PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Susunan Kristen Mengikuti Haluan Orang Kanaan
    Sedarlah!—1989 (No. 29) | Sedarlah!—1989 (No. 29)
    • Sebuah surat kabar Katolik yang independen, National Catholic Reporter, 27 Februari 1987, menyatakan bahwa pendeta yang homoseks menilai bahwa 50 persen dari para imam Katolik A.S. adalah homoseks. Angka ini ditentang. Seorang ahli psikologi, yang memberikan pernyataan atas dasar 1.500 orang yang diwawancarai, menyatakan bahwa 20 persen dari 57.000 imam Katolik A.S. adalah homoseks, sedangkan laporan-laporan yang terbaru telah membuat ”ahli-ahli terapi lain berpendapat bahwa angka yang tepat sekarang mungkin mendekati 40 persen”.

      Baru satu tahun yang lalu, surat-surat kabar di seluruh negeri dibanjiri dengan laporan tentang pemerkosaan atas anak-anak oleh imam-imam Katolik. Laporan berikut dari Mercury News, San Jose, Kalifornia, 30 Desember 1987, adalah sesuatu yang khas:

      ”Pada waktu kesadaran bangsa terhadap problem penganiayaan anak-anak bertambah besar, Gereja Katolik di Amerika Serikat terus mengabaikan dan menutup-nutupi kasus-kasus imam-imam yang menganiaya anak-anak secara seksual, [ini] menurut catatan pengadilan, dokumen intern gereja, pihak berwenang sipil dan para korban sendiri.

      ”Para pejabat gereja bersikeras bahwa kasus Lousiana yang terkenal tahun 1985, yaitu seorang imam menganiaya sedikitnya 35 anak laki-laki, telah mengajar mereka untuk menangani problem itu dengan tegas. Tetapi penyelidikan oleh Mercury News selama tiga bulan mengungkapkan bahwa dalam lebih dari 25 keuskupan di seluruh negeri, para pejabat gereja tidak memberi tahu pihak yang berwenang, memindahkan imam-imam yang melakukan penganiayaan ke paroki lain, mengabaikan keluhan orang-tua dan tidak mempedulikan kemungkinan adanya kehancuran atas diri para korban yang masih muda. . . . Jutaan dollar telah dibayarkan kepada para korban dan keluarga mereka sebagai ganti rugi, dan satu laporan gereja tahun 1986 memperkirakan bahwa tanggungan gereja dapat mencapai satu milyar dollar dalam sepuluh tahun lagi.”

      ”Kasus Lousiana yang terkenal tahun 1985” yang ditulis dalam laporan Mercury News adalah berkenaan seorang imam bernama Gilbert Gauthe. ”Kira-kira $12 juta sudah dibayarkan kepada para korbannya.” Kegiatan homoseks dari Gauthe telah diketahui selama bertahun-tahun, tetapi ’keuskupan menangani problem itu dengan memindahkan dia dari paroki satu ke paroki lain sedikitnya tiga kali’. Dalam satu kejadian ”orang-tua menyatakan dalam kesaksian bahwa Gauthe ’menggauli’ anak laki-laki mereka yang berusia 7 tahun sejak hari pertama ia menjadi pembantu Misa dan selama setahun setelahnya, sampai imam itu dipindahkan”.

      ”Kehancuran atas diri para korban yang masih anak-anak” juga disebutkan dalam laporan itu. Kadang-kadang kerusakan itu bersifat abadi. Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun membunuh dirinya sendiri, meninggalkan surat yang menyatakan bahwa ”tidak ada gunanya untuk hidup” setelah ”dijadikan budak seks seorang biarawan Franciskan”. Seorang anak lain, yang diperkosa oleh seorang imam, menggantung diri setelah memberi tahu saudaranya, ”Hubungi Pastor S.—dan beritahu dia bahwa saya memaafkannya.”

  • Susunan Kristen Mengikuti Haluan Orang Kanaan
    Sedarlah!—1989 (No. 29) | Sedarlah!—1989 (No. 29)
    • Laporan-laporan surat kabar tak habis-habisnya menulis banyak kasus spesifik tentang kaum remaja Katolik yang ’digauli’ oleh para pendeta Katolik, tentang jutaan dollar yang dibayarkan untuk menyelesaikan tuntutan hukum, tentang banyak kasus yang diselesaikan di luar pengadilan, dan tentang perusahaan-perusahaan asuransi yang ”tidak mau lagi mengganti biaya tuntutan pemerkosaan bagi personalia keuskupan”.

      Thomas Fox, redaktur dari National Catholic Reporter, mengatakan, ”Problem telah ditutup-tutupi secara nasional selama bertahun-tahun oleh para uskup.” Eugene Kennedy, seorang bekas pendeta dan sekarang profesor psikologi di Universitas Loyola, mengatakan, ”Apa yang anda lihat di pengadilan-pengadilan hanyalah sedikit saja.” Thomas Doyle, pendeta Dominikan dan pengacara agama, menyatakan, ”Selama banyak abad, penganiayaan seksual pada anak-anak lelaki oleh para pendeta adalah satu-satunya problem yang paling serius yang harus kita hadapi.”

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan