-
Yehuwa Menyayangi Orang yang ”Menghasilkan Buah Sambil Bertekun”Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2018 | Mei
-
-
Yehuwa Menyayangi Orang yang ”Menghasilkan Buah Sambil Bertekun”
”Tanah yang baik . . . adalah orang-orang yang . . . menghasilkan buah sambil bertekun.”—LUK. 8:15.
1, 2. (a) Bagaimana kita dikuatkan oleh teladan saudara-saudari yang terus mengabar meskipun tidak banyak yang mendengarkan? (Lihat gambar di awal artikel.) (b) Apa yang Yesus katakan tentang mengabar di ”daerah asalnya”? (Lihat catatan kaki.)
SERGIO DAN OLINDA adalah sepasang perintis di Amerika Serikat. Mereka sudah berumur 80 tahun lebih. Akhir-akhir ini, mereka sudah sulit berjalan. Tapi pada jam tujuh pagi, mereka berjalan menuju pusat kota yang ramai, lalu berdiri di dekat halte bus untuk menawarkan publikasi kita kepada orang yang lewat. Kebanyakan orang tidak peduli, tapi Sergio dan Olinda tetap di tempat mereka dan tersenyum pada semua orang yang melihat mereka. Siangnya, mereka berjalan pulang. Besoknya, pada jam tujuh pagi, mereka kembali ke sana. Mereka melakukan ini enam hari seminggu, selama bertahun-tahun.
2 Seperti Sergio dan Olinda, banyak saudara-saudari terus mengabar di daerah tempat tinggal mereka selama bertahun-tahun, meskipun kebanyakan orang tidak mendengarkan. Jika Saudara adalah salah satunya, Saudara patut dipuji karena bertekun dan terus mengabar meskipun sulit.a Teladan Saudara menguatkan banyak saudara-saudari, bahkan yang sudah kawakan. Perhatikan komentar beberapa pengawas wilayah: ”Saat mengabar bersama saudara-saudari yang setia, saya dikuatkan oleh teladan mereka.” ”Melihat kesetiaan mereka membuat saya ingin terus bertekun dan mengabar dengan berani.” ”Teladan mereka menyentuh hati saya.”
3. Tiga pertanyaan apa yang akan kita bahas, dan mengapa?
3 Di artikel ini, kita akan membahas tiga pertanyaan: Mengapa kita kadang kecil hati? Apa artinya menghasilkan buah? Bagaimana kita bisa terus ”menghasilkan buah sambil bertekun”? Jawabannya akan membuat kita tetap semangat dalam melakukan pengabaran yang Yesus perintahkan.
MENGAPA KITA KADANG KECIL HATI?
4. (a) Bagaimana perasaan Paulus sewaktu kebanyakan orang Yahudi menolak beritanya? (b) Mengapa Paulus merasa begitu?
4 Pernahkah Saudara kecil hati karena orang-orang di daerah Saudara tidak mau mendengarkan berita Kerajaan? Jika ya, Saudara bisa mengerti perasaan Rasul Paulus. Dia mengabar selama kira-kira 30 tahun dan telah membantu banyak orang menjadi Kristen. (Kis. 14:21; 2 Kor. 3:2, 3) Tapi, banyak orang Yahudi, yaitu bangsanya sendiri, tidak mau menjadi orang Kristen. Sebagian besar dari mereka tidak mau mendengarkan, dan bahkan menganiaya dia. (Kis. 14:19; 17:1, 4, 5, 13) Bagaimana perasaan Paulus? Dia berkata, ”Hati saya sangat sedih dan selalu pedih.” (Rm. 9:1-3) Mengapa dia merasa begitu? Karena dia mengasihi orang-orang dan sangat suka mengabar. Dia benar-benar peduli kepada orang Yahudi dan sedih karena mereka menolak belas kasihan Allah.
5. (a) Mengapa kita ingin mengabar? (b) Mengapa wajar jika kita kadang kecil hati?
5 Seperti Paulus, kita mengabar karena peduli kepada orang-orang dan ingin membantu mereka. (Mat. 22:39; 1 Kor. 11:1) Kita sudah merasakan sendiri bahwa melayani Yehuwa adalah jalan hidup terbaik. Kita pun ingin agar orang-orang merasakannya juga! Karena itulah kita terus mengajak mereka belajar kebenaran tentang Yehuwa dan kehendak-Nya bagi manusia. Kita seolah-olah membawa hadiah berharga untuk mereka dan memohon, ”Tolong terima ini.” Saat mereka menolaknya, wajar saja kalau kita ”sangat sedih” seperti Paulus. Itu bukan karena kita kurang beriman, tapi karena kita sangat mengasihi orang-orang. Jadi meski kadang kita kecil hati, kita terus mengabar. Kita mungkin setuju dengan Elena, yang sudah merintis selama 25 tahun lebih. Dia berkata, ”Bagi saya, mengabar itu sulit. Tapi, itu pekerjaan yang paling saya sukai.”
APA ARTINYA MENGHASILKAN BUAH?
6. Pertanyaan apa yang akan kita bahas?
6 Mengapa kita bisa yakin bahwa pelayanan kita akan berhasil, tidak soal di mana kita mengabar? Untuk menjawab pertanyaan penting ini, mari kita bahas dua perumpamaan Yesus tentang perlunya ”menghasilkan buah”. (Mat. 13:23) Yang pertama adalah perumpamaan tentang tanaman anggur.
7. (a) Di perumpamaan Yesus, siapa ”penggarapnya”, ”tanaman anggurnya”, dan ”cabang-cabangnya”? (b) Pertanyaan apa yang perlu kita jawab?
7 Baca Yohanes 15:1-5, 8. Di perumpamaan ini, Yesus menjelaskan bahwa ”penggarapnya” adalah Yehuwa, ”tanaman anggurnya” adalah Yesus sendiri, dan ”cabang-cabangnya” adalah para muridnya.b Lalu Yesus memberi tahu para rasulnya, ”Bapakku dimuliakan kalau kalian terus menghasilkan banyak buah dan membuktikan diri sebagai muridku.” Buah apa yang Yesus maksudkan? Yesus tidak menjelaskannya. Tapi dari kata-katanya, kita bisa tahu apa maksudnya menghasilkan buah.
8. (a) Apakah ”menghasilkan buah” berarti membuat seseorang menjadi murid? Jelaskan. (b) Apa yang Yehuwa minta dari kita?
8 Yesus berkata tentang Bapaknya, ”Dia membuang setiap cabangku yang tidak berbuah.” Dengan kata lain, untuk menjadi hamba Yehuwa, kita harus menghasilkan buah. (Mat. 13:23; 21:43) Apakah menghasilkan buah berarti membuat seseorang menjadi murid? (Mat. 28:19) Tidak, karena kalau artinya seperti itu, para Saksi yang belum membantu seseorang menjadi murid Yesus adalah cabang yang tidak berbuah. Padahal, kita tidak bisa memaksa orang menjadi murid. Lagi pula, Yehuwa itu pengasih. Dia tidak mungkin meminta kita melakukan sesuatu di luar kemampuan kita. Dia hanya meminta kita melakukan apa yang bisa kita lakukan.—Ul. 30:11-14.
9. (a) Bagaimana kita menghasilkan buah? (b) Perumpamaan apa yang akan kita bahas?
9 Jadi, apa maksudnya menghasilkan buah? Itu pasti sesuatu yang bisa dilakukan kita semua. Tugas apa yang Yehuwa berikan kepada semua hamba-Nya? Memberitakan kabar baik Kerajaan Allah.c (Mat. 24:14) Itulah yang Yesus bicarakan di perumpamaannya tentang penabur. Mari kita bahas perumpamaan ini.
10. (a) Apa yang dimaksud dengan benih dan tanah di perumpamaan Yesus? (b) Apa yang dihasilkan tangkai gandum?
10 Baca Lukas 8:5-8, 11-15. Di perumpamaan tentang penabur, Yesus menjelaskan bahwa benihnya adalah ”firman Allah”, atau berita Kerajaan Allah. Tanahnya adalah hati seseorang. Benih yang jatuh di tanah yang baik itu berakar, bertunas, dan menjadi tanaman. Lalu, tanaman itu ”menghasilkan buah 100 kali lipat”. Jika tanaman itu adalah setangkai gandum, apa yang dihasilkannya? Yang dihasilkan bukan tangkai-tangkai gandum kecil, tapi benih yang akan bertumbuh menjadi tangkai-tangkai gandum. Di perumpamaan ini, satu benih menghasilkan 100 benih lainnya. Apa pelajarannya?
Bagaimana kita bisa ”menghasilkan buah sambil bertekun”? (Lihat paragraf 11)
11. (a) Apa yang kita pelajari dari perumpamaan tentang penabur? (b) Bagaimana kita menghasilkan benih?
11 Ketika orang tua kita atau Saksi lainnya pertama kali mengajar kita tentang Kerajaan Allah, mereka seolah-olah menanamkan benih di tanah yang baik. Mereka senang sekali saat kita menerima berita itu. Lalu, benih itu bertumbuh menjadi tangkai gandum dan akhirnya menghasilkan benih yang baru, bukan tangkai gandum yang baru. Begitu juga, buah yang kita hasilkan adalah benih yang baru, bukan murid baru.d Setiap kali kita memberi tahu orang lain tentang Kerajaan Allah, kita seolah-olah memperbanyak dan menaburkan benih yang ada di hati kita. (Luk. 6:45; 8:1) Jadi, dengan terus memberitakan Kerajaan Allah, kita ”menghasilkan buah sambil bertekun”.
12. (a) Apa yang kita pelajari dari perumpamaan Yesus tentang tanaman anggur dan penabur? (b) Bagaimana perasaan Saudara setelah tahu hal ini?
12 Apa yang kita pelajari dari perumpamaan Yesus tentang tanaman anggur dan penabur? Kita belajar bahwa kita ”menghasilkan buah” jika kita terus mengabar, tidak soal orang mendengarkan berita kita atau tidak. Paulus berkata bahwa setiap orang ”akan mendapat upah sesuai dengan kerja mereka masing-masing”. (1 Kor. 3:8) Jadi, Yehuwa mengupahi kita karena kerja keras kita, bukan karena hasil kerja kita. Matilda, yang sudah merintis selama 20 tahun, berkata, ”Saya senang karena tahu bahwa Yehuwa mengupahi upaya kita.”
BAGAIMANA KITA BISA MENGHASILKAN BUAH SAMBIL BERTEKUN?
13, 14. Menurut Roma 10:1, 2, mengapa Paulus tidak pernah berhenti mengabar?
13 Bagaimana kita bisa ”menghasilkan buah sambil bertekun”? Coba pikirkan teladan Paulus. Dia kecewa karena orang Yahudi menolak berita Kerajaan, tapi dia tidak pernah berhenti mengabar kepada mereka. Dia menjelaskan, ”Keinginan hati dan permohonan saya kepada Allah adalah agar mereka diselamatkan. Saya bisa bersaksi bahwa mereka bersemangat melayani Allah, tapi tidak sesuai dengan pengetahuan yang tepat tentang Allah.” (Rm. 10:1, 2) Jadi mengapa Paulus terus mengabar kepada mereka?
14 Pertama, Paulus berkata bahwa itu adalah ’keinginan hatinya’. Dia sangat ingin agar orang-orang Yahudi diselamatkan. (Rm. 11:13, 14) Kedua, itu adalah ’permohonannya kepada Allah’. Paulus memohon kepada Yehuwa agar orang Yahudi mau menerima berita Kerajaan. Ketiga, Paulus berkata bahwa ”mereka bersemangat melayani Allah”. Dia melihat hal-hal baik dalam diri mereka dan merasa bahwa mereka bisa melayani Yehuwa sebagai murid Kristus yang bersemangat, sama seperti dia.
15. Bagaimana kita bisa meniru Paulus? Berikan contoh.
15 Bagaimana kita bisa meniru Paulus? Pertama, kita harus punya keinginan untuk menemukan orang yang ”memiliki sikap yang benar untuk mendapat kehidupan abadi”. Kedua, kita berdoa agar Yehuwa ’membuka hati’ orang yang tulus. (Kis. 13:48; 16:14) Itulah yang dilakukan Silvana, yang sudah merintis selama hampir 30 tahun. Dia berkata, ”Sebelum mengunjungi sebuah rumah, saya berdoa kepada Yehuwa supaya bisa berpikir positif.” Kita juga berdoa agar para malaikat membantu kita menemukan orang yang tulus. (Mat. 10:11-13; Why. 14:6) Robert, yang sudah merintis selama 30 tahun lebih, berkata, ”Senang sekali bisa bekerja sama dengan para malaikat, yang tahu seperti apa kehidupan tuan rumah.” Ketiga, kita mencari hal baik dalam diri orang-orang dan berharap mereka bisa melayani Yehuwa. Carl, seorang penatua yang sudah dibaptis selama 50 tahun lebih, berkata, ”Saya mencari hal-hal kecil yang menunjukkan bahwa seseorang tulus, seperti senyuman, keramahan, atau pertanyaannya yang tulus.” Dengan melakukan hal-hal itu, kita bisa ”menghasilkan buah sambil bertekun” seperti Paulus.
”JANGAN BIARKAN TANGANMU BERISTIRAHAT”
16, 17. (a) Apa yang bisa kita pelajari dari Pengkhotbah 11:6? (b) Apa pengaruh pengabaran kita terhadap orang yang melihat kita?
16 Ingatlah bahwa pengabaran kita ada pengaruhnya pada orang lain, bahkan jika kelihatannya tidak ada yang mendengarkan. (Baca Pengkhotbah 11:6.) Orang lain memperhatikan kita. Mereka bisa terkesan melihat penampilan kita yang rapi serta sikap kita yang sopan dan ramah. Hasilnya, orang yang berpikir negatif tentang kita pun bisa mulai berpikir positif. Seperti itulah pengalaman Sergio dan Olinda.
17 Sergio berkata, ”Karena sakit, kami tidak pergi ke pusat kota selama beberapa waktu. Saat kami kembali, seseorang datang dan berkata, ’Kalian ke mana? Sudah lama kami tidak lihat kalian.’” Olinda tersenyum dan menambahkan, ”Beberapa sopir bus melambai ke arah kami. Ada juga sopir yang berseru dari dalam bus, ’Kalian hebat!’ Mereka bahkan meminta majalah.” Sergio dan Olinda kaget sekali ketika seorang pria datang ke rak beroda mereka, memberi mereka rangkaian bunga, dan berterima kasih atas apa yang mereka lakukan.
18. Mengapa Saudara bertekad untuk ”menghasilkan buah sambil bertekun”?
18 Jika Saudara ’tidak membiarkan tangan Saudara beristirahat’ dan terus memberitakan Kerajaan Allah, Saudara berperan penting dalam memberikan ”kesaksian bagi semua bangsa”. (Mat. 24:14) Yang terutama, Saudara akan merasa puas karena tahu bahwa Saudara menyenangkan Yehuwa. Ya, Dia menyayangi semua orang yang ”menghasilkan buah sambil bertekun”!
a Yesus sendiri berkata bahwa mengabar di ”daerah asalnya” tidak mudah. Ini dicatat di keempat Injil.—Mat. 13:57; Mrk. 6:4; Luk. 4:24; Yoh. 4:44.
b Meskipun cabang-cabang ini menggambarkan orang Kristen terurap, semua hamba Allah bisa belajar dari perumpamaan ini.
c Ungkapan ”menghasilkan buah” juga bisa berarti menghasilkan ’buah kuasa kudus’. Tapi, artikel ini dan artikel berikutnya membahas tentang menghasilkan ”buah bibir”, atau memberitakan Kerajaan Allah.—Gal. 5:22, 23; Ibr. 13:15, ctk.
d Yesus juga pernah berbicara tentang menabur dan memanen untuk menggambarkan pekerjaan membuat murid.—Mat. 9:37; Yoh. 4:35-38.
-
-
Alasan Kita ”Terus Menghasilkan Banyak Buah”Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2018 | Mei
-
-
Alasan Kita ”Terus Menghasilkan Banyak Buah”
”Bapakku dimuliakan kalau kalian terus menghasilkan banyak buah dan membuktikan diri sebagai muridku.”—YOH. 15:8.
1, 2. (a) Pada malam terakhirnya, apa yang Yesus bicarakan dengan para muridnya? (Lihat gambar di awal artikel.) (b) Mengapa kita perlu ingat alasan kita mengabar? (c) Apa yang akan kita bahas?
PADA malam sebelum Yesus meninggal, dia berbicara cukup lama dengan para rasulnya. Dia meyakinkan mereka bahwa dia sangat menyayangi mereka. Dia juga menceritakan perumpamaan tentang tanaman anggur, yang kita bahas di artikel sebelumnya. Yesus ingin agar para muridnya ”terus menghasilkan banyak buah”, yaitu terus memberitakan kabar baik Kerajaan.—Yoh. 15:8.
2 Yesus tidak hanya memberi tahu muridnya apa yang perlu mereka lakukan, tapi juga mengapa mereka perlu melakukannya. Dia memberi mereka alasan untuk terus mengabar. Kita juga perlu ingat alasan-alasan itu, supaya kita bisa terus memberi ”kesaksian bagi semua bangsa”. (Mat. 24:13, 14) Di artikel ini, kita akan membahas empat alasan dari Alkitab mengapa kita perlu mengabar. Kita juga akan membahas empat hal yang Yehuwa berikan agar kita bisa terus menghasilkan buah.
KITA MEMULIAKAN YEHUWA
3. (a) Menurut Yohanes 15:8, apa alasan utama kita mengabar? (b) Apa yang digambarkan oleh buah anggur dalam perumpamaan Yesus, dan mengapa ini cocok?
3 Alasan utama kita mengabar adalah untuk memuliakan Yehuwa dan menyucikan nama-Nya. (Baca Yohanes 15:1, 8.) Di perumpamaan Yesus tentang tanaman anggur, Yehuwa digambarkan seperti seorang penggarap kebun anggur. Tanaman anggurnya adalah Yesus sendiri, dan cabangnya adalah para murid. (Yoh. 15:5) Jadi, buah anggur menggambarkan apa yang dihasilkan murid-murid Yesus, yaitu pengabaran yang mereka lakukan. Yesus memberi tahu para rasulnya, ”Bapakku dimuliakan kalau kalian terus menghasilkan banyak buah.” Jika tanaman anggur menghasilkan buah yang baik, penggarapnya akan dipuji. Begitu juga, jika kita berupaya sebisa-bisanya untuk memberitakan Kerajaan, Yehuwa akan dipuji, atau dimuliakan.—Mat. 25:20-23.
4. (a) Bagaimana kita menyucikan nama Allah? (b) Bagaimana perasaan Saudara karena bisa ikut menyucikan nama Allah?
4 Karena nama Allah sudah suci, kita tidak bisa membuatnya lebih suci lagi. Jadi, bagaimana pengabaran kita bisa menyucikan nama Allah? Perhatikan apa yang dikatakan Nabi Yesaya: ”Hanya Yehuwa yang berbala tentara yang harus kalian anggap suci.” (Yes. 8:13) Jadi, kita menyucikan nama Allah dengan memandangnya sebagai nama yang paling mulia dan membantu orang lain mengerti bahwa nama itu suci. (Mat. 6:9, ctk.) Misalnya, kita mengajarkan kebenaran tentang Yehuwa, yaitu sifat-sifat bagus-Nya dan kehendak-Nya agar manusia hidup selamanya di Firdaus. Dengan begitu, kita membantu orang mengerti bahwa tuduhan Setan terhadap Yehuwa itu salah. (Kej. 3:1-5) Kita juga menyucikan nama Allah dengan memberi tahu orang-orang bahwa Yehuwa mahakuasa dan ”layak dimuliakan dan dihormati”. (Why. 4:11) Rune, yang sudah merintis selama 16 tahun, berkata, ”Saya bersyukur karena diberi kesempatan untuk bersaksi bagi Pencipta alam semesta. Saya jadi ingin terus mengabar.”
KITA MENYAYANGI YEHUWA DAN PUTRANYA
5. (a) Menurut Yohanes 15:9, 10, apa alasan kita mengabar? (b) Apa yang Yesus katakan supaya para murid mengerti pentingnya bertekun?
5 Baca Yohanes 15:9, 10. Alasan kedua kita memberitakan Kerajaan adalah karena kita menyayangi Yehuwa dan Yesus. (Mrk. 12:30; Yoh. 14:15) Yesus memberi tahu para muridnya bahwa mereka harus ’tetap berada dalam naungan kasihnya’. Mengapa Yesus berkata begitu? Karena dia tahu bahwa untuk tetap menjadi pengikutnya, mereka harus bertekun. Malah, di Yohanes 15:4-10, Yesus berulang kali menggunakan kata ”tetap” supaya muridnya mengerti bahwa mereka perlu bertekun.
6. Bagaimana kita bisa ’tetap berada dalam naungan kasih Kristus’?
6 Bagaimana kita bisa ’tetap berada dalam naungan kasih Kristus’ dan menyenangkan dia? Dengan terus menaati dia. Yesus tidak hanya meminta kita melakukan hal itu, tapi dia sendiri telah memberi kita teladan. (Yoh. 13:15) Dia berkata, ”Aku sudah menjalankan perintah Bapak dan tetap berada dalam naungan kasih-Nya.”—Yoh. 15:10.
7. Apa hubungan ketaatan dan kasih?
7 Yesus menunjukkan bahwa ketaatan ada hubungannya dengan kasih. Dia berkata, ”Siapa pun yang menerima perintah-perintahku dan menjalankannya adalah orang yang mengasihi aku.” (Yoh. 14:21) Dan, dengan menaati perintah Yesus untuk mengabar, kita menunjukkan bahwa kita mengasihi Yehuwa juga, karena perintah Yesus berasal dari Bapaknya. (Mat. 17:5; Yoh. 8:28) Hasilnya, Yehuwa dan Yesus akan terus mengasihi kita.
KITA MEMPERINGATKAN ORANG-ORANG
8, 9. (a) Apa lagi alasan kita mengabar? (b) Bagaimana kata-kata Yehuwa di Yehezkiel 3:18, 19 dan 18:23 mendorong kita untuk terus mengabar?
8 Alasan ketiga kita mengabar adalah untuk memperingatkan orang-orang tentang hari Yehuwa yang segera tiba. Di Alkitab, Nuh disebut sebagai ”seorang pemberita”. (Baca 2 Petrus 2:5.) Sebelum Air Bah datang, Nuh pasti memperingatkan orang-orang tentang kehancuran yang akan terjadi. Dari mana kita tahu? Yesus berkata, ”Sebelum Air Bah, orang-orang makan dan minum, pria-pria menikah dan wanita-wanita dinikahkan, sampai hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Mereka tidak memperhatikan sampai Air Bah datang dan melenyapkan mereka semua. Begitulah keadaannya nanti pada masa kehadiran Putra manusia.” (Mat. 24:38, 39) Meskipun kebanyakan orang tidak mendengarkan, Nuh terus menyampaikan peringatan dari Yehuwa.
9 Sekarang, kita memberitakan tentang Kerajaan, supaya orang-orang mengetahui apa yang akan Allah lakukan bagi manusia di masa depan. Seperti Yehuwa, kita sangat ingin agar orang-orang memperhatikan berita kita dan ”tetap hidup”. (Yeh. 18:23) Saat kita mengabar dari rumah ke rumah dan di tempat umum, kita memperingatkan sebanyak mungkin orang bahwa Kerajaan Allah akan datang dan menghancurkan dunia yang jahat ini.—Yeh. 3:18, 19; Dan. 2:44; Why. 14:6, 7.
KITA MENGASIHI ORANG-ORANG
10. (a) Menurut Matius 22:39, apa lagi alasan kita mengabar? (b) Bagaimana Paulus dan Silas membantu penjaga penjara di Filipi?
10 Alasan keempat kita terus mengabar adalah karena kita mengasihi orang-orang. (Mat. 22:39) Kasih ini mendorong kita untuk terus mengabar, karena kita tahu bahwa sikap orang bisa berubah jika situasi mereka berubah. Misalnya, ketika Paulus dan Silas dipenjarakan di kota Filipi, ada gempa bumi pada malam harinya, sehingga pintu-pintu penjara terbuka. Penjaga penjara di situ ketakutan karena mengira para tahanan telah melarikan diri. Dia pun ingin bunuh diri. Tapi Paulus berteriak, ”Jangan bunuh diri!” Penjaga itu bertanya, ”Apa yang harus saya lakukan supaya diselamatkan?” Paulus dan Silas menjawab, ”Percayalah kepada Tuan Yesus, supaya kamu dan rumah tanggamu diselamatkan.”—Kis. 16:25-34.
Kita mengabar karena kita menyayangi Yehuwa, Yesus, dan orang lain (Lihat paragraf 5, 10)
11, 12. (a) Apa yang kita pelajari tentang pengabaran dari kisah penjaga penjara itu? (b) Mengapa kita ingin terus mengabar?
11 Apa yang kita pelajari dari kisah penjaga penjara itu? Perhatikan bahwa setelah gempa bumi terjadi, barulah penjaga penjara itu berubah dan meminta bantuan. Begitu juga, beberapa orang yang tidak mau menerima berita Alkitab mungkin berubah dan meminta bantuan ketika mengalami masalah. Misalnya, ada yang kecewa karena tiba-tiba di-PHK. Ada juga yang putus asa karena baru bercerai. Yang lainnya sangat sedih karena sakit keras atau karena anggota keluarganya meninggal. Saat itu terjadi, mereka mungkin mulai bertanya-tanya tentang makna kehidupan. Bahkan, bisa jadi mereka berpikir, ’Apa yang harus saya lakukan supaya diselamatkan?’ Mereka mungkin akhirnya mau mendengarkan berita harapan yang kita sampaikan.
12 Jika kita terus mengabar dengan setia, kita akan siap menghibur mereka ketika mereka mau mendengarkan kita. (Yes. 61:1) Charlotte, yang sudah merintis selama 38 tahun, berkata, ”Orang-orang di zaman ini sudah kehilangan arah. Mereka perlu diberi kesempatan untuk mendengar kabar baik.” Ejvor, yang sudah merintis selama lebih dari 34 tahun, berkata, ”Sekarang, semakin banyak orang merasa putus asa. Saya ingin sekali membantu mereka. Karena itulah saya mengabar.” Ya, kasih kepada orang-orang adalah alasan yang bagus untuk terus mengabar!
PEMBERIAN YANG MEMBANTU KITA BERTEKUN
13, 14. (a) Pemberian apa yang disebutkan di Yohanes 15:11? (b) Bagaimana kita bisa mendapatkan sukacita yang Yesus miliki? (c) Jika kita bersukacita, apa pengaruhnya atas pelayanan kita?
13 Pada malam sebelum Yesus meninggal, dia juga menyebutkan beberapa pemberian untuk para rasulnya, yang akan membantu mereka terus menghasilkan buah. Apa saja pemberian itu, dan apa manfaatnya untuk kita?
14 Sukacita. Apakah kita merasa bahwa mengabar adalah beban? Sama sekali tidak. Setelah memberikan perumpamaan tentang tanaman anggur, Yesus berkata bahwa saat kita mengabar, kita akan mendapat sukacita yang dia miliki. (Baca Yohanes 15:11.) Apa maksudnya? Ingatlah, di perumpamaan itu, Yesus digambarkan sebagai tanaman anggur, dan para murid adalah cabangnya. Setiap cabang harus tetap menyatu dengan tanaman itu, supaya mereka bisa mendapatkan air dan nutrisi. Begitu juga, kita harus tetap bersatu dengan Yesus dan mengikuti jejaknya dengan saksama, supaya kita bisa mendapatkan sukacita yang dia dapatkan karena melakukan kehendak Allah. (Yoh. 4:34; 17:13; 1 Ptr. 2:21) Hanne, yang sudah merintis selama 40 tahun lebih, berkata, ”Setelah mengabar, saya selalu senang. Ini membuat saya ingin terus melayani Yehuwa.” Jika kita bersukacita, kita akan terus mengabar, bahkan sewaktu kebanyakan orang tidak mendengarkan.—Mat. 5:10-12.
15. (a) Pemberian apa yang disebutkan di Yohanes 14:27? (b) Bagaimana kedamaian membantu kita terus menghasilkan buah?
15 Kedamaian. (Baca Yohanes 14:27.) Pada malam itu juga, Yesus memberi tahu para rasulnya, ”Aku memberi kalian kedamaianku.” Bagaimana kedamaian dari Yesus membantu kita terus menghasilkan buah? Jika kita mengabar, kita merasa damai karena tahu bahwa kita menyenangkan Yehuwa dan Yesus. Hasilnya, kita terdorong untuk terus mengabar. (Mz. 149:4; Rm. 5:3, 4; Kol. 3:15) Ulf, yang sudah merintis selama 45 tahun, berkata, ”Saya lelah setelah mengabar, tapi dengan melakukannya, hidup saya jadi bermakna dan memuaskan.” Kita tentu bersyukur karena telah menemukan kedamaian yang sejati!
16. (a) Pemberian apa yang disebutkan di Yohanes 15:15? (b) Bagaimana para rasul bisa tetap menjadi sahabat Yesus?
16 Persahabatan dengan Yesus. Setelah Yesus memberi tahu para rasul bahwa dia ingin agar mereka bersukacita, dia menjelaskan pentingnya memiliki kasih yang rela berkorban. (Yoh. 15:11-13) Lalu dia berkata, ”Aku menyebut kalian sahabat.” Menjadi sahabat Yesus itu suatu kehormatan. Tapi bagaimana para rasul bisa tetap menjadi sahabatnya? Yesus berkata bahwa mereka harus ”terus menghasilkan buah”. (Baca Yohanes 15:14-16.) Maksudnya, mereka harus terus mengabar. Sekitar dua tahun sebelumnya, Yesus memberi tahu mereka, ”Pergilah sambil memberitakan, ’Kerajaan surga sudah dekat.’” (Mat. 10:7) Maka, pada malam sebelum dia meninggal, dia menguatkan murid-muridnya supaya mereka bertekun mengabar. (Mat. 24:13; Mrk. 3:14) Yesus tahu bahwa ini tidak mudah. Tapi, mereka bisa melakukannya dan tetap menjadi sahabatnya. Mereka dibantu oleh pemberian yang berikutnya.
17, 18. (a) Pemberian apa yang disebutkan di Yohanes 15:7? (b) Bagaimana pemberian itu membantu para murid Yesus? (c) Pemberian apa yang membantu kita sekarang?
17 Jawaban atas doa-doa kita. Yesus berkata, ”Mintalah apa pun yang kalian inginkan dan itu akan terkabul.” (Yoh. 15:7, 16) Janji Yesus itu pasti menguatkan para rasul!a Waktu itu, mereka tidak sepenuhnya mengerti bahwa sebentar lagi Yesus akan meninggal. Tapi setelah dia meninggal, mereka akan mendapat bantuan. Yehuwa siap menjawab doa mereka dan membantu mereka mengabar. Tidak lama setelah Yesus meninggal, para rasul memohon agar Yehuwa membuat mereka berani, dan Yehuwa menjawab doa mereka.—Kis. 4:29, 31.
Kita bisa yakin bahwa Yehuwa menjawab doa kita dan membantu kita (Lihat paragraf 18)
18 Di zaman sekarang, kita pun bisa tetap menjadi sahabat Yesus jika kita bertekun mengabar. Kita juga bisa yakin bahwa saat kita merasa sulit mengabar, Yehuwa siap menjawab doa kita dan membantu kita. (Flp. 4:13) Kita sangat bersyukur karena Yehuwa menjawab doa kita dan karena kita menjadi sahabat Yesus. Semua pemberian Yehuwa ini menguatkan kita untuk terus menghasilkan buah.—Yak. 1:17.
19. (a) Mengapa kita terus mengabar? (b) Apa saja yang membantu kita menyelesaikan tugas dari Allah?
19 Di artikel ini, kita sudah membahas empat alasan kita terus mengabar: untuk memuliakan Yehuwa dan menyucikan nama-Nya, menunjukkan kasih kita kepada Yehuwa dan Yesus, memperingatkan orang, dan menunjukkan kasih kita kepada orang lain. Kita juga sudah membahas empat pemberian: sukacita, kedamaian, persahabatan dengan Yesus, dan jawaban atas doa-doa kita. Semua pemberian ini menguatkan kita untuk menyelesaikan tugas dari Allah. Yehuwa sangat senang melihat kita bekerja keras untuk ”terus menghasilkan banyak buah”!
a Saat berbicara dengan para rasul, Yesus berkali-kali mengingatkan mereka bahwa Yehuwa akan menjawab doa-doa mereka.—Yoh. 14:13; 15:7, 16; 16:23.
-