PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Apakah Anda Punya Prasangka Buruk?
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Dua pria berpapasan. Salah satu pria membayangkan pria di hadapannya seolah punya bayangan yang menyeramkan dan seperti mau mencelakai orang lain.

      Apakah Anda Punya Prasangka Buruk?

      Prasangka buruk itu seperti virus yang berbahaya. Virus itu merugikan korbannya, dan orang-orang yang terjangkit mungkin tidak menyadarinya.

      Orang-orang bisa berprasangka buruk bukan hanya kepada orang yang berbeda bangsa, ras, suku, atau bahasa, tapi juga kepada mereka yang berbeda agama, jenis kelamin, atau status sosial. Ada lagi yang berpikiran negatif kepada seseorang hanya karena melihat umur, pendidikan, keterbatasan fisik, atau penampilan orang itu. Meski begitu, mereka tetap saja merasa bahwa mereka tidak berprasangka buruk.

      Apakah Anda sebenarnya berprasangka buruk kepada orang tertentu? Kita biasanya tahu kalau orang lain punya prasangka buruk. Tapi, kalau kita sendiri yang seperti itu, kita mungkin sulit menyadarinya. Sebenarnya, kita semua sedikit banyak punya prasangka buruk. Menurut profesor sosiologi bernama David Williams, seseorang yang tidak suka dengan kelompok tertentu bisa ”memperlakukan orang-orang dari kelompok itu dengan tidak adil tanpa dia sadari”.

      Perhatikan sebuah contoh dari seorang pria bernama Jovica, yang tinggal di Eropa. Di negaranya, ada satu suku yang tidak disukai orang-orang. Dia mengakui, ”Selama ini, saya tidak merasa bahwa saya sudah berprasangka buruk kepada mereka. Saya pikir semua orang yang berasal dari suku itu memang tidak ada yang baik.”

      Banyak pemerintah membuat hukum yang melarang rasisme dan berbagai bentuk prasangka. Tapi, orang-orang tetap saja berprasangka buruk. Kenapa? Karena hukum-hukum itu hanya bisa mengendalikan tindakan seseorang, bukan hati atau pikirannya. Padahal, prasangka itu berasal dari hati dan pikiran seseorang. Kalau begitu, apakah seseorang bisa benar-benar membuang prasangka? Apakah ada caranya?

  • Cari Tahu Faktanya
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Dua pria sedang mewawancarai seorang wanita yang melamar kerja di sebuah pabrik mobil. Wanita itu terlihat tegang.

      Cari Tahu Faktanya

      Masalahnya

      Orang yang berprasangka buruk sering kali terpengaruh informasi yang salah. Perhatikan beberapa pandangan keliru berikut:

      • Wanita tidak bisa melakukan pekerjaan yang sulit, rumit, dan berat.

      • Orang dari suku yang sama pasti punya sifat atau kebiasaan buruk yang sama.

      • Orang yang punya keterbatasan fisik adalah orang yang tidak bahagia.

      Orang-orang yang percaya dengan pandangan seperti itu merasa punya bukti yang mendukung prasangka buruk mereka. Dan, mereka menganggap siapa pun yang tidak sependapat dengan mereka sebagai orang yang tidak tahu apa-apa soal itu.

      Kata Alkitab

      ”Tidak baik jika seseorang tanpa pengetahuan.”​—AMSAL 19:2.

      Apa artinya? Kalau kita tidak tahu semua faktanya dan lebih percaya pandangan umum yang keliru, kita bisa salah menilai orang dan membuat keputusan yang buruk.

      Apakah Alkitab Mengajar Kita untuk Berprasangka Buruk?

      Ada yang merasa bahwa Alkitab mengajar orang-orang untuk punya prasangka buruk. Tapi, apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan?

      • Semua manusia sebenarnya satu keluarga: ”Dari satu orang, [Allah] membuat semua bangsa.”​—Kisah 17:26.

      • Allah tidak pilih kasih: ”Allah tidak berat sebelah. Semua orang dari bangsa mana pun yang takut kepada-Nya dan melakukan apa yang benar diterima oleh-Nya.”​—Kisah 10:34, 35.

      • Allah tidak menilai seseorang dari penampilan luarnya: ”Manusia melihat apa yang terlihat oleh mata, tapi Yehuwa melihat hati.”​—1 Samuel 16:7.a

      a Yehuwa adalah nama Allah yang disebutkan dalam Alkitab.

      Manfaat Karena Tahu Faktanya

      Kita mungkin punya pandangan buruk tentang kelompok tertentu. Tapi, kalau kita mencari tahu fakta-faktanya, kita tidak akan gampang percaya dengan pandangan umum yang salah tentang mereka. Dan, begitu kita sadar bahwa ternyata pandangan kita bisa keliru, kemungkinan besar kita akan lebih berhati-hati saat mendengar pandangan buruk tentang kelompok lain.

      Kisah Nyata: Jovica (Eropa)

      Jovica, yang disebutkan sebelumnya, bercerita tentang suatu kelompok yang tidak disukai di negaranya. Sejak kecil, dia sering mendengar hal-hal buruk tentang mereka dari masyarakat, berita, dan TV. Dia berkata, ”Saya jadi punya pikiran yang negatif tentang mereka, bahkan membenci mereka. Dan saya pikir itu sama sekali tidak salah.

      ”Tapi waktu saya masuk militer, saya mau tidak mau tinggal dan bekerja dengan para tentara yang berasal dari kelompok itu. Saya jadi tahu banyak tentang mereka. Saya bahkan mulai mengerti bahasa mereka dan mendengarkan lagu daerah mereka. Saya senang berteman dengan mereka. Saya sadar kalau selama ini pandangan saya tentang mereka keliru. Tapi, saya tahu prasangka buruk saya terhadap mereka bisa muncul lagi. Jadi, saya tidak mau melihat dan menonton berita, film, atau komedi yang menjelek-jelekkan kelompok itu. Saya tahu bahwa prasangka buruk terhadap kelompok tertentu bisa berubah menjadi rasa kesal dan benci.”

      Yang Bisa Anda Lakukan

      • Ingatlah, kalau ada anggapan buruk tentang kelompok tertentu, ini tidak berarti setiap orang dari kelompok itu sudah pasti begitu.

      • Akuilah bahwa kita mungkin tidak tahu semua faktanya.

      • Carilah fakta-faktanya dari sumber yang bisa dipercaya.

      Mereka tidak lagi saling membenci

      Keterangan gambar: 1. Dua pria berjalan bersama sambil mengobrol. 2. Salah satu pria itu tersenyum ketika bersama teman-temannya.

      Bagaimana seorang Arab dan seorang Yahudi membuang prasangka buruk mereka?

      Tontonlah video Kapan Kasih yang Loyal Akan Mengalahkan Kebencian? Cari video ini di jw.org.

  • Bersikap Seperasaan
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Seorang pria kulit putih duduk bersebelahan dengan seorang pria Sikh di pesawat. Mereka asyik mengobrol.

      Bersikap Seperasaan

      Masalahnya

      Kalau kita terus memikirkan perbedaan kita dengan orang lain, kita bisa merasa bahwa orang itu punya banyak kelemahan. Akibatnya, kita bisa menganggap dia lebih rendah daripada kita. Dan, kita jadi sulit untuk bersikap seperasaan dengannya. Bisa jadi, itu adalah tanda bahwa kita sudah berprasangka buruk terhadap orang itu.

      Kata Alkitab

      ”Bergembiralah bersama orang yang bergembira, dan menangislah bersama orang yang menangis.”​—ROMA 12:15.

      Apa artinya? Kita perlu membayangkan dan ikut merasakan apa yang orang lain alami.

      Manfaat Bersikap Seperasaan

      Kalau kita bersikap seperasaan dengan orang lain, kita jadi tahu bahwa sebenarnya kita punya banyak persamaan dengan orang itu. Dalam banyak situasi, perasaan dan sikap mereka mungkin sama dengan kita. Dengan bersikap seperasaan, kita jadi sadar bahwa semua orang sebenarnya satu keluarga, tidak soal apa latar belakang mereka. Kalau kita terus mencari persamaan antara kita dan orang lain, kita tidak akan mudah berpikiran negatif tentang orang itu.

      Selain itu, orang yang bersikap seperasaan akan lebih menghargai orang lain. Perhatikan contoh Anne-Marie dari Senegal. Dia dulu meremehkan orang-orang dari kasta yang dianggap lebih rendah. Tapi, dia berubah setelah dia berupaya untuk bersikap seperasaan. Dia berkata, ”Waktu saya lihat kesulitan orang-orang dari kasta yang lebih rendah, saya coba bayangkan bagaimana perasaan saya kalau saya jadi mereka. Saya jadi sadar bahwa saya tidak lebih hebat dari mereka. Saya cuma kebetulan terlahir di kasta yang dianggap lebih tinggi.” Jadi, kalau kita berupaya memahami perjuangan orang lain, kita akan lebih mudah bersikap seperasaan dan tidak berpikiran negatif tentangnya.

      Yang Bisa Anda Lakukan

      Cari tahu apa saja persamaan antara Anda dan orang-orang dari kelompok yang mungkin tidak Anda sukai. Misalnya, bayangkan perasaan mereka saat mereka . . .

      Dengan bersikap seperasaan, kita jadi sadar bahwa semua orang sebenarnya satu keluarga

      • makan bersama keluarga

      • berhasil menyelesaikan pekerjaan

      • berkumpul bersama teman-teman

      • mendengarkan lagu favorit

      Lalu, bayangkan kalau Anda menjadi mereka. Coba pikirkan:

      • ’Kalau ada yang memandang rendah saya, bagaimana perasaan saya?’

      • ’Kalau ada yang menghakimi saya, padahal tidak mengenal saya, bagaimana perasaan saya?’

      • ’Kalau saya menjadi bagian dari kelompok itu, perlakuan seperti apa yang saya harapkan dari orang lain?’

      Seorang pria kulit putih dan seorang pria Sikh saling memperlihatkan foto mereka saat bersama keluarga, saat berolahraga, dan saat bekerja. Foto-foto itu menunjukkan bahwa mereka punya banyak persamaan.

      Kisah Nyata: Robert (Singapura)

      ”Dulu, saya menganggap orang yang tunarungu itu aneh, tidak pintar, dan gampang tersinggung. Jadi, saya tidak mau berurusan dengan mereka. Dan, saya pikir saya tidak berprasangka buruk terhadap mereka, karena saya tidak merugikan siapa pun.

      ”Saya berupaya memahami keadaan mereka supaya tidak lagi berprasangka buruk. Dulu, saya pikir mereka tidak pintar karena waktu saya bicara ke mereka, muka mereka terlihat bingung. Nah, saya coba bayangkan kalau saya sendiri yang tunarungu. Kalau ada yang bicara ke saya, muka saya pasti juga terlihat bingung! Kalaupun saya pakai alat bantu dengar, muka saya pasti masih terlihat bingung, dan orang-orang mungkin menganggap saya tidak mengerti kata-kata mereka. Padahal, saya sebenarnya sedang berupaya mendengar suara mereka.

      ”Setelah saya membayangkan diri saya seperti itu, saya tidak lagi berprasangka buruk kepada mereka.”

  • Akui Kelebihan Orang Lain
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Keterangan gambar: 1. Sepasang suami istri sedang berjalan terburu-buru. Mereka kesal saat seorang wanita tunanetra menghalangi jalan mereka. 2. Belakangan, wanita tunanetra itu memainkan cello di sebuah konser. Pasangan itu kagum dengannya.

      Akui Kelebihan Orang Lain

      Masalahnya

      Sifat egois bisa membuat seseorang berprasangka buruk. Orang yang egois merasa bahwa dirinya lebih hebat daripada orang lain dan pendapatnya yang paling benar. Jadi, kalau ada orang yang berbeda, dia akan memandang rendah orang itu. Siapa pun bisa punya sifat ini. Menurut Encyclopædia Britannica, ”kebanyakan orang merasa bahwa kebudayaan mereka, seperti cara hidup, makanan, pakaian, kebiasaan, kepercayaan, dan pandangan mereka, lebih baik daripada kebudayaan orang lain”. Ini adalah pandangan yang keliru. Jadi, bagaimana supaya kita tidak sampai seperti itu?

      Kata Alkitab

      ”Dengan rendah hati, anggaplah orang lain lebih tinggi daripada kalian.”​—FILIPI 2:3.

      Apa artinya? Supaya kita tidak menganggap diri lebih hebat daripada orang lain, kita perlu punya sifat rendah hati. Kalau kita rendah hati, kita bisa menyadari bahwa orang-orang punya kelebihan yang tidak kita miliki. Setiap kelompok pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

      Perhatikan contoh Stefan yang dibesarkan di sebuah negara Komunis. Dia sempat tidak suka dengan orang-orang yang berasal dari negara bukan Komunis. Dia berkata, ”Kalau kita mau membuang prasangka buruk, kita harus menganggap orang lain lebih tinggi dari kita. Lagi pula, ada banyak hal yang belum saya ketahui. Jadi, saya selalu bisa belajar hal baru dari orang lain.”

      Yang Bisa Anda Lakukan

      Cobalah nilai diri Anda apa adanya. Akui bahwa Anda juga punya kekurangan dan bahwa orang lain punya kelebihan yang tidak Anda miliki. Setiap orang punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jadi, jangan anggap semua orang yang ada di kelompok tertentu pasti punya kelemahan yang sama.

      Sebelum Anda berpikiran negatif tentang seseorang dari kelompok tertentu, pikirkan:

      Akui bahwa orang lain punya kelebihan yang tidak Anda miliki

      • ’Apakah saya tidak suka sifat orang itu karena sifatnya memang buruk, atau hanya karena sifatnya berbeda dengan saya?’

      • ’Apakah bagi orang itu, saya juga punya kekurangan?’

      • ’Dalam hal apa saja, orang ini lebih baik dari saya?’

      Kalau Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur, Anda bisa membuang prasangka buruk Anda terhadap orang itu. Malah, Anda mungkin akan mengagumi kelebihannya.

      Kisah Nyata: Nelson (Amerika Serikat)

      ”Saya dibesarkan di lingkungan yang kebanyakan orang-orangnya berasal dari ras dan latar belakang yang sama dengan saya. Waktu umur 19, saya pindah ke kota dan bekerja di pabrik. Di sana, saya tinggal dan bekerja dengan orang-orang yang berasal dari berbagai macam ras, latar belakang, dan budaya.

      ”Waktu saya semakin akrab dengan teman-teman kerja saya, saya belajar satu hal penting. Dari warna kulit, bahasa, atau kebangsaan seseorang, saya tidak bisa tahu seperti apa perasaan orang itu, seberapa rajin dia bekerja, atau apakah dia bisa dipercaya atau tidak.

      ”Belakangan, saya menikah dengan wanita yang berasal dari negara dan ras yang berbeda. Saya jadi mencoba berbagai jenis makanan dan mendengarkan jenis musik yang berbeda. Dan ternyata, saya menikmatinya. Saya belajar bahwa semua orang punya kekurangan dan kelebihan. Harus saya akui, saya jadi orang yang lebih baik karena mengagumi dan meniru hal-hal baik dari orang yang ras dan budayanya sangat berbeda dari saya.”

  • Bertemanlah dengan Beragam Orang
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Di sebuah taman bermain, empat wanita yang berbeda ras sedang mengobrol sambil tertawa. Anak-anak mereka bermain bersama tidak jauh dari mereka.

      Bertemanlah dengan Beragam Orang

      Masalahnya

      Kalau kita tidak mau berteman dengan orang dari kelompok yang tidak kita sukai, kita bisa semakin berprasangka buruk terhadap mereka. Dan kalau kita hanya berteman dengan orang yang sama seperti kita, kita bisa merasa bahwa tindakan dan cara berpikir kitalah yang paling benar.

      Kata Alkitab

      ”Bukalah hati kalian lebar-lebar.”​—2 KORINTUS 6:13.

      Apa artinya? ”Hati” bisa memaksudkan perasaan sayang kita. Jadi, ’membuka hati lebar-lebar’ berarti kita tidak hanya menyayangi orang yang sama seperti kita. Tapi, kita mau berteman dan tidak menutup diri dari orang yang berbeda dengan kita.

      Manfaat Berteman dengan Beragam Orang

      Setelah kita mengenal seseorang, kita jadi lebih mengerti alasan orang itu melakukan sesuatu yang berbeda dari kita. Dan kalau kita semakin akrab dengannya, kita akan mengerti bahwa dia tidak ada bedanya dengan kita. Kita jadi lebih menghargai dia dan bisa menyelami perasaannya.

      Perhatikan contoh seorang wanita bernama Nazaré. Dia dulu berprasangka buruk terhadap para imigran. Bagaimana dia membuang prasangka buruknya? Dia berkata, ”Saya berteman dan bekerja bersama mereka. Ternyata, mereka sama sekali tidak seperti yang orang-orang katakan. Kalau kita berteman dengan orang yang budayanya berbeda dari kita, kita tidak akan mengkotak-kotakkan mereka. Malah, kita bisa menyayangi dan menghargai setiap orang apa adanya.”

      Pengingat

      Ada orang-orang yang punya kebiasaan yang bejat dan tidak jujur. Tindakan mereka bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena itu, kita perlu berhati-hati saat memilih teman. Memang, kita tidak akan bersikap kasar terhadap mereka yang berbeda pendirian dengan kita. Kita juga tidak akan berupaya membuat mereka kehilangan hak-hak mereka. Tapi, kita sebaiknya tidak berteman dengan mereka, dan itu tidak berarti kita berprasangka buruk terhadap mereka.​—Amsal 13:20.

      Yang Bisa Anda Lakukan

      Cobalah mengobrol dengan orang-orang yang suku, bahasa, atau negara asalnya berbeda. Anda bisa . . .

      • meminta mereka menceritakan tentang diri mereka.

      • mengajak mereka makan bersama.

      • memperhatikan apa yang mereka ceritakan, dan mencari tahu apa yang penting bagi mereka.

      Kalau kita tahu apa saja yang sudah mereka alami, kita akan semakin mengerti tentang kepribadian mereka. Dengan begitu, kita bisa lebih berpikiran positif tentang mereka.

      Kisah Nyata: Kandasamy dan Sookammah (Kanada)

      ”Kami dibesarkan di Afrika Selatan pada waktu sistem apartheid berlaku. Waktu itu, orang-orang yang berbeda ras tidak boleh tinggal di lokasi yang sama. Akibatnya, orang-orang semakin berprasangka buruk terhadap satu sama lain. Kami bukan orang kulit putih. Beberapa orang kulit putih memperlakukan kami dengan buruk. Jadi, kami paling tidak suka dengan orang kulit putih. Waktu itu, kami tidak merasa punya prasangka buruk, karena kami pikir kamilah yang jadi korban.

      ”Kami mau membuang prasangka buruk kami. Kami membuka diri dan berteman dengan orang yang berbeda-beda. Waktu berteman dengan orang kulit putih, kami jadi sadar ternyata kami punya banyak persamaan. Kami punya kehidupan dan masalah yang mirip.

      ”Kami bahkan mengundang sepasang suami istri kulit putih untuk menginap cukup lama di rumah kami. Kami jadi makin kenal mereka, dan kami langsung akrab. Kami sama-sama merasa tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Hasilnya, kami jadi punya pandangan yang positif tentang orang kulit putih.”

      Mereka sekarang bersahabat

      Johny dan Gideon menyapa anak-anak di luar Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa.

      Johny dan Gideon berasal dari ras yang berbeda. Mereka dulu mendukung partai politik yang saling berlawanan. Tapi, mereka bisa bersahabat.

      Tontonlah video Johny dan Gideon: Dulu Musuh, Kini Keluarga. Cari video ini di jw.org.

  • Tunjukkan Kasih
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Seorang wanita India menggandeng seorang wanita lansia berkulit putih untuk membantunya naik tangga. Dia juga membawakan belanjaan wanita lansia itu.

      Tunjukkan Kasih

      Masalahnya

      Prasangka buruk itu seperti virus yang tidak bisa hilang dalam sekejap. Untuk menghilangkannya, seseorang butuh waktu dan upaya. Jadi, apa yang bisa kita lakukan?

      Kata Alkitab

      Keterangan gambar: 1. Seorang pria Asia membukakan pintu untuk seorang pria kulit hitam yang sedang memegang beberapa gelas kopi. 2. Pria kulit hitam itu membagikan minuman kopi yang dia beli kepada teman-teman kerjanya, termasuk kepada wanita India yang disebutkan sebelumnya.

      ”Kenakanlah kasih, karena kasih adalah ikatan pemersatu yang sempurna.”​—KOLOSE 3:14.

      Apa artinya? Orang-orang bisa bersatu kalau mereka saling mengasihi dan berbuat baik. Semakin sering kita menunjukkan kasih kepada orang lain, prasangka buruk kita kepada orang itu bisa semakin berkurang. Kalau hati kita semakin dipenuhi kasih, rasa benci pun semakin sulit untuk muncul.

      Yang Bisa Anda Lakukan

      Keterangan gambar: 1. Seorang wanita lansia berkulit putih dibantu seorang wanita India untuk naik tangga. Belanjaannya juga dibawakan oleh wanita India itu. 2. Wanita lansia berkulit putih itu membagikan kue kering kepada tetangganya, yaitu pria Asia yang disebutkan sebelumnya.

      Cobalah berbuat baik kepada orang-orang dari kelompok yang mungkin tidak Anda sukai. Anda bisa melakukan hal-hal sederhana, seperti:

      Setiap kebaikan kecil yang Anda lakukan bisa mengikis prasangka buruk dari hati Anda

      • Bersikap sopan dengan membukakan pintu untuk mereka atau merelakan tempat duduk Anda untuk mereka di kendaraan umum.

      • Mengobrol dengan mereka, sekalipun mereka mungkin tidak terlalu bisa bahasa Anda.

      • Bersabar terhadap mereka kalau mereka melakukan hal yang tidak biasa bagi Anda.

      • Pahami perasaan mereka saat mereka menceritakan masalah mereka.

      Kisah Nyata: Nazaré (Guinea-Bissau)

      ”Dulu saya berprasangka buruk terhadap para imigran. Banyak yang bilang bahwa mereka suka memanfaatkan bantuan pemerintah dan melakukan kejahatan. Saya jadi tidak suka dengan mereka. Tapi, saya tidak merasa saya berprasangka buruk, soalnya kebanyakan orang juga berpikir begitu tentang mereka.

      ”Belakangan, saya baru sadar bahwa pandangan saya yang negatif itu sebenarnya adalah prasangka. Dari Alkitab, saya belajar untuk bersikap lebih baik. Saya tidak lagi menjauhi mereka. Malah, saya menyapa dan mengobrol dengan mereka. Saya berupaya untuk lebih mengenal mereka apa adanya. Sekarang, saya punya pandangan yang positif tentang mereka, dan saya sangat suka berteman dengan mereka.”

      ”Dulu saya mau melawan ketidakadilan”

      Rafika Morris.

      Rafika bergabung dengan sebuah kelompok yang melawan ketidakadilan akibat perbedaan ras. Tapi, dia baru melihat orang-orang dari berbagai ras bersatu saat menghadiri pertemuan Saksi-Saksi Yehuwa.

      Tontonlah video Rafika Morris: Dulu Saya Mau Melawan Ketidakadilan. Cari video ini di jw.org.

  • Hidup Tanpa Prasangka Buruk
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Sekelompok orang yang berbeda umur dan ras sedang tersenyum.

      Hidup Tanpa Prasangka Buruk

      Jutaan orang sudah mengikuti saran-saran yang ada di artikel sebelumnya. Dan, mereka tidak lagi berprasangka buruk seperti dulu. Tapi sebenarnya, kita tidak bisa mencabut prasangka buruk sampai tuntas dengan upaya sendiri. Jadi, apakah itu berarti manusia akan selalu berprasangka buruk?

      Pemerintahan yang Sempurna

      Sejauh ini, belum ada pemerintahan di dunia ini yang berhasil menghapus prasangka buruk di antara manusia. Tapi, apakah ada pemerintahan yang akan bisa melakukannya?

      Untuk bisa mencabut prasangka sampai tuntas, sebuah pemerintahan perlu . . .

      1. 1. Menggugah rakyatnya untuk membuang prasangka buruk terhadap orang lain dari hati dan pikiran mereka.

      2. 2. Menyembuhkan luka batin yang menyebabkan seseorang berprasangka buruk.

      3. 3. Punya pemimpin-pemimpin baik yang memperlakukan rakyatnya dengan adil.

      4. 4. Mempersatukan orang-orang dari semua bangsa.

      Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah sudah mendirikan pemerintahan seperti itu di surga. Pemerintahan itu disebut ”Kerajaan Allah”.​—Lukas 4:43.

      Apa yang akan disediakan pemerintahan itu?

      1. Pengajaran yang Terbaik

      ”Penduduknya akan belajar apa yang benar.”​—YESAYA 26:9.

      ”Hasil dari kebenaran sejati adalah kedamaian, dan buah dari kebenaran sejati adalah keamanan dan ketenteraman untuk selamanya.”​—YESAYA 32:17.

      Apa artinya? Kerajaan Allah akan mengajar orang-orang tentang apa yang benar. Kalau mereka tahu mana yang benar dan salah serta mana yang adil dan tidak adil, pandangan mereka terhadap orang lain bisa berubah. Hasilnya, semua orang akan mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan.

      2. Pemulihan

      Allah ”akan menghapus semua air mata mereka. Kematian tidak akan ada lagi. Perkabungan, tangisan, ataupun rasa sakit juga tidak akan ada lagi. Hal-hal yang dulu terjadi sudah tidak ada lagi”.​—WAHYU 21:4.

      Apa artinya? Kerajaan Allah akan menyembuhkan semua luka batin yang diakibatkan ketidakadilan. Hasilnya, orang yang pernah menjadi korban prasangka buruk tidak akan lagi membenci orang yang pernah memperlakukannya dengan tidak adil.

      3. Pemimpin yang Baik

      ”Dia tidak akan menghakimi menurut apa yang dia lihat, ataupun menegur menurut apa yang dia dengar saja. Dia akan menghakimi orang kecil dengan adil, dan memberi teguran dengan lurus hati demi orang lembut hati di bumi.”​—YESAYA 11:3, 4.

      Apa artinya? Yesus Kristus sebagai Raja dari Kerajaan Allah akan memerintah manusia dengan adil. Dia tidak menganggap bangsa tertentu lebih hebat daripada bangsa lainnya. Dia juga meyakinkan kita bahwa hukum-hukumnya yang adil akan berlaku untuk semua orang.

      4. Persatuan

      Kerajaan Allah mengajar orang-orang untuk punya ”pikiran yang sama dan kasih yang sama, benar-benar bersatu dan sepikiran”.​—FILIPI 2:2.

      Apa artinya? Rakyat Kerajaan Allah tidak hanya terlihat bersatu dari luar saja, tapi mereka akan ”benar-benar bersatu” karena mereka memang saling mengasihi.

      Apakah pemerintahan seperti itu memang ada?

      Ada. Supaya Anda bisa yakin, cari tahu lebih banyak tentang pemerintahan itu dengan tiga cara ini:

      • Mintalah seorang Saksi Yehuwa menjelaskan apa buktinya Kerajaan Allah akan segera mewujudkan janji-janji Allah.

      • Buka jw.org, dan lihat bagian AJARAN ALKITAB > PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB > KERAJAAN ALLAH.

      • Datanglah ke pertemuan ibadah Saksi-Saksi Yehuwa, dan rasakan sendiri kasih dan persatuan di antara mereka.

  • Mereka Berhasil Membuang Prasangka Buruk
    Sadarlah!—2020 | No. 3
    • Mereka Berhasil Membuang Prasangka Buruk

      Perhatikan pengalaman mereka dan pengalaman lainnya di jw.org.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan