PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Cuci, Mencuci Kaki”
  • Cuci, Mencuci Kaki

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Cuci, Mencuci Kaki
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Tokoh Terbesar Melakukan Pelayanan yang Dianggap Rendah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Yesus Mengajarkan Kerendahan Hati pada Paskah Terakhirnya
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • Kerendahan Hati pada Paskah Terakhir
    Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
  • Kerendahan Hati pada Paskah Terakhir
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Cuci, Mencuci Kaki”

CUCI, MENCUCI KAKI

Sambutan dan bentuk keramahan yang sering kali dipertunjukkan sebelum bersantap di daerah yang umumnya beriklim panas di Timur Tengah zaman dahulu, yang penduduknya biasa mengenakan kasut terbuka, berjalan di tanah kering, dan berjalan kaki di jalan-jalan yang berdebu. Di rumah penduduk biasa, pada umumnya tuan rumah menyediakan bejana-bejana dan air untuk para tamu agar mereka dapat mencuci kaki mereka sendiri. (Hak 19:21) Tuan rumah yang lebih kaya biasanya menyuruh budaknya untuk mencuci kaki para tamu, dan hal ini dianggap sebagai pekerjaan rendahan. Abigail menunjukkan kesediaannya untuk memenuhi keinginan Daud agar ia menjadi istrinya dengan mengatakan, ”Inilah budak perempuanmu sebagai hamba yang mencuci kaki hamba-hamba tuanku.” (1Sam 25:40-42) Apabila tuan atau nyonya rumah sendiri yang mencuci kaki para tamu, hal ini khususnya menunjukkan kerendahan hati dan perhatian yang pengasih terhadap tamu mereka.

Selain menjadi tanda keramahan tuan rumah terhadap tamunya, pencucian kaki juga biasa dilakukan sebelum tidur. (Kid 5:3) Yang khususnya perlu diperhatikan adalah perintah agar para imam Lewi mencuci kaki dan tangan mereka sebelum memasuki tabernakel atau bertugas di mezbah.—Kel 30:17-21; 40:30-32.

Sewaktu Yesus Kristus berada di bumi, ada kebiasaan tuan rumah untuk menyediakan air pencuci kaki bagi tamunya, memberinya ciuman, dan mengolesi kepalanya dengan minyak. Simon, seorang Farisi, mengabaikan ketiga pernyataan keramahan ini sewaktu menjamu Yesus di rumahnya. Oleh karena itu, pada waktu seorang wanita pedosa menangis dan membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya, mencium kakinya, dan kemudian mengolesi kakinya dengan minyak wangi, Kristus menunjukkan apa yang tidak dilakukan oleh Simon, lalu berkata kepada wanita itu, ”Dosa-dosamu diampuni.”—Luk 7:36-50.

Yesus Kristus mencuci kaki para rasulnya pada malam terakhir kehidupannya di bumi, tanggal 14 Nisan 33 M, dan dengan berbuat demikian ia memberi mereka suatu pelajaran serta ”menetapkan pola”, dan bukan menetapkan suatu tradisi. (Yoh 13:1-16) Ada perselisihan di antara para rasul tentang siapa yang terbesar. Belakangan, pada malam itu juga, setelah ia mencuci kaki mereka, mereka kembali bertengkar dengan sengit mengenai siapa yang terbesar. (Luk 22:24-27) Namun, apa yang telah Yesus lakukan tidak akan mudah dilupakan. Pada malam itu, Yesus dan para rasul semata-mata menggunakan sebuah ruangan, dan mereka bukan tamu siapa pun. Jadi, pada waktu itu tidak ada pelayan yang mencuci kaki mereka sebagaimana semestinya andaikata mereka adalah tamu. Tidak seorang rasul pun mengambil inisiatif untuk melakukan pelayanan rendahan itu bagi yang lain. Akan tetapi, pada waktu yang cocok dalam perjamuan itu, Yesus bangkit, menanggalkan pakaian luarnya, mengikatkan handuk pada pinggangnya, menuangkan air ke sebuah baskom, dan mencuci kaki mereka. Dengan demikian, ia menunjukkan bahwa dengan kerendahan hati masing-masing hendaknya menjadi pelayan bagi yang lain dan memperlihatkan kasih secara praktis, berbuat sesuatu demi kesejahteraan orang lain. Dahulu, nyonya rumah Kristen melakukan hal itu, sebagaimana nyata dari keterangan Paulus tentang tindakan mencuci kaki sebagai tanda keramahan yang disebutkan di antara perbuatan-perbuatan baik lainnya yang dilakukan para janda Kristen. (1Tim 5:9, 10) Kitab-Kitab Yunani Kristen tidak mencantumkan pencucian kaki sebagai upacara yang harus dilakukan orang Kristen. Meskipun demikian, teladan yang ditetapkan Yesus Kristus melalui tindakan ini tetap menjadi pengingat bagi orang Kristen untuk melayani saudara-saudara mereka dengan pengasih, bahkan dalam hal-hal kecil dan dengan melakukan tugas-tugas yang menuntut kerendahan hati demi mereka.—Yoh 13:34, 35; lihat BASUH; MANDI.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan