PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Pornografi​—Sudut Pandangan yang Bertentangan
    Sedarlah!—2003 | 22 Juli
    • Pornografi​—Sudut Pandangan yang Bertentangan

      ”Hal itu menciptakan hasrat kuat yang seharusnya tidak ada, hal itu merangsang hawa nafsu yang tidak pernah boleh dipuaskan.”​—Tony Parsons, kolumnis.

      JOHN tidak pernah berniat menjadi pecandu ’seks Internet’.a Seperti banyak orang lain yang tanpa sengaja menemukan pornografi dan chat room (ruang obrolan) seks, ia sedang menggunakan Internet pada suatu hari ketika ia tanpa sengaja mengakses sebuah situs yang menawarkan chat room semacam itu. Tidak lama kemudian, ia benar-benar asyik dalam seks siber. ”Saya akan menunggu sampai istri saya berangkat kerja,” ingatnya, ”melompat dari ranjang dan menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer.” Dalam sesi yang panjang, ia bahkan tidak berhenti untuk makan atau minum. ”Saya tidak merasa lapar,” katanya. Ia mulai mendustai istrinya mengenai kegiatan rahasianya. Kegiatan itu mulai mempengaruhi konsentrasinya di tempat kerja, dan ia semakin paranoid. Perkawinannya mulai goyah, dan ketika ia akhirnya merencanakan untuk bertemu langsung dengan salah seorang rekan seks sibernya, istrinya mengetahui hal itu. Sekarang, John sedang menjalani perawatan atas kecanduannya.

      Para aktivis antipornografi mengutip kisah-kisah seperti ini sebagai bukti pengaruh bejat pornografi. Mereka berpendapat bahwa hal itu merusak persahabatan, merendahkan martabat wanita, menganiaya anak-anak, dan menimbulkan pandangan yang menyimpang dan berbahaya tentang seks. Di pihak lain, para pendukung membela pornografi sebagai kebebasan berekspresi dan memandang para antipornografi terlalu kolot. ”Orang seharusnya tidak malu-malu terhadap kecenderungan atau hasrat seksual mereka,” tulis seorang pendukung. ”Pornografi dapat digunakan untuk memulai dan merangsang diskusi terbuka mengenai seks.” Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa proliferasi pornografi merupakan ciri khas masyarakat yang terbuka dan sehat. ”Masyarakat yang cukup dewasa untuk menghadapi gambar eksplisit hubungan seks antara orang dewasa yang suka sama suka kemungkinan besar akan menjadi masyarakat yang tidak canggung dengan keanekaragaman seksual dan persamaan hak wanita,” kata penulis Brian McNair.

      Apakah keberagaman sudut pandangan masyarakat membuat pornografi berterima? Mengapa hal itu begitu merebak? Apakah pornografi benar-benar kesenangan yang berbahaya? Artikel berikut akan membahas berbagai pertanyaan ini.

      [Catatan Kaki]

      a Nama-nama telah diganti.

  • Mengapa Pornografi Begitu Merebak?
    Sedarlah!—2003 | 22 Juli
    • Mengapa Pornografi Begitu Merebak?

      BAHAN pengumbar hawa nafsu yang dirancang untuk membangkitkan dorongan seksual sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Tetapi, dalam sebagian besar sejarahnya, pornografi sukar diproduksi dan oleh karena itu khususnya tersedia bagi kalangan orang kaya dan penguasa. Pencetakan massal dan ditemukannya fotografi serta gambar bergerak mengubah segalanya. Pornografi menjadi terbeli dan tersedia bagi mereka yang kurang mampu.

      Perkembangan perekam kaset video membuat tren ini semakin menjadi-jadi. Tidak seperti gulungan film dan foto kuno, kaset video mudah disimpan, digandakan, dan didistribusikan. Kaset video juga bisa ditonton secara pribadi di rumah. Belum lama ini, maraknya sistem TV kabel dan Internet telah membuat pornografi semakin mudah diperoleh. Konsumen yang takut tertangkap basah oleh tetangganya karena berada di toko video khusus orang dewasa kini dapat ”tinggal di rumah dan memesan dengan menekan tombol pada sistem TV kabelnya, atau TV parabolanya”, kata analis media Dennis McAlpine. Menurut McAlpine, akses mudah ke programa jenis ini telah turut menjadikan pornografi ”semakin berterima”.

      Pornografi Dianggap Berterima

      Banyak orang tidak dapat menentukan sikap sehubungan dengan pornografi karena sekarang ini pornografi mulai dianggap berterima. ”Pornografi sudah jauh lebih besar pengaruhnya atas budaya kita daripada semua opera, balet, teater, musik dan kesenian kita bila digabungkan,” kata penulis Germaine Greer. Sikap modern terhadap pornografi mungkin dicerminkan oleh busana ”gaya pelacur” yang dikenakan banyak selebritis, video musik yang semakin mempertontonkan adegan seksual, dan diadopsinya ”estetika porno” oleh media iklan. McAlpine menyimpulkan, ”Masyarakat menelan bulat-bulat apa pun yang disuapkan kepadanya. . . . Hal itu turut menciptakan gagasan bahwa semua hal ini bagus.” Akibatnya, ”masyarakat tampaknya tidak merasa gusar”, ratap penulis Andrea Dworkin. ”Mereka kelihatannya tidak peduli.”

      Alasan Utama Merebaknya Pornografi

      Sewaktu menyatakan pemikiran yang serupa dengan penulis Dworkin, pensiunan agen FBI Roger Young menandaskan bahwa banyak orang ”sama sekali tidak melihat konsekuensi serius gambar cabul dan problem yang diakibatkannya”. Beberapa orang terbuai oleh para pembela pornografi, yang menyatakan bahwa tidak ada bukti tentang gambar pornografi yang berdampak negatif atas orang-orang. ”Bagaimanapun juga, pornografi hanyalah fantasi,” papar penulis F. M. Christensen, ”suatu fakta yang tampaknya sukar dimengerti oleh para penentangnya”. Tetapi, jika fantasi tidak ada pengaruhnya, atas apa industri periklanan didasarkan? Untuk apa perusahaan-perusahaan membelanjakan jutaan dolar untuk memproduksi iklan komersial, iklan video, dan iklan tercetak seandainya semua itu tidak menghasilkan pengaruh yang bertahan lama pada orang-orang?

      Faktanya adalah bahwa seperti semua periklanan yang sukses, tujuan utama pornografi ialah untuk menciptakan hasrat yang tidak pernah ada sebelumnya. ”Pornografi adalah soal laba, tidak kurang tidak lebih,” tulis periset Steven Hill dan Nina Silver. ”Dan, dalam pasar yang gila-gilaan ini, segala sesuatu dianggap sebagai sumber daya yang bisa dieksploitasi dan dikonsumsi, khususnya tubuh wanita dan hubungan seksual manusia.” Greer membandingkan pornografi dengan makanan cepat saji yang sangat adiktif, yang tidak mengandung nutrisi dan dicampur penyedap rasa dan bahan kimia. ”Seks cepat saji komersial,” katanya, ”adalah seks palsu . . . Iklan makanan menjual makanan fantasi dan iklan seks menjual seks fantasi.”

      Beberapa dokter berpendapat bahwa pornografi dapat menyulut kecanduan yang jauh lebih sulit ditanggulangi daripada kecanduan narkoba. Perawatan bagi pecandu narkoba biasanya diawali dengan detoksifikasi untuk menyingkirkan zat itu dari tubuh. Tetapi, kecanduan pornografi, jelas Dr. Mary Anne Layden dari University of Pennsylvania, ”menghasilkan gambar mental yang tertanam secara permanen dalam pikiran si pengguna dan menjadi bagian dari proses kimiawi otak”. Itulah sebabnya mengapa individu-individu dapat mengingat kembali secara jelas dan hidup gambar-gambar pornografi yang dilihat bertahun-tahun yang silam. Ia menyimpulkan, ”Ini adalah zat adiktif pertama yang tidak dapat didetoksifikasi.” Tetapi, apakah itu berarti bahwa mustahil untuk membebaskan diri dari pengaruh pornografi? Dan, apa bahaya spesifik yang diakibatkan pornografi?

      [Kotak di hlm. 5]

      Fakta Seputar Pornografi Internet

      ◼ Kira-kira 75 persen pornografi Internet berasal dari Amerika Serikat. Hampir 15 persen berasal dari Eropa.

      ◼ Diperkirakan sekitar 70 juta orang dalam seminggu mengakses situs Web pornografis. Sekitar 20 juta dari para pengguna ini tinggal di Kanada dan Amerika Serikat.

      ◼ Suatu penelitian menyingkapkan bahwa selama periode satu bulan belum lama ini, pemirsa terbanyak pornografi on-line di Eropa ialah Jerman, diikuti oleh Inggris Raya, Prancis, Italia, dan Spanyol.

      ◼ Di Jerman, para pengguna pornografi Internet menghabiskan waktu rata-rata 70 menit per bulan untuk melihat situs pornografis.

      ◼ Di kalangan pemirsa pornografi Internet di Eropa, orang-orang yang berusia di atas 50 tahun menghabiskan paling banyak waktu berselancar ke situs Web orang dewasa.

      ◼ Menurut sebuah sumber, 70 persen peredaran pornografi Internet terjadi pada siang hari.

      ◼ Menurut perkiraan beberapa orang, 100.000 situs Internet memuat bahan pornografi anak.

      ◼ Sekitar 80 persen pornografi anak komersial di Internet berasal dari Jepang.

      [Gambar di hlm. 4]

      Pornografi semakin mudah diperoleh

  • Bahaya Akibat Pornografi
    Sedarlah!—2003 | 22 Juli
    • Bahaya Akibat Pornografi

      SEGALA jenis materi seksual mudah diperoleh melalui televisi, bioskop, video musik, dan Internet. Apakah gangguan berupa gambar pornografis dan seksual yang tak henti-hentinya ini tidak berbahaya, seperti yang banyak orang inginkan agar kita percayai?a

      Dampak Pornografi pada Orang Dewasa

      Tidak soal apa yang dikatakan para pembelanya, pornografi memiliki dampak negatif yang sangat mendalam atas pandangan orang-orang tentang seks dan perilaku seksual. Para peneliti di Yayasan Nasional untuk Penelitian dan Pendidikan Keluarga menyimpulkan bahwa ”tayangan pornografi meningkatkan risiko berkembangnya kecenderungan seksual yang menyimpang dalam diri para pemirsa”. Menurut laporan itu, ”mitos pemerkosaan (kepercayaan bahwa kaum wanita menyebabkan dan menikmati pemerkosaan, dan bahwa pemerkosa adalah normal) sangat menyebar luas di kalangan kaum pria yang terbiasa menggunakan pornografi”.

      Beberapa peneliti mengatakan bahwa penggunaan pornografi yang berulang-ulang dapat mengganggu kesanggupan untuk menikmati dan berpartisipasi dalam keintiman perkawinan yang normal. Dr. Victor Cline, seorang spesialis dalam pengobatan kecanduan seks, telah memperhatikan ketagihan yang terus kambuh dalam penggunaan pornografi. Jika tidak dikekang, tontonan pornografi yang semula hanya bersifat iseng pada akhirnya dapat meningkat ke bahan-bahan yang lebih gamblang dan abnormal. Hal ini, katanya, dapat mengarah ke tindakan seksual yang menyimpang. Para ilmuwan perilaku manusia sependapat dengannya. Dr. Cline melaporkan bahwa ”setiap jenis penyimpangan seksual dapat diperoleh dengan cara ini . . . dan hal itu tidak dapat dihapus bahkan oleh perasaan bersalah yang luar biasa besar”. Akhirnya, si pemirsa mungkin mencoba menirukan fantasi amoral yang didasarkan atas pornografi, sering kali dengan akibat yang menghancurkan.

      Problem ini mungkin berlangsung secara bertahap dan tidak terdeteksi, kata Cline menyimpulkan. Ia menyatakan, ”Seperti kanker, hal itu terus bertumbuh dan menyebar. Hal itu jarang berhenti sendiri, dan juga sangat sulit dirawat dan disembuhkan. Penyangkalan di pihak pria yang kecanduan dan penolakan untuk menghadapi problem itu adalah ciri yang khas dan mudah ditebak, dan ini hampir selalu mengarah kepada ketidakharmonisan perkawinan, kadang-kadang perceraian, dan kadang-kadang hancurnya pertalian intim yang lain.”

      Kerusakannya pada Kaum Muda

      Statistik memperlihatkan bahwa konsumen utama pornografi adalah anak-anak lelaki berusia antara 12 dan 17 tahun. Sebenarnya, bagi banyak anak, pornografi adalah sumber utama pendidikan seksual mereka. Konsekuensinya sangat mencemaskan. ”Kehamilan remaja dan penyakit lewat hubungan seksual seperti AIDS,” kata sebuah laporan, ”sama sekali tidak digambarkan dalam pornografi, memberikan kepercayaan yang menyesatkan bahwa tidak ada konsekuensi yang merugikan pada perilaku yang digambarkan dalam pornografi.”

      Beberapa peneliti mengatakan bahwa tayangan pornografi juga dapat mempengaruhi perkembangan alami otak anak. Dr. Judith Reisman, presiden Lembaga Pendidikan Media, menyimpulkan, ”Observasi kesehatan neurologis mengenai respons spontan otak terhadap penglihatan dan suara pornografis memperlihatkan bahwa menonton pornografi merupakan peristiwa biologis yang signifikan yang mengabaikan proses normal, yakni menerima sesuatu setelah memahami apa yang terlibat​—dan itu berbahaya bagi otak ’plastik’ [mudah dibentuk] anak-anak karena hal itu mengancam pemahaman mereka tentang realitas dan dengan demikian membahayakan kesehatan mental dan fisik mereka, kesejahteraan mereka, serta pengejaran mereka akan kebahagiaan.”

      Dampaknya terhadap Hubungan Baik

      Pornografi membentuk sikap dan mempengaruhi perilaku. Pesan-pesannya terutama sangat memikat karena semua itu adalah fantasi, sehingga disajikan lebih menarik daripada kenyataan. (Lihat kotak ”Pesan Mana yang Akan Anda Terima?”) ”Individu-individu yang menggunakan pornografi dapat menetapkan bagi diri mereka harapan-harapan yang tidak realistis yang mengarah ke rusaknya hubungan baik,” kata sebuah laporan.

      Pornografi dapat merusak kepercayaan dan keterbukaan, sifat-sifat yang sangat penting dalam perkawinan. Karena pornografi umumnya ditonton diam-diam, penggunaannya sering kali mengarah ke tipu daya dan dusta. Pasangan hidup merasa dikhianati. Mereka tidak mengerti mengapa mitra perkawinan mereka tidak lagi menganggap mereka memikat.

      Bahaya Rohani

      Penggunaan pornografi menyebabkan kerusakan rohani yang serius. Hal itu dapat benar-benar menghambat upaya seseorang untuk menjalin hubungan yang baik dengan Allah.b Alkitab mengaitkan nafsu berahi dengan keinginan akan milik orang lain dan penyembahan berhala. (Kolose 3:5) Orang yang mengingini milik orang lain menghasratkannya sedemikian rupa sehingga hal itu menjadi hal dominan dalam kehidupannya, mengabaikan segala hal lainnya. Sebenarnya, orang-orang yang kecanduan pornografi menomorsatukan hasrat seksual mereka di atas Allah. Dengan demikian, mereka menjadikan hal itu suatu berhala. Perintah Allah Yehuwa berbunyi, ”Jangan ada padamu allah lain di hadapan mukaku.”​—Keluaran 20:3.

      Pornografi merusak hubungan yang penuh kasih. Rasul Petrus, yang juga seorang pria yang menikah, mendesak para suami Kristen untuk memberikan kehormatan kepada istri mereka. Seorang suami yang gagal melakukan hal itu akan mendapati bahwa doa-doanya kepada Allah terhalang. (1 Petrus 3:7) Apakah seseorang yang diam-diam melihat gambar wanita yang tidak senonoh memperlakukan istrinya dengan hormat? Bagaimana perasaan istri jika ia memergokinya? Dan, bagaimana pendapat Allah, yang akan membawa ”segala perbuatan kepada penghakiman” dan yang ”menilai roh”? (Pengkhotbah 12:14; Amsal 16:2) Apakah seseorang yang menggunakan pornografi memiliki alasan untuk berharap bahwa doa-doanya akan didengarkan Allah?

      Sikap berkeras pada pemuasan yang mementingkan diri dengan cara apa pun merupakan sifat bawaan penggunaan pornografi. Oleh karena itu, melihat pornografi tidaklah pengasih. Hal itu melemahkan perjuangan seorang Kristen untuk memelihara kemurnian dan kedudukan moral yang bersih di hadapan Allah. ”Inilah yang Allah kehendaki,” tulis rasul Paulus, ”yaitu agar kamu menjadi suci, menjauhkan diri dari percabulan; agar kamu masing-masing mengetahui bagaimana mengendalikan bejananya sendiri dengan mengingat kesucian dan kehormatan, dengan tidak melampiaskan nafsu seksual yang tamak . . . , agar tidak seorang pun melakukan tindakan yang dapat mencelakakan dan melanggar hak-hak saudaranya.”​—1 Tesalonika 4:​3-7.

      Pornografi terutama mengeksploitasi kaum wanita dan anak-anak. Hal itu merendahkan martabat dan merampok harkat serta hak-hak mereka. Seseorang yang menggunakan pornografi berpartisipasi dalam, dan mendukung, eksploitasi itu. ”Tidak soal seberapa baiknya . . . seorang pria menurut anggapannya,” tandas peneliti Steven Hill dan Nina Silver, ”persetujuan tidak langsungnya atas pornografi menjadikan dia sebagus-bagusnya [tidak sensitif], seburuk-buruknya misoginis (pembenci wanita), terhadap orang-orang yang kepadanya ia mengaku peduli.”

      Membebaskan Diri dari Kecanduan Pornografi

      Bagaimana jika Anda sedang berjuang melawan kecanduan pornografi? Apakah ada cara untuk membebaskan diri? Alkitab menyediakan harapan! Sebelum mengenal Kristus, beberapa orang Kristen masa awal adalah orang yang melakukan percabulan, pezina, dan orang yang tamak. ”Tetapi kamu telah dicuci bersih,” kata Paulus. Bagaimana hal itu mungkin? Ia menjawab, ”Kamu telah dicuci bersih . . . dengan roh Allah kita.”​—1 Korintus 6:​9-​11.

      Jangan pernah meremehkan kuasa roh kudus Allah. ”Allah itu setia,” kata Alkitab, ”dan ia tidak akan membiarkan kamu digoda melampaui apa yang dapat kamu tanggung.” Pastilah, Ia akan menyediakan jalan keluar. (1 Korintus 10:13) Doa yang sungguh-sungguh​—terus-menerus membawakan problem Anda ke hadapan Allah​—akan membuahkan hasil. Firman-Nya menganjurkan, ”Lemparkanlah bebanmu kepada Yehuwa, dan ia sendiri akan mendukungmu.”​—Mazmur 55:22.

      Tentu saja, Anda harus bertindak selaras dengan doa-doa Anda. Anda perlu membuat keputusan secara sadar dan sepenuh hati untuk menolak pornografi. Sahabat kepercayaan atau anggota keluarga dapat menjadi bantuan yang tak ternilai, memberikan dukungan dan dorongan moril yang dibutuhkan untuk berpaut pada tekad Anda. (Lihat kotak ”Mendapatkan Bantuan”.) Dengan mengingat bahwa haluan tindakan demikian pastilah menyenangkan Allah, Anda dapat dibantu untuk tetap menjalani haluan Anda. (Amsal 27:11) Selain itu, dengan tahu bahwa melihat pornografi menyakiti hati Allah, hal ini juga dapat berfungsi sebagai daya pendorong tambahan untuk tidak melakukannya. (Kejadian 6:​5, 6) Hal itu bukan perjuangan yang mudah, tetapi perjuangan ini dapat dimenangkan. Kecanduan pornografi dapat diatasi!

      Bahaya-bahaya penggunaan pornografi adalah nyata. Hal itu mencelakakan dan destruktif. Pornografi merusak akhlak orang-orang yang memproduksinya dan yang menggunakannya. Hal itu adalah penghinaan terhadap kaum pria dan wanita, bahaya bagi anak-anak, dan merupakan praktek yang harus ditolak.

      [Catatan Kaki]

      a Untuk pembahasan terperinci tentang bahaya pornografi Internet, silakan lihat rangkaian artikel yang berjudul ”Pornografi Internet​—Apa Bahayanya?” dalam Sedarlah! terbitan 8 Juni 2000, halaman 3-10.

      b Untuk pembahasan mengenai pandangan Alkitab tentang pornografi, silakan lihat Sedarlah! terbitan 8 Juli 2002, halaman 19-21.

      [Kotak/Gambar di hlm. 10]

      Mendapatkan Bantuan

      Perjuangan untuk membebaskan diri dari pornografi hendaknya tidak dianggap sepele; hal itu mungkin adalah suatu pergumulan yang sulit. Dr. Victor Cline, yang telah mengobati ratusan pencandu seks, berkata ”Janji-janji saja tidak efektif. Niat-niat yang bagus tidak ada artinya. [Seorang pencandu seks] benar-benar tidak bisa melakukan hal ini seorang diri.” Sebuah syarat mutlak untuk pengobatan yang sukses, menurut Cline, adalah melibatkan pasangan hidup, jika orang itu sudah menikah. ”[Pengobatan] akan lebih cepat jika kedua-duanya dilibatkan,” katanya. ”Dua-duanya terluka. Dua-duanya butuh bantuan.”

      Jika orang itu lajang, sering kali seorang sahabat kepercayaan atau anggota keluarga dapat menjadi pilar kekuatan. Tidak soal siapa yang dilibatkan dalam perawatan, Cline memiliki peraturan yang tak dapat diubah: Bicarakan secara terbuka mengenai problem itu dan gejala apa pun yang kambuh. ”Rahasia ’membunuh Anda’,” katanya. ”Hal itu menciptakan rasa malu dan rasa bersalah.”

      [Tabel di hlm. 9]

      Pesan Mana yang Akan Anda Terima?

      Pesan Pornografi

      ◼ Seks dengan siapa pun, kapan pun, di mana pun, dan dengan cara apa pun adalah baik dan tidak memiliki konsekuensi negatif.

      Pandangan Alkitab

      ◼ ”Hendaklah pernikahan terhormat di antara kamu semua, dan tempat tidur pernikahan tanpa kecemaran, karena Allah akan menghakimi orang yang melakukan percabulan dan pezina.”​—Ibrani 13:4.

      ”Ia yang mempraktekkan percabulan berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri.”​—1 Korintus 6:18; lihat juga Roma 1:​26, 27.

      Pesan Pornografi

      ◼ Perkawinan adalah penghalang untuk pemuasan seksual.

      Pandangan Alkitab

      ◼ ”Bersukacitalah dengan istri masa mudamu . . .Dengan cintanya, semoga engkau senantiasa memiliki perasaan yang meluap-luap.”​—Amsal 5:18, 19; lihat juga Kejadian 1:28; 2:​24; 1 Korintus 7:3.

      Pesan Pornografi

      ◼ Kaum wanita hanya punya satu tujuan​—memuaskan kebutuhan seksual kaum pria.

      Pandangan Alkitab

      ◼ ”Aku [Allah Yehuwa] akan menjadikan seorang penolong baginya, sebagai pelengkap dirinya.”​—Kejadian 2:18; lihat juga Efesus 5:28.

      Pesan Pornografi

      ◼ Kaum pria dan wanita adalah budak dorongan seksual mereka.

      Pandangan Alkitab

      ◼ ”Karena itu, matikanlah anggota-anggota tubuhmu yang bersifat duniawi sehubungan dengan percabulan, kenajisan, nafsu seksual, keinginan yang mencelakakan, dan keinginan akan milik orang lain, yang merupakan penyembahan berhala.”​—Kolose 3:5.

      ”Kamu masing-masing mengetahui bagaimana mengendalikan bejananya sendiri dengan mengingat kesucian dan kehormatan.”​—1 Tesalonika 4:4.

      Pandanglah ”wanita-wanita yang lebih tua seperti ibu, wanita-wanita yang lebih muda seperti saudara perempuan dengan segala kemurnian”.​—1 Timotius 5:​1, 2; lihat juga 1 Korintus 9:27.

      [Gambar di hlm. 7]

      Beberapa peneliti mengatakan bahwa tayangan pornografi dapat mempengaruhi perkembangan alami otak seorang anak

      [Gambar di hlm. 8]

      Pornografi dapat merusak kepercayaan dan keterbukaan dalam perkawinan

      [Gambar di hlm. 10]

      Doa yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan