-
Apakah Anda Punya Prasangka Buruk?Sadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Apakah Anda Punya Prasangka Buruk?
Prasangka buruk itu seperti virus yang berbahaya. Virus itu merugikan korbannya, dan orang-orang yang terjangkit mungkin tidak menyadarinya.
Orang-orang bisa berprasangka buruk bukan hanya kepada orang yang berbeda bangsa, ras, suku, atau bahasa, tapi juga kepada mereka yang berbeda agama, jenis kelamin, atau status sosial. Ada lagi yang berpikiran negatif kepada seseorang hanya karena melihat umur, pendidikan, keterbatasan fisik, atau penampilan orang itu. Meski begitu, mereka tetap saja merasa bahwa mereka tidak berprasangka buruk.
Apakah Anda sebenarnya berprasangka buruk kepada orang tertentu? Kita biasanya tahu kalau orang lain punya prasangka buruk. Tapi, kalau kita sendiri yang seperti itu, kita mungkin sulit menyadarinya. Sebenarnya, kita semua sedikit banyak punya prasangka buruk. Menurut profesor sosiologi bernama David Williams, seseorang yang tidak suka dengan kelompok tertentu bisa ”memperlakukan orang-orang dari kelompok itu dengan tidak adil tanpa dia sadari”.
Perhatikan sebuah contoh dari seorang pria bernama Jovica, yang tinggal di Eropa. Di negaranya, ada satu suku yang tidak disukai orang-orang. Dia mengakui, ”Selama ini, saya tidak merasa bahwa saya sudah berprasangka buruk kepada mereka. Saya pikir semua orang yang berasal dari suku itu memang tidak ada yang baik.”
Banyak pemerintah membuat hukum yang melarang rasisme dan berbagai bentuk prasangka. Tapi, orang-orang tetap saja berprasangka buruk. Kenapa? Karena hukum-hukum itu hanya bisa mengendalikan tindakan seseorang, bukan hati atau pikirannya. Padahal, prasangka itu berasal dari hati dan pikiran seseorang. Kalau begitu, apakah seseorang bisa benar-benar membuang prasangka? Apakah ada caranya?
-
-
Cari Tahu FaktanyaSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Cari Tahu Faktanya
Masalahnya
Orang yang berprasangka buruk sering kali terpengaruh informasi yang salah. Perhatikan beberapa pandangan keliru berikut:
Wanita tidak bisa melakukan pekerjaan yang sulit, rumit, dan berat.
Orang dari suku yang sama pasti punya sifat atau kebiasaan buruk yang sama.
Orang yang punya keterbatasan fisik adalah orang yang tidak bahagia.
Orang-orang yang percaya dengan pandangan seperti itu merasa punya bukti yang mendukung prasangka buruk mereka. Dan, mereka menganggap siapa pun yang tidak sependapat dengan mereka sebagai orang yang tidak tahu apa-apa soal itu.
Kata Alkitab
”Tidak baik jika seseorang tanpa pengetahuan.”—AMSAL 19:2.
Apa artinya? Kalau kita tidak tahu semua faktanya dan lebih percaya pandangan umum yang keliru, kita bisa salah menilai orang dan membuat keputusan yang buruk.
Manfaat Karena Tahu Faktanya
Kita mungkin punya pandangan buruk tentang kelompok tertentu. Tapi, kalau kita mencari tahu fakta-faktanya, kita tidak akan gampang percaya dengan pandangan umum yang salah tentang mereka. Dan, begitu kita sadar bahwa ternyata pandangan kita bisa keliru, kemungkinan besar kita akan lebih berhati-hati saat mendengar pandangan buruk tentang kelompok lain.
Yang Bisa Anda Lakukan
Ingatlah, kalau ada anggapan buruk tentang kelompok tertentu, ini tidak berarti setiap orang dari kelompok itu sudah pasti begitu.
Akuilah bahwa kita mungkin tidak tahu semua faktanya.
Carilah fakta-faktanya dari sumber yang bisa dipercaya.
-
-
Bersikap SeperasaanSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Bersikap Seperasaan
Masalahnya
Kalau kita terus memikirkan perbedaan kita dengan orang lain, kita bisa merasa bahwa orang itu punya banyak kelemahan. Akibatnya, kita bisa menganggap dia lebih rendah daripada kita. Dan, kita jadi sulit untuk bersikap seperasaan dengannya. Bisa jadi, itu adalah tanda bahwa kita sudah berprasangka buruk terhadap orang itu.
Kata Alkitab
”Bergembiralah bersama orang yang bergembira, dan menangislah bersama orang yang menangis.”—ROMA 12:15.
Apa artinya? Kita perlu membayangkan dan ikut merasakan apa yang orang lain alami.
Manfaat Bersikap Seperasaan
Kalau kita bersikap seperasaan dengan orang lain, kita jadi tahu bahwa sebenarnya kita punya banyak persamaan dengan orang itu. Dalam banyak situasi, perasaan dan sikap mereka mungkin sama dengan kita. Dengan bersikap seperasaan, kita jadi sadar bahwa semua orang sebenarnya satu keluarga, tidak soal apa latar belakang mereka. Kalau kita terus mencari persamaan antara kita dan orang lain, kita tidak akan mudah berpikiran negatif tentang orang itu.
Selain itu, orang yang bersikap seperasaan akan lebih menghargai orang lain. Perhatikan contoh Anne-Marie dari Senegal. Dia dulu meremehkan orang-orang dari kasta yang dianggap lebih rendah. Tapi, dia berubah setelah dia berupaya untuk bersikap seperasaan. Dia berkata, ”Waktu saya lihat kesulitan orang-orang dari kasta yang lebih rendah, saya coba bayangkan bagaimana perasaan saya kalau saya jadi mereka. Saya jadi sadar bahwa saya tidak lebih hebat dari mereka. Saya cuma kebetulan terlahir di kasta yang dianggap lebih tinggi.” Jadi, kalau kita berupaya memahami perjuangan orang lain, kita akan lebih mudah bersikap seperasaan dan tidak berpikiran negatif tentangnya.
Yang Bisa Anda Lakukan
Cari tahu apa saja persamaan antara Anda dan orang-orang dari kelompok yang mungkin tidak Anda sukai. Misalnya, bayangkan perasaan mereka saat mereka . . .
Dengan bersikap seperasaan, kita jadi sadar bahwa semua orang sebenarnya satu keluarga
makan bersama keluarga
berhasil menyelesaikan pekerjaan
berkumpul bersama teman-teman
mendengarkan lagu favorit
Lalu, bayangkan kalau Anda menjadi mereka. Coba pikirkan:
’Kalau ada yang memandang rendah saya, bagaimana perasaan saya?’
’Kalau ada yang menghakimi saya, padahal tidak mengenal saya, bagaimana perasaan saya?’
’Kalau saya menjadi bagian dari kelompok itu, perlakuan seperti apa yang saya harapkan dari orang lain?’
-
-
Akui Kelebihan Orang LainSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Akui Kelebihan Orang Lain
Masalahnya
Sifat egois bisa membuat seseorang berprasangka buruk. Orang yang egois merasa bahwa dirinya lebih hebat daripada orang lain dan pendapatnya yang paling benar. Jadi, kalau ada orang yang berbeda, dia akan memandang rendah orang itu. Siapa pun bisa punya sifat ini. Menurut Encyclopædia Britannica, ”kebanyakan orang merasa bahwa kebudayaan mereka, seperti cara hidup, makanan, pakaian, kebiasaan, kepercayaan, dan pandangan mereka, lebih baik daripada kebudayaan orang lain”. Ini adalah pandangan yang keliru. Jadi, bagaimana supaya kita tidak sampai seperti itu?
Kata Alkitab
”Dengan rendah hati, anggaplah orang lain lebih tinggi daripada kalian.”—FILIPI 2:3.
Apa artinya? Supaya kita tidak menganggap diri lebih hebat daripada orang lain, kita perlu punya sifat rendah hati. Kalau kita rendah hati, kita bisa menyadari bahwa orang-orang punya kelebihan yang tidak kita miliki. Setiap kelompok pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Perhatikan contoh Stefan yang dibesarkan di sebuah negara Komunis. Dia sempat tidak suka dengan orang-orang yang berasal dari negara bukan Komunis. Dia berkata, ”Kalau kita mau membuang prasangka buruk, kita harus menganggap orang lain lebih tinggi dari kita. Lagi pula, ada banyak hal yang belum saya ketahui. Jadi, saya selalu bisa belajar hal baru dari orang lain.”
Yang Bisa Anda Lakukan
Cobalah nilai diri Anda apa adanya. Akui bahwa Anda juga punya kekurangan dan bahwa orang lain punya kelebihan yang tidak Anda miliki. Setiap orang punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jadi, jangan anggap semua orang yang ada di kelompok tertentu pasti punya kelemahan yang sama.
Sebelum Anda berpikiran negatif tentang seseorang dari kelompok tertentu, pikirkan:
Akui bahwa orang lain punya kelebihan yang tidak Anda miliki
’Apakah saya tidak suka sifat orang itu karena sifatnya memang buruk, atau hanya karena sifatnya berbeda dengan saya?’
’Apakah bagi orang itu, saya juga punya kekurangan?’
’Dalam hal apa saja, orang ini lebih baik dari saya?’
Kalau Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur, Anda bisa membuang prasangka buruk Anda terhadap orang itu. Malah, Anda mungkin akan mengagumi kelebihannya.
-
-
Bertemanlah dengan Beragam OrangSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Bertemanlah dengan Beragam Orang
Masalahnya
Kalau kita tidak mau berteman dengan orang dari kelompok yang tidak kita sukai, kita bisa semakin berprasangka buruk terhadap mereka. Dan kalau kita hanya berteman dengan orang yang sama seperti kita, kita bisa merasa bahwa tindakan dan cara berpikir kitalah yang paling benar.
Kata Alkitab
”Bukalah hati kalian lebar-lebar.”—2 KORINTUS 6:13.
Apa artinya? ”Hati” bisa memaksudkan perasaan sayang kita. Jadi, ’membuka hati lebar-lebar’ berarti kita tidak hanya menyayangi orang yang sama seperti kita. Tapi, kita mau berteman dan tidak menutup diri dari orang yang berbeda dengan kita.
Manfaat Berteman dengan Beragam Orang
Setelah kita mengenal seseorang, kita jadi lebih mengerti alasan orang itu melakukan sesuatu yang berbeda dari kita. Dan kalau kita semakin akrab dengannya, kita akan mengerti bahwa dia tidak ada bedanya dengan kita. Kita jadi lebih menghargai dia dan bisa menyelami perasaannya.
Perhatikan contoh seorang wanita bernama Nazaré. Dia dulu berprasangka buruk terhadap para imigran. Bagaimana dia membuang prasangka buruknya? Dia berkata, ”Saya berteman dan bekerja bersama mereka. Ternyata, mereka sama sekali tidak seperti yang orang-orang katakan. Kalau kita berteman dengan orang yang budayanya berbeda dari kita, kita tidak akan mengkotak-kotakkan mereka. Malah, kita bisa menyayangi dan menghargai setiap orang apa adanya.”
Yang Bisa Anda Lakukan
Cobalah mengobrol dengan orang-orang yang suku, bahasa, atau negara asalnya berbeda. Anda bisa . . .
meminta mereka menceritakan tentang diri mereka.
mengajak mereka makan bersama.
memperhatikan apa yang mereka ceritakan, dan mencari tahu apa yang penting bagi mereka.
Kalau kita tahu apa saja yang sudah mereka alami, kita akan semakin mengerti tentang kepribadian mereka. Dengan begitu, kita bisa lebih berpikiran positif tentang mereka.
-
-
Tunjukkan KasihSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Tunjukkan Kasih
Masalahnya
Prasangka buruk itu seperti virus yang tidak bisa hilang dalam sekejap. Untuk menghilangkannya, seseorang butuh waktu dan upaya. Jadi, apa yang bisa kita lakukan?
Kata Alkitab
”Kenakanlah kasih, karena kasih adalah ikatan pemersatu yang sempurna.”—KOLOSE 3:14.
Apa artinya? Orang-orang bisa bersatu kalau mereka saling mengasihi dan berbuat baik. Semakin sering kita menunjukkan kasih kepada orang lain, prasangka buruk kita kepada orang itu bisa semakin berkurang. Kalau hati kita semakin dipenuhi kasih, rasa benci pun semakin sulit untuk muncul.
Yang Bisa Anda Lakukan
Cobalah berbuat baik kepada orang-orang dari kelompok yang mungkin tidak Anda sukai. Anda bisa melakukan hal-hal sederhana, seperti:
Setiap kebaikan kecil yang Anda lakukan bisa mengikis prasangka buruk dari hati Anda
Bersikap sopan dengan membukakan pintu untuk mereka atau merelakan tempat duduk Anda untuk mereka di kendaraan umum.
Mengobrol dengan mereka, sekalipun mereka mungkin tidak terlalu bisa bahasa Anda.
Bersabar terhadap mereka kalau mereka melakukan hal yang tidak biasa bagi Anda.
Pahami perasaan mereka saat mereka menceritakan masalah mereka.
-
-
Hidup Tanpa Prasangka BurukSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Hidup Tanpa Prasangka Buruk
Jutaan orang sudah mengikuti saran-saran yang ada di artikel sebelumnya. Dan, mereka tidak lagi berprasangka buruk seperti dulu. Tapi sebenarnya, kita tidak bisa mencabut prasangka buruk sampai tuntas dengan upaya sendiri. Jadi, apakah itu berarti manusia akan selalu berprasangka buruk?
Pemerintahan yang Sempurna
Sejauh ini, belum ada pemerintahan di dunia ini yang berhasil menghapus prasangka buruk di antara manusia. Tapi, apakah ada pemerintahan yang akan bisa melakukannya?
Untuk bisa mencabut prasangka sampai tuntas, sebuah pemerintahan perlu . . .
1. Menggugah rakyatnya untuk membuang prasangka buruk terhadap orang lain dari hati dan pikiran mereka.
2. Menyembuhkan luka batin yang menyebabkan seseorang berprasangka buruk.
3. Punya pemimpin-pemimpin baik yang memperlakukan rakyatnya dengan adil.
4. Mempersatukan orang-orang dari semua bangsa.
Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah sudah mendirikan pemerintahan seperti itu di surga. Pemerintahan itu disebut ”Kerajaan Allah”.—Lukas 4:43.
Apa yang akan disediakan pemerintahan itu?
1. Pengajaran yang Terbaik
”Penduduknya akan belajar apa yang benar.”—YESAYA 26:9.
”Hasil dari kebenaran sejati adalah kedamaian, dan buah dari kebenaran sejati adalah keamanan dan ketenteraman untuk selamanya.”—YESAYA 32:17.
Apa artinya? Kerajaan Allah akan mengajar orang-orang tentang apa yang benar. Kalau mereka tahu mana yang benar dan salah serta mana yang adil dan tidak adil, pandangan mereka terhadap orang lain bisa berubah. Hasilnya, semua orang akan mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan.
2. Pemulihan
Allah ”akan menghapus semua air mata mereka. Kematian tidak akan ada lagi. Perkabungan, tangisan, ataupun rasa sakit juga tidak akan ada lagi. Hal-hal yang dulu terjadi sudah tidak ada lagi”.—WAHYU 21:4.
Apa artinya? Kerajaan Allah akan menyembuhkan semua luka batin yang diakibatkan ketidakadilan. Hasilnya, orang yang pernah menjadi korban prasangka buruk tidak akan lagi membenci orang yang pernah memperlakukannya dengan tidak adil.
3. Pemimpin yang Baik
”Dia tidak akan menghakimi menurut apa yang dia lihat, ataupun menegur menurut apa yang dia dengar saja. Dia akan menghakimi orang kecil dengan adil, dan memberi teguran dengan lurus hati demi orang lembut hati di bumi.”—YESAYA 11:3, 4.
Apa artinya? Yesus Kristus sebagai Raja dari Kerajaan Allah akan memerintah manusia dengan adil. Dia tidak menganggap bangsa tertentu lebih hebat daripada bangsa lainnya. Dia juga meyakinkan kita bahwa hukum-hukumnya yang adil akan berlaku untuk semua orang.
4. Persatuan
Kerajaan Allah mengajar orang-orang untuk punya ”pikiran yang sama dan kasih yang sama, benar-benar bersatu dan sepikiran”.—FILIPI 2:2.
Apa artinya? Rakyat Kerajaan Allah tidak hanya terlihat bersatu dari luar saja, tapi mereka akan ”benar-benar bersatu” karena mereka memang saling mengasihi.
-
-
Mereka Berhasil Membuang Prasangka BurukSadarlah!—2020 | No. 3
-
-
Mereka Berhasil Membuang Prasangka Buruk
Perhatikan pengalaman mereka dan pengalaman lainnya di jw.org.
-