-
”Jangan Biarkan Hatimu Merasa Khawatir”Menara Pengawal—1988 (Seri 45) | Menara Pengawal—1988 (Seri 45)
-
-
”Jangan Biarkan Hatimu Merasa Khawatir”
”Janganlah gelisah hatimu [”biarkan hatimu merasa kuatir,” NW]. Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.”—YOHANES 14:1.
1. Mengapa kata-kata Yesus di Yohanes 14:1 sangat tepat pada waktunya?
SAAT itu tanggal 14 Nisan tahun 33 M. Ada sekelompok kecil pria-pria berhimpun di sebuah ruangan atas di Yerusalem setelah matahari terbenam. Pemimpin mereka memberikan nasihat perpisahan dan anjuran kepada mereka. Ia antara lain mengatakan: ”Janganlah gelisah hatimu [”biarkan hatimu merasa kuatir,” NW].” (Yohanes 14:1) Kata-katanya sangat tepat pada waktunya karena peristiwa-peristiwa yang menggoncangkan jiwa tidak lama lagi akan terjadi. Malam itu ia ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman mati.
2. Mengapa hari itu begitu menentukan dan apa yang telah membantu murid-murid tersebut?
2 Saudara mempunyai alasan yang baik untuk menganggap hari itu sebagai hari yang paling menentukan dalam sejarah, yang mempengaruhi seluruh masa depan umat manusia. Kematian dari sang Pemimpin, Yesus, sebagai korban, menggenapi banyak nubuat jaman purba dan menyediakan dasar untuk hidup kekal bagi mereka yang percaya kepadanya. (Yesaya 53:5-7; Yohanes 3:16) Tetapi rasul-rasul, yang terpaku dan bingung oleh peristiwa-peristiwa yang sangat menggoncangkan pada malam itu, untuk beberapa waktu menjadi bingung dan takut. Petrus bahkan menyangkal Yesus. (Matius 26:69-75) Tetapi, setelah rasul-rasul yang setia itu menerima penolong yang dijanjikan, roh suci, mereka menjadi berani dan tidak kuatir lagi. (Yohanes 14:16, 17) Demikianlah, ketika Petrus dan Yohanes mengalami perlawanan yang keras dan ditahan, mereka berdoa kepada Allah memohon bantuan untuk memberitakan firmanNya ’dengan berani.’ Doa mereka dijawab.—Kisah 4:1-3, 29-31.
3. Mengapa ada begitu banyak orang yang sangat kuatir dewasa ini?
3 Dewasa ini, kita hidup dalam suatu dunia yang penuh kekuatiran. Akhir dari sistem tua ini mendekat dengan cepat. (2 Timotius 3:1-5) Jutaan orang secara pribadi terpengaruh atau sangat prihatin oleh perpecahan yang serius dalam kehidupan keluarga dan rusaknya standar-standar moral, pertambahan yang mengejutkan dalam penyakit-penyakit yang aneh, ketidakstabilan politik, pengangguran, kekurangan makanan, terorisme, dan ancaman perang nuklir. Banyak orang yang hatinya dihantui perasaan takut yang mencekam mengenai masa depan. Seperti Yesus nubuatkan, ”bangsa-bangsa akan takut dan bingung . . . Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini.”—Lukas 21:25, 26.
4. Faktor-faktor apa dapat menyebabkan orang-orang Kristen menderita tekanan?
4 Bahkan orang-orang Kristen dapat dipengaruhi secara serius oleh faktor-faktor yang mengecilkan hati sedemikian. Mereka mungkin juga menghadapi tekanan yang disebabkan oleh prasangka agama atau tentangan dari sanak keluarga, tetangga, rekan-rekan sekerja, teman-teman sekolah, dan para penguasa. (Matius 24:9) Jadi bagaimana kita dapat tetap tenang, tidak kuatir, dalam masa yang sulit ini? Bagaimana kita dapat menjaga ketentraman pikiran bila keadaan menjadi sukar? Bagaimana kita dapat menghadapi masa depan dengan yakin? Apa yang akan membantu kita mengatasi perasaan sangat kuatir yang sudah begitu umum? Kita berada dalam masa seperti waktu Yesus memberikan nasihat di Yohanes 14:1, jadi marilah kita memperhatikan hal itu baik-baik.
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Kekuatiran?
5. Nasihat-nasihat yang menganjurkan apa yang diberikan Alkitab kepada kita?
5 Setelah memberikan anjuran yang pengasih agar ’jangan membiarkan hati mereka merasa kuatir,’ Yesus mengatakan kepada rasul-rasulnya: ”Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” (Yohanes 14:1) Ayat-ayat Alkitab yang terilham memberi kita banyak nasihat yang sama: ”Serahkanlah kuatirmu kepada [Yehuwa], maka Ia akan memelihara engkau!” ”Serahkanlah hidupmu kepada [Yehuwa] dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak.” (Mazmur 55:23; 37:5) Paulus memberikan orang-orang Filipi nasihat yang penting ini: ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara [”menjaga,” BIS] hati dan pikiranmu.”—Filipi 4:6, 7.
6, 7. (a) Apa salah satu cara untuk mengurangi perasaan tertekan? (b) Bagaimana kita dapat memupuk ikatan yang erat dengan Yehuwa?
6 Kekuatiran atau keprihatinan yang disebabkan oleh problem-problem dan tanggung jawab yang berat kadang-kadang dapat mempengaruhi kesehatan kita maupun semangat kita. Tetapi, seorang ahli dalam bidang kedokteran dalam buku Don’t Panic (Jangan Panik), memberi komentar: ”Jika orang-orang dapat mengutarakan problem-problem mereka kepada seseorang yang mereka segani . . . , kadar tekanan itu sering akan sangat jauh berkurang.” Jika itu demikian dalam hal percakapan dengan seseorang lain, betapa jauh lebih besar bantuan yang akan kita dapatkan dengan berbicara kepada Allah. Karena siapakah yang dapat lebih kita segani daripada Yehuwa?
7 Itulah sebabnya hubungan pribadi yang erat dengan Dia begitu penting bagi orang-orang Kristen dewasa ini. Hamba-hamba Yehuwa yang matang mengetahui benar hal ini, jadi mereka berhati-hati untuk menghindari jenis pergaulan dengan orang-orang duniawi atau jenis hiburan yang dapat melemahkan hubungan itu. (1 Korintus 15:33) Mereka juga menghargai betapa penting untuk berbicara kepada Yehuwa dalam doa, bukan hanya satu atau dua kali sehari, tetapi sering kali. Orang-orang Kristen muda atau yang masih baru terutama perlu memupuk ikatan yang akrab ini dengan Yehuwa melalui pelajaran dan renungan yang tetap tentu akan FirmanNya dan melalui pergaulan dan dinas Kristen. Kita dianjurkan: ”Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.”—Yakobus 4:8.
Nasihat yang Yesus Berikan
8, 9. Kita dapat menerapkan nasihat positif apa untuk problem-problem ekonomi?
8 Di banyak negeri, pengangguran dan tekanan ekonomi merupakan penyebab yang serius dari kekuatiran. Yesus memberikan nasihat yang sangat positif mengenai masalah-masalah ini: ”Janganlah kuatir [lagi, ”NW”] akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25) Ya, jiwa dan tubuh, atau orang itu secara keseluruhan, jauh lebih penting daripada makanan atau pakaian. Hamba-hamba Allah dapat yakin bahwa Ia akan membantu mereka mendapatkan kebutuhan pokok mereka. Yesus memberikan contoh ini: ”Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Matius 6:26) Tidak mungkin Allah akan menyediakan kebutuhan makhluk-makhluk unggas namun melalaikan manusia hamba-hambaNya, yang sangat berharga bagiNya dan yang untuk mereka Kristus menyerahkan kehidupannya.
9 Yesus kemudian lebih menguatkan ini dengan menyebutkan bunga bakung di padang yang tidak pernah bekerja atau memintal, namun ”Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.” Pemerintahan Raja Salomo terkenal kemegahannya. Yesus kemudian dengan nada menghibur bertanya: ”Tidakkah [Allah] akan terlebih lagi mendandani kamu?”—Matius 6:28-32; Kidung Agung 3:9, 10.
10. (a) Kepada siapa kata-kata penghiburan dari Yesus ditujukan? (b) Nasihat apa yang ia berikan mengenai masa depan?
10 Tetapi, Yesus selanjutnya memperlihatkan bahwa ini hanya bagi mereka yang ”mencari dulu Kerajaan itu dan kebenaranNya.” (NW) Di seluruh dunia, orang-orang Kristen sejati sedemikian menghargai apa sebenarnya Kerajaan Allah itu dan menaruhnya di tempat pertama dalam kehidupan mereka. Bagi mereka nasihat Yesus berlaku: ”Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:33, 34) Dengan kata lain, tangani tiap problem pada waktu itu timbul, dan jangan terlalu kuatir mengenai masa depan.
11, 12. Bagaimana ada orang-orang Kristen yang merasa bahwa Yehuwa membantu mereka sebagai jawaban atas doa-doa mereka?
11 Namun, kebanyakan orang cenderung untuk menguatirkan masa depan, terutama bila keadaan tidak berjalan dengan baik. Tetapi orang-orang Kristen dapat dan hendaknya berpaling dalam iman kepada Yehuwa. Pikirkan apa yang terjadi atas Eleanor. Suaminya sakit keras, dan selama satu tahun ia tidak dapat bekerja. Ia mempunyai dua anak kecil dan seorang ayah yang sudah lanjut usia yang harus diurus, sehingga ia tidak dapat bekerja duniawi sepenuh waktu di samping mengurus mereka semua. Mereka memohon bantuan kepada Yehuwa. Pada suatu pagi, tidak lama setelah ini, mereka menemukan sebuah amplop di bawah pintu. Isinya uang dalam jumlah yang besar—cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sampai sang suami dapat bekerja lagi. Mereka merasa sangat berterima kasih atas bantuan yang tepat pada waktunya ini. Tidak ada dasar Alkitab untuk mengharapkan bahwa hal serupa akan terjadi atas tiap orang Kristen yang membutuhkan bantuan, tetapi kita dapat yakin bahwa Yehuwa akan mendengarkan seruan kita dan bahwa Ia mempunyai kesanggupan untuk membantu kita dalam berbagai cara.
12 Seorang janda Kristen di Afrika Selatan harus mencari pekerjaan untuk membesarkan kedua anaknya yang masih kecil. Tetapi ia sangat ingin bekerja separuh hari saja agar ia dapat bergaul dengan anak-anaknya. Setelah ia mendapat pekerjaan, ia terpaksa harus berhenti ketika majikannya memutuskan bahwa ia membutuhkan seorang sekretaris sepenuh waktu. Karena tidak mempunyai pekerjaan lagi, saudari ini berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa memohon bantuan. Tiga minggu kemudian, bekas majikannya meminta dia kembali bekerja separuh hari. Betapa bahagia ia! Ia merasa Yehuwa telah menjawab doa-doanya.
Mohonlah kepada Yehuwa
13. (a) Apa artinya ”permohonan”? (b) Contoh-contoh apa yang ada dalam Alkitab mengenai permohonan?
13 Harap perhatikan bahwa setelah menasihati, ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,” Paulus menambahkan, ”tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6) Mengapa ia menyebutkan ”permohonan”? Kata itu berarti ”meminta dengan sangat mendesak dan sungguh-sungguh” atau ’doa dengan sangat memohon.’ Ini menyangkut permohonan kepada Allah dengan sungguh-sungguh, seperti dalam masa tekanan yang berat atau bahaya. Ketika menjadi tahanan, Paulus meminta agar sesama Kristennya memanjatkan permohonan untuk dia agar ia dapat dengan berani memberitakan ”Injil . . . sebagai utusan yang dipenjarakan.” (Efesus 6:18-20) Perwira tentara Roma Kornelius juga ”senantiasa berdoa kepada Allah.” Pasti ia sangat tergetar ketika seorang malaikat mengatakan: ”Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.” Dan betapa besar hak istimewa yang ia terima karena menjadi salah satu di antara orang-orang kafir pertama yang diurapi dengan roh suci!—Kisah 10:1-4, 24, 44-48.
14. Bagaimana kita bisa tahu apakah permohonan yang sungguh-sungguh kepada Yehuwa harus dilakukan hanya satu kali?
14 Patut diperhatikan bahwa permohonan yang sungguh-sungguh tersebut kepada Yehuwa biasanya tidak dilakukan hanya satu kali. Yesus mengajar dalam Khotbah di Bukit yang terkenal: ”Teruslah minta, maka kamu akan diberi; teruslah cari, maka kamu akan mendapat; teruslah ketuk, dan pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7:7, NW) Banyak terjemahan Alkitab menerjemahkan ini: ”Mintalah . . . carilah . . . ketoklah.” Tetapi bahasa Yunani aslinya mengandung buah pikiran tindakan yang terus-menerus.a
15. (a) Mengapa Nehemia muram pada waktu ia mempersembahkan anggur kepada Raja Artahsasta? (b) Bagaimana Nehemia telah berbuat lebih banyak ketimbang hanya mengucapkan doa singkat?
15 Ketika Nehemia sedang melayani raja Persia Artahsasta sebagai pelayan anggur, raja itu bertanya mengapa ia begitu muram. Nehemia mengatakan bahwa alasannya adalah karena ia mendengar Yerusalem berada dalam keadaan hancur. Sang raja kemudian bertanya: ”Apa yang kauinginkan?” Segera Nehemia memohon bantuan kepada Yehuwa, pasti dengan singkat dan dalam hati. Ia kemudian minta ijin pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali kota tempat kelahirannya yang tercinta. Permohonannya dikabulkan. (Nehemia 2:1-6) Tetapi, sebelum wawancara yang menentukan itu, Nehemia selama berhari-hari telah meminta dengan sungguh-sungguh, memohon bantuan kepada Yehuwa. (Nehemia 1:4-11) Apakah saudara melihat pelajaran yang dapat ditarik dari sini bagi saudara?
Yehuwa Menjawab
16. (a) Hak istimewa khusus apa yang dinikmati Abraham? (b) Bantuan-bantuan yang ampuh apa yang kita miliki yang dapat menjadi jawaban untuk doa-doa kita?
16 Kadang-kadang, Abraham menikmati hak istimewa untuk berkomunikasi dengan Yehuwa melalui malaikat-malaikat. (Kejadian 22:11-18; 18:1-33) Meskipun hal itu tidak terjadi pada jaman sekarang, kita diberkati dengan bantuan yang ampuh yang tidak dimiliki Abraham. Salah satu ialah Alkitab yang lengkap—sumber bimbingan dan hiburan yang tidak ada habisnya. (Mazmur 119:105; Roma 15:4) Sangat sering, Alkitab dapat memberi kita bimbingan atau anjuran yang kita butuhkan, Yehuwa membantu kita untuk mengingat ayat-ayat yang diinginkan. Sering kali, sebuah konkordansi atau salah satu dari banyak publikasi Alkitab yang telah Allah sediakan melalui organisasiNya dapat memberi kita jawabannya. Indeks yang terinci dan efisien untuk publikasi-publikasi ini merupakan bantuan lain lagi yang tidak ternilai untuk menemukan keterangan yang diperlukan.
17. Dengan cara-cara lain apa Yehuwa dapat menjawab doa-doa kita, dan bagaimana orang-orang Kristen yang ramah, simpatik, dapat membantu?
17 Jika kita diganggu oleh suatu problem, merasa sedih atau kecil hati, jawaban untuk doa-doa kita bisa datang dengan cara-cara lain juga. Sebagai contoh, khotbah Alkitab di sidang atau pada kebaktian dari Saksi-Saksi Yehuwa dapat berisi ”obat” yang justru kita butuhkan. Pada kesempatan lain, percakapan dengan seorang Kristen lain akan memenuhi apa yang kita butuhkan. Banyak kali para penatua sidang dapat memberikan anjuran atau nasihat. Bahkan hanya mencurahkan isi hati kepada seorang Kristen yang matang, ramah, dan simpatik yang adalah seorang pendengar yang baik sering dapat membuat kita merasa jauh lebih baik. Hal ini terutama demikian jika sahabat ini membantu kita untuk merenungkan buah-buah pikiran berdasarkan Alkitab. Percakapan sedemikian dapat mengangkat beban yang berat dari pikiran dan hati kita.—Amsal 12:25; 1 Tesalonika 5:14.
18. Kegiatan istimewa apa dapat membantu orang-orang Kristen mengatasi saat-saat sedih, dan bagaimana ini membantu seorang perintis muda?
18 Berbagai bentuk suasana hati yang sedih sudah umum selama ”masa yang sukar” ini. (2 Timotius 3:1) Orang-orang menjadi kecil hati dan patah semangat karena berbagai alasan. Ini dapat terjadi atas orang-orang Kristen juga, dan ini dapat menjadi pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Tetapi banyak yang mendapati bahwa memberitakan kabar baik telah membantu mereka untuk dengan cepat menghilangkan perasaan tertekan yang bersifat sementara.b Apakah saudara telah mencoba itu? Bila merasa agak sedih, cobalah ambil bagian dalam salah satu bentuk dinas Kerajaan. Berbicara kepada orang-orang lain mengenai Kerajaan Allah sering membantu saudara untuk mengubah kerangka pikiran saudara dari negatif menjadi positif. Berbicara tentang Yehuwa dan menggunakan FirmanNya dapat memberi saudara sukacita—salah satu buah rohNya—dan membuat saudara merasa lain. (Galatia 5:22) Seorang perintis muda juga mendapati bahwa tetap sibuk dalam pekerjaan dinas Kerajaan telah membuatnya sadar bahwa ”dibanding dengan problem-problem orang lain, [problem-problemnya] sangat kecil dan bersifat sementara.”
19. Bagaimana seorang Kristen yang kurang baik kesehatannya mengatasi pikiran yang negatif?
19 Kadang-kadang, keadaan fisik yang kurang baik, mungkin ditambah lagi dengan kekuatiran atau problem-problem, dapat mengarah kepada suasana hati tertekan. Ini dapat menyebabkan seseorang bangun pada malam hari dengan perasaan gelisah, seperti yang kadang-kadang terjadi atas seorang Kristen separuh baya yang kurang baik kesehatannya. Namun ia mendapati bahwa doa yang sungguh-sungguh merupakan bantuan yang sejati. Kapan saja ia bangun dengan perasaan tertekan, ia dengan tenang akan berdoa kepada Yehuwa. Hal ini segera membuatnya lebih baik. Ia juga mendapati sangat menenangkan untuk mengulangi dari luar kepala ayat-ayat Alkitab yang menghibur seperti misalnya Mazmur 23. Roh Yehuwa, yang bekerja dalam menjawab doa-doa atau melalui FirmanNya, selalu akan membantu mengubah keadaan pikiran yang sedih menjadi bahagia. Belakangan, pria itu dapat memikirkan problem-problemnya dengan seimbang dan tenang, sambil melihat bagaimana caranya mengatasi hal itu atau merasa dikuatkan untuk menanggungnya.
20. Mengapa jawaban atas doa kadang-kadang nampaknya lambat?
20 Ini sebuah contoh bagaimana doa dapat menghasilkan jawaban. Tetapi kadang-kadang nampaknya ada kelambatan dalam mendapatkan pemecahan. Mengapa? Mungkin jawabannya harus menunggu waktu yang telah ditentukan Allah. Nampaknya dalam beberapa kasus Allah membiarkan orang-orang yang memohon kepadaNya untuk memperlihatkan betapa besar kekuatiran mereka, kuatnya keinginan mereka, kesungguhan dari pengabdian mereka. Salah seorang dari pemazmur mengalami hal itu!—Mazmur 88:14, 15; bandingkan 2 Korintus 12:7-10.
21. Mengapa suatu hak istimewa yang besar untuk menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini, dan bagaimana kita dapat memperlihatkan penghargaan?
21 Bagaimanapun juga, berkomunikasi dengan Allah Yang Mahakuasa dalam doa adalah pengalaman yang menguatkan iman yang dapat mengangkat kita dari perasaan tanpa harapan kepada keyakinan. Betapa menghibur untuk mengetahui bahwa Ia mendengar dan menjawab! Seperti yang Paulus tulis kepada sidang di Filipi, kita hendaknya memanjatkan doa permohonan kita ”dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6) Ya, tiap hari kita harus membuka hati kita dengan perasaan terima kasih kepada Yehuwa dan ’mengucapkan syukur dalam segala hal.’ (1 Tesalonika 5:18) Hal ini akan meningkatkan ikatan yang akrab dan hangat dan akan menghasilkan perdamaian bagi kita. Artikel berikut akan memperlihatkan betapa penting hal ini bagi hamba-hamba Yehuwa dalam masa yang sulit dan berbahaya ini.
[Catatan Kaki]
a Selaras dengan kesaksamaan dari New World Translation of the Holy Scriptures, Charles B. Williams menerjemahkan ayat ini: ”Teruslah minta . . . teruslah cari . . . teruslah ketuk, dan pintu akan dibukakan bagimu.”—The New Testament: A Translation in the Language of the People.
b Suasana hati yang sedih yang bersifat sementara berbeda dari depresi yang hebat, berlangsung lama, yang adalah keadaan emosi atau mental yang jauh lebih serius dan rumit. Lihat Awake! tanggal 22 Oktober 1987, halaman 3-16 atau gIN No. 23.
-
-
”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”Menara Pengawal—1988 (Seri 45) | Menara Pengawal—1988 (Seri 45)
-
-
”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”
”Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ’Semoga kamu mendapat damai sejahtera.’”—YOHANES 20:19, NW.
1. Mengapa usaha-usaha manusia untuk mendatangkan perdamaian dunia telah ditetapkan akan gagal?
”SELURUH dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19) Memang demikianlah halnya pada jaman Yohanes, dan ini lebih nyata lagi pada jaman sekarang, dengan adanya peningkatan yang mengejutkan dalam kekerasan, terorisme, peperangan, dan kebejatan. Pernyataan Yohanes yang terilham juga menyingkirkan harapan apapun akan tercapainya perdamaian dunia melalui upaya manusia, meskipun segala usaha dari paus, para pemimpin nasional, dan PBB. Mengapa? ”’Tiada damai bagi orang-orang fasik itu,’ firman Allahku.”—Yesaya 57:21.
2. Apa yang dinyatakan oleh kata ”damai,” terutama dalam bahasa Ibrani dan Yunani?
2 Tetapi, kata ”damai” bisa mempunyai arti yang lain daripada sekedar tidak adanya peperangan. Perdamaian juga bisa merupakan ”keadaan mental atau rohani yang ditandai oleh kebebasan dari pikiran-pikiran atau emosi yang menggelisahkan atau menekan: ketenangan pikiran dan hati.” Namun, kata Ibrani untuk ”damai” (sha·lohmʹ) dan kata Yunaninya (ei·reʹne) mempunyai arti yang lebih luas lagi. Hal itu juga menyatakan kesejahteraan, seperti dalam kata-kata perpisahan, ”Pergilah dengan selamat.” (1 Samuel 1:17; 29:7; Lukas 7:50; 8:48) Ini membantu kita untuk memahami perhatian Yesus yang pengasih terhadap murid-muridnya selama masa yang menggoncangkan jiwa itu sehubungan dengan kematiannya.
3. Bagaimana Yesus memperlihatkan perhatian yang besar untuk murid-muridnya setelah ia dibangkitkan, dan dengan pengaruh apa?
3 Yesus mati pada hari Jumat, 14 Nisan, tahun 33 M. Pada hari Minggu, 16 Nisan, ia dibangkitkan. Karena, seperti biasanya, ia selalu sangat memperhatikan kesejahteraan murid-muridnya, ia kemudian mencari mereka. Di mana ia mendapati mereka? Mereka berada di balik pintu-pintu yang terkunci ”karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.” Memang wajar bahwa mereka kuatir dan takut. Tetapi Yesus mengatakan (NW): ”Semoga kamu mendapat damai sejahtera.” (Yohanes 20:19-21, 26) Belakangan, setelah dikuatkan oleh roh suci, keadaan mereka sejahtera. Dengan berani mereka melaksanakan tugas pengabaran mereka, membantu banyak orang mendapatkan perdamaian ilahi.
Perdamaian Ilahi Dewasa Ini
4. Bagaimana umat Yehuwa dapat memelihara kedamaian pikiran dan hati pada masa yang genting ini?
4 Kita hidup pada jaman akhir, pada ”masa yang sukar.” (2 Timotius 3:1) Para penunggang kuda yang dinubuatkan di Wahyu berderap menjelajahi seluruh bumi—seperti dapat saudara saksikan dari peperangan-peperangan, kekurangan makanan, dan kematian karena penyakit. (Wahyu 6:3-8) Umat Yehuwa juga dipengaruhi oleh keadaan-keadaan di sekeliling mereka. Jadi bagaimana saudara dapat memelihara perdamaian ilahi dalam pikiran dan hati? Dengan tetap mendekatkan diri kepada Sumber agung dari penghiburan dan perdamaian. Seperti diperlihatkan dalam artikel sebelumnya, ini menuntut perlunya sering berdoa dan memanjatkan permohonan. Dengan cara demikian ”damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan melindungi hati dan pikiranmu melalui Kristus Yesus.”—Filipi 4:6, 7, NW.
5. Mengapa Paulus yakin bahwa ”damai sejahtera Allah” dapat melindungi hati kita?
5 Rasul Paulus sendiri yang menulis kata-kata tersebut, telah mengalami banyak bahaya dan kesukaran. Ia telah dipenjarakan dan dipukuli oleh orang-orang Yahudi dan Roma. Ia dilempari batu dan dibiarkan supaya mati. Ada banyak risiko melakukan perjalanan pada jaman tersebut; Paulus mengalami karam kapal tiga kali dan ia sering berada dalam bahaya dari para perampok. Banyak kali ia tidak dapat tidur pada malam hari dan sering menderita kedinginan, kelaparan, dan haus. Selain semua itu, tiap hari ia merasa ”cemas juga akan keadaan semua jemaat.” (2 Korintus 11:24-28, BIS) Jadi Paulus, karena telah mengalami sendiri aneka ragam keadaan, mengetahui betapa penting ”damai sejahtera Allah” yang dapat melindungi hati kita.
6. Mengapa penting untuk memastikan dan mempertahankan ikatan yang hangat, intim dengan Pencipta kita?
6 ”Damai sejahtera Allah” dapat dijelaskan sebagai perasaan tenang dan tentram, yang mencerminkan hubungan baik dengan Allah. Ini begitu penting bagi orang-orang Kristen, terutama bila mereka menghadapi penganiayaan atau penderitaan. Mengapa? Ya, kita semua tidak sempurna; jadi, bila di bawah problem-problem, tekanan, perlawanan, atau berbagai macam kemunduran, kita mudah sekali menjadi takut. Akibatnya kita bisa gagal memelihara integritas. Hal tersebut akan mendatangkan celaan atas nama Allah, membuat kita kehilangan perkenan Yehuwa, dan dapat mengakibatkan kita kehilangan hidup kekal. Jadi betapa penting untuk berusaha keras mendapatkan ”damai sejahtera Allah” yang akan membantu kita menghadapi tantangan-tantangan sedemikian dengan berhasil. Perdamaian tersebut pasti salah satu dari ’pemberian baik dan setiap anugerah sempurna’ yang disediakan oleh Bapa surgawi kita. —Yakobus 1:17.
7, 8. (a) Atas apa ”damai sejahtera Allah” didasarkan, dan bagaimana hal itu ”melampaui segala akal”? (b) Bagaimana perdamaian sedemikian terbukti dari pengalaman seorang saudara di Afrika?
7 Saudara mungkin telah melihat bahwa ada orang-orang yang menempuh kehidupan ini dengan tenang dan yakin. Sering ini disebabkan oleh pembawaan, pengaruh keluarga, kekayaan, pendidikan, atau faktor-faktor lain semacam itu. ”Damai sejahtera Allah” sangat berbeda. Ini tidak didasarkan atas keadaan yang menguntungkan, juga bukan hasil dari kesanggupan atau cara berpikir manusia. Ini berasal dari Allah dan ”melampaui segala akal.” Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari untuk Filipi 4:7 ialah ”sejahtera Allah yang tidak mungkin dapat dimengerti manusia.” Orang-orang duniawi sering heran melihat cara orang-orang Kristen menghadapi problem-problem yang serius, kerugian fisik, atau bahkan kematian.
8 Sebuah contoh pada jaman modern mengenai hal ini adalah salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa yang sedang memimpin perhimpunan di sebuah negeri di Afrika. Di negeri itu, Saksi-Saksi, terutama atas hasutan orang-orang Katolik setempat, dituduh sebagai teroris. Tiba-tiba polisi militer dengan bayonet yang terhunus muncul. Mereka menyuruh pulang para wanita dan anak-anak tetapi mulai memukul kaum prianya. Saksi itu mengingat: ”Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan cara kami diperlakukan. Kopral yang sedang bertugas terang-terangan menyatakan bahwa kami akan dipukuli sampai mati. Saya mendapat pukulan dengan tongkat kayu sedemikian keras sehingga belakangan saya muntah darah selama 90 hari. Tetapi saya memikirkan kehidupan rekan-rekan saya. Dalam doa saya memohon agar Yehuwa memelihara kehidupan mereka, domba-dombaNya,” yang semuanya selamat. Benar-benar suatu contoh yang bagus sekali untuk tetap tenang dalam keadaan yang sangat buruk dan dengan pengasih mengingat orang-orang lain! Ya, Bapa surgawi kita memang menjawab permohonan dari hamba-hambaNya yang setia, mengaruniai mereka damai sejahteraNya. Salah seorang dari tentara-tentara yang merasa heran dalam kasus itu menyatakan bahwa Allah dari Saksi-Saksi itu ”pasti Allah yang benar.”
9. Pengaruh apa yang dapat diberikan dengan membaca dan merenungkan Alkitab?
9 Dalam jaman yang sukar ini, banyak orang Kristen mempunyai problem yang membuat mereka merasa frustrasi dan kecil hati. Cara yang baik untuk memelihara perdamaian pikiran ialah membaca Alkitab dan merenungkannya. Hal itu dapat mengisi seseorang dengan kekuatan dan tekad untuk maju terus dan berdiri teguh. ”Firman Allah hidup dan memberikan kekuatan.”—Ibrani 4:12, NW.
10. Bagaimana dapat mengingat ayat-ayat bisa menjadi suatu berkat?
10 Namun, bagaimana jika kemalangan menimpa kita pada waktu kita tidak membawa Alkitab? Misalnya, seorang Kristen bisa jadi tiba-tiba ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara tanpa Alkitab. Dalam keadaan itu, benar-benar suatu berkat untuk dapat mengingat ayat-ayat seperti misalnya Filipi 4:6, 7; Amsal 3:5, 6; 1 Petrus 5:6, 7; dan Mazmur 23. Tidakkah saudara akan sangat menghargai karena ternyata dapat mengingat dan merenungkan ayat-ayat tersebut? Dalam suasana yang suram dari penjara, halnya seolah-olah Yehuwa sendiri sedang berbicara kepada saudara. Firman Allah dapat menyembuhkan pikiran yang terluka, menguatkan hati yang lemah, dan menggantikan kekuatiran mental dengan ketenangan. (Lihat Mazmur 119:165.) Ya, sangat penting untuk menanamkan ayat-ayat dalam pikiran kita sekarang manakala kita masih mempunyai kesempatan untuk berbuat demikian.
11. Bagaimana seorang saudara di negeri Belanda menyatakan kebutuhan untuk makanan rohani?
11 Arthur Winkler adalah salah seorang yang sangat menghargai Alkitab, terutama selama pendudukan Nazi di negeri Belanda, pada masa Saksi-Saksi itu harus melaksanakan kegiatan Kristen mereka di bawah tanah. Gestapo sedang mencari-cari Saudara Winkler. Ketika ia akhirnya tertangkap, mereka mencoba membuatnya berkompromi tetapi gagal. Mereka kemudian memukulnya sampai pingsan. Dengan gigi copot, rahang bawah tergeser, dan tubuh babak belur, ia dimasukkan ke dalam sel yang gelap. Tetapi penjaga selnya simpatik dan ramah. Saudara Winkler memohon bimbingan Yehuwa dalam doa. Ia juga merasakan kebutuhan yang besar untuk makanan rohani dan meminta bantuan kepada penjaga selnya. Kemudian, pintu sel terbuka, dan sebuah Alkitab dilemparkan ke dalam. ”Benar-benar suatu sukacita,” ingat Saudara Winkler, ”untuk tiap hari menikmati firman kebenaran yang menyenangkan . . . saya merasa diri makin lebih kuat secara rohani.”a
Damai Sejahtera Ilahi Akan Melindungi Saudara
12. Mengapa kita teristimewa perlu menjaga hati dan kesanggupan mental kita?
12 Yehuwa berjanji bahwa damai sejahteraNya ”akan melindungi hati dan pikiranmu.” (Filipi 4:7, NW) Hal ini begitu penting! Hati adalah tempat kedudukan dari motif dan emosi. Pada hari-hari terakhir ini, hati kita dengan mudah dapat dilemahkan oleh perasaan takut atau kuatir, atau membujuk kita untuk berbuat salah. Pola kehidupan yang sudah umum merosot dengan cepat. Kita harus terus waspada. Selain membutuhkan hati yang kuat, kita juga harus membiarkan ”pikiran” kita dikuatkan dan dipimpin oleh Allah melalui FirmanNya dan sidangNya.
13. Manfaat-manfaat apa yang dapat diperoleh dengan dilindunginya kesanggupan mental kita?
13 Menurut W. E. Vine, kata Yunani noʹe·ma (diterjemahkan ”pikiran,” atau ”kesanggupan mental” dalam NW) mengandung buah pikiran ”tujuan” atau ”perlengkapan.” (An Expository Dictionary of New Testament Words) Jadi, damai sejahtera Allah dapat menguatkan tujuan Kristen kita dan melindungi kita terhadap kecenderungan apapun untuk melemahkan atau mengubah pikiran kita tanpa alasan yang baik. Perasaan kecil hati atau problem-problem dengan demikian tidak akan menghentikan kita dengan mudah. Misalnya, jika kita telah bermaksud untuk melayani Yehuwa dalam kegiatan khusus, seperti misalnya menjadi rohaniwan perintis sepenuh waktu atau pindah untuk melayani di tempat rohaniwan-rohaniwan sangat dibutuhkan, ”damai sejahtera Allah” akan menjadi bantuan yang besar bagi kita untuk bertekun mencapai tujuan itu. (Bandingkan Lukas 1:3; Kisah 15:36; 19:21; Roma 15:22-24, 28; 1 Tesalonika 2:1, 18.) Agar kesanggupan mental kita lebih diperkuat, baktikan banyak waktu untuk mempelajari Firman Allah dan untuk pergaulan Kristen. Dengan demikian saudara mengisi pikiran dan hati saudara dengan gagasan-gagasan yang bersih dan membina. Apakah saudara dapat membaktikan cukup banyak waktu untuk sibuk dengan ’ucapan’ Allah yang terilham? Apakah saudara harus memberikan lebih banyak perhatian kepada hal-hal tersebut?
14. Nasihat terilham apa harus kita perhatikan baik-baik, dan mengapa?
14 Saudara dapat melihat bahwa baik hati maupun pikiran, atau kesanggupan mental, terlibat dalam memperoleh dan mendapatkan manfaat dari ”damai sejahtera Allah.” Ini dibuktikan dalam nasihat ilahi: ”Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”—Amsal 4:20-23.
15. Apa peranan Yesus dalam hal kita memiliki ”damai sejahtera Allah”?
15 ”Damai sejahtera Allah” yang dihasilkan dari hubungan yang hangat dan intim dengan Yehuwa melindungi hati dan kesanggupan mental kita ”melalui Kristus Yesus.” (Filipi 4:7, NW) Apa peranan Yesus dalam hal ini? Paulus menjelaskan: ”Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.” (Galatia 1:3, 4) Ya, Yesus dengan pengasih menyerahkan kehidupannya agar kita dapat ditebus. (Matius 20:28) Jadi ”melalui Kristus Yesus” kita dapat diterima oleh Yehuwa sebagai hamba-hambaNya yang berbakti dan siap menikmati perdamaian ilahi itu yang dapat menjadi pelindung kita.
Bahaya-Bahaya yang Mengancam Perdamaian Ilahi
16. Nasihat apa yang Paulus berikan yang dapat membantu kita memelihara ”damai sejahtera Allah”?
16 Setelah menerima dan menikmati perdamaian dari Allah, kita harus berhati-hati untuk mempertahankannya. Banyak faktor dapat merampas perdamaian dari orang-orang Kristen. Di antara yang paling umum, dan yang tentu sangat berbahaya, adalah keinginan orang-orang muda. Dalam surat Paulus yang kedua kepada Timotius yang pada waktu itu kemungkinan berumur 30-an, ia memasukkan nasihat ini: ”Jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”—2 Timotius 2:22.
17. Apa yang sering terjadi sehubungan dengan persediaan Yehuwa akan seks?
17 Keinginan-keinginan tersebut termasuk dorongan seks, yang mempunyai tempat yang terhormat dalam perkawinan. Tetapi, sepanjang sejarah, dorongan ini telah dinyatakan dengan salah dalam hubungan seks sebelum perkawinan atau di luar perkawinan, kedua-duanya tidak diperkenan oleh Pencipta kita yang bijaksana. (Ibrani 13:4; Kejadian 34:1-3) Bahaya dari menyerah kepada imoralitas seks mengancam orang-orang Kristen dewasa ini, tua maupun muda. Pada hari-hari terakhir ini dari suatu dunia yang bejat moralnya, seks bagi banyak orang telah mengartikan sekedar hawa nafsu jasmani, sering dengan praktek-praktek yang umum di kalangan para homoseks, pria dan wanita.—Roma 1:24-27.
18. Mengapa hati dari beberapa orang masih belum mantap, dan ini dapat membawa kepada apa?
18 Kenyataan bahwa kita hidup dalam suasana sedemikian menandaskan betapa penting bagi kita untuk mempunyai hati yang kuat dan teguh, yang dibaktikan kepada Yehuwa. Beberapa orang yang telah menerima berita Kerajaan, percaya kepada kebenaran-kebenaran dasar Alkitab, dan tetap tentu bergaul dengan umat Yehuwa ternyata tidak memperkembangkan penghargaan yang dalam terhadap Yehuwa, FirmanNya, dan jemaatNya di seluruh dunia. Hati mereka masih belum mantap. Mereka dengan mudah dapat disimpangkan oleh ”nafsu orang muda.” Beberapa dari mereka mungkin menolak godaan untuk melakukan percabulan atau perzinahan, tetapi mereka, seperti Paulus peringatkan, ”lebih suka pada kesenangan dunia daripada menuruti Allah.” (2 Timotius 3:4, BIS) Mereka menggunakan jauh lebih banyak waktu untuk menonton TV, membaca novel-novel, atau mendengarkan musik liar daripada untuk pelajaran pribadi, perhimpunan-perhimpunan, atau dinas Kerajaan. Ini dengan mudah dapat menjurus kepada kelemahan rohani dan, akhirnya, kejatuhan ke dalam dosa serius.
19. Apa yang harus kita lakukan untuk menghindar agar tidak hanyut?
19 Orang-orang sedemikian, seperti sebuah kapal tanpa jangkar, hanyut dibawa arus yang mengalir menuju bencana. Apa yang harus mereka lakukan? Paulus menasihati: ”Karena itu kita harus memberikan lebih banyak perhatian daripada biasa kepada apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” (Ibrani 2:1, NW) Jadi mereka yang berada dalam bahaya hendaknya ”memberikan lebih banyak perhatian daripada biasa” kepada pelajaran dari Firman Allah, persiapan untuk perhimpunan-perhimpunan, dan membagikan kebenaran Kerajaan kepada orang-orang lain. Memang mudah untuk berpikir, ’Itu nasihat yang baik, tetapi saya tidak berada dalam keadaan itu, jadi hal itu tidak berlaku bagi saya.’ Betapa jauh lebih bijaksana jika kita masing-masing memikirkan dengan serius bagaimana kita dapat lebih membersihkan hati, pikiran kita yang paling dalam, dan keinginan kita dan ’mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.’ (2 Timotius 2:22) Yang terutama, kita harus memohon bimbingan kepada Allah dan bantuan yang menguatkan dari rohNya.
20. Apa yang harus dilakukan seseorang yang melakukan dosa serius?
20 Jika ada yang bersalah karena dosa yang serius tetapi menutupinya, mereka jelas akan kehilangan perkenan Yehuwa dan ”damai sejahtera Allah” yang mereka miliki. Mereka juga akan kehilangan kedamaian pikiran mereka sendiri. (Bandingkan 2 Samuel 24:10; Matius 6:22, 23.) Maka saudara dapat melihat, mengapa penting sekali agar setiap orang Kristen yang telah jatuh ke dalam dosa yang serius mengakui hal itu kepada Yehuwa dan kepada para penatua yang pengasih, yang dapat membantu ke arah kesembuhan rohani. (Yesaya 1:18, 19; 32:1, 2; Yakobus 5:14, 15) Bila seseorang yang telah kehilangan keseimbangan rohani pada jalan dosa yang licin meminta bantuan dari saudara-saudara yang matang, ia tidak akan terus mempunyai hati nurani yang terganggu atau tanpa perdamaian ilahi.
21. Apa alasan bagi kita dewasa ini untuk sangat bersyukur kepada Yehuwa, dan apa hendaknya tekad kita?
21 Betapa besar hak istimewa untuk menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi yang berbakti dari Yehuwa dewasa ini! Di sekeliling kita, dunia yang jahat ini sedang berantakan dan akan menjadi puing-puing. Dunia tidak lama lagi akan musnah. Banyak orang ”mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini.” Tetapi kita dapat menengadahkan kepala karena kita tahu bahwa ’keselamatan kita sudah dekat.’ (Lukas 21:25-28) Untuk memperlihatkan betapa bersyukur kita kepada Yehuwa atas ’damai sejahteraNya yang melampaui segala akal,’ marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk dengan setia melayani ”Allah, sumber damai sejahtera.”—Roma 15:33; 1 Korintus 15:58.
[Catatan Kaki]
a Lihat Yearbook of Jehovah’s Witnesses tahun 1986, halaman 154-7.
-