PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Dipanggil Keluar dari Kegelapan
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2016 | November
    • Di sidang pada abad pertama, dua pria memandang dengan sinis orang yang membacakan Tulisan Kudus

      Dipanggil Keluar dari Kegelapan

      ”[Yehuwa] memanggilmu keluar dari kegelapan ke dalam terangnya yang menakjubkan.”​—1 PTR. 2:9.

      NYANYIAN: 116, 102

      APA JAWABAN SAUDARA?

      • Bagaimana umat Allah sampai ditawan di Babilon setelah para rasul meninggal?

      • Hal penting apa saja yang membuat agama palsu mulai kehilangan kendali atas orang-orang?

      • Pada 1870, apa yang dilakukan kaum terurap untuk memahami Firman Allah dengan benar?

      1. Apa yang terjadi sewaktu Yerusalem dihancurkan?

      PADA 607 SM, Raja Nebukhadnezar II dari Babilon dan pasukannya yang besar menyerang kota Yerusalem. Alkitab mencatat bahwa raja membunuh para pemuda dengan pedang. ”Dia tidak beriba hati terhadap pemuda atau perawan, orang tua atau uzur.” Akhirnya, ”dia membakar rumah Allah yang benar dan merobohkan tembok Yerusalem; semua menara tempat tinggalnya mereka bakar dengan api, demikian pula segala barangnya yang indah, sehingga binasa”.​—2 Taw. 36:17, 19.

      2. Peringatan apa yang Yehuwa berikan kepada orang Yahudi, dan apa yang akan terjadi atas mereka?

      2 Orang Yahudi seharusnya tidak heran sewaktu Yerusalem dihancurkan. Allah telah memperingatkan mereka selama bertahun-tahun melalui para nabinya. Jika mereka terus melanggar hukum-Nya, mereka akan diserang Babilon. Banyak orang Yahudi akan dibunuh dengan pedang, dan mereka yang selamat kemungkinan besar akan tinggal di Babilon seumur hidup. (Yer. 15:2) Seperti apa kehidupan di pembuangan? Apakah orang Kristen juga pernah ditawan seperti orang Israel? Jika ya, kapan?

      KEHIDUPAN DI PEMBUANGAN

      3. Apa bedanya kehidupan di pembuangan di Babilon dengan kehidupan sebagai budak di Mesir?

      3 Yehuwa memberi tahu orang Yahudi bahwa jika mereka dibawa ke pembuangan, mereka harus menerima keadaan mereka dan menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin. Ia memberi tahu mereka melalui Yeremia, ”Dirikan rumah dan tinggallah di dalamnya, tanamilah kebun dan makanlah hasilnya. Juga, upayakanlah perdamaian di kota itu ke mana aku membiarkan kamu dibawa sebagai buangan, dan berdoalah kepada Yehuwa demi kepentingan kota itu, sebab jika ada perdamaian di kota itu, padamu juga akan ada perdamaian.” (Yer. 29:5, 7) Orang Yahudi yang mengikuti petunjuk Yehuwa hidup dengan cukup nyaman di pembuangan. Orang Babilon mengizinkan mereka melakukan hampir semua kegiatan mereka. Mereka juga bebas bepergian di seluruh negeri tersebut. Pada waktu itu, Babilon adalah pusat perdagangan. Menurut dokumen zaman dulu, banyak orang Yahudi belajar caranya berdagang dan yang lainnya menjadi perajin yang terampil. Beberapa orang Yahudi bahkan menjadi kaya. Kehidupan di pembuangan tidaklah sesulit kehidupan sebagai budak di Mesir yang dialami orang Israel ratusan tahun sebelumnya.​—Baca Keluaran 2:23-25.

      4. Siapa yang harus menderita bersama orang Yahudi yang tidak setia, dan mengapa mereka tidak bisa menjalankan semua Hukum Allah?

      4 Beberapa orang Yahudi di pembuangan adalah hamba-hamba Allah yang setia. Meski tidak bersalah, mereka ikut menderita bersama orang Yahudi yang tidak setia. Kebutuhan jasmani orang Yahudi memang terpenuhi, tapi bagaimana dengan ibadat mereka kepada Yehuwa? Bait dan mezbah sudah dihancurkan, dan para imam tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan Hukum. Meski begitu, mereka yang setia berbuat sebisanya untuk mengikuti Hukum Allah. Contohnya, Daniel, Syadrakh, Mesyakh, dan Abednego menolak makanan yang dilarang bagi orang Yahudi. Alkitab juga mencatat bahwa Daniel selalu berdoa kepada Allah. (Dan. 1:8; 6:10) Tapi, karena dikuasai bangsa kafir, orang Yahudi yang setia tidak mungkin menjalankan semua Hukum Allah.

      5. Apa yang Yehuwa janjikan kepada umat-Nya, dan mengapa itu luar biasa?

      5 Apakah orang Israel bisa beribadat lagi kepada Allah dengan cara yang Ia tetapkan? Pada waktu itu kelihatannya mustahil, karena Babilon tidak pernah membebaskan tawanannya. Tapi, Allah Yehuwa berjanji bahwa umat-Nya akan dibebaskan, dan memang itulah yang terjadi. Janji Allah selalu terwujud!​—Yes. 55:11.

      APAKAH ORANG KRISTEN PERNAH DITAWAN BABILON?

      6, 7. Mengapa pemahaman kita perlu diubah?

      6 Apakah orang Kristen pernah ditawan seperti orang Israel yang ditawan di Babilon? Selama beberapa tahun, The Watchtower mengatakan bahwa orang Kristen yang setia ditawan Babilon pada 1918 dan dibebaskan pada 1919. Tapi, dalam artikel ini dan yang berikutnya, kita akan tahu mengapa pemahaman ini perlu diubah.

      7 Coba pikirkan: Babilon Besar adalah imperium agama palsu sedunia. Umat Allah tidak menjadi budak agama palsu pada 1918. Memang pada waktu itu, kaum terurap dianiaya. Tapi, yang terutama menganiaya mereka adalah pemerintah, bukan agama palsu. Lama sebelum Perang Dunia I, hamba-hamba Allah yang terurap sebenarnya mulai memisahkan diri dari agama palsu. Jadi, kelihatannya umat Yehuwa tidak ditawan Babilon Besar pada 1918.

      KAPAN UMAT ALLAH DITAWAN BABILON?

      8. Apa yang terjadi setelah para rasul meninggal? (Lihat gambar di awal artikel.)

      8 Pada Pentakosta 33 M, ribuan orang yang baru menjadi Kristen diurapi roh kudus. Mereka menjadi ”ras yang dipilih, keimaman kerajaan, bangsa yang kudus, umat untuk milik yang istimewa”. (Baca 1 Petrus 2:9, 10.) Para rasul menjaga sidang dengan baik selama mereka masih hidup. Namun, terutama setelah mereka meninggal, beberapa pria dalam sidang mulai menyampaikan ajaran palsu dan ingin menjauhkan murid-murid dari kebenaran. Pria-pria ini menyukai ajaran Aristoteles dan Plato dan mulai menyebarkan ajaran mereka, bukannya kebenaran dari Firman Allah. (Kis. 20:30; 2 Tes. 2:6-8) Banyak dari mereka adalah orang yang terpandang dan pengawas di sidang. Mereka membentuk golongan pendeta, meski Yesus mengatakan kepada murid-muridnya, ”Kamu semua adalah saudara.”​—Mat. 23:8.

      9. Ceritakan bagaimana agama Kristen yang murtad mulai bekerja sama dengan pemerintah Romawi. Apa akibatnya?

      9 Pada tahun 313 M, Kaisar Konstantin memerintah di Kekaisaran Romawi yang kafir. Bentuk Kekristenan yang murtad menjadi agama yang sah dan mulai bekerja sama dengan pemerintah Romawi. Misalnya, Konstantin mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama, yang dikenal sebagai Konsili Nicea. Setelah pertemuan itu, kaisar mengasingkan imam Arius yang menolak ajaran bahwa Yesus adalah Allah. Belakangan, Theodosius menjadi kaisar Romawi, dan Kekristenan yang tercemar, yang dikenal sebagai Gereja Katolik, menjadi agama negara di Kekaisaran Romawi. Para sejarawan mengatakan bahwa Roma yang kafir menjadi ”Kristen” selama pemerintahan Kaisar Theodosius. Tapi sebenarnya pada saat itu, orang Kristen yang murtad sudah menerima ajaran kafir sehingga mereka sudah menjadi bagian dari Babilon Besar. Namun, masih ada kaum terurap yang setia. Mereka sama seperti gandum dalam perumpamaan Yesus. Mereka berbuat sebisanya untuk tetap beribadat kepada Yehuwa, tapi hanya sedikit yang mau mendengarkan berita mereka. (Baca Matius 13:24, 25, 37-39.) Mereka benar-benar ditawan Babilon!

      10. Mengapa orang-orang mulai meragukan ajaran gereja?

      10 Ratusan tahun setelah zaman Yesus, banyak orang masih bisa membaca Alkitab dalam bahasa Yunani atau bahasa Latin. Mereka bisa membandingkan ajaran Firman Allah dengan ajaran gereja. Sewaktu tahu bahwa ajaran gereja salah, mereka menolaknya. Tapi, mereka tidak bebas untuk memberitahukan pendapat mereka karena itu berbahaya. Mereka bahkan bisa dibunuh.

      11. Bagaimana gereja membuat Alkitab sulit dibaca orang-orang?

      11 Lama kelamaan, hanya sedikit orang yang mengerti bahasa Yunani atau bahasa Latin. Para pemimpin gereja tidak mengizinkan Firman Allah diterjemahkan ke bahasa yang banyak dipakai. Akibatnya, hanya pendeta dan beberapa orang terpelajar yang bisa membaca Alkitab, dan beberapa pendeta bahkan tidak bisa membaca dan menulis dengan baik. Siapa pun yang tidak setuju dengan ajaran gereja akan mendapat hukuman berat. Jadi, orang Kristen terurap hanya bisa berkumpul dalam kelompok kecil, dan beberapa bahkan tidak bisa berkumpul sama sekali. Sama seperti orang Yahudi yang ditawan di Babilon, kaum terurap yang adalah ”keimaman kerajaan” tidak bisa beribadat dengan cara yang Allah tetapkan. Babilon Besar benar-benar mencengkeram orang-orang!

      TERANG MULAI BERSINAR

      12, 13. Dua hal penting apa yang membuat terang mulai bersinar? Jelaskan.

      12 Apakah orang Kristen sejati akan bisa menyembah Allah tanpa sembunyi-sembunyi dan dengan cara yang Allah tetapkan? Ya! Terang mulai bersinar karena dua hal penting. Pertama, mesin cetak dengan huruf yang bisa diganti-ganti ditemukan sekitar tahun 1450. Sebelumnya, Alkitab harus disalin dengan tangan, dan hal itu tidak mudah. Seorang penyalin yang mahir butuh waktu sepuluh bulan hanya untuk menyalin satu Alkitab! Dan, itu disalin pada perkamen, yaitu bahan dari kulit binatang. Itulah sebabnya Alkitab menjadi langka, dan harganya pun sangat mahal. Tapi dengan adanya mesin cetak dan kertas, orang yang terlatih bisa mencetak lebih dari 1.300 halaman tiap hari!

      Seorang penerjemah Alkitab dan mesin cetak kuno

      Dengan adanya mesin cetak dan para penerjemah Alkitab yang berani dan bersemangat, muncul harapan untuk dibebaskan dari Babilon (Lihat paragraf 12, 13)

      13 Kedua, sekitar tahun 1500, beberapa pria yang berani mulai menerjemahkan Firman Allah ke dalam bahasa rakyat meski nyawa mereka terancam. Para pemimpin gereja ketakutan. Mengapa? Karena jika orang-orang yang tulus membaca Alkitab dalam bahasa mereka sendiri, mereka akan bertanya, ’Mana ayat tentang api penyucian? Ayat mana yang mengatakan bahwa orang harus membayar imam untuk upacara pemakaman? Ayat mana yang menyebutkan tentang paus dan kardinal?’ Banyak ajaran gereja berasal dari ajaran Aristoteles dan Plato, yang hidup ratusan tahun sebelum Kristus. Pemimpin gereja marah sewaktu orang-orang mempertanyakan ajaran mereka. Pria dan wanita yang menolak ajaran gereja dihukum mati. Tujuannya, agar orang-orang tidak lagi membaca Alkitab dan bertanya-tanya. Dan, upaya pemimpin gereja cukup berhasil. Tapi ternyata, beberapa orang yang berani tidak mau dikendalikan oleh Babilon Besar. Mereka menemukan kebenaran dari Firman Allah, dan mereka ingin tahu lebih banyak! Kebebasan dari agama palsu semakin dekat.

      14. (a) Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin mempelajari Alkitab? (b) Ceritakan upaya Saudara Russell untuk mencari kebenaran.

      14 Banyak orang ingin mempelajari Alkitab dan menceritakan apa yang mereka pelajari. Mereka tidak mau dipaksa untuk memercayai ajaran gereja. Maka, mereka lari ke negeri-negeri lain agar bisa mempelajari Alkitab dengan bebas. Salah satu negeri tujuan mereka adalah Amerika Serikat. Di sana pada 1870, Charles Taze Russell dan beberapa orang lain mulai mempelajari Alkitab dengan mendalam. Awalnya, Saudara Russell ingin mencari agama yang mengajarkan kebenaran. Ia dengan teliti membandingkan ajaran Alkitab dengan ajaran dari banyak agama Kristen dan bahkan agama lainnya. Ia segera menyadari bahwa tidak ada satu pun yang benar-benar mengikuti Firman Allah. Ia pernah berdiskusi dengan pemimpin dari gereja-gereja setempat. Ia berharap agar mereka mau menerima kebenaran yang ia dan teman-temannya temukan dari Alkitab untuk diajarkan kepada jemaat mereka. Tapi, mereka tidak tertarik. Jadi, Siswa-Siswa Alkitab menyadari bahwa mereka tidak bisa bergabung dengan orang-orang yang tetap memegang ajaran agama palsu.​—Baca 2 Korintus 6:14.

      15. (a) Kapan orang Kristen sejati ditawan Babilon? (b) Pertanyaan apa saja yang akan dijawab dalam artikel berikutnya?

      15 Dalam artikel ini, kita membahas bahwa orang Kristen sejati ditawan Babilon tidak lama setelah rasul terakhir meninggal. Tapi, kita masih ingin tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana kita tahu bahwa kaum terurap sebenarnya sedang berupaya memisahkan diri dari Babilon Besar pada tahun-tahun sebelum 1914? Apakah benar bahwa Yehuwa tidak senang kepada umat-Nya karena pengabaran hampir terhenti selama Perang Dunia I? Apakah beberapa saudara kita pada zaman itu tidak netral dalam politik sehingga kehilangan perkenan Yehuwa? Dan, jika orang Kristen ditawan oleh agama palsu setelah kematian para rasul, kapan mereka dibebaskan? Pertanyaan-pertanyaan yang bagus ini akan dijawab dalam artikel berikutnya.

  • Mereka Membebaskan Diri dari Agama Palsu
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2016 | November
    • Seorang Siswa Alkitab membacakan surat pengunduran diri dari gereja di depan jemaat

      Mereka Membebaskan Diri dari Agama Palsu

      ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya.”​—PNY. 18:4.

      NYANYIAN: 101, 93

      APA JAWABAN SAUDARA?

      • Apa tekad Siswa-Siswa Alkitab masa awal sehubungan dengan Babilon Besar?

      • Mengapa umat Allah perlu dikoreksi selama Perang Dunia I, tapi hal itu tidak berarti apa?

      • Kapan kaum terurap dibebaskan dari penawanan Babilon?

      1. (a) Dari mana kita tahu bahwa umat Allah akan dibebaskan dari Babilon Besar? (b) Pertanyaan apa saja yang akan dijawab?

      DALAM artikel sebelumnya, kita belajar bahwa orang-orang Kristen yang setia ditawan oleh Babilon Besar. Tapi, ada kabar baik. Mereka tidak akan ditawan untuk selamanya. Menurut Alkitab, Allah memerintahkan umat-Nya untuk keluar dari imperium agama palsu sedunia. (Baca Penyingkapan 18:4.) Hal ini menunjukkan bahwa orang Kristen akan dibebaskan dari Babilon Besar. Kita sangat ingin tahu kapan itu terjadi! Tapi pertama-tama, kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa tekad Siswa-Siswa Alkitab sehubungan dengan Babilon Besar bahkan sebelum 1914? Seberapa besar semangat saudara-saudara dalam pengabaran selama Perang Dunia I? Pada waktu itu, apakah umat Allah ditawan oleh Babilon karena mereka perlu dikoreksi?

      ”KEJATUHAN BABILON”

      2. Bahkan sebelum Perang Dunia I, apa tekad Siswa-Siswa Alkitab?

      2 Bertahun-tahun sebelum Perang Dunia I (1914-1918), Charles Taze Russell dan rekan-rekannya menyadari bahwa gereja-gereja tidak mengajarkan kebenaran Alkitab. Jadi, mereka tidak mau terlibat lagi dengan agama palsu. Bahkan pada 1879, Zion’s Watch Tower mengatakan bahwa tiap gereja yang mengaku sebagai pengantin yang setia dari Kristus, namun mendukung pemerintah-pemerintah, sebenarnya adalah bagian dari Babilon Besar, yang Alkitab sebut sebagai pelacur.​—Baca Penyingkapan 17:1, 2.

      3. Apa yang Siswa-Siswa Alkitab lakukan untuk memperlihatkan bahwa mereka tidak lagi terlibat dengan agama palsu? (Lihat gambar di awal artikel.)

      3 Pria dan wanita yang setia tahu bahwa jika mereka terus mendukung agama palsu, Allah tidak akan memberkati mereka. Maka, banyak dari mereka menulis surat ke gereja untuk menyatakan bahwa mereka keluar dari gereja. Bahkan, beberapa membacakan surat mereka di depan jemaat. Jika mereka tidak diizinkan untuk membacakannya, mereka mengirim surat kepada tiap anggota gereja. Siswa-Siswa Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa mereka tidak mau terlibat lagi dengan agama palsu! Jika mereka melakukan hal itu pada tahun-tahun sebelumnya, mereka bisa dibunuh. Tapi pada 1870, pemerintah di banyak negeri tidak lagi mendukung gereja seperti sebelumnya. Jadi, orang bisa dengan bebas berbicara tentang Alkitab dan bahkan tidak setuju dengan ajaran gereja.

      4. Kesimpulan apa yang bisa kita dapatkan dari kegiatan Siswa-Siswa Alkitab selama Perang Dunia I?

      4 Siswa-Siswa Alkitab merasa tidak cukup untuk hanya memberi tahu keluarga, sahabat, dan jemaat gereja bahwa mereka tidak lagi mendukung agama palsu. Mereka ingin agar seluruh dunia tahu bahwa Babilon Besar adalah agama palsu yang seperti pelacur! Jadi, dari Desember 1917 sampai awal 1918, ribuan Siswa-Siswa Alkitab dengan bersemangat menyebarkan 10.000.000 risalah yang memuat artikel ”Kejatuhan Babilon”. Risalah itu dengan berani membuka kedok gereja-gereja. Sesuai dugaan, pemimpin gereja marah besar! Tapi, Siswa-Siswa Alkitab tidak berhenti. Mereka bertekad untuk terus mengabar dan menaati ”Allah sebagai penguasa sebaliknya daripada manusia”. (Kis. 5:29) Apa yang bisa kita simpulkan dari peristiwa ini? Pria dan wanita Kristen yang setia bukannya mulai ditawan selama Perang Dunia I, tapi mereka malah sedang berupaya membebaskan diri dari agama palsu dan membantu orang lain untuk melakukannya juga.

      TETAP BERSEMANGAT SELAMA PERANG DUNIA I

      5. Mengapa kita bisa mengatakan bahwa saudara-saudara sangat bersemangat selama Perang Dunia I?

      5 Dulu, kita memahami bahwa selama Perang Dunia I, Allah tidak senang kepada umat-Nya karena mereka tidak mengabar dengan bersemangat. Karena itu, kita percaya bahwa Yehuwa membiarkan Babilon Besar menawan mereka selama beberapa waktu. Tapi, saudara-saudari yang melayani Allah dengan setia dari 1914 sampai 1918 belakangan menjelaskan bahwa sebagai satu kelompok, mereka berbuat sebisa-bisanya untuk terus mengabar. Dengan memahami lebih banyak tentang apa yang terjadi dengan Siswa-Siswa Alkitab pada masa itu, kita akan memahami beberapa peristiwa yang dicatat Alkitab.

      6, 7. (a) Kendala apa saja yang dihadapi Siswa-Siswa Alkitab selama Perang Dunia I? (b) Apa yang menunjukkan bahwa Siswa-Siswa Alkitab benar-benar bersemangat?

      6 Malah selama Perang Dunia I, Siswa-Siswa Alkitab sangat giat mengabar. Tapi, mereka juga menghadapi beberapa kendala. Mari kita lihat dua di antaranya. Pertama, Siswa-Siswa Alkitab belum tahu caranya mengabar dengan menggunakan Alkitab saja. Mereka biasanya menyebarkan buku, dan bacaan itulah yang menjelaskan kebenaran. Jadi, sewaktu buku The Finished Mystery (Rahasia yang Tergenap) dilarang oleh pemerintah pada awal 1918, banyak saudara merasa kurang terampil mengabar. Kedua, pada tahun itu juga penyakit flu Spanyol mulai mewabah. Penyakit yang berbahaya ini sangat menular sehingga saudara-saudara sulit bepergian dan mengabar. Meski begitu, Siswa-Siswa Alkitab melakukan yang terbaik untuk terus mengabar.

      Selama Perang Dunia I, Siswa-Siswa Alkitab memberikan kesaksian menggunakan bacaan Alkitab dan Drama-Foto Penciptaan

      Siswa-Siswa Alkitab sangat bersemangat! (Lihat paragraf 6, 7)

      7 Pada 1914, sekelompok kecil Siswa-Siswa Alkitab menayangkan ”Drama-Foto Penciptaan”, yang disebut ”Drama”. Ini adalah gabungan gambar dan film disertai suara. Penayangan ini adalah hal baru pada zaman itu. Drama itu menceritakan sejarah manusia sejak Adam diciptakan hingga akhir pemerintahan Kristus. Saat tahun pertama penayangannya pada 1914, ada lebih dari 9.000.000 orang yang menontonnya. Coba bayangkan. Jumlah itu lebih banyak daripada jumlah Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia sekarang ini! Menurut laporan lainnya, pada 1916 lebih dari 809.000 orang menghadiri perhimpunan di Amerika Serikat, dan pada 1918 jumlah itu meningkat menjadi hampir 950.000 orang. Siswa-Siswa Alkitab itu benar-benar bersemangat!

      8. Bagaimana saudara-saudara yang memikul tanggung jawab menguatkan Siswa-Siswa Alkitab selama Perang Dunia I?

      8 Selama Perang Dunia I, saudara-saudara yang memikul tanggung jawab bekerja keras untuk menyediakan bacaan Alkitab dan menguatkan semua Siswa-Siswa Alkitab. Karena dukungan yang pengasih ini, mereka terus mengabar dengan bersemangat. Richard H. Barber, penginjil yang bersemangat pada masa itu, berkata, ”Kami berhasil mengatur agar beberapa pengawas keliling tetap mengunjungi sidang-sidang dan agar majalah The Watch Tower tetap tersedia serta dikirimkan ke Kanada meski itu dilarang di sana.” Ia menambahkan, ”Saya senang mendapat tugas mengirimkan buku The Finished Mystery (Rahasia yang Tergenap) berukuran saku kepada teman-teman yang bukunya telah disita. Saudara Rutherford meminta kami mengadakan kebaktian di beberapa kota di Amerika Serikat bagian barat dan mengutus pembicara untuk sebisa mungkin menyemangati saudara-saudari.”

      BEBERAPA HAL PERLU DIKOREKSI

      9. (a) Mengapa umat Allah membutuhkan beberapa koreksi dari 1914 sampai 1919? (b) Meski begitu, hal itu tidak berarti apa?

      9 Tapi, ada beberapa hal yang perlu dikoreksi dari Siswa-Siswa Alkitab. Mereka tidak benar-benar mengerti perintah Yehuwa untuk tunduk kepada pemerintah. (Rm. 13:1) Itulah sebabnya sebagai satu kelompok, mereka tidak selalu netral selama perang. Contohnya, sewaktu presiden Amerika Serikat meminta rakyat mendoakan perdamaian pada 30 Mei 1918, The Watch Tower menyarankan Siswa-Siswa Alkitab untuk ikut berdoa. Beberapa saudara memberikan sumbangan untuk mendukung perang. Dan, bahkan ada yang menjadi tentara dan ikut berperang. Meski mereka perlu dikoreksi, itu bukanlah penyebab mereka ditawan Babilon Besar. Mereka sebenarnya sudah hampir terpisah sama sekali dari imperium agama palsu sedunia selama Perang Dunia I.​—Baca Lukas 12:47, 48.

      10. Bagaimana Siswa-Siswa Alkitab menunjukkan bahwa mereka menghargai kehidupan?

      10 Memang, Siswa-Siswa Alkitab tidak benar-benar mengerti apa artinya bersikap netral. Tapi, mereka tahu bahwa membunuh itu salah. Jadi, meski beberapa saudara menjadi tentara dan membawa senjata selama Perang Dunia I, mereka tidak mau membunuh sesama sehingga beberapa dari mereka dikirim ke garis depan agar mati terbunuh.

      11. Apa tanggapan pemerintah sewaktu Siswa-Siswa Alkitab menolak untuk berperang?

      11 Si Iblis marah karena saudara-saudara tetap setia kepada Allah. Maka, ia ”merancangkan kejahatan berdasarkan hukum”. (Mz. 94:20, Bahasa Indonesia Masa Kini) James Franklin Bell, jenderal Angkatan Bersenjata AS, memberi tahu Saudara Rutherford dan Van Amburgh bahwa pemerintah berupaya membuat undang-undang baru yang menyatakan bahwa setiap orang yang menolak untuk berperang bisa dihukum mati. Dia khususnya memaksudkan Siswa-Siswa Alkitab. Jenderal itu dengan marah memberi tahu Saudara Rutherford bahwa undang-undang itu tidak jadi dibuat karena presiden Amerika Serikat mencegahnya. Lalu jenderal itu berkata, ”Tapi kami tahu cara menangkap kalian, dan kami pasti akan tangkap kalian!”

      12, 13. (a) Mengapa delapan saudara dijatuhi masa hukuman penjara yang panjang? (b) Setelah dipenjarakan, apakah mereka masih bertekad untuk menaati Yehuwa? Jelaskan.

      12 Pemerintah akhirnya berhasil menjatuhkan hukuman atas Siswa-Siswa Alkitab. Saudara Rutherford dan Van Amburgh, bersama enam orang lainnya yang juga mewakili Lembaga Menara Pengawal, ditangkap. Menurut hakim yang menangani kasus itu, mereka lebih berbahaya daripada sepasukan tentara Jerman. Dia mengatakan bahwa mereka harus dijatuhi hukuman berat karena telah menghina pemerintah, militer, dan semua gereja.[1] Jadi, delapan Siswa-Siswa Alkitab dijatuhi masa hukuman penjara yang panjang di Atlanta, Georgia. Tapi, sewaktu perang berakhir, mereka dibebaskan dan semua tuduhan dicabut.

      13 Meski dipenjarakan, delapan pria itu bertekad untuk menaati hukum Allah. Apa buktinya? Mereka menulis surat permohonan kepada presiden Amerika Serikat untuk dibebaskan. Mereka menyatakan bahwa Alkitab melarang manusia membunuh sesamanya, jadi siapa pun yang sudah membaktikan diri kepada Allah dan sengaja melanggar hukum-Nya tidak akan diperkenan Allah dan akan dibinasakan. Mereka menjelaskan bahwa itulah sebabnya mereka tidak bisa dan tidak akan membunuh sesama. Surat itu menunjukkan bahwa mereka sungguh berani dan tetap bertekad untuk menaati Yehuwa.

      AKHIRNYA BEBAS!

      14. Berdasarkan Maleakhi 3:1-3, jelaskan apa yang terjadi dari 1914 sampai 1919.

      14 Maleakhi 3:1-3 menjelaskan apa yang terjadi dengan Siswa-Siswa Alkitab dari 1914 sampai awal 1919. (Baca.) Allah Yehuwa, ”Tuan yang benar”, dan Yesus Kristus, ”utusan perjanjian”, datang untuk memeriksa ”putra-putra Lewi”, yang menggambarkan kaum terurap. Setelah Yehuwa mengoreksi dan memurnikan mereka, mereka siap menerima tugas baru. Pada 1919, Yesus melantik ”budak yang setia dan bijaksana” yang ditugaskan untuk membimbing dan mengajar semua hamba Allah. (Mat. 24:45) Akhirnya, umat Allah bebas dari Babilon Besar. Sejak itu, pengetahuan mereka tentang kehendak Allah semakin banyak sehingga mereka semakin mengasihi-Nya. Betapa bersyukurnya mereka atas semua berkat Allah![2]

      15. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita bersyukur karena sudah dibebaskan dari Babilon Besar?

      15 Kita sangat bersyukur karena sudah dibebaskan dari Babilon Besar. Setan tidak bisa menghancurkan ibadat sejati. Dia gagal! Tapi, kita perlu mengingat alasan Yehuwa membebaskan kita. Ia ingin agar semua orang diselamatkan. (2 Kor. 6:1) Namun, agama palsu masih terus mengendalikan jutaan orang yang tulus, dan mereka perlu bantuan kita! Mari kita berbuat yang terbaik untuk meniru saudara-saudara kita yang setia dengan menolong orang-orang untuk bebas dari Babilon Besar!

      ^ [1] (paragraf 12) Lihat buku Faith on the March, karya A. H. Macmillan, hlm 99.

      ^ [2] (paragraf 14) Ada banyak persamaan antara penawanan orang Yahudi di Babilon dengan apa yang dialami orang Kristen setelah kemurtadan berkembang. Meski begitu, kita tidak bisa mengatakan bahwa penawanan orang Yahudi menggambarkan apa yang akan terjadi dengan kaum terurap. Jadi, kita tidak perlu mencari tahu apakah setiap perincian dari penawanan itu mempunyai arti tertentu yang berisi nubuat. Ada beberapa hal yang berbeda. Misalnya, orang Yahudi ditawan selama 70 tahun, tapi orang Kristen ditawan lebih lama.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan