PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Para Penatua​—Jagalah Apa yang Dipercayakan kepada Saudara
    Menara Pengawal—1989 | 15 September
    • Para Penatua​—Jagalah Apa yang Dipercayakan kepada Saudara

      ”Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri.”—Kisah 20:28.

      1. Apa yang termasuk dalam hal-hal yang dipercayakan kepada seorang Kristen?

      ALLAH YEHUWA telah memberikan kepada orang-orang dalam organisasi-Nya di bumi suatu kepercayaan yang menakjubkan. Namun apa yang dimaksud dengan suatu kepercayaan? Ini adalah sesuatu yang berharga yang dipercayakan kepada seseorang yang harus memberikan pertanggungjawaban. Apa yang dipercayakan kepada seorang Kristen termasuk ”contoh ajaran yang sehat,” yaitu kebenaran yang disampaikan melalui Alkitab dan disalurkan oleh ”hamba yang setia dan bijaksana” sebagai ”makanan pada waktunya.” (2 Timotius 1:13, 14; Matius 24:45-47) Kepercayaan ini mencakup pelayanan yang ada hubungannya dengan kebenaran yang harus diberitakan di dalam dan di luar sidang. (2 Timotius 4:1-5) Para pemberita Kerajaan, termasuk para penatua yang dilantik dengan roh, hendaknya menghargai kepercayaan ini sebagai sesuatu yang bernilai paling tinggi.

      2. Para penatua mendapat kepercayaan tambahan apa, dan apa yang Petrus katakan mengenai hal itu?

      2 Para penatua Kristen diberi kepercayaan tambahan—tanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah. Dalam hal ini, rasul Petrus menulis: ”Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.”—1 Petrus 5:1-4.

      3. Para penatua Kristen harus menjadi sumber dari apa?

      3 Para penatua Kristen harus ”seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.” (Yesaya 32:1, 2) Ini berarti bahwa para penatua harus menjadi sumber perasaan aman, ketenteraman, dan stabilitas bagi kawanan hamba Allah yang seperti domba. ”Lebih banyak lagi” yang dituntut dari para penatua, atau gembala-gembala bawahan, sehubungan dengan kawanan itu karena ’banyak yang dipercayakan’ kepada mereka. (Lukas 12:48) Dan mereka jelas telah dipercayakan dengan sesuatu yang sangat berharga yang harus dijaga.

      Mengapa Dipercayakan kepada Saudara?

      4. Mengapa begitu banyak penatua dibutuhkan?

      4 Dengan adanya lebih dari 60.000 sidang dari Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia, dibutuhkan ribuan pria yang memenuhi syarat secara rohani untuk memelihara kawanan domba Allah. Ada banyak penatua di tiap negeri, dan ini suatu alasan untuk bersukacita. Di seluruh dunia ada rata-rata 60 pemberita Kerajaan di tiap sidang. Jadi, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan para penatua.—1 Korintus 15:58.

      5. Atas dasar apa hak istimewa melayani sebagai penatua diberikan kepada seorang pria?

      5 Jika saudara seorang penatua, mengapa hak istimewa yang mulia ini diberikan kepada saudara? Karena saudara telah melakukan hal-hal tertentu, dan saudara mempunyai kecakapan rohani. Misalnya, saudara pasti telah mempelajari firman Allah dengan rajin. (Yosua 1:7, 8) Saudara pasti dengan bergairah ambil bagian dalam dinas pengabaran, juga membantu orang-orang lain menjadi pemberita Kerajaan. Karena ”telah diuji kelayakannya,” saudara sudah melayani sebagai pelayan sidang dengan setia. Saudara telah ’berupaya meraih,’ atau berupaya memenuhi syarat untuk menjadi penatua, menghargai bahwa menjadi seorang pengawas adalah ”pekerjaan yang baik.” (1 Timotius 3:1, 10, NW) Seperti Timotius, saudara ”terpuji kepada segala saudara.” (Kisah 16:2, Bode) Ketika diusulkan sebagai penatua, kemungkinan besar umur saudara sudah mendekati tiga puluh tahun atau lebih tua dan saudara sudah mempunyai pengalaman dalam kehidupan. Sidang telah menghormati saudara sebagai seseorang yang matang secara rohani, mudah didekati dan dapat memberikan nasihat yang jitu berdasarkan Alkitab dan menyimpan hal-hal yang bersifat rahasia.—Amsal 25:9, 10.

      Bagaimana Menjaga Kepercayaan yang Diberikan kepada Saudara

      6, 7. Satu Timotius 4:13-15 memberikan nasihat apa untuk membantu seorang pria menjaga apa yang dipercayakan kepadanya sebagai penatua?

      6 Ya, jika saudara seorang penatua, maka untuk alasan-alasan yang baik kedudukan sebagai pengawas Kristen dipercayakan kepada saudara. Dan saudara pasti merasa benar-benar mendapat hak istimewa! Namun bagaimana saudara dapat menjaga apa yang dipercayakan itu?

      7 Satu cara untuk menjaga apa yang dipercayakan kepada saudara sebagai penatua ialah dengan bersikap positif dan bekerja keras dalam melaksanakan kewajiban saudara. Kita semua diberi penugasan yang mencakup beragam tanggung jawab dalam organisasi Yehuwa. Maka, pertahankan tempat saudara, dan hendaknya saudara merasa senang untuk ’berlaku sebagai yang lebih kecil.’ (Lukas 9:46-48, NW; bandingkan Hakim 7:21.) Pandanglah berharga hak istimewa saudara, dan jangan bekerja dengan ”tangan yang lamban.” (Amsal 10:4) Jangan berdiam diri, tetapi dengan bantuan Yehuwa, buatlah kemajuan dalam semua corak pelayanan. Sesungguhnya, ikutilah nasihat berikut yang diberikan oleh Paulus kepada Timotius: ”Bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.”—1 Timotius 4:13-15.

      8. Apa yang akan membantu seorang penatua untuk memberikan nasihat yang baik dan menyampaikan sesuatu yang secara rohani memperkaya di perhimpunan?

      8 Pastikan bahwa saudara memelihara jadwal pelajaran pribadi yang baik dan produktif. Sebagai penatua, saudara sepatutnya diharapkan memberikan nasihat Alkitab yang baik. Guna memperlengkapi saudara untuk tanggung jawab ini, apakah saudara telah membaca seluruh Alkitab dengan serius, mungkin banyak kali? (Amsal 15:28) Bagaimana dengan penugasan saudara di mimbar? Persiapkan itu dengan baik, dengan sungguh-sungguh meminta bantuan Yehuwa agar saudara dapat menyampaikan sesuatu yang secara rohani akan memperkaya mereka yang hadir di perhimpunan kita. Para penatua khususnya hendaknya ’mengatakan apa yang baik untuk meneguhkan iman, supaya ia itu memberi berkat kepada orang yang mendengarnya.’—Efesus 4:29, Bode; Roma 1:11.

      9. Menurut 2 Timotius 4:2, apa yang harus dilakukan seorang penatua?

      9 Sebagai penatua, taatilah nasihat Paulus: ”Beritakanlah firman, siap sedialah [”bersikaplah mendesak,” NW] baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran [”seni mengajar,” NW].” (2 Timotius 4:2) Paulus khawatir terhadap kemurtadan karena beberapa dalam sidang ”bersilat kata,” senang dengan ’soal-soal yang bodoh,’ dan ”suka melawan.” (2 Timotius 2:14-18, 23-25; 3:8-13; 4:3, 4) Tetapi, tidak soal apakah sidang sedang mengalami keadaan yang tidak baik atau baik, Timotius harus ’memberitakan firman.’ Ini akan menguatkan saudara-saudara seimannya untuk menolak kemurtadan. Demikian pula dewasa ini, para penatua harus memberitakan Firman atau berita dari Allah yang menembus dengan dalam, yang mencapai hati dan menganjurkan untuk berpaut kepada standar-standar Yehuwa.—Ibrani 4:12, Bode.

      10. Mengapa seorang penatua perlu secara tetap tentu bekerja dalam dinas pengabaran dengan anggota-anggota keluarganya dan saudara-saudara lain?

      10 Untuk dapat berbicara dengan penuh kuasa, seorang penatua harus hidup selaras dengan Firman Allah. Namun ia tidak sepenuhnya menjaga apa yang dipercayakan kepadanya jika ia ’memberitakan firman’ hanya di mimbar dalam sidang. Dalam ikatan kalimat yang sama Paulus menganjurkan Timotius: ”Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil.” Untuk dapat ’menunaikan sepenuhnya tugas pelayanan saudara’ sebagai penatua, saudara harus memberitakan Firman Allah ”kepada umum dan dari rumah ke rumah.” (2 Timotius 4:5; Kisah 20:20, 21, NW) Maka, bekerjalah dalam dinas pengabaran bersama anggota-anggota keluarga saudara. Hal ini dapat mempererat ikatan rohani antara saudara dan istri saudara dan akan sangat bermanfaat bagi anak-anak saudara. Gunakan juga waktu-waktu tertentu untuk ambil bagian dalam pekerjaan pemberitaan bersama anggota-anggota lain dari sidang. Ini menguatkan ikatan rohani dan meningkatkan kasih persaudaraan. (Yohanes 13:34, 35) Memang, seorang penatua harus berupaya keras untuk seimbang dalam membagi waktu yang berharga antara keluarganya dan sidang. Dengan menggunakan daya pengamatan ia tidak akan menggunakan terlalu banyak waktu untuk satu hal sehingga melalaikan dan merugikan yang lain.

      11. Mengapa seorang penatua perlu berupaya keras untuk meningkatkan kecakapannya sebagai pengajar?

      11 Untuk menjaga apa yang dipercayakan kepada saudara sebagai penatua, saudara juga perlu berupaya keras meningkatkan kecakapan saudara sebagai pengajar. ”Orang yang mempunyai karunia untuk mengajar, harus sungguh-sungguh mengajar,” kata Paulus, ”orang yang mempunyai karunia untuk memberi semangat kepada [”menasihati,” TB] orang lain, harus sungguh-sungguh memberi semangat kepada [”menasihati,” TB] orang lain.” (Roma 12:7, 8, BIS) Karena seorang guru mengajar orang lain, mereka berhak mengharapkan banyak hal darinya. Jika seorang penatua membuat kesalahan yang serius dalam pengajarannya dan hal ini menimbulkan problem bagi saudara-saudara seiman, ia pasti akan dihukum oleh Allah. Ya, guru-guru ”akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.” (Yakobus 3:1, 2; Matius 12:36, 37) Jadi para penatua haruslah siswa-siswa yang serius dari Firman Allah dan harus menerapkannya dalam kehidupan. Maka pengajaran mereka yang berdasarkan Alkitab, didukung oleh penerapan pribadi, akan sangat dihargai oleh saudara-saudara seiman. Ini juga akan melindungi sidang dari pengaruh yang tidak sehat, termasuk kemurtadan.

      Hindari Jerat

      12. Nasihat apa yang pernah diterbitkan dalam majalah ini akan membantu seorang penatua menghindari penyalahgunaan lidah?

      12 Jagalah apa yang dipercayakan kepada saudara sebagai penatua, juga dengan menghindari jerat-jerat. Salah satu dari antaranya ialah penyalahgunaan lidah sebagai guru. Perlunya berhati-hati dalam hal ini sudah lama ditandaskan oleh organisasi Yehuwa. Sebagai contoh, dalam terbitannya tanggal 15 Mei 1897, majalah ini membahas Yakobus 3:1-13 dan berkata khusus mengenai para penatua: ”Jika mereka memiliki lidah yang fasih hal itu dapat menjadi sarana untuk berkat yang besar, menuntun banyak orang kepada Tuhan, kebenaran dan jalan kebenaran; atau, sebaliknya, jika dicemari dengan kesalahan, lidah dapat melakukan hampir tak terhitung banyaknya kerugian—kerugian atas iman, moral, pekerjaan baik. Sungguh benar bahwa siapapun yang melaksanakan karunia mengajar membuka dirinya kepada tanggung jawab yang lebih besar dalam pandangan Allah dan manusia. . . . Siapapun yang akan menjadi mata air yang memancarkan Firman ilahi, membawa berkat dan penyegaran dan kekuatan, hendaknya memastikan agar air yang pahit, doktrin-doktrin palsu yang akan menimbulkan kutukan, kerugian—yaitu mencela Allah dan menyesatkan Firman-Nya—jangan sampai mereka ucapkan. Dalam memilih pemimpin-pemimpin untuk perhimpunan, persyaratan ’lidah’ yang disebutkan di sini jangan diabaikan. Mereka yang berlidah tajam tidak boleh dipilih, melainkan hanya mereka yang lebih lemah lembut, bersahaja, yang ’mengendalikan’ lidah mereka dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk ’berbicara sebagai juru bicara Allah.’” Maka betapa penting bagi seorang penatua untuk menggunakan lidahnya dengan benar!

      13. Bagaimana para penatua perlu berhati-hati dalam hal rekreasi?

      13 Rekreasi berlebihan juga merupakan jerat yang harus dihindari. Rekreasi hendaknya menyegarkan dan membina, tidak melelahkan dan menyimpangkan seorang Kristen. Selanjutnya, seorang pengawas harus ”bersahaja dalam kebiasaan-kebiasaannya.” (1 Timotius 3:2, NW) Jika kesahajaan menjadi faktor penting dalam apa yang saudara lakukan sehubungan dengan rekreasi, hal ini akan menjaga saudara dan keluarga saudara dan akan menjadi teladan bagi sidang. Saudara tentu tidak akan memberikan contoh yang baik jika, berulang kali, saudara absen karena berekreasi pada akhir pekan padahal saudara-saudara seiman dengan sungguh-sungguh melakukan dinas pengabaran. Kabar baik harus diberitakan, dan para penatua hendaknya memberi contoh dalam pekerjaan ini sebagai pemberita Kerajaan yang bergairah.—Markus 13:10; Titus 2:14.

      14. (a) Contoh-contoh Alkitab apa menonjolkan perlunya para penatua waspada terhadap imoralitas seks? (b) Para penatua hendaknya tidak mengabaikan nasihat apa yang berulang kali diberikan bila membantu saudari-saudari rohani?

      14 Imoralitas seks adalah jerat lain yang perlu dihindari. Kemerosotan moral di dunia dapat mempengaruhi bahkan seorang penatua jika ia tidak menolak godaan yang digunakan oleh Setan dalam upayanya untuk mematahkan integritas umat Allah. (Bandingkan Matius 4:1-11; 6:9, 13.) Ingat bahwa nabi Bileam, yang tidak berhasil dalam upayanya untuk mengutuk orang Israel, tahu bahwa Yehuwa sendiri akan mengutuk mereka jika mereka dapat digoda untuk melakukan ibadat seks. Maka Bileam menasihati Raja Balak dari bani Moab ”untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.” Apakah mereka menghindari jerat itu? Tidak, sebab 24.000 orang Israel tewas dalam suatu tulah dari Yehuwa karena mereka mengadakan hubungan imoral dengan wanita-wanita Moab dan sujud di depan ilah-ilah mereka. (Wahyu 2:14; Bilangan 25:1-9) Ingat juga bahwa bahkan Daud, ’seorang yang berkenan di hati Allah,’ tersandung ke dalam jerat imoralitas seks. (1 Samuel 13:14; 2 Samuel 11:2-4) Maka, sebagai penatua, taati nasihat yang berulang kali diberikan oleh ”hamba yang setia” untuk tidak sekali-kali membantu seorang saudari rohani secara pribadi tetapi meminta penatua lain hadir pada waktu menangani tanggung jawab ini.—Lukas 12:42.

      15. Bagaimana keluarga seorang penatua dapat membantu dia menghindari jerat materialisme?

      15 Materialisme adalah jerat lain bagi seorang penatua yang harus dihindari. Berpuaslah dengan kebutuhan pokok, mengetahui bahwa Yehuwa akan memberikan persediaan yang memadai. (Matius 6:25-33; Ibrani 13:5) Latihlah keluarga saudara untuk hemat, karena pemborosan adalah pencuri waktu dan harta yang dapat digunakan untuk membantu keluarga, dan juga untuk melakukan dinas pengabaran, menguatkan sidang, dan memajukan kepentingan Kerajaan. Seorang penatua mendapat manfaat dari kerja sama keluarganya dalam hal ini dan berterima kasih bahwa mereka tidak menekan dia untuk menyediakan hal-hal yang tidak benar-benar dibutuhkan. Sebenarnya, ”lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan [Yehuwa] dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.”—Amsal 15:16.

      ”Jagalah Dirimu”

      16. Nasihat apa yang Paulus berikan kepada para pengawas dari Efesus?

      16 Jika para penatua ingin menjaga apa yang dipercayakan kepada mereka, mereka harus menerapkan nasihat Paulus kepada para pengawas dari Efesus. Ia memberitahu mereka: ”Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.”—Kisah 20:28-31.

      17, 18. Nasihat apa yang diterbitkan dalam majalah ini kira-kira 80 tahun yang lalu masih berlaku bagi para penatua Kristen?

      17 Lebih dari 80 tahun yang lalu, The Watch Tower (1 Maret 1909) mengutip nasihat Paulus kepada rekan-rekan penatua di atas dan memberi komentar: ”Para Penatua di mana-mana perlu khusus memperhatikan; karena dalam setiap ujian, mereka yang paling disukai dan paling terkemuka akan mendapat serangan dan ujian yang paling hebat. Maka [Yakobus] menasihati, ’Saudara-saudara, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan diuji menurut ukuran yang lebih berat.’ Kami, juga menasihati semua Penatua yang hatinya murni, tidak mementingkan diri, agar mereka semata-mata memiliki kasih dan mengharapkan hal terbaik bagi semua orang, dan agar mereka makin lebih dipenuhi dengan buah-buah dan karunia Roh kudus, juga memperhatikan kawanan. Ingat, bahwa kawanan domba itu milik Tuhan dan bahwa kalian mempunyai tanggung jawab terhadap Tuhan, maupun terhadap mereka. Ingat, bahwa kalian harus menjaga jiwa (kepentingan) mereka sebagai orang yang harus memberikan pertanggungjawaban kepada Gembala Utama yang Agung. Ingat, bahwa hal yang utama ialah Kasih, kepada semuanya; dan, sambil tidak melalaikan doktrin-doktrin, berikan perhatian istimewa kepada perkembangan Roh Tuhan di kalangan berbagai anggota Tubuh-Nya agar mereka dapat ’layak untuk mendapat warisan yang ditentukan bagi orang-orang kudus dalam terang,’ dan, menurut kehendak Ilahi, tidak menderita tersandung pada zaman yang jahat ini, melainkan, setelah melaksanakan segala sesuatu, berdiri lengkap di hadapan Kristus, Tubuhnya, Anggota-Anggotanya, Sesamanya Yang Berkorban, Sesama Warisnya.”

      18 Kata-kata tersebut ditujukan kepada para penatua yang diurapi dengan roh dan saudara-saudara seiman selaras dengan pengertian dan keadaan dari organisasi Yehuwa pada masa-masa awal tersebut. Tetapi, nasihat itu benar-benar tepat untuk zaman sekarang! Tidak soal apakah harapan mereka di surga atau di bumi, para penatua Kristen harus menjaga diri mereka sendiri, menjaga apa yang dipercayakan kepada mereka, dan dengan penuh kasih mengurus kepentingan kawanan domba Allah.

      Sukacita Diperoleh dengan Menjaga Apa yang Dipercayakan kepada Saudara

      19, 20. Mengapa dapat dikatakan bahwa sukacita akan diperoleh bila para penatua menjaga apa yang dipercayakan kepada mereka?

      19 Kebahagiaan—sebenarnya, sukacita sepenuh hati—akan diperoleh dengan menjaga apa yang dipercayakan kepada saudara sebagai penatua Kristen. Ada sukacita dalam melaksanakan tanggung jawab yang serius dengan baik. Maka berhati-hatilah, bersungguh-sungguhlah, bekerjalah keras. Jagalah apa yang dipercayakan kepada saudara sebagai penatua dan nantikanlah saat manakala saudara dapat mengatakan, seperti pria dengan alat penulis: ”Aku sudah kerjakan seperti Engkau perintahkan kepadaku.”—Yehezkiel 9:3, 4, 11.

      20 Ya, bekerjalah dengan loyal sebagai penatua agar mengenai saudara dapat dikatakan seperti halnya Nuh: ’Ia melakukan semuanya itu tepat seperti diperintahkan kepadanya.’ (Kejadian 6:22) Dari dinas yang sungguh-sungguh tersebut, sidang mendapat manfaat dalam banyak hal. Terutama sekali, Yehuwa dihormati melalui sidang-sidang yang kuat dan aktif yang dilayani oleh para penatua yang setia yang menjaga apa yang dipercayakan kepada mereka. Tetapi lebih banyak yang dituntut jika saudara ingin dinyatakan: ”Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik.” (Lukas 19:17) Sebagai penatua, saudara juga harus memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut.

  • Para Penatua​—Perlakukanlah Kawanan Domba Allah Dengan Lemah Lembut!
    Menara Pengawal—1989 | 15 September
    • Para Penatua​—Perlakukanlah Kawanan Domba Allah Dengan Lemah Lembut!

      ”Kami bersikap lemah lembut sewaktu berada di tengah-tengah kalian, seperti seorang ibu merawat anak-anaknya.”—1 TESALONIKA 2:7, BIS.

      1. Mengapa setiap Saksi yang loyal dari Yehuwa dapat merasa aman?

      YEHUWA adalah Gembala yang Agung. Ia membuat persediaan yang limpah bagi hamba-hamba-Nya yang seperti domba dan memimpin mereka ”di jalan yang benar” demi nama kudus-Nya. Maka, mereka yang melakukan kehendak-Nya tidak perlu takut akan hal-hal buruk dan dapat berpaling kepada Allah mereka yang berbelas kasihan untuk mendapatkan penghiburan. Sesungguhnya, setiap Saksi yang loyal dari Yehuwa mempunyai alasan kuat untuk merasa aman dalam pemeliharaan Allah yang pengasih.—Mazmur 23:1-4.

      2. Sebagai cahaya kemuliaan Allah, sifat-sifat apa yang Yesus perlihatkan?

      2 Yesus Kristus ”adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” (Ibrani 1:1-4) Maka Yesus, Gembala yang Baik, juga memperlihatkan kasih dan belas kasihan. (Yohanes 10:14, 15) Sebagai contoh, pada suatu kali ”Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”—Markus 6:34.

      3. (a) Seperti Allah Yehuwa dan Yesus Kristus, para gembala bawahan Kristen patut memperlihatkan sifat-sifat apa? (b) Nasihat dan peringatan apa yang diberikan rasul Paulus kepada para pengawas?

      3 Semua orang Kristen hendaknya ’menjadi peniru Allah dan berjalan di dalam kasih, sebagaimana Kristus sudah mengasihi mereka’. (Efesus 5:1, 2, Bode) Jadi mereka hendaknya pengasih dan berbelas kasihan. Ini terutama harus demikian sehubungan dengan gembala-gembala bawahan dari kawanan domba Allah. Rasul Paulus berkata: ”Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu [”tidak akan memperlakukan kawanan itu dengan lemah lembut,” NW]. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”—Kisah 20:28-30.

      4. (a) Setelah beberapa waktu, apa yang benar-benar terjadi sesuai dengan peringatan Paulus dalam Kisah 20:29, 30? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa yang sekarang perlu dipertimbangkan?

      4 Setelah beberapa waktu, ”serigala-serigala yang ganas” yaitu orang-orang murtad memang muncul dan ’tidak memperlakukan kawanan itu dengan lemah lembut’. Namun betapa senang kita bahwa para penatua di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempraktikkan kelaliman seperti itu! Jadi, perlakuan macam apakah yang dapat diharapkan oleh saudara-saudara seiman dari pengawas-pengawas yang dilantik oleh roh ini? Dan bagaimana mereka yang dilantik dapat memperlakukan domba-domba Yehuwa dengan lembut?

      Tidak Memerintah atas Kawanan

      5. (a) Bagaimana para pemimpin duniawi sering memperlakukan rakyat mereka? (b) Bagaimana Yesus memperlihatkan bahwa tidak ada tempat bagi kelaliman di kalangan para pengikutnya?

      5 Kita sepatutnya dapat mengharapkan para penatua Kristen memperlakukan kita dengan pengasih. Mereka tidak seperti penguasa-penguasa duniawi, yang sering memerintah rakyat mereka dengan tangan besi. Sebagai contoh, menurut laporan, Raja Charlemagne, yang keturunan Jerman (memerintah tahun 768-814 M.), ”memaksa orang-orang Saxon, dengan ancaman siksaan kematian, untuk menerima baptisan, memberikan hukuman yang paling berat kepada mereka yang melanggar Lent [masa puasa 40 hari sebelum Paskah], dan di mana-mana menggantikan bujukan dengan paksaan.” (The History of the Christian Church atau Sejarah Gereja Kristen, karya William Jones) Tidak ada tempat bagi kelaliman di kalangan para pengikut Yesus, karena ia berkata: ”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”—Matius 20:25-28.

      6. (a) Berkenaan para penatua, faktor-faktor dasar apa yang menonjol? (b) Sidang mempunyai alasan untuk mengharapkan apa dari para penatua, dan bagaimana hendaknya pria-pria in memandang diri mereka sendiri?

      6 Seorang pria Kristen yang ’berupaya meraih kedudukan sebagai pengawas menghendaki pekerjaan yang indah’. (1 Timotius 3:1, NW) Bila kita mempertimbangkan hal ini dan nasihat Yesus yang baru dikutip, faktor-faktor dasar berikut ini menonjol: (1) Para penatua Kristen tidak boleh berlaku lalim atas orang lain; (2) mereka yang memikul tanggung jawab di kalangan para pengikut Yesus harus menjadi hamba-hamba mereka, bukan majikan mereka; dan (3) pria-pria yang berupaya meraih kedudukan sebagai pengawas harus memandangnya sebagai ”pekerjaan yang indah,” bukan sebagai kedudukan terkemuka. (Amsal 25:27; 1 Korintus 1:31) Istilah ”penatua” tidak membuat seseorang lebih unggul daripada para penyembah Yehuwa yang lain. Sebaliknya, sidang mempunyai alasan untuk berharap bahwa semua penatua adalah pria-pria yang matang secara rohani, berpengalaman, dan rendah hati, yang memberikan teladan dalam dinas suci. Sesungguhnya, para penatua hendaknya memandang diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba yang rendah hati dari Allah Yehuwa, Yesus Kristus, dan sesama Kristen.—Roma 12:11; Galatia 5:13; Kolose 3:24.

      7. (a) Bagaimana hendaknya para penatua menerapkan 2 Korintus 1:24 dalam berurusan dengan saudara-saudara lain? (b) Apa yang patut dilakukan para penatua dengan instruksi-instruksi yang diterima dari Badan Pimpinan?

      7 Dengan rendah hati menjadi hamba demi kepentingan orang lain tentu akan mencegah seorang penatua ”memerintah atas” mereka. Dan betapa baik bahwa para pengawas kita memperlihatkan sikap yang sama dengan sikap Paulus! Ia memberi tahu orang-orang Kristen di Korintus, ’Kami tidak mau memerintah atas iman kamu, tetapi kami adalah rekan-rekan sekerja demi sukacitamu.’ (2 Korintus 1:24, NW) Maka, mereka yang menjalankan kepengawasan dengan pengasih tidak akan membebani saudara-saudara seiman dengan peraturan-peraturan bikinan manusia yang tidak perlu. Sebaliknya, para pengawas di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa dikendalikan oleh prinsip-prinsip Alkitab dan memberikan pelayanan yang ramah dan bersifat membantu. Mereka juga sangat menganggap berharga kawanan domba Allah, dengan segera menerapkan instruksi-instruksi yang diterima dari Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa.—Kisah, pasal 15.

      8. Sikap apa yang Paulus miliki terhadap saudara-saudara seimannya, dan bagaimana seharusnya ini mempengaruhi para penatua abad ke-20?

      8 Karena Paulus berlaku lemah lembut terhadap kawanan domba Allah, ia dapat memberi tahu orang-orang Kristen di Tesalonika: ”Kami bersikap lemah lembut sewaktu berada di tengah-tengah kalian, seperti seorang ibu merawat anak-anaknya. Karena kasih sayang kami, kami bersedia memberikan kepadamu bukan saja Kabar Baik yang dari Allah itu, tetapi hidup kamipun juga. Sebab kami sangat mengasihi kalian!” (1 Tesalonika 2:7, 8, BIS) Paulus bertindak seperti apa yang dilakukan seorang ibu, mengasihi anak-anaknya dengan begitu dalam sehingga mendahulukan kepentingan mereka di atas kepentingannya sendiri dan berlaku lemah lembut terhadap mereka. Hal ini seharusnya benar-benar menggerakkan para penatua pada abad ke-20 untuk memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut!

      Sumber Kelegaan dan Penyegaran

      9. Keadaan apa dari umat Yehuwa dewasa ini telah dinubuatkan dalam Yesaya 32:1, 2?

      9 Ketika menunjuk kepada zaman pemerintahan Kerajaan di tangan Yesus Kristus sekarang ini, nabi Yesaya menubuatkan bahwa seorang raja akan ”memerintah menurut kebenaran” dan ”pangeran-pangeran” (NW) akan memerintah ”menurut keadilan.” Jadi, para penatua dalam organisasi teokratis zaman sekarang mengurus kepentingan Kerajaan surgawi yang sudah berdiri—benar-benar dinas sebagai pangeran! Atas pria-pria yang bertanggung jawab inilah kata-kata nubuat dari Yesaya selanjutnya berlaku: ”Mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.”—Yesaya 32:1, 2.

      10. Tiap penatua di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa hendaknya menjadi sumber dari apa?

      10 Tidak seperti para pemimpin agama Susunan Kristen yang menindas, para penatua di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa merupakan sumber kelegaan dan kesegaran. Sebagai badan penatua, mereka menganjurkan perdamaian, ketentraman, dan perasaan aman di antara umat Yehuwa. Secara pribadi, masing-masing penatua dapat ikut membantu menciptakan keadaan yang baik ini dengan memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut.

      Dengan Keadilan dan Kebenaran

      11. (a) Keadaan apa yang umumnya terdapat di kalangan orang Kristen abad pertama yang juga terdapat dalam kebanyakan sidang Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini? (b) Para pengawas memiliki tanggung jawab apa terhadap sidang, dan mengapa?

      11 Meskipun problem-problem timbul dalam beberapa sidang Kristen pada abad pertama, keadaan sidang-sidang tersebut pada umumnya tentram, bersatu padu, dan penuh sukacita. (1 Korintus 1:10-12; 3:5-9; Efesus 1:2; Yakobus 2:1-9; 3:2-12; 4:11, 12; 1 Yohanes 1:3, 4) Keadaan rohani yang baik juga terdapat dalam kebanyakan sidang Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini karena adanya berkat Allah, kepemimpinan Kristus, dan pekerjaan yang setia dari para pengawas yang dilantik. Guna menjamin perdamaian, persatuan, dan sukacita dalam sidang, pria-pria ini memohonkan bantuan ilahi dan dengan sungguh-sungguh berupaya menjaga organisasi Allah bersih, secara moral dan rohani. (Yesaya 52:11) Organisasi yang tidak bersih tidak pernah akan tentram dan penuh sukacita, dan pasti tidak mendapat perkenan dan berkat Allah. ”Mata[-Nya] terlalu suci untuk melihat kejahatan,” untuk toleran terhadap perbuatan salah. (Habakuk 1:13) Maka, antara lain, para penatua diharapkan menangani soal-soal pengadilan dengan cara yang benar, berdasarkan Alkitab. Tetapi apa beberapa faktor yang perlu diingat bila menangani kasus-kasus seperti itu?

      12. Walaupun para penatua tidak dituntut untuk memeriksa masalah pribadi yang tidak melanggar hukum atau prinsip-prinsip Alkitab, apa yang perlu dilakukan sesuai dengan Galatia 6:1?

      12 Satu hal ialah, dalam kasus-kasus yang menyangkut sengketa pribadi, kemungkinan besar pribadi-pribadi dapat menyelesaikan sendiri masalahnya. (Matius 18:15-17) Karena para penatua tidak ’memerintah atas iman kita’, mereka tidak diharapkan untuk memeriksa soal-soal yang benar-benar bersifat pribadi yang tidak melibatkan pelanggaran serius terhadap hukum-hukum atau prinsip-prinsip Alkitab. Tentu, jika ada bukti bahwa seseorang telah mengambil ”langkah yang salah sebelum ia menyadarinya” (NW), mereka yang mempunyai kecakapan rohani hendaknya berupaya ”memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut.”—Galatia 6:1.

      13. Bagaimana Alkitab memperlihatkan bahwa para penatua perlu bertindak hanya berdasarkan bukti adanya perbuatan salah, bukan berdasarkan kabar angin?

      13 Para penatua harus melayani ”menurut keadilan,” selalu tidak berat sebelah. Maka mereka hendaknya bertindak berdasarkan bukti adanya perbuatan salah, bukan sekedar kabar angin. Paulus menasihati: ”Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.” (1 Timotius 5:19) Menurut standar Yehuwa, di Israel purba seseorang yang dituduh melakukan dosa besar harus dihukum mati ’atas keterangan dua atau tiga orang saksi, dan bukan satu orang saksi saja’. Selanjutnya, orang yang dituduh itu jelas mempunyai kesempatan untuk menghadapi penuduh-penuduhnya, dan jika ada cukup bukti, ’tangan saksi-saksi itulah yang pertama-tama harus membunuhnya’.—Ulangan 17:6, 7.

      14. (a) Diotrefes secara salah mencoba melakukan apa? (b) Apa yang Allah harap dari para penatua bila mereka menangani soal-soal pengadilan?

      14 Harus ada dasar yang kuat berdasarkan Alkitab untuk tindakan pengadilan. Betapa senang kita bahwa para pengawas sidang tidak seperti Diotrefes yang angkuh pada abad pertama M.! Ia dengan keliru mencoba ’mengucilkan dari jemaat’ orang-orang yang ingin dengan ramah menerima saudara-saudara yang dalam penugasan keliling. Rasul Yohanes tidak meremehkan hal ini dan perbuatan jahat lainnya tetapi memperingatkan: ”Apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya.” (3 Yohanes 9, 10) Jadi, panitia pengadilan dewasa ini harus benar-benar pasti bahwa ada dasar Alkitab untuk tindakan pemecatan yang mereka ambil.a Tentu, Allah mengharapkan para penatua Kristen berlaku adil dalam berurusan dengan orang lain. Sesungguhnya, mereka yang mengurus masalah-masalah dalam organisasi Yehuwa di bumi harus ’orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, dapat dipercaya’.—Keluaran 18:21.

      15. Peranan apa hendaknya dimainkan oleh doa pada pemeriksaan pengadilan?

      15 Setiap panitia pengadilan Kristen hendaknya memohonkan bantuan Yehuwa dalam doa yang sepenuh hati. Pertemuan dengan seorang saudara atau saudari yang dituduh melakukan dosa yang serius hendaknya dibuka dengan doa. Sebenarnya, adalah patut untuk berdoa pada saat apapun selama pembahasan itu apabila suatu keadaan khusus timbul yang membutuhkan bantuan Allah.—Yakobus 5:13-18.

      16. Cara bagaimana para penatua hendaknya memimpin pemeriksaan pengadilan, dan mengapa?

      16 Para penatua tahu bahwa seorang saudara seiman yang dituduh berbuat dosa adalah ’domba’ dalam kawanan Allah dan harus diperlakukan dengan lemah lembut. (Bandingkan Yehezkiel 34:7-14.) Domba aksara membutuhkan perhatian yang lembut, karena mereka adalah makhluk-makhluk yang lemah yang bergantung pada gembala mereka untuk perlindungan. Maka, bagaimana dengan domba-domba kiasan dalam sidang setempat? Mereka pasti merasa aman dalam pemeliharaan Gembala yang Agung, Allah Yehuwa, dan Gembala yang Baik, Yesus Kristus. Namun gembala-gembala bawahan dari kawanan itu harus bertindak dengan cara-cara yang membantu menciptakan ketentraman batin dan perasaan aman dalam diri hamba-hamba Yehuwa yang seperti domba. Jika saudara seorang gembala bawahan Kristen, apakah saudara-saudari merasa aman dan tenang dalam pemeliharaan saudara? Memang, para penatua harus dengan teguh menjunjung tinggi hukum-hukum dan prinsip-prinsip Alkitab. Tetapi mereka dituntut oleh Alkitab untuk memperlakukan domba-domba dengan pengasih dan memimpin pemeriksaan pengadilan dengan tenang, tertib, ramah, dan timbang rasa.

      17. Pokok-pokok Alkitab apa hendaknya diingat para penatua, terutama pada waktu pemeriksaan pengadilan?

      17 Karena tidak sempurna, ”kita semua sering membuat kesalahan” dalam apa yang kita katakan. (Yakobus 3:2, BIS) Kita masing-masing membutuhkan belas kasihan Allah dan ’korban pendamaian’ Kristus. (1 Yohanes 1:8–2:2; Mazmur 130:3) Maka seorang gembala bawahan Kristen patut memandang dirinya sendiri dengan rendah hati. Ia juga perlu ingat kata-kata Yesus: ”Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Lukas 6:31) Nasihat ini khususnya perlu diterapkan pada waktu pemeriksaan pengadilan. Pria-pria yang mempunyai kecakapan rohani hendaknya berupaya menuntun orang Kristen yang bersalah itu ke jalan yang benar ’dalam roh lemah lembut, sambil menjaga diri mereka sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.’—Galatia 6:1; 1 Korintus 10:12.

      18. (a) Apa yang dapat terjadi jika para penatua memperlakukan saudara-saudara lain dengan keras selama pemeriksaan pengadilan? (b) Sesuai dengan Markus 9:42, para penatua dan orang-orang Kristen lain hendaknya waspada untuk tidak melakukan apa?

      18 Jika para penatua memperlakukan orang lain dengan keras selama pemeriksaan pengadilan, ini dapat merugikan orang tersebut. Tetapi sekalipun ini tidak menimbulkan luka emosi atau fisik, kemungkinan besar akan timbul luka rohani yang serius, dan kecakapan para pengawas juga bisa diragukan. (Bandingkan Yakobus 2:13.) Maka, selama pemeriksaan pengadilan dan pada semua kesempatan lain, para penatua hendaknya ramah dan menjaga agar tidak menjadi sandungan bagi orang lain. Tentu, semua orang Kristen perlu berhati-hati dalam hal ini, karena Yesus berkata: ”Barangsiapa menyesatkan [”menyebabkan tersandung,” NW] salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” (Markus 9:42) Batu kilangan bisa begitu besar sehingga biasanya dibutuhkan tenaga seekor hewan untuk membaliknya, dan tidak seorang pun yang dicampakkan ke laut dengan beban sedemikian berat diikatkan pada lehernya dapat tetap hidup. Maka, pastilah seorang penatua harus berhati-hati untuk tidak menyebabkan seseorang tersandung sehingga mengakibatkan kerugian rohani yang serius atas dirinya sendiri dan orang yang tersandung itu.—Filipi 1:9-11.

      Teruslah Berlaku Lemah Lembut

      19. Nasihat apa yang Petrus berikan kepada sesama penatua, dan tanggapan mereka yang sepatutnya atas nasihat tersebut mempunyai pengaruh apa terhadap prospek mereka?

      19 Rasul Petrus memperlihatkan bagaimana sesama pengawas harus menggembalakan kawanan ketika ia menulis: ”Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.” (1 Petrus 5:2-4) Hanya dengan menerapkan nasihat tersebut dan dengan memperlihatkan kelemahlembutan kepada kawanan domba Allah para pengawas yang terurap dapat memperoleh pahala surgawi mereka sebagai makhluk-makhluk roh yang tidak berkematian dan para penatua yang memiliki harapan di bumi dapat menerima kehidupan kekal dalam Firdaus sedunia yang akan datang.

      20. (a) Bagaimana para gembala bawahan Kristen harus berurusan dengan saudara-saudara seiman mereka? (b) Bagaimana perasaan saudara terhadap dinas yang patut ditiru dan perhatian yang lembut dari para penatua yang pengasih?

      20 Allah Yehuwa maupun Yesus Kristus adalah Gembala-Gembala yang pengasih dan berbelas kasihan. Maka sementara gembala-gembala bawahan Kristen dengan teguh menjunjung standar-standar ilahi, mereka harus memperlihatkan kasih dan belas kasihan dalam berurusan dengan saudara-saudara seiman mereka yang seperti domba. Tentu semua Saksi yang loyal dari Yehuwa benar-benar menghargai dinas yang patut ditiru dari penatua-penatua yang rela berkorban tersebut yang menjaga apa yang dipercayakan kepada mereka dan memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut. Penghargaan tersebut, yang disertai respek sepatutnya dapat diperlihatkan dengan menaati mereka yang menjadi pemimpin di antara kita.

      [Catatan Kaki]

      a Seseorang dapat naik banding atas keputusan pemecatannya jika ia yakin bahwa kesalahan yang serius telah terjadi dalam mengadilinya.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan