangani oleh 14.450 pendeta dari denominasi-denominasi yang terkemuka disampaikan kepada Senat A.S., yang mendesak agar badan itu ”mengesahkan perjanjian perdamaian Paris yang termasuk dalam perjanjian dari liga bangsa-bangsa itu.” Walaupun Senat A.S. gagal mengesahkan perjanjian perdamaian itu, kaum pendeta Susunan Kristen terus berkampanye untuk Liga itu. Dan bagaimana Liga itu diresmikan? Sebuah laporan berita dari Swiss, tertanggal 15 Nopember 1920, berbunyi: ”Pembukaan majelis pertama Liga Bangsa Bangsa itu diumumkan jam sebelas pagi ini dengan dibunyikannya semua lonceng gereja di Jenewa.”

      19. Ketika binatang buas merah ungu itu mulai muncul, haluan apa yang diambil oleh golongan Yohanes?

      19 Apakah golongan Yohanes, satu-satunya kelompok di bumi yang dengan penuh semangat menerima Kerajaan Mesias yang akan datang, ikut bersama Susunan Kristen dalam memberikan penghormatan kepada binatang buas merah ungu itu? Sama sekali tidak! Pada hari Minggu, 7 September 1919, kebaktian umat Yehuwa di Cedar Point, Ohio, menonjolkan khotbah umum ”Harapan Bagi Umat Manusia Yang Menderita.” Pada hari berikutnya, Star-Journal dari Sandusky melaporkan bahwa J. F. Rutherford, presiden Lembaga Menara Pengawal, ketika berkhotbah kepada hampir 7.000 hadirin, telah ”menegaskan bahwa ketidaksenangan Tuhan pasti akan ditimpakan ke atas Liga itu . . . karena kaum pendeta—Katolik dan Protestan—yang mengaku wakil-wakil Allah telah meninggalkan rencanaNya dan mendukung Liga Bangsa Bangsa, mengumumkannya sebagai pernyataan politik dari kerajaan Kristus di bumi.”

      20. Mengapa bersifat menghujat bagi kaum pendeta untuk mengumumkan Liga Bangsa Bangsa sebagai ”pernyataan politik dari Kerajaan Allah di bumi”?

      20 Kegagalan yang menyedihkan dari Liga Bangsa Bangsa seharusnya merupakan tanda bagi kaum pendeta bahwa badan-badan bikinan manusia demikian bukan bagian dari Kerajaan Allah di bumi. Benar-benar suatu hujatan untuk mengeluarkan pernyataan sedemikian! Hal itu membuat seolah-olah Allah terlibat dengan Liga itu yang ternyata merupakan tipuan raksasa yang sangat buruk. Berkenaan Allah, ”pekerjaanNya sempurna.” Kerajaan surgawi Yehuwa di bawah Kristus—dan bukan gabungan dari politikus-politikus yang saling bertengkar, yang banyak dari antaranya ateis—adalah sarana yang akan Ia gunakan untuk mendatangkan perdamaian dan melaksanakan kehendakNya di bumi seperti di surga.—Ulangan 32:4; Matius 6:10.

      21. Apa yang menunjukkan bahwa pelacur besar itu mendukung dan mengagumi pengganti Liga itu, Perserikatan Bangsa Bangsa?

      21 Bagaimana dengan pengganti Liga itu, Perserikatan Bangsa Bangsa? Sejak dibentuk, badan ini juga ditunggangi pelacur besar, secara nyata mengadakan hubungan dengannya dan mencoba mengendalikan langkah dan tujuannya. Misalnya, pada ulang tahunnya yang ke-20 pada bulan Juni 1965, wakil-wakil dari Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur, bersama dengan orang-orang Protestan, Yahudi, Hindu, Budha, dan Muslim—yang dikatakan mewakili dua ribu juta penduduk bumi—berkumpul di San Fransisko untuk merayakan dukungan dan kekaguman mereka terhadap PBB. Pada waktu mengunjungi PBB pada bulan Oktober 1965, Paus Paulus VI menggambarkannya sebagai ”yang paling hebat dari semua organisasi internasional” dan menambahkan: ”Rakyat di bumi berpaling kepada Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai harapan terakhir untuk kerukunan dan perdamaian.” Paus lain yang berkunjung, Paus Yohanes II, ketika berpidato kepada PBB pada bulan Oktober 1979, mengatakan: ”Saya harap Perserikatan Bangsa Bangsa akan terus menjadi forum tertinggi dari perdamaian dan keadilan.” Mencolok sekali, paus itu hanya sedikit sekali menyinggung tentang Yesus Kristus atau Kerajaan Allah dalam pidatonya. Selama kunjungannya ke Amerika Serikat pada bulan September 1987, seperti dilaporkan oleh The New York Times, ”Yohanes Paulus berbicara panjang lebar mengenai peranan positif dari Perserikatan Bangsa Bangsa dalam memajukan . . . ’solidaritas baru seluas dunia.’”

  • Menghukum Pelacur yang Keji
    Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!
    • b Karya tulis sejarah dari William L. Shirer, The Rise and Fall of the Third Reich (Kebangkitan dan Kejatuhan dari Reich Ketiga), menyatakan bahwa von Papen ”lebih bertanggung jawab daripada pribadi lain manapun di Jerman atas naiknya Hitler kepada kekuasaan.” Pada bulan Januari 1933 bekas kanselir Jerman von Schleicher telah mengatakan tentang von Papen: ”Ia ternyata seorang pengkhianat yang, jika dijejerkan di sebelahnya, Yudas Iskariot adalah seorang santo.”

  • Menghukum Pelacur yang Keji
    Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!
    • [Kotak di hlm. 237]

      Churchill Menyingkapkan ’Pelacuran’

      Dalam bukunya The Gathering Storm (Badai yang Mengumpul) (1948), Winston Churchill melaporkan bahwa Hitler mengangkat Franz von Papen sebagai menteri Jerman untuk Wina guna ”merongrong atau mengambil hati tokoh-tokoh terkemuka dalam politik Austria.” Churchill mengutip kata-kata menteri A.S. di Wina tentang von Papen: ”Dengan cara yang sangat berani dan sangat sinis . . . Papen selanjutnya mengatakan kepada saya bahwa . . . ia bermaksud menggunakan reputasinya sebagai orang Katolik yang baik untuk memperoleh pengaruh dari orang-orang Austria seperti Kardinal Innitzer.”

      Setelah Austria menyerah dan pasukan badai Hitler dengan barisannya yang panjang memasuki Wina, kardinal Katolik Innitzer memerintahkan agar semua gereja Austria mengibarkan bendera swastika, membunyikan lonceng-loncengnya, dan berdoa untuk Adolf Hitler dalam menghormati ulang tahunnya.

  • Menghukum Pelacur yang Keji
    Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!
    • [Kotak/​Gambar di hlm. 238]

      Di bawah judul ini, artikel berikut muncul dalam edisi pertama dari The New York Times tanggal 7 Desember 1941:

      ’DOA PERANG’ UNTUK REICH

      ”Uskup-uskup Katolik di Fulda Memohon Berkat dan Kemenangan . . . Konperensi dari Uskup-Uskup Katolik Jerman yang berkumpul di Fulda telah mengusulkan diperkenalkannya ’doa perang’ istimewa yang akan dibacakan pada awal dan akhir semua kebaktian rohani. Doa tersebut memohon kepada Allah untuk memberkati tentara-tentara Jerman dengan kemenangan dan memberikan perlindungan kepada kehidupan dan kesehatan semua prajurit. Uskup-uskup itu selanjutnya memerintahkan kaum pendeta Katolik untuk memasukkan dan mengingat tentara-tentara Jerman ’di darat, di laut dan di udara’ dalam khotbah istimewa hari Minggu sedikitnya satu kali sebulan.”

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan