-
”Rumah Doa bagi Semua Bangsa”Menara Pengawal—1996 | 1 Juli
-
-
”Rumah Doa bagi Semua Bangsa”
”Bukankah ada tertulis, ’Rumahku akan disebut rumah doa bagi semua bangsa’?”—MARKUS 11:17.
1. Hubungan apa pada mulanya dinikmati Adam dan Hawa dengan Allah?
SEWAKTU Adam dan Hawa diciptakan, mereka menikmati hubungan yang akrab dengan Bapak surgawi mereka. Allah Yehuwa berkomunikasi dengan mereka dan menjelaskan maksud-tujuan-Nya yang menakjubkan bagi umat manusia. Pastilah, mereka sering kali tergerak untuk mencetuskan puji-pujian kepada Yehuwa atas karya-karya ciptaan-Nya yang agung. Jika Adam dan Hawa membutuhkan bimbingan seraya mereka memikirkan peran mereka sebagai bakal nenek moyang keluarga umat manusia, mereka dapat mendekati Allah dari mana saja di rumah Firdaus mereka. Mereka tidak membutuhkan dinas seorang imam di bait.—Kejadian 1:28.
2. Perubahan apa terjadi sewaktu Adam dan Hawa berdosa?
2 Keadaannya berubah sewaktu seorang malaikat yang memberontak membujuk Hawa untuk berpikir bahwa keadaannya dalam kehidupan akan menjadi lebih baik jika ia menolak kedaulatan Yehuwa, dengan menyatakan bahwa ia akan ”menjadi seperti Allah”. Oleh karena itu, Hawa memakan buah dari pohon yang Yehuwa larang. Kemudian Setan menggunakan Hawa untuk menggoda suaminya. Tragisnya, Adam mendengarkan istrinya yang berdosa, memperlihatkan bahwa ia lebih menghargai hubungannya dengan sang istri daripada hubungannya dengan Allah. (Kejadian 3:4-7) Sesungguhnya, Adam dan Hawa memilih Setan sebagai allah mereka.—Bandingkan 2 Korintus 4:4.
3. Apa akibat-akibat buruk dari pemberontakan Adam dan Hawa?
3 Dengan berbuat demikian, pasangan manusia yang pertama tidak saja kehilangan hubungan mereka yang berharga dengan Allah tetapi juga prospek untuk hidup selama-lamanya dalam firdaus di bumi. (Kejadian 2:16, 17) Tubuh mereka yang berdosa pada akhirnya memburuk sampai mereka mati. Keturunan mereka mewarisi keadaan berdosa ini. ”Demikianlah,” Alkitab menjelaskan, ”kematian menyebar kepada semua orang.”—Roma 5:12.
4. Harapan apa yang Allah ulurkan bagi umat manusia yang berdosa?
4 Sesuatu dibutuhkan untuk merukunkan umat manusia yang berdosa dengan Pencipta mereka yang kudus. Sewaktu memvonis Adam dan Hawa, Allah memberikan harapan kepada bakal keturunan mereka dengan menjanjikan suatu ”keturunan” [”benih”, NW] yang akan menyelamatkan umat manusia dari akibat pemberontakan Setan. (Kejadian 3:15) Belakangan, Allah menyingkapkan bahwa Benih yang membawa berkat ini akan datang melalui Abraham. (Kejadian 22:18) Dengan memikirkan maksud-tujuan yang pengasih ini, Allah memilih keturunan Abraham, bangsa Israel, untuk menjadi bangsa pilihan-Nya.
5. Mengapa kita hendaknya berminat dengan perincian dalam perjanjian Hukum Allah dengan Israel?
5 Pada tahun 1513 SM, bangsa Israel memasuki suatu hubungan perjanjian dengan Allah dan setuju untuk menaati hukum-hukum-Nya. Perjanjian Hukum tersebut hendaknya sangat menarik minat bagi semua yang ingin menyembah Allah dewasa ini karena hal ini menunjuk kepada Benih yang dijanjikan. Paulus mengatakan bahwa perjanjian tersebut memuat ”bayangan dari perkara-perkara baik yang akan datang”. (Ibrani 10:1) Sewaktu Paulus membuat pernyataan ini, ia sedang membahas dinas para imam Israel di tabernakel yang dapat dipindah-pindahkan, atau kemah ibadat. Ini disebut ”bait suci TUHAN” atau ”rumah TUHAN”. (1 Samuel 1:9, 24) Dengan mempelajari dinas suci yang dilakukan di rumah Yehuwa di bumi, kita dapat lebih sepenuhnya menghargai penyelenggaraan yang berbelaskasihan yang memungkinkan umat manusia yang berdosa dewasa ini untuk dirukunkan dengan Allah.
Ruang Mahakudus
6. Apa yang terletak di Ruang Mahakudus, dan bagaimana kehadiran Allah diwakili di sini?
6 ”Yang Mahatinggi tidak tinggal di rumah-rumah yang dibuat dengan tangan,” kata Alkitab. (Kisah 7:48) Akan tetapi, kehadiran Allah dalam rumah-Nya di bumi diwakili oleh sebuah awan dalam ruang yang paling dalam yang disebut Ruang Mahakudus. (Imamat 16:2) Jelaslah, awan ini bersinar cemerlang, menyediakan terang bagi Ruang Mahakudus. Awan ini terletak di atas peti suci yang disebut ”tabut kesaksian”, yang berisi loh batu yang berukirkan beberapa perintah yang Allah berikan kepada Israel. Di atas penutup Tabut, terdapat dua kerub emas dengan sayap yang terentang, yang menggambarkan makhluk-makhluk roh berkedudukan tinggi dalam organisasi surgawi Allah. Awan terang yang bersifat mukjizat ini terletak di atas penutup dan di antara kerub-kerub ini. (Keluaran 25:22, NW) Ini menggambarkan Allah Yang Mahakuasa bertakhta di atas kereta surgawi yang ditopang oleh kerub-kerub yang hidup. (1 Tawarikh 28:18) Ini menjelaskan mengapa Raja Hizkia berdoa, ”Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim!”—Yesaya 37:16.
Ruang Kudus
7. Benda-benda apa saja terdapat di Ruang Kudus?
7 Ruang kedua dari tabernakel disebut Ruang Kudus. Di dalam ruangan ini, di sebelah kiri pintu masuk, ada kaki pelita yang indah bercabang tujuh, dan di sebelah kanannya ada meja roti pertunjukan. Tepat lurus ke depan terdapat sebuah mezbah yang darinya aroma dupa yang dibakar naik. Ini terletak di depan tirai yang memisahkan Ruang Kudus dari Ruang Mahakudus.
8. Tugas-tugas apa yang dengan teratur dilaksanakan oleh imam-imam di Ruang Kudus?
8 Setiap pagi dan setiap malam, seorang imam harus masuk ke tabernakel dan membakar dupa di mezbah dupa. (Keluaran 30:7, 8) Pada pagi hari, sewaktu dupa dibakar, tujuh pelita yang terletak di atas kaki pelita emas harus diisi kembali dengan minyak. Pada malam hari, pelita-pelita dinyalakan untuk menerangi Ruang Kudus. Setiap hari Sabat, seorang imam harus meletakkan 12 roti segar di meja roti pertunjukan.—Imamat 24:4-8.
Halaman
9. Apa tujuan disediakannya baskom air, dan pelajaran apa dapat kita tarik dari hal ini?
9 Tabernakel juga memiliki halaman, yang dikelilingi oleh pagar dari kain kemah. Di halaman tabernakel ini terdapat sebuah baskom besar tempat para imam membasuh tangan dan kaki mereka sebelum memasuki Ruang Kudus. Mereka juga harus membasuh diri sebelum mempersembahkan korban di atas mezbah yang terletak di halaman tabernakel. (Keluaran 30:18-21) Syarat kebersihan ini adalah pengingat yang tegas bagi hamba-hamba Allah dewasa ini bahwa mereka harus mengupayakan kemurnian jasmani, moral, mental, dan rohani jika mereka ingin agar ibadat mereka diterima oleh Allah. (2 Korintus 7:1) Belakangan, kayu untuk api di mezbah dan air untuk baskom disediakan oleh budak-budak bait yang adalah non-Israel.—Yosua 9:27.
10. Persembahan apa saja yang dibuat di atas mezbah korban?
10 Setiap pagi dan setiap malam, korban berupa seekor domba jantan muda dibakar di atas mezbah bersama dengan bulir biji-bijian dan persembahan minuman. (Keluaran 29:38-41) Korban-korban lain dipersembahkan pada hari-hari khusus. Kadang-kadang, suatu korban harus dipersembahkan untuk dosa pribadi yang spesifik. (Imamat 5:5, 6) Di lain peristiwa, seorang Israel dapat mempersembahkan korban persekutuan secara sukarela yang bagian-bagian dari korban ini dimakan oleh para imam dan orang yang membuat persembahan. Ini memperlihatkan bahwa manusia yang berdosa dapat memiliki perdamaian dengan Allah, seolah-olah menikmati hidangan bersama-Nya. Bahkan seorang penduduk asing dapat menjadi penyembah Yehuwa dan mendapat hak istimewa untuk mempersembahkan persembahan sukarela di rumah-Nya. Namun untuk memperlihatkan hormat yang sepatutnya kepada Yehuwa, para imam hanya dapat menerima persembahan dengan mutu terbaik. Tepung dari persembahan bulir biji-bijian harus digiling halus, dan binatang-binatang untuk korban harus tanpa cacat.—Imamat 2:1; 22:18-20; Maleakhi 1:6-8.
11. (a) Apa yang dilakukan dengan darah dari korban binatang, dan ini menunjuk kepada hal apa? (b) Apa pandangan Allah terhadap darah manusia dan darah binatang?
11 Darah dari korban-korban ini dibawa ke mezbah. Ini menjadi pengingat sehari-hari bagi bangsa tersebut bahwa mereka adalah pedosa yang membutuhkan penebus, yang darahnya, yang dicurahkan, dapat secara permanen mendamaikan dosa-dosa mereka dan menyelamatkan mereka dari kematian. (Roma 7:24, 25; Galatia 3:24; bandingkan Ibrani 10:3.) Penggunaan yang suci dari darah ini juga mengingatkan bangsa Israel bahwa darah melambangkan kehidupan dan bahwa kehidupan adalah milik Allah. Penggunaan darah dengan cara lain mana pun oleh manusia selalu dilarang oleh Allah.—Kejadian 9:4; Imamat 17:10-12; Kisah 15:28, 29.
Hari Pendamaian
12, 13. (a) Apakah Hari Pendamaian itu? (b) Sebelum imam besar dapat membawa darah ke dalam Ruang Mahakudus, apa yang harus ia lakukan?
12 Sekali setahun pada apa yang disebut Hari Pendamaian, seluruh bangsa Israel, termasuk penduduk asing yang menyembah Yehuwa, harus berhenti dari segala pekerjaan dan harus berpuasa. (Imamat 16:29, 30) Pada hari yang penting ini, bangsa tersebut secara simbolis dibersihkan dari dosa sehingga dapat menikmati hubungan yang penuh damai dengan Allah selama satu tahun berikutnya. Marilah kita membayangkan adegannya dan memperhatikan beberapa coraknya yang menonjol.
13 Imam besar berada di halaman tabernakel. Setelah membasuh dirinya di baskom air, ia menyembelih seekor lembu jantan untuk korban. Darah lembu jantan dituang ke sebuah mangkuk; ini akan digunakan secara khusus untuk mendamaikan dosa-dosa dari suku keimaman Lewi. (Imamat 16:4, 6, 11) Namun sebelum ia meneruskan persembahan korban lebih lanjut, ada sesuatu yang harus dilakukan imam besar. Ia mengambil dupa wangi (kemungkinan menaruhnya di sebuah pencedok) dan bara berapi dari mezbah dalam sebuah perbaraan. Ia kemudian memasuki Ruang Kudus dan berjalan menuju tirai Ruang Mahakudus. Ia dengan perlahan melewati tirai dan berdiri di hadapan tabut perjanjian. Selanjutnya, tanpa dapat dilihat seorang pun, ia menuangkan dupa ke bara yang bernyala-nyala, dan Ruang Mahakudus dipenuhi dengan kepulan asap yang berbau harum.—Imamat 16:12, 13.
14. Mengapa imam besar harus memasuki Ruang Mahakudus dengan darah dari dua ekor binatang yang berbeda?
14 Kini Allah bersedia untuk memperlihatkan belas kasihan dan didamaikan secara simbolis. Itulah sebabnya tutup Tabut disebut ”kursi belas kasihan” atau ”tutup pendamaian”. (Ibrani 9:5, catatan kaki NW Inggris) Imam besar keluar dari yang Kudus dari Segala yang Kudus, mengambil darah lembu jantan, dan kembali memasuki Ruang Mahakudus. Seperti yang diperintahkan dalam Hukum, ia mencelupkan jarinya ke dalam darah dan memercikkannya tujuh kali ke atas tutup Tabut. (Imamat 16:14) Selanjutnya ia kembali ke halaman tabernakel dan menyembelih seekor kambing, yang adalah sebuah persembahan dosa ”bagi bangsa itu”. Ia membawa sebagian darah kambing ke dalam Ruang Mahakudus dan melakukan sama seperti yang ia lakukan dengan darah lembu jantan. (Imamat 16:15) Dinas yang penting lainnya juga dilakukan pada Hari Pendamaian. Misalnya, imam besar harus meletakkan tangannya ke atas kepala kambing yang kedua dan mengakui ”segala kesalahan orang Israel” di atasnya. Kambing hidup ini kemudian dibawa ke padang gurun untuk membawa pergi dosa bangsa itu dalam arti kiasan. Dengan cara ini, pendamaian dibuat setiap tahun ”bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu, yakni jemaah itu”.—Imamat 16:16, 21, 22, 33.
15. (a) Bagaimana bait Salomo sama dengan tabernakel? (b) Apa yang buku Ibrani katakan tentang dinas suci yang dilaksanakan di tabernakel maupun di bait?
15 Selama 486 tahun yang pertama dari sejarah Israel sebagai umat perjanjian Allah, tabernakel yang dapat dipindah-pindahkan berfungsi sebagai tempat untuk menyembah Allah mereka, Yehuwa. Kemudian, Salomo dari Israel diberi hak istimewa untuk mendirikan sebuah bangunan permanen. Meskipun bait ini harus lebih besar dan lebih rumit, rancangan yang disediakan ilahi mengikuti pola yang sama seperti pola tabernakel. Seperti tabernakel, bait ini menjadi gambaran dari penyelenggaraan yang lebih besar dan lebih efektif untuk ibadat yang Yehuwa akan ’dirikan, dan bukan manusia’.—Ibrani 8:2, 5; 9:9, 11.
Bait yang Pertama dan yang Kedua
16. (a) Salomo membuat permintaan yang pengasih apa sewaktu menahbiskan bait? (b) Bagaimana Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia menerima doa Salomo?
16 Sewaktu menahbiskan bait yang mulia tersebut, Salomo menyertakan permohonannya yang terilham ini, ”Seorang asing, yang tidak termasuk umat-Mu Israel, datang dari negeri jauh oleh karena nama-Mu yang besar . . . , dan ia datang berdoa di rumah ini, maka Engkaupun kiranya mendengar dari sorga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, dan kiranya Engkau bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal nama-Mu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umat-Mu Israel, dan sehingga mereka tahu, bahwa nama-Mu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini.” (2 Tawarikh 6:32, 33) Dengan cara yang jelas, Allah memperlihatkan bahwa Ia menerima doa penahbisan Salomo. Seberkas api turun dari surga dan membakar korban-korban binatang di atas mezbah, dan kemuliaan Yehuwa memenuhi bait.—2 Tawarikh 7:1-3.
17. Apa yang pada akhirnya terjadi atas bait yang dibangun oleh Salomo, dan mengapa?
17 Sayang sekali, bangsa Israel kehilangan rasa takut yang sehat kepada Yehuwa. Belakangan, mereka mencemarkan nama agung-Nya melalui tindakan penumpahan darah, penyembahan berhala, perzinaan, inses, dan melalui perlakuan yang tidak adil terhadap anak yatim, janda, dan orang asing. (Yehezkiel 22:2, 3, 7, 11, 12, 26, 29) Oleh karena itu, pada tahun 607 SM, Allah menjatuhkan hukuman dengan mendatangkan bala tentara Babilon untuk menghancurkan bait. Orang-orang Israel yang selamat ditawan ke Babilon.
18. Di bait yang kedua, hak istimewa apa terbuka bagi beberapa pria non-Israel yang dengan sepenuh hati mendukung ibadat kepada Yehuwa?
18 Setelah 70 tahun, kaum sisa Yahudi yang bertobat kembali ke Yerusalem dan diberi hak istimewa untuk membangun kembali bait Yehuwa. Menarik, tidak ada cukup banyak imam dan orang Lewi untuk melayani di bait yang kedua ini. Oleh karena itu, orang-orang Netinim, yang adalah keturunan dari budak-budak bait non-Israel, diberikan hak istimewa yang lebih besar sebagai pelayan-pelayan rumah Allah. Akan tetapi, mereka tidak pernah menjadi setara dengan para imam dan orang-orang Lewi.—Ezra 7:24; 8:17, 20.
19. Janji apa yang Allah buat sehubungan dengan bait yang kedua, dan bagaimana kata-kata ini tergenap?
19 Pada mulanya, bait yang kedua tampaknya tidak akan ada artinya dibandingkan dengan yang pertama. (Hagai 2:4) Tetapi Yehuwa berjanji, ”Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan . . . Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula.” (Hagai 2:8, 10) Seperti yang dinubuatkan, bait yang kedua memperoleh kemuliaan yang lebih besar. Bait ini berdiri 164 tahun lebih lama, dan lebih banyak penyembah dari lebih banyak negeri datang berduyun-duyun ke halaman bait. (Bandingkan Kisah 2:5-11.) Renovasi dari bait yang kedua dimulai pada zaman Raja Herodes, dan halaman bait diperbesar. Bait ini terletak di ketinggian panggung dari batu besar dan dikelilingi oleh serambi yang indah, dan menyaingi kemegahan dari bait yang pertama yang dibangun oleh Salomo. Ini termasuk sebuah halaman besar di sebelah luar bait bagi orang-orang dari bangsa-bangsa yang ingin menyembah Yehuwa. Sebuah batu penghalang memisahkan Halaman Bagi Orang-Orang Kafir dari halaman bait sebelah dalam yang dikhususkan bagi orang-orang Israel saja.
20. (a) Bait yang dibangun kembali mempunyai keistimewaan yang menonjol apa? (b) Apa yang memperlihatkan bahwa orang-orang Yahudi memandang bait dengan keliru, dan apa yang Yesus lakukan sebagai tanggapan atas hal ini?
20 Bait yang kedua ini mempunyai keistimewaan karena Putra Allah, Yesus Kristus, mengajar di halaman bait tersebut. Namun seperti bait yang pertama, orang-orang Yahudi pada umumnya tidak memiliki pandangan yang patut terhadap hak istimewa mereka sebagai pemelihara rumah Allah. Ya, mereka bahkan mengizinkan saudagar-saudagar untuk berdagang di halaman bait orang-orang Kafir. Selain itu, orang-orang diperbolehkan menggunakan bait sebagai jalan pintas sewaktu mereka membawa barang-barang di sekitar Yerusalem. Empat hari sebelum kematiannya, Yesus membersihkan bait dari praktek-praktek duniawi demikian, seraya ia terus mengatakan, ”Bukankah ada tertulis, ’Rumahku akan disebut rumah doa bagi semua bangsa’? Akan tetapi, kamu telah menjadikannya gua perampok-perampok.”—Markus 11:15-17.
Allah Meninggalkan Rumah-Nya di Bumi untuk Selama-lamanya
21. Apa yang Yesus tunjukkan sehubungan dengan bait Yerusalem?
21 Karena tindakan Yesus yang berani dalam menjunjung ibadat Allah yang murni, para pemimpin agama Yahudi bertekad membunuh dia. (Markus 11:18) Yesus mengetahui bahwa ia akan segera dibunuh, maka ia mengatakan kepada para pemimpin agama Yahudi, ”Rumahmu ditinggalkan kepadamu.” (Matius 23:37, 38) Dengan demikian ia memperlihatkan bahwa segera Allah tidak lagi menerima bentuk ibadat yang dipraktekkan dalam bait jasmani di Yerusalem. Bait itu tidak lagi akan menjadi ”rumah doa bagi semua bangsa”. Sewaktu murid-muridnya menunjukkan kepada Yesus bangunan-bangunan bait yang megah, ia mengatakan, ”Tidakkah kamu perhatikan semua perkara ini? . . . Sekali-kali tidak ada sebuah batu yang akan ditinggalkan di sini di atas sebuah batu, dan tidak dirobohkan.”—Matius 24:1, 2.
22. (a) Bagaimana kata-kata Yesus tentang bait digenapi? (b) Sebaliknya daripada memusatkan harapan mereka atas kota di bumi, apa yang dicari oleh orang-orang Kristen masa awal?
22 Nubuat Yesus digenapi 37 tahun kemudian pada tahun 70 M, sewaktu bala tentara Romawi menghancurkan Yerusalem dan baitnya. Ini menjadi bukti dramatis bahwa Allah benar-benar telah meninggalkan rumah jasmani-Nya. Yesus tidak pernah menubuatkan pembangunan kembali berupa bait yang lain di Yerusalem. Sehubungan dengan kota yang berada di bumi ini, rasul Paulus menulis kepada orang-orang Kristen Ibrani, ”Kita di sini tidak mempunyai kota yang terus ada, tetapi kita dengan sungguh-sungguh mencari yang akan datang.” (Ibrani 13:14) Orang-orang Kristen masa awal menanti dengan penuh harap untuk menjadi bagian dari ”Yerusalem surgawi”—Kerajaan Allah yang seperti kota. (Ibrani 12:22) Maka, ibadat yang sejati kepada Yehuwa tidak lagi berpusat pada bait jasmani di bumi. Dalam artikel kita yang berikut, kita akan membahas penyelenggaraan yang unggul yang Allah telah laksanakan bagi semua yang ingin menyembah Dia ”dengan roh dan kebenaran”.—Yohanes 4:21, 24.
-
-
Bait Rohani Yehuwa yang HebatMenara Pengawal—1996 | 1 Juli
-
-
Bait Rohani Yehuwa yang Hebat
”Kita mempunyai imam besar yang seperti ini, . . . seorang hamba untuk umum dari tempat yang kudus dan dari kemah yang benar, yang didirikan oleh Yehuwa, dan bukan oleh manusia.”—IBRANI 8:1, 2.
1. Persediaan yang penuh kasih apa yang Allah buat bagi umat manusia yang berdosa?
ALLAH YEHUWA, didorong oleh kasih-Nya yang besar kepada umat manusia, menyediakan korban untuk menyingkirkan dosa dunia ini. (Yohanes 1:29; 3:16) Hal itu menuntut dipindahkannya kehidupan Putra sulung-Nya dari surga ke rahim seorang perawan Yahudi bernama Maria. Malaikat Yehuwa dengan jelas menerangkan kepada Maria bahwa anak yang akan ia kandung akan ”disebut kudus, Putra Allah”. (Lukas 1:34, 35) Yusuf, yang bertunangan dengan Maria, diberi tahu tentang pembuahan Yesus yang bersifat mukjizat dan mengetahui bahwa anak ini akan ”menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka”.—Matius 1:20, 21.
2. Apa yang Yesus lakukan sewaktu ia berusia sekitar 30 tahun, dan mengapa?
2 Seraya Yesus bertambah besar, ia pasti telah memahami beberapa fakta tentang kelahirannya yang bersifat mukjizat ini. Ia mengetahui bahwa Bapak surgawinya menyuruh dia melakukan pekerjaan penyelamatan kehidupan di bumi. Maka, sebagai seorang pria dewasa berusia kira-kira 30 tahun, Yesus datang kepada Yohanes nabi Allah untuk dibaptis di Sungai Yordan.—Markus 1:9; Lukas 3:23.
3. (a) Apa yang Yesus maksudkan dengan kata-kata, ”Korban dan persembahan tidak engkau inginkan”? (b) Teladan luar biasa apa yang Yesus sediakan bagi semua yang ingin menjadi murid-muridnya?
3 Yesus berdoa pada saat pembaptisannya. (Lukas 3:21) Jelaslah, mulai dari saat ini dalam kehidupannya, ia menggenapi kata-kata di Mazmur 40:7-9, sebagaimana yang belakangan ditunjukkan oleh rasul Paulus, ”Korban dan persembahan tidak engkau inginkan, tetapi engkau menyiapkan suatu tubuh untukku.” (Ibrani 10:5) Dengan demikian, Yesus memperlihatkan bahwa ia menyadari bahwa Allah ’tidak ingin’ korban-korban binatang terus dipersembahkan di bait di Yerusalem. Sebaliknya, ia menyadari bahwa Allah telah mempersiapkan suatu tubuh manusia yang sempurna baginya, Yesus, untuk dipersembahkan sebagai korban. Ini akan menghapuskan kebutuhan lebih jauh akan korban-korban binatang. Memperlihatkan hasratnya yang sepenuh hati untuk tunduk kepada kehendak Allah, Yesus melanjutkan doanya, ”Lihat! Aku datang (dalam gulungan buku ada tertulis tentang aku) untuk melakukan kehendakmu, oh, Allah.” (Ibrani 10:7) Teladan yang sungguh luar biasa dari ketabahan dan pengabdian yang tidak mementingkan diri diberikan oleh Yesus pada hari itu bagi semua yang belakangan menjadi murid-muridnya!—Markus 8:34.
4. Bagaimana Allah memperlihatkan perkenan-Nya atas tindakan Yesus mempersembahkan dirinya sendiri?
4 Apakah Allah memperlihatkan perkenan atas doa pembaptisan Yesus? Biarlah salah seorang dari antara rasul-rasul yang dipilih Yesus memberikan kepada kita jawabannya, ”Setelah dibaptis Yesus segera keluar dari air; dan, lihat! langit terbuka, dan ia melihat turun seperti seekor merpati roh Allah datang atasnya. Lihat! Juga, ada suara dari langit yang mengatakan, ’Inilah Putraku, yang dikasihi, yang telah aku perkenan.’”—Matius 3:16, 17; Lukas 3:21, 22.
5. Apa yang digambarkan oleh mezbah bait harfiah?
5 Diterimanya persembahan tubuh Yesus sebagai korban oleh Allah memaksudkan bahwa, dalam arti rohani, sebuah mezbah yang lebih hebat daripada yang ada di bait Yerusalem mulai tersedia. Mezbah harfiah tempat binatang-binatang dipersembahkan sebagai korban, menggambarkan mezbah rohani tersebut, yang sebenarnya adalah ”kehendak” atau penyelenggaraan Allah untuk menerima kehidupan manusia Yesus sebagai korban. (Ibrani 10:10) Itulah sebabnya mengapa rasul Paulus dapat menulis kepada rekan-rekan Kristen, ”Kita mempunyai mezbah yang darinya mereka yang melakukan dinas suci di kemah [atau bait] tidak mempunyai wewenang untuk makan.” (Ibrani 13:10) Dengan kata lain, orang-orang Kristen yang sejati mendapat manfaat dari korban pendamaian dosa yang unggul, yang ditolak oleh kebanyakan imam Yahudi.
6. (a) Apa yang mulai tersedia pada saat pembaptisan Yesus? (b) Apa arti gelar Mesias, atau Kristus?
6 Pengurapan Yesus dengan roh kudus mengartikan bahwa Allah kini menampilkan segenap penyelenggaraan bait rohani-Nya, dengan Yesus melayani sebagai Imam Besar. (Kisah 10:38; Ibrani 5:5) Sang murid Lukas diilhami untuk menunjukkan dengan tepat tahun dari saat bersejarah itu sebagai ”tahun kelima belas masa pemerintahan Kaisar Tiberius”. (Lukas 3:1-3) Ini jatuh pada tahun 29 M—tepat 69 minggu tahun, atau 483 tahun, dari saat Raja Artahsasta memberi perintah untuk membangun kembali tembok-tembok Yerusalem. (Nehemia 2:1, 5-8) Menurut nubuat, ”Mesias sang Pemimpin” akan tampil pada tahun yang ditandai tersebut. (Daniel 9:25, NW) Rupanya banyak orang Yahudi mengetahui hal ini. Lukas melaporkan bahwa ”orang-orang sedang menanti” tampilnya Mesias, atau Kristus, gelar-gelar yang berasal dari kata Ibrani dan kata Yunani yang mempunyai arti yang sama, ”yang diurapi”.—Lukas 3:15.
7. (a) Kapan Allah mengurapi ”yang Kudus dari Segala yang Kudus”, dan apa artinya hal ini? (b) Apa lagi yang terjadi atas Yesus pada saat pembaptisannya?
7 Pada saat pembaptisan Yesus, tempat tinggal surgawi Allah diurapi, atau dipisahkan, sebagai ”yang Kudus dari Segala yang Kudus” dalam penyelenggaraan bait rohani yang hebat ini. (Daniel 9:24, NW) ”Kemah [atau bait] yang benar, yang didirikan oleh Yehuwa, dan bukan oleh manusia” telah mulai beroperasi. (Ibrani 8:2) Juga, melalui pembaptisannya dengan air dan roh kudus, pria Yesus Kristus dilahirkan kembali sebagai Putra rohani Allah. (Bandingkan Yohanes 3:3.) Ini berarti bahwa Allah pada waktunya akan memanggil kembali Putra-Nya kepada kehidupan surgawi, tempat ia akan melayani di sebelah kanan Bapaknya sebagai Raja dan Imam Besar ”menurut cara Melkhizedek selama-lamanya”.—Ibrani 6:20; Mazmur 110:1, 4.
Ruang Mahakudus Surgawi
8. Takhta surgawi Allah mendapat aspek-aspek baru apa sekarang?
8 Pada hari pembaptisan Yesus, takhta surgawi Allah mendapat aspek-aspek baru. Persyaratan korban manusia sempurna untuk mendamaikan dosa dunia ini menekankan kekudusan Allah yang sangat kontras dengan keadaan manusia yang berdosa. Belas kasihan Allah juga ditonjolkan dalam hal Ia kini memperlihatkan kerelaan untuk didamaikan, atau diredakan kemarahan-Nya. Oleh karena itu, takhta Allah di surga telah menjadi seperti ruang yang paling dalam dari bait tersebut, tempat imam besar masuk satu kali setahun dengan darah binatang untuk mendamaikan dosa dengan cara kiasan.
9. (a) Apa yang digambarkan oleh tirai antara Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus? (b) Bagaimana Yesus masuk melewati tirai dari bait rohani Allah?
9 Tirai yang memisahkan Ruang Kudus dari Ruang Mahakudus menggambarkan tubuh jasmani Yesus. (Ibrani 10:19, 20) Ini adalah penghalang yang membuat Yesus tidak bisa memasuki hadirat Bapaknya sewaktu ia menjadi manusia di bumi. (1 Korintus 15:50) Pada saat kematian Yesus, ”tirai tempat suci sobek menjadi dua, dari atas sampai ke bawah”. (Matius 27:51) Hal ini secara dramatis memperlihatkan bahwa penghalang yang mencegah Yesus memasuki surga kini disingkirkan. Tiga hari kemudian, Allah Yehuwa melakukan suatu mukjizat yang menonjol. Ia membangkitkan Yesus dari kematian, bukan sebagai manusia berkematian dari darah dan daging, tetapi sebagai makhluk roh yang mulia yang ”terus hidup selama-lamanya”. (Ibrani 7:24) Empat puluh hari kemudian, Yesus naik ke surga dan memasuki ”yang Kudus dari Segala yang Kudus” yang sebenarnya, ”untuk muncul di hadapan pribadi Allah bagi kita”.—Ibrani 9:24.
10. (a) Apa yang terjadi setelah Yesus memberikan nilai dari korbannya kepada Bapak surgawinya? (b) Apa arti pengurapan dengan roh kudus bagi murid-murid Kristus?
10 Apakah Allah menerima nilai dari darah Yesus yang dicurahkan sebagai pendamaian atas dosa dunia ini? Memang demikian. Bukti akan hal ini muncul tepat 50 hari setelah kebangkitan Yesus, pada hari festival Pentakosta. Roh kudus Allah dicurahkan ke atas 120 murid Yesus yang berkumpul di Yerusalem. (Kisah 2:1, 4, 33) Seperti Imam Besar mereka, Yesus Kristus, mereka kini diurapi untuk melayani sebagai ”keimaman yang kudus, untuk mempersembahkan korban-korban rohani” di bawah penyelenggaraan bait rohani Allah yang hebat. (1 Petrus 2:5) Selain itu, kaum terurap ini terdiri dari suatu bangsa baru, ”bangsa yang kudus” dari Allah yaitu Israel rohani. Oleh karena itu, semua nubuat tentang hal-hal baik mengenai Israel, seperti tentang janji ”perjanjian baru” yang dicatat di Yeremia 31:31, akan diterapkan atas sidang Kristen terurap, ”Israel milik Allah” yang sebenarnya.—1 Petrus 2:9; Galatia 6:16.
Aspek-Aspek Lain dari Bait Rohani Allah
11, 12. (a) Apa yang digambarkan oleh halaman bagi para imam sehubungan dengan Yesus, dan apa yang digambarkannya sehubungan dengan para pengikutnya yang terurap? (b) Apa yang digambarkan oleh baskom air, dan bagaimana ini digunakan?
11 Meskipun Ruang Mahakudus menggambarkan ”surga itu sendiri”, tempat Allah bertakhta, semua aspek lain dari bait rohani Allah berhubungan dengan perkara-perkara di bumi. (Ibrani 9:24) Di bait Yerusalem, terdapat halaman dalam bagi para imam yang memuat sebuah mezbah untuk korban dan sebuah baskom air besar, yang digunakan para imam untuk membersihkan diri mereka sebelum menjalankan dinas suci. Apa yang digambarkan oleh hal-hal ini dalam penyelenggaraan bait rohani Allah?
12 Sehubungan dengan Yesus Kristus, halaman dalam bagi para imam menggambarkan keadaannya yang tanpa dosa sebagai Putra Allah yang sempurna. Dengan mempraktekkan iman akan korban Yesus, para pengikut yang terurap dari Kristus dipercayakan dengan keadilbenaran. Dengan demikian, Allah dapat dengan benar berurusan dengan mereka seolah-olah mereka tanpa dosa. (Roma 5:1; 8:1, 33) Oleh karena itu, halaman bait ini juga menggambarkan keadaan manusia yang adil-benar yang diberikan, yang secara individu dinikmati oleh para anggota keimaman kudus di hadapan Allah. Pada waktu yang sama, orang-orang Kristen terurap masih tidak sempurna dan cenderung melakukan dosa. Baskom air di halaman bait menggambarkan Firman Allah, yang digunakan Imam Besar untuk secara progresif membersihkan keimaman yang kudus. Dengan menyerahkan diri kepada proses pembersihan ini, mereka memperoleh penampilan yang semarak yang mendatangkan hormat bagi Allah dan menarik orang-orang luar kepada ibadat-Nya yang murni.—Efesus 5:25, 26; bandingkan Maleakhi 3:1-3.
Ruang Kudus
13, 14. (a) Apa yang digambarkan oleh Ruang Kudus dari bait sehubungan dengan Yesus dan para pengikutnya yang terurap? (b) Apa yang digambarkan oleh kaki pelita emas?
13 Ruang pertama dari bait menggambarkan suatu keadaan yang lebih unggul daripada keadaan halaman bait tersebut. Sehubungan dengan manusia sempurna Yesus Kristus, hal ini menggambarkan kelahirannya kembali sebagai Putra rohani Allah yang ditentukan untuk kembali kepada kehidupan surgawi. Setelah dinyatakan adil-benar atas dasar iman mereka akan darah Kristus yang dicurahkan, para pengikut yang terurap ini juga mengalami kegiatan istimewa dari roh Allah ini. (Roma 8:14-17) Melalui ”air [yaitu, pembaptisan mereka] dan roh”, mereka ”dilahirkan kembali” sebagai putra-putra rohani Allah. Dalam keadaan demikian, mereka memiliki harapan untuk dibangkitkan kepada kehidupan surgawi sebagai putra-putra roh dari Allah, asalkan mereka tetap setia sampai mati.—Yohanes 3:5, 7; Penyingkapan 2:10.
14 Para imam yang melayani di dalam Ruang Kudus dari bait di bumi tidak dapat dilihat oleh para penyembah di sebelah luar bait. Demikian pula, orang-orang Kristen terurap mengalami suatu keadaan rohani yang tidak dapat dinikmati atau dipahami sepenuhnya oleh mayoritas penyembah Allah, yang memiliki harapan untuk hidup selama-lamanya di bumi firdaus. Kaki pelita emas di tabernakel menggambarkan keadaan yang diterangi dari orang-orang Kristen terurap. Bekerjanya roh kudus Allah, seperti minyak di dalam pelita, memancarkan terang kepada Alkitab. Pengertian yang diperoleh orang-orang Kristen sebagai hasilnya, tidak mereka simpan untuk diri sendiri. Sebaliknya, mereka menaati Yesus, yang mengatakan, ”Kamu adalah terang dunia. . . . Hendaklah terangmu bersinar di hadapan manusia, agar mereka melihat perbuatan-perbuatan baikmu dan memberikan kemuliaan kepada Bapakmu yang ada di surga.”—Matius 5:14, 16.
15. Apa yang digambarkan oleh roti pada meja roti pertunjukan?
15 Untuk tetap berada dalam keadaan yang diterangi ini, orang-orang Kristen terurap harus dengan tetap tentu makan dari apa yang digambarkan oleh roti pada meja roti pertunjukan. Sumber makanan rohani mereka yang utama adalah Firman Allah, yang mereka upayakan untuk baca dan renungkan setiap hari. Yesus juga menjanjikan untuk menyediakan bagi mereka ’makanan pada waktu yang tepat’ melalui ’budaknya yang setia dan bijaksana’. (Matius 24:45) ”Budak” ini adalah segenap badan dari orang-orang Kristen terurap di bumi pada waktu tertentu mana pun. Kristus telah menggunakan badan yang terurap ini untuk menerbitkan informasi tentang penggenapan nubuat-nubuat Alkitab dan untuk memberikan pengarahan yang tepat waktu tentang penerapan prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupan modern sehari-hari. Oleh karena itu, orang-orang Kristen terurap dengan penghargaan menyantap semua persediaan rohani demikian. Namun terpeliharanya kehidupan rohani mereka tidak hanya bergantung pada memperoleh pengetahuan tentang Allah dalam pikiran dan hati mereka. Yesus mengatakan, ”Makananku adalah agar aku melakukan kehendak dia yang mengutus aku dan untuk menyelesaikan pekerjaannya.” (Yohanes 4:34) Demikian pula, orang-orang Kristen terurap menikmati kepuasan dengan setiap hari mengerahkan diri untuk melakukan kehendak yang Allah telah singkapkan.
16. Apa yang digambarkan oleh dinas di mezbah dupa?
16 Pada pagi hari dan pada malam hari, seorang imam mempersembahkan dupa kepada Allah di atas mezbah dupa di Ruang Kudus. Pada waktu yang sama, para penyembah yang bukan imam akan berdoa kepada Allah sambil berdiri di sebelah luar halaman bait-Nya. (Lukas 1:8-10) ”Dupa itu,” demikian penjelasan Alkitab, ”berarti doa orang-orang kudus.” (Penyingkapan 5:8) ”Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan [”dupa”, NW],” tulis sang pemazmur Daud. (Mazmur 141:2) Orang-orang Kristen terurap juga menghargai hak istimewa mereka untuk mendekati Yehuwa dalam doa melalui Yesus Kristus. Doa yang khusyuk yang meluap dari hati adalah bagaikan dupa yang berbau harum. Orang-orang Kristen terurap juga memuji Allah dengan cara-cara lain, menggunakan bibir mereka untuk mengajar orang-orang lain. Ketekunan mereka dalam menghadapi kesulitan dan integritas mereka di bawah cobaan khususnya menyenangkan bagi Allah.—1 Petrus 2:20, 21.
17. Apa yang terlibat dalam penggenapan dari gambaran nubuat yang disediakan oleh masuknya imam besar untuk pertama kali ke dalam Ruang Mahakudus pada Hari Pendamaian?
17 Pada Hari Pendamaian, imam besar Israel harus memasuki Ruang Mahakudus dan membakar dupa di pedupaan emas berisikan bara yang bernyala-nyala. Ini harus dilakukan sebelum ia membawa masuk darah dari persembahan dosa. Dalam penggenapan dari gambaran nubuat ini, pria Yesus memelihara integritas mutlak kepada Allah Yehuwa sebelum mempersembahkan kehidupannya sebagai korban terakhir bagi dosa-dosa kita. Dengan demikian ia mempertunjukkan bahwa seorang pria sempurna dapat memelihara integritasnya kepada Allah tidak soal tekanan apa pun yang Setan datangkan ke atas dirinya. (Amsal 27:11) Sewaktu diuji, Yesus memanfaatkan doa ”dengan jeritan yang kuat dan air mata, dan ia berkenan didengar karena rasa takutnya yang saleh”. (Ibrani 5:7) Dengan cara ini, ia memuliakan Yehuwa sebagai Penguasa alam semesta yang sah dan adil-benar. Allah mengupahi Yesus dengan membangkitkan dia dari kematian kepada kehidupan surgawi yang tidak berkematian. Dalam kedudukan yang tinggi ini, Yesus memberikan perhatian kepada alasan kedua baginya untuk datang ke bumi, yaitu, untuk merukunkan para pedosa manusia yang sudah bertobat dengan Allah.—Ibrani 4:14-16.
Kemuliaan yang Lebih Hebat dari Bait Rohani Allah
18. Bagaimana Yehuwa telah mendatangkan kemuliaan yang luar biasa bagi bait rohani-Nya?
18 ”Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula,” Yehuwa menubuatkan. (Hagai 2:10) Dengan membangkitkan Yesus sebagai Raja dan Imam Besar yang tidak berkematian, Yehuwa mendatangkan kemuliaan yang luar biasa bagi bait rohani-Nya. Yesus kini dalam kedudukan yang dapat mendatangkan ”keselamatan abadi kepada semua orang yang menaati dia”. (Ibrani 5:9) Yang pertama-tama memperlihatkan ketaatan demikian adalah 120 murid yang menerima roh kudus pada hari Pentakosta tahun 33 M. Buku Penyingkapan menubuatkan bahwa putra-putra rohani Israel ini pada akhirnya akan berjumlah 144.000. (Penyingkapan 7:4) Setelah meninggal, banyak di antara mereka yang harus berbaring tanpa sadar di kuburan umum umat manusia, menanti masa kehadiran Yesus dalam kuasa sebagai raja. Kronologi nubuat yang dimuat di Daniel 4:10-17, 20-27 menunjuk kepada tahun 1914 sebagai saat bagi Yesus untuk mulai memerintah di tengah musuh-musuhnya. (Mazmur 110:2) Selama dekade-dekade sebelumnya, orang-orang Kristen terurap dengan penuh minat menantikan tahun itu. Perang dunia pertama dan celaka-celaka yang menyusul atas umat manusia menyediakan bukti bahwa Yesus benar-benar ditakhtakan sebagai Raja pada tahun 1914. (Matius 24:3, 7, 8) Tidak lama setelah itu, karena telah tiba waktunya untuk ’penghakiman yang dimulai dengan rumah Allah’, Yesus akan menepati janji kepada murid-muridnya yang terurap yang telah tidur dalam kematian, ”Aku datang kembali dan akan menerima kamu pulang kepada diriku.”—1 Petrus 4:17; Yohanes 14:3.
19. Bagaimana kaum sisa dari 144.000 dapat masuk ke Ruang Mahakudus surgawi?
19 Keseratus empat puluh empat ribu anggota keimaman kudus belum semuanya dimeteraikan dan dikumpulkan ke dalam rumah surgawi mereka. Suatu sisa dari mereka masih hidup di atas bumi dalam keadaan rohani yang digambarkan oleh Ruang Kudus, dipisahkan dari kehadiran Allah yang kudus dengan ”tirai”, atau penghalang, dari tubuh jasmani mereka. Ketika orang-orang ini mati dalam keadaan setia, mereka secara langsung dibangkitkan sebagai makhluk roh yang tidak berkematian untuk bergabung dengan anggota-anggota dari ke-144.000 yang sudah berada di surga.—1 Korintus 15:51-53.
20. Pekerjaan penting apa dilakukan oleh kaum sisa dari keimaman kudus pada saat ini, dan dengan hasil apa?
20 Dengan begitu banyak imam melayani bersama Imam Besar agung di surga, bait rohani Allah telah menerima kemuliaan tambahan. Sementara itu, kaum sisa dari keimaman kudus sedang melaksanakan pekerjaan yang bernilai di bumi. Melalui pengabaran mereka, Allah ”menggoncangkan segala bangsa” dengan pernyataan penghakiman-Nya, seperti yang dinubuatkan di Hagai 2:8. Pada waktu yang sama, jutaan penyembah yang dilukiskan sebagai ”barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa” berduyun-duyun pergi ke halaman bait Yehuwa di bumi. Bagaimana orang-orang ini cocok dalam penyelenggaraan untuk ibadat Allah, dan kemuliaan masa depan apa yang dapat kita harapkan bagi bait rohani-Nya yang hebat? Pertanyaan-pertanyaan ini akan diselidiki dalam artikel berikut.
-
-
Kemenangan Ibadat yang Sejati Telah Di Ambang PintuMenara Pengawal—1996 | 1 Juli
-
-
Kemenangan Ibadat yang Sejati Telah Di Ambang Pintu
”[Yehuwa] akan menjadi Raja atas seluruh bumi.”—ZAKHARIA 14:9.
1. Apa yang dialami oleh orang-orang Kristen terurap selama Perang Dunia I, dan bagaimana ini dinubuatkan?
SELAMA perang dunia pertama, orang-orang Kristen terurap menderita banyak kesukaran dan pemenjaraan di tangan bangsa-bangsa yang sedang berperang. Korban-korban pujian mereka kepada Yehuwa sangat dibatasi, dan mereka jatuh ke dalam keadaan tertawan secara rohani. Semua ini dinubuatkan di Zakharia 14:2, yang menggambarkan serangan internasional atas Yerusalem. Kota dalam nubuat ini adalah ”Yerusalem surgawi”, Kerajaan surgawi Allah dan lokasi dari ”takhta Allah dan takhta Anak Domba”. (Ibrani 12:22, 28; 13:14; Penyingkapan 22:3) Orang-orang yang diurapi Allah di bumi mewakili kota tersebut. Orang-orang yang setia di antara mereka luput dari serangan itu, tidak mau membiarkan diri mereka dibuang ”dari kota itu”.a
2, 3. (a) Bagaimana ibadat kepada Yehuwa berkemenangan sejak tahun 1919? (b) Sejak tahun 1935, perkembangan apa yang telah terjadi?
2 Pada tahun 1919, orang-orang terurap yang setia dibebaskan dari keadaan mereka yang tertawan, dan mereka segera memanfaatkan masa damai setelah perang. Sebagai duta besar Yerusalem surgawi, mereka meraih kesempatan luar biasa untuk memberitakan kabar baik Kerajaan Allah dan membantu dalam pengumpulan anggota-anggota terakhir dari 144.000. (Matius 24:14; 2 Korintus 5:20) Pada tahun 1931, mereka menerima nama yang cocok dari Alkitab, Saksi-Saksi Yehuwa.—Yesaya 43:10, 12.
3 Sejak waktu itu, Saksi-Saksi Allah yang terurap pantang mundur. Bahkan Hitler dengan mesin perang Nazinya tidak dapat membungkamkan mereka. Meskipun mengalami penganiayaan di seluas dunia, pekerjaan mereka menghasilkan buah di seluruh bumi. Khususnya sejak tahun 1935, mereka disertai oleh ”kumpulan besar” internasional, yang dinubuatkan dalam buku Penyingkapan. Mereka juga adalah orang-orang Kristen yang berbakti dan dibaptis dan telah ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba”, Yesus Kristus. (Penyingkapan 7:9, 14) Akan tetapi, mereka bukan orang-orang terurap, dengan harapan kehidupan surgawi. Harapan mereka adalah untuk mewarisi apa yang Adam dan Hawa hilangkan, yaitu, kehidupan manusia yang sempurna di bumi firdaus. (Mazmur 37:29; Matius 25:34) Dewasa ini, kumpulan besar berjumlah lebih dari lima juta jiwa. Ibadat yang sejati dari Yehuwa berkemenangan, namun kemenangan akhir belum tiba.
Orang Asing Dalam Bait Rohani Allah
4, 5. (a) Di mana kumpulan besar melayani Yehuwa? (b) Hak-hak istimewa apa mereka nikmati, dan sebagai penggenapan atas nubuat apa?
4 Sebagaimana dinubuatkan, kumpulan besar ”melayani [Allah] siang dan malam di dalam baitnya”. (Penyingkapan 7:15, catatan kaki NW Inggris) Karena mereka bukan anggota keimaman Israel rohani, Yohanes kemungkinan melihat mereka berdiri di bait di halaman luar bagi orang Kafir. (1 Petrus 2:5) Betapa mulianya bait rohani Yehuwa karena kawasannya dipenuhi oleh kelompok besar ini yang, bersama kaum sisa Israel rohani, sedang memuji Dia!
5 Kumpulan besar tidak melayani Allah dalam kondisi yang dilambangkan oleh halaman dalam bagi para imam. Mereka tidak dinyatakan adil-benar dengan tujuan menjadi putra-putra rohani Allah yang diadopsi. (Roma 8:1, 15) Akan tetapi, dengan mempraktekkan iman akan tebusan Yesus, mereka memiliki kedudukan yang bersih di hadapan Yehuwa. Mereka dinyatakan adil-benar dengan tujuan menjadi sahabat-sahabat-Nya. (Bandingkan Yakobus 2:21, 23.) Mereka juga diberi hak istimewa untuk memberikan korban yang diperkenan di atas mezbah rohani Allah. Oleh karena itu, atas kumpulan besar ini, nubuat di Yesaya 56:6, 7 sedang mengalami penggenapan yang mulia, ”Orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama [Yehuwa] . . . mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”
6. (a) Korban macam apa dipersembahkan oleh orang asing? (b) Wadah air di halaman bait dari para imam mengingatkan mereka akan apa?
6 Di antara korban-korban yang dipersembahkan oleh orang-orang asing ini adalah ”buah-buah bibir [bagaikan persembahan bulir biji-bijian yang digiling halus] yang membuat pernyataan di hadapan umum tentang nama [Allah]” dan ”melakukan apa yang baik dan membagi sesuatu dengan orang-orang lain”. (Ibrani 13:15, 16) Wadah air yang besar yang harus digunakan oleh para imam untuk membasuh diri mereka juga menjadi pengingat yang penting bagi orang-orang asing ini. Mereka juga harus dibersihkan secara rohani dan moral seraya Firman Allah secara progresif diperjelas kepada mereka.
Ruang Kudus dan Barang-Barang Perlengkapannya
7. (a) Bagaimana kumpulan besar memandang hak istimewa keimaman kudus? (b) Hak istimewa tambahan apa telah diterima oleh beberapa orang asing?
7 Apakah Ruang Kudus dan barang-barang perlengkapannya memiliki makna bagi kumpulan besar orang asing ini? Nah, mereka tidak akan pernah berada dalam keadaan yang digambarkan oleh Ruang Kudus. Mereka tidak dilahirkan kembali sebagai putra-putra rohani Allah dengan kewarganegaraan surgawi. Apakah hal ini membuat mereka menjadi iri atau cemburu? Tidak. Sebaliknya, mereka bersukacita atas hak istimewa mereka untuk mendukung kaum sisa dari ke-144.000, dan mereka memperlihatkan penghargaan yang dalam akan maksud-tujuan Allah untuk mengadopsi putra-putra rohani ini, yang akan turut serta bersama Kristus dalam mengangkat manusia kepada kesempurnaan. Juga, kumpulan besar dari orang asing ini menghargai besarnya kebaikan hati Allah yang tidak layak diterima dalam mengaruniakan harapan kehidupan abadi di bumi Firdaus kepada mereka. Beberapa dari orang-orang asing ini, seperti orang-orang Netinim pada zaman dulu, telah diberi hak istimewa sebagai pengawas dalam membantu keimaman kudus.b (Yesaya 61:5) Dari antara mereka Yesus melantik para ”pembesar di seluruh bumi”.—Mazmur 45:17.
8, 9. Manfaat apa diperoleh oleh kumpulan besar dengan merenungkan makna dari barang-barang perlengkapan di Ruang Kudus?
8 Meskipun mereka tidak pernah memasuki Ruang Kudus imbangan, kumpulan besar orang asing ini mendapatkan pelajaran bernilai dari barang-barang perlengkapannya. Sebagaimana kaki pelita membutuhkan persediaan minyak terus-menerus, demikian pula orang-orang asing ini membutuhkan roh kudus untuk membantu mereka memahami kebenaran yang progresif dari Firman Allah yang disalurkan melalui ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45-47) Selanjutnya, roh Allah membantu mereka untuk menyambut undangan ini, ”Roh dan pengantin perempuan [kaum sisa terurap] terus mengatakan, ’Marilah!’ Dan hendaklah siapa pun yang mendengar mengatakan, ’Marilah!’ Dan hendaklah siapa pun yang haus datang; dan hendaklah siapa pun yang ingin, mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.” (Penyingkapan 22:17) Oleh karena itu, kaki pelita menjadi pengingat bagi kumpulan besar akan kewajiban mereka untuk bersinar sebagai orang-orang Kristen dan untuk menghindari segala sesuatu dalam sikap, pikiran, tutur kata, atau perbuatan yang akan mendukakan roh kudus Allah.—Efesus 4:30.
9 Meja roti pertunjukan mengingatkan kumpulan besar bahwa untuk tetap sehat secara rohani, mereka harus dengan teratur menyantap makanan rohani dari Alkitab dan publikasi-publikasi dari ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 4:4) Mezbah dupa mengingatkan mereka akan pentingnya berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa guna memohon bantuan agar dapat memelihara integritas mereka. (Lukas 21:36) Doa-doa mereka harus termasuk pernyataan pujian dan syukur yang sepenuh hati. (Mazmur 106:1) Mezbah dupa ini juga mengingatkan mereka akan perlunya memuji Allah dengan cara-cara lain, seperti dengan sepenuh hati menyanyikan lagu-lagu Kerajaan di perhimpunan-perhimpunan Kristen dan dengan membuat persiapan yang baik untuk memberikan ’pernyataan yang efektif di hadapan umum demi keselamatan’.—Roma 10:10.
Kemenangan yang Lengkap dari Ibadat yang Sejati
10. (a) Kita dapat mengharapkan prospek agung apa? (b) Perkembangan apa harus terjadi terlebih dahulu?
10 Dewasa ini ”banyak suku bangsa” dari berbagai negeri berduyun-duyun pergi ke rumah ibadat Yehuwa. (Yesaya 2:2, 3) Meneguhkan hal ini, Penyingkapan 15:4 menyatakan, ”Siapakah yang tidak akan benar-benar takut kepadamu, Yehuwa, dan memuliakan namamu, karena engkau saja yang loyal? Sebab semua bangsa akan datang dan menyembah di hadapanmu, karena ketetapan-ketetapanmu yang adil-benar telah dibuat nyata.” Zakharia pasal 14 melukiskan apa yang terjadi kemudian. Dalam waktu dekat, sikap yang buruk dari mayoritas orang di atas bumi akan mencapai suatu klimaks sewaktu mereka berkumpul untuk terakhir kalinya guna melancarkan perang melawan Yerusalem—wakil-wakil di bumi dari Yerusalem surgawi. Kemudian Yehuwa akan bertindak. Sebagai Allah Pejuang, Ia ”akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu” yang berani membuat serangan ini.—Zakharia 14:2, 3.
11, 12. (a) Bagaimana Yehuwa akan menanggapi datangnya serangan global atas para penyembah di bait-Nya? (b) Apa yang akan menjadi hasil dari perang Allah?
11 ”Inilah tulah yang akan ditimpakan TUHAN kepada segala bangsa yang memerangi Yerusalem: daging mereka akan menjadi busuk, sementara mereka masih berdiri, mata mereka akan menjadi busuk dalam lekuknya dan lidah mereka akan menjadi busuk dalam mulut mereka. Maka pada waktu itu akan terjadi kegemparan besar dari pada TUHAN di antara mereka, sehingga masing-masing memegang tangan temannya dan mengangkat tangannya melawan tangan temannya.”—Zakharia 14:12, 13.
12 Apakah tulah ini bersifat harfiah atau kiasan, perlu kita tunggu dan lihat hasilnya nanti. Akan tetapi, satu hal sudah pasti. Sewaktu musuh-musuh Allah bergerak untuk membuat serangan global mereka atas hamba-hamba Yehuwa, mereka akan dihentikan oleh pertunjukan yang luar biasa dari kuasa Allah yang luar biasa. Mulut mereka akan dibungkamkan. Halnya seolah-olah lidah mereka yang suka menantang telah membusuk. Tujuan mereka yang terpadu akan menjadi kabur dalam pandangan mereka, seolah-olah mata mereka telah membusuk. Kekuatan fisik mereka, yang membuat mereka berani melancarkan serangan, akan melemah. Dalam kebingungan, mereka akan berpaling kepada satu sama lain disertai pembantaian besar-besaran. Dengan demikian semua musuh ibadat Allah di bumi akan dilenyapkan. Akhirnya, semua bangsa akan dipaksa untuk mengakui kedaulatan universal Yehuwa. Nubuat ini akan digenapi, ”[Yehuwa] akan menjadi Raja atas seluruh bumi.” (Zakharia 14:9) Setelah itu, Setan dan hantu-hantunya akan diikat seraya Pemerintahan Seribu Tahun Kristus dimulai dengan berkat-berkat limpah yang tersedia bagi umat manusia.—Penyingkapan 20:1, 2; 21:3, 4.
Kebangkitan di Bumi
13. Siapa orang-orang yang ”tinggal dari segala bangsa”?
13 Nubuat Zakharia berlanjut di pasal 14, ayat 16, ”Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, [Yehuwa] semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun.” Menurut Alkitab, semua orang yang hidup dewasa ini yang terus hidup sampai akhir sistem perkara yang fasik ini dan yang dihakimi sebagai musuh ibadat yang sejati akan menjalani ”hukuman pengadilan berupa kebinasaan abadi”. (2 Tesalonika 1:7-9; lihat juga Matius 25:31-33, 46.) Mereka tidak akan dibangkitkan. Maka, kemungkinan besar, orang-orang ”yang tinggal” akan termasuk anggota-anggota dari bangsa-bangsa yang mati sebelum perang akhir Allah dan yang baginya tersedia harapan berdasarkan Alkitab untuk kebangkitan. ”Jamnya akan tiba,” janji Yesus, ”ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya dan keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan, mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji kepada kebangkitan penghakiman.”—Yohanes 5:28, 29.
14. (a) Apa yang harus dilakukan oleh orang-orang yang dibangkitkan untuk memperoleh kehidupan abadi? (b) Apa yang akan terjadi atas orang-orang yang menolak untuk membaktikan diri mereka kepada Yehuwa dan mempraktekkan ibadat yang sejati?
14 Semua orang yang dibangkitkan ini harus berbuat sesuatu agar kebangkitannya ternyata kebangkitan untuk menerima kehidupan dan bukan untuk mendapat penghakiman yang merugikan. Mereka harus datang ke halaman di bumi dari bait Yehuwa dan sujud dalam pembaktian kepada Allah melalui Yesus Kristus. Siapa pun dari antara orang-orang yang dibangkitkan yang menolak untuk melakukan hal ini akan menderita tulah yang sama seperti yang menimpa bangsa-bangsa zaman sekarang. (Zakharia 14:18) Siapa yang mengetahui berapa banyak orang yang dibangkitkan yang akan dengan bersukacita bergabung dengan kumpulan besar dalam merayakan Festival Pondok Daun imbangan? Tidak diragukan, akan ada banyak orang, dan bait rohani Yehuwa yang hebat akan menjadi semakin mulia sebagai hasilnya!
Festival Pondok Daun Imbangan
15. (a) Aspek-aspek apa saja yang menonjol dari Festival Pondok Daun Israel zaman purba? (b) Mengapa 70 lembu jantan dipersembahkan selama festival?
15 Setiap tahun, Israel purba dituntut untuk merayakan Festival Pondok Daun. Ini berlangsung selama satu minggu dan berakhir pada pengujung masa panen mereka. Ini adalah masa penuh sukacita untuk mengucapkan syukur. Sepanjang minggu itu, mereka harus tinggal dalam pondok-pondok sementara yang ditudungi daun-daun dari pepohonan, khususnya pelepah-pelepah palem. Festival ini mengingatkan Israel tentang bagaimana Allah telah menyelamatkan bapak leluhur mereka dari Mesir dan bagaimana Ia memelihara mereka sewaktu mereka tinggal di pondok-pondok daun selama mengembara kira-kira 40 tahun di padang belantara sampai mereka mencapai Negeri Perjanjian. (Imamat 23:39-43) Selama festival, 70 ekor lembu jantan dikorbankan di atas mezbah bait. Berdasarkan bukti yang ada, aspek festival ini bersifat nubuat sehubungan dengan pekerjaan penyelamatan kehidupan yang sempurna dan lengkap yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Manfaat dari korban tebusannya pada akhirnya akan mengalir kepada tak terhitung banyaknya keturunan dari 70 keluarga umat manusia yang berasal dari Nuh.—Kejadian 10:1-29; Bilangan 29:12-34; Matius 20:28.
16, 17. (a) Kapan Festival Pondok Daun imbangan dimulai, dan bagaimana hal itu berlangsung? (b) Bagaimana kumpulan besar ambil bagian dalam perayaan ini?
16 Oleh karena itu, Festival Pondok Daun pada zaman purba menunjuk kepada pengumpulan yang penuh sukacita dari para pedosa yang ditebus ke dalam bait rohani Yehuwa yang hebat. Imbangan festival ini dimulai pada hari Pentakosta tahun 33 M, dengan dimulainya pengumpulan penuh sukacita dari orang-orang Israel rohani ke dalam sidang Kristen. (Kisah 2:41, 46, 47) Kaum terurap ini menyadari bahwa mereka adalah ”penduduk sementara” dalam dunia Setan karena ’kewarganegaraan mereka yang sesungguhnya ada di surga’. (1 Petrus 2:11; Filipi 3:20) Festival yang penuh sukacita ini untuk sementara diliputi gerhana kemurtadan yang menyebabkan terbentuknya Susunan Kristen. (2 Tesalonika 2:1-3) Akan tetapi, festival ini dilanjutkan kembali pada tahun 1919 dengan pengumpulan penuh sukacita dari anggota-anggota terakhir dari ke-144.000 orang Israel rohani, yang disusul oleh pengumpulan kumpulan besar internasional dari Penyingkapan 7:9.
17 Kumpulan besar digambarkan memegang pelepah-pelepah palem di tangan mereka, yang memperlihatkan bahwa mereka juga adalah orang-orang yang dengan penuh sukacita merayakan Festival Pondok Daun imbangan. Sebagai orang-orang Kristen yang berbakti, mereka dengan penuh sukacita ambil bagian dalam pekerjaan mengumpulkan lebih banyak penyembah ke bait Yehuwa. Selain itu, sebagai pedosa, mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki hak tinggal yang permanen di atas bumi. Mereka beserta orang-orang yang kelak dibangkitkan, harus terus mempraktekkan iman dalam korban tebusan Kristus sampai mereka mencapai kesempurnaan manusia pada akhir Pemerintahan Seribu Tahun dari Kristus.—Penyingkapan 20:5.
18. (a) Apa yang akan terjadi pada akhir Pemerintahan Seribu Tahun dari Yesus Kristus? (b) Bagaimana ibadat yang sejati dari Yehuwa pada akhirnya berkemenangan?
18 Kemudian, para penyembah Allah di bumi akan berdiri di hadapan-Nya dalam kesempurnaan manusia tanpa kebutuhan akan keimaman surgawi. Waktunya akan datang manakala Yesus Kristus ”menyerahkan kerajaan kepada Allah dan Bapaknya”. (1 Korintus 15:24) Setan akan dilepaskan ”untuk sedikit waktu” agar menguji umat manusia yang telah sempurna. Orang-orang yang tidak setia mana pun akan dibinasakan selama-lamanya, bersama Setan dan hantu-hantunya. Orang-orang yang tetap setia akan dikaruniai kehidupan abadi. Mereka akan menjadi penghuni permanen Firdaus di bumi. Maka, Festival Pondok Daun imbangan akan sampai kepada penutupnya yang sukses dan mulia. Ibadat yang sejati akan berkemenangan demi kemuliaan abadi Yehuwa dan kebahagiaan kekal umat manusia.—Penyingkapan 20:3, 7-10, 14, 15.
-