-
RekreasiPertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
BAGIAN 8
Rekreasi
Seberapa sering kamu menikmati rekreasi, seperti olahraga, musik, film, TV, atau ”game” elektronik?
□ Jarang
□ Satu kali sehari
□ Beberapa kali sehari
Siapa atau apa yang paling mempengaruhi pilihan rekreasimu?
□ Teman-teman
□ Orang tua
□ Iklan
Kamu dan teman-temanmu kemungkinan besar mempunyai lebih banyak pilihan rekreasi daripada generasi mana pun dalam sejarah. Tetapi, waktumu terbatas. Dan, jenis rekreasi yang kamu pilih dapat mempengaruhi pikiran dan sikapmu. Jadi, berapa banyak waktu yang masuk akal untuk berekreasi? Dan, bagaimana caranya menentukan rekreasi mana yang dapat kamu pilih? Pasal 30-33 akan membantumu memikirkan dengan sungguh-sungguh pilihan rekreasimu.
-
-
Bolehkah Aku Bermain Game Elektronik?Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
PASAL 30
Bolehkah Aku Bermain Game Elektronik?
”GAME komputer itu seru dan keren,” kata seorang anak lelaki bernama Benny. ”Dalam game kita bisa melakukan hal-hal yang tidak bakal kita lakukan di kehidupan nyata—maksudnya, tanpa kena masalah serius.” Debora mengatakan bahwa dia pun suka main game komputer. Namun, dia menambahkan pengingat, ”Game bisa sangat menyita waktu, hampir-hampir bikin kita ketagihan.”
Tak diragukan, game elektronik bukan sekadar hiburan yang canggih. Memang, permainan itu menguji keterampilanmu dan mengurangi kebosanan. Tetapi, bukan itu saja, game elektronik bisa mempertajam refleksmu. Ada game yang bahkan bisa mengasah kemampuan matematika dan membaca. Selain itu, game elektronik terbaru kemungkinan besar menjadi topik obrolan teman-temanmu di sekolah. Jika kamu pernah bermain game itu, kamu punya bahan obrolan dengan teman-temanmu.
Tentu, jika kamu cermat memilih, kamu bisa menemukan game yang mengasyikkan sekaligus berterima. Namun, mengapa kamu perlu berhati-hati?
Sisi Gelapnya
Sayangnya, tidak semua game elektronik tidak berbahaya. Banyak perangkat lunak hiburan dewasa ini dengan gencar menganjurkan apa yang Alkitab sebut ”perbuatan daging”—praktek-praktek najis yang Allah kutuk.—Galatia 5:19-21.
Adrian, 18 tahun, menceritakan bahwa sebuah game yang terlaris menampilkan ”perang antargeng, penggunaan narkoba, unsur seksual yang gamblang, bahasa kotor, kekerasan yang hebat, darah, dan sadisme”. Beberapa game mengagungkan praktek ilmu gaib. Dan, setiap rilis baru tampaknya membuat game sebelumnya kelihatan kurang seru. Banyak di antara game kekerasan bisa dimainkan bersama orang-orang lain via Internet. Dengan demikian, permainan menjadi makin seru dan menantang. ”Dari komputer di rumah,” kata James, 19 tahun, ”kita bisa menantang orang-orang yang tinggal di belahan dunia lainnya.”
RPG (permainan peran) telah menjadi amat populer. Dalam game ini, para pemain menciptakan berbagai karakter di Internet—entah manusia, binatang, atau campuran keduanya—yang menghuni sebuah dunia rekaan-komputer yang diisi oleh ribuan pemain lainnya. Di dunia rekaan ini ada toko, mobil, rumah, kelab malam, bordil—dalam banyak hal, mirip dengan dunia nyata. Para pemain bisa saling berkirim pesan instan seraya karakter rekaan-komputer mereka, yang disebut avatar, berinteraksi.
Para anggota mafia, germo, pelacur, pemalak, pemalsu, dan pembunuh hanyalah beberapa di antara karakter-karakter keji yang menghuni dunia maya itu. Para pemain bisa melakukan kegiatan yang tidak bakal mereka lakukan di dunia nyata. Hanya dengan menekan beberapa tombol, para pemain bisa membuat para avatar melakukan hubungan seks sementara di dunia nyata mereka mengobrol tentang seks melalui pesan instan. Beberapa game memungkinkan avatar rekaan para pemain berhubungan seks dengan para avatar yang menyerupai anak-anak. Maka, dapat dimaklumi jika para kritikus prihatin karena orang bermain-main dengan perilaku yang bejat.
Mengapa Pilihanmu Penting
Orang yang bermain game yang menonjolkan kekerasan atau seks yang gamblang bisa jadi berkata, ”Tak ada bahayanya. Itu kan bohongan, cuma permainan.” Tetapi, jangan dikelabui oleh penalaran yang salah seperti itu!
Alkitab mengatakan, ”Dari perbuatan-perbuatannya seorang anak laki-laki dapat dikenali, apakah kegiatannya murni dan lurus.” (Amsal 20:11) Jika kamu bermain game yang penuh kekerasan dan amoral, dapatkah kamu digambarkan sebagai orang yang murni dan lurus? Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa hiburan yang penuh kekerasan dapat membuat penontonnya lebih agresif. Malah, beberapa pakar mengatakan bahwa, karena sifatnya yang interaktif, game elektronik dapat memiliki pengaruh yang lebih kuat daripada TV.
Memilih bermain game yang penuh kekerasan atau amoral ibarat memilih bermain-main dengan limbah radioaktif—dampaknya yang merugikan bisa jadi tidak segera terlihat, namun tak terelakkan. Bagaimana mungkin? Orang yang terkena radiasi dosis tinggi bisa rusak lapisan dalam lambungnya sehingga memungkinkan bakteri dari usus masuk ke aliran darah, dan mengakibatkan penyakit. Demikian pula, jika kamu sering melihat adegan seks yang gamblang dan tindak kekerasan yang mengerikan, ’perasaan moralmu’ bisa rusak sehingga hasrat daging menguasai pikiran serta tindakanmu.—Efesus 4:19; Galatia 6:7, 8.
Game Apa yang Boleh Aku Pilih?
Jika orang tuamu mengizinkan kamu bermain game elektronik, bagaimana kamu bisa menentukan pilihan dan banyaknya waktu yang kamu habiskan? Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan berikut kepada dirimu:
Bagaimana pilihanku mempengaruhi perasaan Yehuwa terhadap aku? ”Yehuwa memeriksa orang adil-benar maupun orang fasik, dan jiwa-Nya pasti membenci siapa pun yang mengasihi kekerasan,” kata Mazmur 11:5. Mengenai orang yang terlibat dalam praktek ilmu gaib, Firman Allah mengatakan, ”Setiap orang yang melakukan perkara-perkara ini memuakkan bagi Yehuwa.” (Ulangan 18:10-12) Jika kamu ingin menjadi sahabat Allah, kamu perlu mengikuti nasihat di Mazmur 97:10, ”Bencilah apa yang jahat.”
Bagaimana ’game’ ini bakal mempengaruhi pikiranku? Tanyai diri sendiri, ’Apakah game ini membuatku lebih mudah atau justru lebih sulit untuk ’lari dari percabulan’?’ (1 Korintus 6:18) Game yang berisi gambar atau percakapan yang merangsang secara seksual tidak akan membantu kamu menjaga pikiranmu pada perkara-perkara yang adil-benar, murni, dan bajik.—Filipi 4:8.
Berapa banyak waktu yang akan aku habiskan untuk bermain ’game’? Game yang paling aman pun bisa menyita banyak waktu. Maka, catatlah banyaknya waktu yang kamu habiskan untuk bermain game. Apakah kamu tidak punya waktu lagi untuk berbagai kegiatan lain yang lebih penting? Dengan mencatatnya, kamu akan dibantu untuk memprioritaskan kegiatan yang lebih penting.—Efesus 5:16.
Tentu saja, Alkitab tidak mengharuskan kamu menggunakan seluruh hidupmu untuk belajar atau bekerja. Sebaliknya, Alkitab mengingatkan kita semua bahwa ada ”waktu untuk tertawa . . . dan waktu untuk melompat-lompat”. (Pengkhotbah 3:4) Namun, patut diperhatikan bahwa ungkapan ”melompat-lompat” tidak hanya berarti bermain tetapi juga kegiatan fisik. Jadi, manfaatkanlah waktu luangmu untuk melakukan permainan yang membutuhkan kegiatan fisik ketimbang duduk terpaku di depan layar.
Pilihlah dengan Bijaksana
Tentu, bermain game elektronik bisa sangat mengasyikkan, khususnya jika kamu sudah menguasainya. Dan, itulah alasan utamanya kamu harus memilih game dengan bijaksana. Tanyai dirimu, ’Pada mata pelajaran apa nilaiku paling bagus?’ Bukankah itu biasanya pelajaran yang kamu sukai? Sebenarnya, yang sering terjadi, semakin kamu suka, semakin berkesan pelajaran itu bagimu. Sekarang, tanyai dirimu, ’Game apa yang paling aku sukai? Pelajaran moral apa yang terdapat dalam game ini?’
Ketimbang bermain game hanya karena teman-temanmu memainkannya, milikilah keteguhan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang kamu peroleh. Yang jauh lebih penting, terapkanlah nasihat Alkitab, ”Teruslah pastikan apa yang diperkenan Tuan.”—Efesus 5:10.
Kamu suka musik, dan itu normal. Tetapi, apakah kamu diperbudak olehnya?
AYAT-AYAT KUNCI
”Orang-orang yang mengasihi Yehuwa, bencilah apa yang jahat.”—Mazmur 97:10.
TIPS
Tulis ulasan singkat tentang setiap game yang ingin kamu mainkan, jelaskan tujuan game itu dan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bandingkan ulasanmu dengan prinsip Alkitab yang disebutkan di pasal ini, lalu tentukan apakah game tersebut cocok.
TAHUKAH KAMU . . . ?
Klinik rehabilitasi pertama di dunia yang khusus merawat pecandu game online telah dibuka di Amsterdam, Belanda, pada tahun 2006.
RENCANAKU!
Jika ada teman yang mengajakku bermain ”game” elektronik yang penuh kekerasan atau amoral, aku akan mengatakan ․․․․․
Aku akan membatasi waktuku bermain ’game’ elektronik menjadi per minggu, dan aku bisa menaati batas ini jika aku ․․․․․
Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․
MENURUTMU . . .
● Apa pengaruh game elektronik pada pikiran dan emosi seseorang?
● Mengapa penting untuk mempertimbangkan standar moral Yehuwa sewaktu memilih game?
● Bagaimana kamu akan membantu adikmu yang kecanduan bermain game yang kamu tahu berbahaya?
[Blurb di hlm. 249]
”Banyak game menumpulkan perasaan kita terhadap hal-hal seperti kekerasan, bahasa kotor, serta amoralitas, dan kita jadi lebih mudah tergoda dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. Kita harus sangat berhati-hati memilih ”game”.”—Amy
[Gambar di hlm. 250]
Bermain ’game’ yang penuh kekerasan atau amoral ibarat bermain-main dengan limbah radioaktif—dampaknya mungkin tidak langsung terlihat, namun tak terelakkan
-
-
Bagaimana Caranya agar Musik Tidak Menguasai Hidupku?Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
PASAL 31
Bagaimana Caranya agar Musik Tidak Menguasai Hidupku?
Seberapa pentingkah musik bagimu?
□ Aku bisa hidup tanpa musik
□ Aku bisa mati tanpa musik
Kapan kamu mendengarkan musik?
□ Sewaktu dalam perjalanan
□ Sewaktu belajar
□ Sepanjang waktu
Apa jenis musik favoritmu, dan mengapa? ․․․․․
KITA semua sepertinya sudah diprogram untuk menikmati melodi dan harmoni. Dan, banyak anak muda tidak bisa lepas dari musik. ”Aku tak bisa hidup tanpa musik,” kata Amber, 21 tahun. ”Aku hampir selalu mendengarkan musik—bahkan sewaktu bersih-bersih, memasak, mengerjakan tugas, atau belajar.”
Irama memang didasarkan atas hitungan sederhana, tetapi musik bukan sekadar logika yang tak berperasaan; musik bisa langsung menyentuh emosi kita yang terdalam. Sebagaimana ”sepatah kata pada waktu yang tepat oh, betapa baiknya!” sebuah lagu pada saat yang tepat bisa sangat menenteramkan hati! (Amsal 15:23) ”Kadang kita pikir tak satu orang pun bisa memahami perasaan kita,” kata Jessica, 16 tahun. ”Tapi begitu mendengarkan band kesayanganku, aku tahu bukan aku saja yang merasa terpuruk.”
Konflik atau Kompak?
Kamu suka musikmu, itu sudah jelas. Tetapi, orang tuamu mungkin punya sudut pandangan yang berbeda. ”Ayahku bilang, ’Matikan bunyi-bunyian berisik itu! Bikin sakit telinga!’” komentar seorang remaja lelaki. Karena bosan diomeli, kamu mungkin merasa bahwa orang tuamu terlalu berlebihan. ”Bagaimana sewaktu mereka muda dulu?” sanggah seorang gadis remaja. ”Bukankah orang tua mereka pun merasa bahwa selera musik mereka jelek?” Ingred, 16 tahun, mengeluh, ”Orang dewasa sepertinya tidak mau mengikuti perkembangan. Coba mereka mau mengakui bahwa selera musik generasi kami ini bagus juga!”
Komentar Ingred ada benarnya. Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, sepanjang sejarah, generasi tua dan muda cenderung bentrok soal selera pribadi. Tetapi, perbedaan seperti itu tidak menunjukkan bahwa musik harus selalu menjadi sumber konflik. Kuncinya adalah melihat di mana kamu bisa kompak dengan orang tuamu. Jika orang tuamu merespek Alkitab, kamu sangat beruntung. Mengapa? Karena Firman Allah bisa membantumu dan orang tuamu mengerti mana yang benar-benar tidak berterima dan mana yang soal selera pribadi. Untuk itu, kamu perlu menganalisis dua faktor kunci: (1) pesan yang disampaikan oleh musik yang kamu dengarkan dan (2) waktu yang kamu gunakan untuk mendengarkan musik. Pertama-tama, mari kita bahas pertanyaan . . .
Pesan Apa yang Disampaikan oleh Musikku?
Musik seperti makanan. Jenis yang tepat, dalam porsi yang tepat, bermanfaat. Jenis yang salah, dalam porsi kecil maupun besar, merugikan. Sayangnya, dalam soal musik, jenis yang merugikan itulah yang biasanya paling menarik. ”Kenapa sih semua lagu yang enak liriknya jelek?” ratap pemuda bernama Steve.
Jika kamu suka nadanya, apakah pesannya benar-benar perlu diperhatikan? Untuk membantu menjawab pertanyaan itu, pikirkanlah: ’Kalau ada orang yang ingin agar aku menelan racun, bagaimana caranya mereka mengelabui aku? Apakah mereka akan mencelupkannya ke dalam cuka atau menyalutnya dengan gula?’ Sang pria setia, Ayub, bertanya, ”Bukankah telinga yang menguji kata-kata sebagaimana langit-langit mengecap makanan?” (Ayub 12:11) Jadi, ketimbang mendengarkan saja sebuah lagu karena kamu menyukai irama atau melodinya—yang seperti lapisan gula—’ujilah kata-katanya’ dengan memperhatikan judul dan liriknya. Mengapa? Karena lirik yang dipadukan dengan musik akan mempengaruhi pikiran dan sikapmu.
Sayang sekali, musik-musik teranyar banyak yang liriknya menonjolkan seks, kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba. Jika menurutmu lirik seperti itu tidak bakal mempengaruhi kamu, kamu sudah mulai terpengaruh oleh ”racun” itu.
Miliki Pendirian
Kamu mungkin mendapat tekanan yang sangat besar dari teman-temanmu untuk mendengarkan musik yang bejat. Selain itu, ada tekanan dari industri musik. Dengan bantuan radio, Internet, dan televisi, musik telah menjadi industri besar yang sangat menguntungkan. Ahli-ahli pemasaran yang dinamis dipekerjakan untuk membentuk dan menyetir selera musikmu.
Tetapi, jika kamu membiarkan teman atau media mendikte musik yang kamu dengarkan, kamu kehilangan kuasamu untuk memilih. Kamu menjadi budak yang bisanya menurut saja. (Roma 6:16) Alkitab mendesak kamu untuk menolak pengaruh dunia dalam soal-soal itu. (Roma 12:2) Jadi, kamu hendaknya melatih ’daya pemahaman untuk membedakan apa yang benar maupun yang salah’. (Ibrani 5:14) Bagaimana kamu bisa menggunakan daya pemahamanmu sewaktu memilih musik? Pertimbangkan saran-saran berikut:
Periksa sampulnya. Sering kali, dengan melihat kemasan atau iklannya saja, kamu sudah bisa mengetahui isinya. Gambar yang menonjolkan kekerasan, seks, atau ilmu gaib sudah merupakan tanda bahaya. Musik di dalamnya pun kemungkinan tidak berterima.
Cermati liriknya. Apa kata-katanya? Apakah kamu benar-benar ingin mendengarkan atau mengulang-ulangi gagasan itu? Apakah gagasan yang diungkapkan selaras dengan prinsip Kristen dan keyakinanmu?—Efesus 5:3-5.
Perhatikan pengaruhnya. ”Banyak musik dan lirik yang membuatku sedih,” kata pemuda bernama Philip. Memang, musik bisa mempengaruhi orang-orang dengan berbagai cara. Tetapi, suasana hati seperti apa yang diperkembangkan oleh musikmu? Tanyailah dirimu sendiri: ’Apakah aku terus memikirkan hal yang tidak patut setelah mendengarkan musik atau liriknya? Apakah bahasa ”gaul” dalam musik itu mulai menjadi bagian dari perbendaharaan kataku?’—1 Korintus 15:33.
Pikirkan orang lain. Bagaimana perasaan orang tuamu tentang musikmu? Tanyakan pendapat mereka. Pikirkan juga bagaimana perasaan rekan-rekan Kristen. Apakah ada yang terganggu oleh musikmu? Jika kamu bisa menyesuaikan diri demi menghargai perasaan orang lain, itu tanda kedewasaan.—Roma 15:1, 2.
Dengan mengajukan kepada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu bisa memilih musik yang mengena di hatimu tetapi tidak mematikan kerohanianmu. Tetapi, ada satu faktor lagi yang harus dipertimbangkan.
Kapan Bisa Dikatakan Berlebihan?
Musik yang baik, seperti makanan yang bergizi, bisa bermanfaat. Namun, amsal yang bijak memperingatkan, ”Madukah yang telah kautemukan? Makanlah secukupnya, agar engkau tidak mengambilnya terlalu banyak dan harus memuntahkannya.” (Amsal 25:16) Madu terkenal khasiatnya. Namun, meskipun menyehatkan, kalau terlalu banyak, itu tidak baik untukmu. Pelajarannya? Sesuatu yang baik harus dinikmati dengan bersahaja.
Akan tetapi, ada anak muda yang membiarkan musik mendominasi kehidupan mereka. Sebagai contoh, Jessica, yang dikutip sebelumnya, mengakui, ”Aku mendengarkan musik sepanjang hari—bahkan sewaktu belajar Alkitab. Aku bilang pada orang tuaku bahwa itu membantuku berkonsentrasi. Tapi, mereka tidak percaya.” Apakah situasimu mirip dengan Jessica?
Bagaimana kamu bisa tahu apakah kamu sudah berlebihan mendengarkan musik? Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada dirimu:
Berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk mendengarkan musik setiap hari? ․․․․․
Berapa banyak uang yang aku habiskan untuk musik setiap bulan? ․․․․․
Apakah musik mengganggu hubunganku dengan keluarga? Jika ya, tulis di bawah ini bagaimana kamu bisa memperbaiki keadaan. ․․․․․
Menyesuaikan Kebiasaanmu
Jika musik menghabiskan terlalu banyak waktumu, kamu sebaiknya menetapkan batas dan menjadi lebih bersahaja dalam kebiasaanmu. Misalnya, kamu mungkin perlu menghentikan kebiasaan menggunakan earphone sepanjang hari atau menyetel musik begitu sampai di rumah.
Bahkan, cobalah belajar menikmati keheningan. Dengan begitu, kamu mungkin akan lebih mudah belajar. ”Kamu akan menyerap lebih banyak jika musiknya dimatikan,” kata Steve, yang dikutip sebelumnya. Coba belajar tanpa musik, dan lihat apakah kamu bisa lebih berkonsentrasi.
Kamu bisa juga menjadwalkan waktu untuk membaca dan belajar Alkitab serta publikasi-publikasi Alkitab. Yesus Kristus kadang-kadang mencari tempat yang sepi untuk berdoa dan merenung. (Markus 1:35) Apakah lingkungan belajarmu juga sepi dan tenang? Jika tidak, pertumbuhan rohanimu bisa jadi terhambat.
Buatlah Pilihan yang Benar
Musik memang pemberian dari Allah, tetapi kamu mesti berhati-hati agar tidak menyalahgunakannya. Jangan seperti gadis bernama Marlene, yang mengakui, ”Aku punya musik yang aku tahu semestinya aku buang. Tapi, musiknya enak banget.” Bayangkan pengaruh buruk musik itu terhadap pikiran dan hatinya! Hindari jerat itu. Jangan biarkan musik merusak dirimu atau mengendalikan kehidupanmu. Berpautlah pada standar Kristen yang tinggi ketika memilih musik. Berdoalah memohon bimbingan dan bantuan Allah. Carilah teman yang memiliki keyakinan yang sama.
Musik dapat membantumu bersantai dan melepas lelah. Musik bisa membantu mengisi kehampaan yang kamu rasakan sewaktu kesepian. Tetapi, jika musiknya berhenti, masalahmu tetap ada. Dan, lagu bukan pengganti teman sejati. Jadi, jangan biarkan musik menjadi hal terpenting dalam kehidupanmu. Nikmatilah, tetapi jangan biarkan musik menguasai hidupmu.
Kamu sesekali perlu bersantai. Bagaimana prinsip Alkitab dapat membantumu memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya dari rekreasi?
AYAT-AYAT KUNCI
”Bukankah telinga yang menguji kata-kata sebagaimana langit-langit mengecap makanan?”—Ayub 12:11.
TIPS
Jika kamu ingin agar orang tuamu mengerti mengapa kamu menyukai lagu atau band tertentu, berinisiatiflah untuk mencoba menyukai beberapa musik yang mereka nikmati.
TAHUKAH KAMU . . . ?
Jika kamu tidak mau orang tuamu mendengar lagu kesayanganmu, bisa jadi itu adalah tanda bahwa ada yang tidak beres dengan selera musikmu.
RENCANAKU!
Aku bisa mengendalikan musikku jika aku ․․․․․
Jika teman-teman mendesakku untuk mendengarkan musik yang tidak berterima, aku akan mengatakan ․․․․․
Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․
MENURUTMU . . .
● Mengapa musik yang kamu pilih sangat penting?
● Bagaimana kamu bisa tahu apakah sebuah lagu berterima atau tidak?
● Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan selera musikmu?
[Blurb di hlm. 259]
”Kadang, aku tak sengaja mendengarkan lagu yang aku tahu tidak baik buatku. Aku langsung mematikannya. Kalau tidak, aku bisa-bisa mulai mencari dalih untuk mendengarkannya.”—Cameron
[Kotak/Gambar di hlm. 258]
Kembangkan Selera Musikmu
Apakah sekarang kamu menyukai lebih banyak jenis makanan daripada sewaktu kamu berusia lima tahun? Jika ya, itu karena kamu telah belajar menyukai berbagai rasa baru. Demikian pula dengan musik. Jangan batasi diri pada satu jenis saja. Coba kembangkan selera musikmu.
Salah satu caranya ialah dengan belajar memainkan sebuah alat musik. Cara tersebut tidak saja menantang dan memuaskan, tetapi juga membuat kamu mengenal berbagai jenis musik selain yang disodorkan oleh industri musik. Kapan kamu punya waktu untuk belajar? Kamu bisa mengambilnya dari waktu menonton TV atau bermain game elektronik. Perhatikan apa kata anak-anak muda berikut ini.
”Memainkan alat musik sangat mengasyikkan dan bisa menjadi cara yang luar biasa untuk mengungkapkan perasaan kita. Belajar memainkan lagu-lagu baru mengajar aku untuk menyukai banyak jenis musik.”—Brian, 18 tahun, memainkan gitar, drum, dan piano.
”Kita perlu berlatih kalau mau mahir memainkan sebuah alat musik. Dan, latihan tidak selalu menyenangkan. Tapi, kalau sudah bisa menguasai sebuah lagu, rasanya senang sekali, kita merasa berhasil mencapai sesuatu.”—Jade, 13 tahun, memainkan biola.
”Kalau aku sedang suntuk atau banyak masalah, bermain gitar benar-benar membantuku untuk santai. Senang sekali rasanya bisa menghasilkan musik yang menyenangkan dan menenangkan.”—Vanessa, 20 tahun, memainkan gitar, piano, dan klarinet.
”Dulu, aku pikir, ’Aku tidak akan pernah sebaik si ini dan si itu.’ Tetapi, aku terus berlatih, dan sekarang aku puas setiap kali memainkan sebuah lagu dengan baik. Aku juga lebih menghargai keterampilan para musisi lain.”—Jacob, 20 tahun, memainkan gitar.
[Gambar di hlm. 255]
Musik seperti makanan. Jenis yang tepat, dalam porsi yang tepat, bermanfaat. Jenis yang salah, dalam porsi besar atau kecil, merugikan
-
-
Anutan—DaudPertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
Anutan—Daud
Daud suka musik. Ia pemusik dan penulis lagu yang berbakat. Ia bahkan membuat alat musik sendiri. (2 Tawarikh 7:6) Daud begitu mahir sehingga raja Israel meminta dia untuk tampil di istana. (1 Samuel 16:15-23) Daud menerima tawaran itu. Tetapi, ia tidak menjadi sombong, dan ia tidak membiarkan musik mendominasi kehidupannya. Sebaliknya, ia menggunakan bakatnya untuk memuji Yehuwa.
Apakah kamu suka musik? Kamu mungkin bukan pemusik yang berbakat, tetapi kamu masih bisa meniru contoh Daud. Bagaimana? Dengan tidak membiarkan musik mendominasi kehidupanmu atau mempengaruhimu untuk berpikir atau bertindak dengan cara yang tidak menghormati Allah. Sebaliknya, gunakanlah musik untuk lebih menikmati hidup. Kesanggupan untuk menciptakan dan menikmati musik adalah pemberian dari Allah. (Yakobus 1:17) Daud menggunakan karunia ini dengan cara yang menyenangkan Yehuwa. Apakah kamu juga?
-
-
Bagaimana Aku Bisa Menikmati Kesenangan?Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
PASAL 32
Bagaimana Aku Bisa Menikmati Kesenangan?
Tandai pernyataan berikut benar atau salah.
Menurut Alkitab . . .
Selalu salah untuk berolahraga.
□ Benar □ Salah
Semua film dan acara TV berpengaruh buruk.
□ Benar □ Salah
Segala jenis tarian tercela.
□ Benar □ Salah
KAMU sudah bekerja keras sepanjang minggu. Akhir pekan pun tiba. Tugas-tugasmu sudah beres. Dan, kamu masih punya tenaga, salah satu kelebihan orang muda. (Amsal 20:29) Sekarang, yang ingin kamu lakukan hanyalah bersenang-senang.
Teman-temanmu mungkin menganggap Alkitab itu antikesenangan, bahwa Alkitab melarang kamu bersenang-senang. Tetapi, benarkah? Mari kita bahas satu per satu pernyataan benar-salah di halaman sebelumnya dan melihat apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang menikmati kesenangan.
● Selalu salah untuk berolahraga.
Salah. Alkitab mengatakan bahwa ”pelatihan bagi tubuh jasmani” ada manfaatnya. (1 Timotius 4:8) Istilah Yunani asli untuk ”pelatihan” yang Paulus gunakan di sini berarti ’pelatihan sebagai pesenam’ dan mengandung makna gerak badan. Sekarang ini ada banyak jenis olahraga—bulu tangkis, bersepeda, joging, tenis, basket, sepak bola, voli, dan lain-lain—yang bisa menyehatkan sekaligus menyenangkan.
Apakah ini berarti kamu tidak perlu waspada? Nah, perhatikan konteks ayat yang dikutip di atas. Ketika menulis kepada Timotius muda, rasul Paulus berkata, ”Pelatihan bagi tubuh jasmani sedikit manfaatnya; tetapi pengabdian yang saleh bermanfaat untuk segala hal, karena mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang.” Kata-kata Paulus mengingatkan kita bahwa yang hendaknya selalu kita utamakan adalah menyenangkan Allah. Kamu bisa memastikan bahwa pengabdian yang saleh adalah prioritas utamamu—bahkan sewaktu memilih jenis olahraga—dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut ini kepada diri sendiri:
1. Seberapa besar risikonya? Jangan langsung percaya apa kata orang atau cerita yang menggebu-gebu dari remaja lain. Cari faktanya. Misalnya, cari tahu: Seberapa besar tingkat kecelakaan dalam olahraga ini? Langkah pengamanan apa yang harus diambil? Pelatihan dan alat apa yang dibutuhkan untuk memainkan olahraga ini dengan aman? Walaupun hampir setiap kegiatan ada risikonya, apakah tujuan utama olahraga ini adalah menyerempet bahaya atau menantang maut?
Kehidupan adalah karunia Allah, dan dalam Hukum yang Allah berikan kepada orang Israel terdapat sanksi yang serius jika ada yang tanpa sengaja menghilangkan nyawa. (Keluaran 21:29; Bilangan 35:22-25) Karena itu, umat Allah dianjurkan untuk mengutamakan keselamatan. (Ulangan 22:8) Dewasa ini, orang Kristen pun wajib merespek kehidupan.
2. Apakah olahraga itu bisa menjadi sumber pergaulan yang baik? Jika kamu punya bakat atletik, teman-teman dan gurumu mungkin mendesak kamu untuk bergabung dengan tim sekolah. Kamu mungkin ingin sekali menerima tawaran itu. Remaja Kristen bernama Mark mengatakan, ”Aku merasa orang tuaku tidak adil karena tidak membolehkan aku bergabung dengan tim sekolah.” Tetapi, ketimbang berupaya membujuk orang tuamu untuk menerima sudut pandanganmu, pikirkan fakta-fakta ini: Acara latihan dan pertandingan biasanya dijadwalkan di luar jam sekolah. Jika prestasimu cukup bagus, kamu akan dipacu untuk membaktikan lebih banyak waktu untuk olahraga itu. Jika prestasimu kurang bagus, kamu merasa harus menggunakan lebih banyak waktu untuk berlatih. Selain itu, rekan-rekan satu tim sering kali punya ikatan persahabatan yang kuat seraya berbagi suka dan duka dalam pertandingan.
Sekarang, tanyai dirimu: ’Apakah pengaruhnya baik untukku jika aku menghabiskan waktu pribadiku untuk kegiatan yang bisa membuatku akrab dengan remaja lain yang berbeda standar rohaninya?’ (1 Korintus 15:33) ’Apa yang harus aku korbankan untuk bergabung dalam sebuah tim?’
3. Berapa banyak waktu dan uang yang diperlukan untuk olahraga itu? Alkitab memerintahkan kita untuk ”memastikan perkara-perkara yang lebih penting”. (Filipi 1:10) Untuk membantumu menerapkan nasihat ini, tanyai dirimu: ’Apakah mengikuti olahraga ini akan menyita waktu yang sudah aku sisihkan untuk tugas sekolah atau kegiatan rohani? Berapa biaya yang dibutuhkan untuk olahraga ini? Apakah uangku cukup?’ Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantumu tetap mendahulukan hal-hal yang lebih penting.
● Semua film dan acara TV berpengaruh buruk.
Salah. Alkitab memerintahkan orang Kristen untuk ’berpegang erat pada apa yang baik’ dan ’menjauhkan diri dari setiap bentuk kefasikan’. (1 Tesalonika 5:21, 22) Tidak semua film dan acara TV bertentangan dengan standar itu.a
Tentu, pergi ke bioskop bisa menjadi acara yang menyenangkan bersama teman-teman. Gadis Afrika Selatan bernama Leigh berkata, ”Jika ada film yang ingin kutonton, aku menelepon teman-temanku, dan kami memberi tahu teman-teman kami yang lain.” Biasanya, mereka memilih jam tayang yang awal. Setelah itu, mereka dijemput oleh orang tua mereka, lalu makan bersama di restoran.
Film dan TV mungkin saja temuan modern, tetapi sebenarnya keduanya hanya sarana baru untuk melakukan suatu tradisi kuno—bercerita. Yesus mahir mencapai hati orang melalui kisah-kisahnya. Misalnya, parabelnya tentang orang Samaria yang baik hati menggugah empati dan mengajarkan pelajaran moral yang dalam.—Lukas 10:29-37.
Dewasa ini, para pembuat film juga memberikan pelajaran yang membentuk persepsi moral. Mereka mencoba membuat para penonton menyatu dengan tokoh-tokoh yang diperankan—bahkan jika jagoannya penjahat atau orang sadis yang haus kekuasaan. Jika tidak berhati-hati, kamu bisa tahu-tahu menjagokan seorang penjahat, secara mental menyetujui tindakannya yang amoral atau kejam! Bagaimana kamu bisa menghindari jerat ini?
Sewaktu memilih film atau acara TV, pikirkan: ’Apakah acara ini akan menganjurkan aku untuk memiliki keibaan hati yang lembut?’ (Efesus 4:32) ’Atau, apakah acara ini akan mempengaruhiku untuk bersukacita atas bencana orang lain?’ (Amsal 17:5) ’Apakah aku menjadi lebih sulit untuk ’membenci apa yang jahat’?’ (Mazmur 97:10) ’Apakah aku malah jadi memihak ”pelaku kejahatan”?’—Mazmur 26:4, 5.
Resensi dan iklan film bisa memberimu gambaran tentang isi sebuah film. Tetapi, jangan dengan naif ”percaya pada setiap perkataan”. (Amsal 14:15) Mengapa? Resensi film hanya mencerminkan pandangan seseorang. Dan, iklan mungkin sengaja menyembunyikan fakta bahwa film itu berisi adegan-adegan yang tidak senonoh. Remaja bernama Connie mengatakan, ”Aku perhatikan, kalau kita tahu siapa saja pemeran utamanya, kita sering bisa mendapat gambaran tentang isi film itu.”
Teman-teman Kristen yang memiliki nilai-nilai Alkitab yang sama denganmu mungkin tahu apakah sebuah film berterima. Tetapi, ingatlah, orang cenderung menceritakan apa yang sangat mereka sukai tentang sebuah film. Maka, coba tanyakan apa yang buruk dalam film itu. Tanyakan dengan spesifik. Misalnya, tanyalah apakah ada adegan kekerasan, seks, atau kerasukan hantu. Orang tuamu juga adalah sumber nasihat yang baik. Vanessa muda berkata, ”Aku bertanya kepada orang tuaku. Kalau menurut mereka tidak apa-apa, aku akan menontonnya.”
Jangan anggap enteng soal memilih film atau acara TV. Mengapa? Karena hiburan yang kamu pilih menyingkapkan apa yang ada di dalam hatimu, menyingkapkan nilai-nilai yang kamu anggap berharga. (Lukas 6:45) Apa yang kamu pilih menyingkapkan jenis pergaulan yang kamu sukai, jenis bahasa yang kamu terima, moralitas seksual yang kamu toleransi. Jadi, bersikaplah selektif!
● Segala jenis tarian tercela.
Salah. Ketika orang Israel menyeberangi Laut Merah dan lolos dari kejaran pasukan Mesir, Miriam memimpin para wanita untuk merayakannya dengan menari. (Keluaran 15:20) Selain itu, dalam parabel Yesus tentang anak yang hilang, sukacita atas kembalinya dia diungkapkan dengan ”konser musik dan tari-tarian”.—Lukas 15:25.
Halnya sama dewasa ini. Dalam banyak kebudayaan, tari-tarian dinikmati oleh tua maupun muda ketika sahabat dan kerabat berkumpul. Namun, kamu perlu berhati-hati. Walaupun tidak mengutuk acara ramah-tamah yang bersahaja, Alkitab memperingatkan terhadap ”pesta pora”, atau ”pesta-pesta liar”. (Galatia 5:19-21; Byington) Nabi Yesaya menulis, ”Celaka bagi mereka yang bangun pagi-pagi sekali agar mereka dapat mencari minuman yang memabukkan, yang duduk-duduk hingga larut malam sampai anggur mengobarkan mereka! Harpa dan alat musik bersenar, rebana dan seruling, dan anggur ada di pesta-pesta mereka; tetapi kegiatan Yehuwa tidak mereka pandang dan pekerjaan tangannya tidak mereka lihat.”—Yesaya 5:11, 12.
Dalam acara-acara tersebut, yang menonjol adalah penggunaan ”minuman yang memabukkan” dan musik liar. Acaranya dimulai pagi-pagi dan terus berlangsung sampai larut malam. Perhatikan, juga, sikap orang-orangnya—mereka bersikap seolah-olah Allah tidak ada! Maka, tidak heran bahwa Allah mengutuk acara-acara seperti itu.
Jika kamu diundang ke pesta yang akan ada acara dansa atau tariannya, tanyai dirimu: ’Siapa yang akan hadir? Bagaimana reputasi mereka? Siapa yang bertanggung jawab di acara itu? Bagaimana pengawasannya? Apakah orang tuaku membolehkan aku datang ke pesta itu? Apa jenis tariannya?’ Banyak gaya tarian dirancang semata-mata untuk membangkitkan hasrat seksual. Apakah dengan mengikuti atau sekadar menonton tarian semacam itu kamu dibantu untuk ’lari dari percabulan’?—1 Korintus 6:18.
Bagaimana jika kamu diundang untuk menari di kelab malam? Perhatikan komentar seorang anak muda bernama Sonny yang sebelum menjadi seorang Kristen sering pergi ke kelab malam. Dia mengingat, ”Musiknya biasanya bejat, tariannya biasanya sangat amoral, dan sebagian besar orang yang pergi ke sana punya niat tertentu.” Niat mereka, kata Sonny, adalah pulang dari kelab dengan orang yang mau diajak berhubungan seks. Setelah belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa, Sonny berubah. Apa pendapatnya? ”Kelab-kelab seperti itu tidak cocok untuk orang Kristen.”
Mengapa Harus Selalu Waspada?
Menurutmu, kapan seorang prajurit paling rentan terhadap serangan—sewaktu di medan tempur atau ketika bersantai dengan teman-temannya? Justru pada waktu bersantai itulah ia kurang siaga sehingga menjadi sangat rentan. Demikian pula, sewaktu kamu di sekolah atau di tempat kerja, kamu siaga secara rohani. Kamu waspada terhadap ancaman bahaya. Tetapi, belakangan ketika bersantai dengan teman-temanlah kamu paling rentan terhadap serangan atas standar moralmu.
Beberapa teman mungkin mengejekmu karena berpaut pada standar moral Alkitab yang tinggi dalam soal menikmati kesenangan. Tekanan mungkin bahkan datang dari anak-anak muda yang dibesarkan oleh orang tua Kristen. Tetapi, hati nurani anak-anak muda itu telah terselar. (1 Timotius 4:2) Mereka mungkin menuduh kamu tidak seimbang atau sok adil-benar. Namun, ketimbang menyerah kepada tekanan teman, ”pertahankanlah hati nurani yang baik”.—1 Petrus 3:16.
Yang benar-benar penting bukanlah pendapat teman-temanmu tentang kamu, melainkan pendapat Yehuwa! Dan, jika teman-temanmu mempersulit kamu mengikuti hati nuranimu, berarti sudah waktunya kamu mencari teman-teman baru. (Amsal 13:20) Ingat, kamulah penjaga utama standar moralmu—bahkan ketika kamu sedang menikmati kesenangan.—Amsal 4:23.
BACA JUGA JILID 1, PASAL 37
Pornografi sekarang semakin marak dan semakin mudah diakses. Bagaimana kamu bisa menghindari jerat ini?
[Catatan Kaki]
a Untuk keterangan lebih lanjut, lihat Jilid 1, pasal 36.
AYAT-AYAT KUNCI
”Bersukacitalah, hai, pemuda, pada masa mudamu, . . . dan berjalanlah menurut jalan-jalan hatimu dan hal-hal yang dilihat matamu. Tetapi ketahuilah bahwa oleh karena semua ini Allah yang benar akan membawamu kepada penghakiman.”—Pengkhotbah 11:9.
TIPS
Tanyakan kepada orang tuamu apakah mereka mau menjadwalkan waktu-waktu yang tetap setiap bulan untuk mematikan TV dan bersenang-senang sekeluarga.
TAHUKAH KAMU . . . ?
Tarian dan musik adalah bagian penting dari ibadat sejati orang Israel zaman dahulu.—Mazmur 150:4.
RENCANAKU!
Jika aku diajak untuk ikut dalam tim olahraga di luar jam sekolah, aku akan mengatakan ․․․․․
Jika film yang aku tonton dengan teman-temanku tidak berterima, aku akan ․․․․․
Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․
MENURUTMU . . .
● Mengapa orang Kristen hendaknya menghindari olahraga berisiko tinggi?
● Bagaimana kamu bisa menentukan apakah sebuah film layak ditonton?
● Jenis tarian seperti apa yang berterima?
[Blurb di hlm. 269]
”Aku suka menari, tetapi aku telah merasakan manfaatnya mendengarkan nasihat orang tuaku. Aku tidak membiarkan tarian menjadi hal terpenting dalam hidupku.”—Tina
[Gambar di hlm. 268]
Seorang prajurit rentan terhadap serangan ketika kurang siaga—dan kamu rentan terhadap serangan moral ketika sedang bersantai
-
-
Mengapa Menghindari Pornografi?Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
PASAL 33
Mengapa Menghindari Pornografi?
Seberapa sering kamu tanpa sengaja melihat pornografi?
□ Tidak pernah
□ Jarang
□ Hampir selalu
Di mana hal itu paling kerap terjadi?
□ Internet
□ Sekolah
□ TV
□ Lainnya
Bagaimana reaksimu?
□ Aku langsung berpaling.
□ Karena ingin tahu, aku melihatnya sebentar.
□ Aku memperhatikannya dan bahkan mencari lagi.
KETIKA orang tuamu seusia kamu, orang yang ingin melihat pornografi harus mencarinya. Dewasa ini, sepertinya pornografi yang mencari kamu. Seorang gadis berusia 19 tahun mengatakan, ”Kadang sewaktu aku melihat-lihat atau berbelanja di Internet atau bahkan cuma mengecek rekeningku mendadak duar—pornografi muncul di depanku!” Hal ini sudah umum. Dalam sebuah survei, 90 persen anak muda antara 8-16 tahun mengatakan bahwa mereka tanpa sengaja telah melihat pornografi di Internet—pada umumnya sewaktu mengerjakan PR!
Mengingat maraknya pornografi, kamu bisa jadi bertanya-tanya, ’Apakah pornografi memang begitu buruk?’ Jawabannya ya! Pornografi merendahkan martabat orang yang terlibat di dalamnya maupun yang melihatnya, dan sering merupakan batu loncatan menuju dosa seksual. Tetapi, bukan hanya itu.
Melihat pornografi bisa menjadi kebiasaan yang berdampak sangat merusak dan sulit diperbaiki. Sebagai contoh, perhatikan seorang pria bernama Jeff yang bahkan setelah terbebas dari pornografi selama 14 tahun mengakui, ”Aku masih harus berjuang setiap hari. Hasrat itu, biarpun sebagian besar bisa dikekang, masih ada. Masih ada rasa ingin tahu. Gambar-gambar itu masih ada dalam pikiranku. Seandainya saja aku tidak memulai haluan yang menjijikkan ini. Awalnya, hal itu tampaknya tidak begitu berbahaya. Tapi, sekarang aku jadi tahu. Pornografi itu merusak, menyesatkan, dan merendahkan martabat semua pihak yang terlibat. Tidak soal apa yang mungkin dikatakan para pendukungnya, tidak ada—sama sekali tidak ada—yang positif tentang pornografi.”
Mengevaluasi Situasinya
Bagaimana kamu dapat menghindari pornografi bahkan yang tanpa sengaja terlihat? Pertama-tama, analisislah situasinya. Adakah pola dalam ketidaksengajaan itu? Perhatikan contoh-contoh berikut:
Apakah ada teman sekolahmu yang kemungkinan besar mengirim pornografi melalui e-mail atau ponsel? Jika ya, kamu sebaiknya menghapus pesan-pesan itu tanpa membukanya.
Sewaktu sedang berinternet, apakah tampilan pesan atau gambar muncul ketika kamu memasukkan kata tertentu ke mesin pencari? Dengan mengetahui bahwa hal ini bisa terjadi, kamu bisa lebih berhati-hati dan lebih spesifik sewaktu mengetikkan kata kunci.
Di bawah ini, catatlah keadaan apa saja yang telah menyebabkan kamu tanpa sengaja melihat pornografi.
․․․․․
Adakah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi atau menghilangkan ketidaksengajaan itu? Kalau begitu, tulis di bawah ini apa rencanamu.
․․․․․
Jika Kamu Terlanjur Kecanduan
Melihat pornografi tanpa sengaja berbeda dengan melihatnya secara sengaja. Bagaimana jika itu malah menjadi kebiasaan? Jangan salah—membebaskan diri dari kebiasaan tersebut tidak mudah. Sebagai ilustrasi: Andaikan kedua tanganmu diikat dengan seutas benang. Kamu mungkin bisa memutuskan benang itu hanya dengan merenggangkan kedua tanganmu. Tetapi, bagaimana jika benang itu dililitkan berkali-kali? Akan jauh lebih sulit untuk melepaskan diri. Sama halnya dengan orang yang terbiasa melihat pornografi. Semakin banyak melihat, semakin terjerat. Jika hal itu terjadi atas dirimu, bagaimana kamu bisa melepaskan diri?
Pahami apa pornografi itu. Pornografi sebenarnya adalah upaya yang sangat keji untuk merendahkan sesuatu yang Yehuwa ciptakan terhormat. Memahami pornografi dari sudut pandangan ini akan membantumu ’membenci apa yang jahat’.—Mazmur 97:10.
Pikirkan konsekuensinya. Pornografi menghancurkan perkawinan, menurunkan martabat orang yang ditampilkan, dan merendahkan moral orang yang melihatnya. Untuk alasan yang baik, Alkitab berkata, ”Cerdiklah orang yang melihat malapetaka kemudian menyembunyikan diri.” (Amsal 22:3) Tulis di bawah ini satu contoh malapetaka yang bisa menimpamu jika kamu terbiasa melihat pornografi.
․․․․․
Buat komitmen. ”Dengan sumpah aku telah berjanji gadis muda tak akan kupandang dengan berahi,” kata pria yang setia Ayub. (Ayub 31:1, Bahasa Indonesia Masa Kini) Berikut adalah beberapa ’janji dengan sumpah’ yang dapat kamu buat:
Aku tidak bakal berinternet kalau sedang sendirian di sebuah ruangan.
Aku akan segera menutup tampilan atau situs apa pun yang menampilkan gambar mesum.
Aku akan berbicara kepada seorang teman yang matang jika kebiasaanku kambuh.
Dapatkah kamu memikirkan satu atau dua tekad lain yang bisa membantumu menjauhi pornografi? Jika ya, tulislah di sini.
․․․․․
Berdoalah tentang masalahnya. Sang pemazmur berdoa kepada Yehuwa, ”Palingkanlah mataku agar tidak melihat apa yang tidak berguna.” (Mazmur 119:37) Allah Yehuwa ingin agar kamu berhasil, dan Ia dapat memberimu kekuatan untuk melakukan apa yang benar!—Filipi 4:13.
Berbicaralah kepada seseorang. Memilih teman curhat sering merupakan langkah penting untuk menghentikan kebiasaan itu. (Amsal 17:17) Tulis di bawah ini nama orang yang matang, yang kepadanya kamu leluasa membicarakan masalahnya.
․․․․․
Yakinlah bahwa kamu dapat berhasil dalam perjuanganmu menjauhi pornografi. Malah, setiap kali kamu menghindarinya, kamu meraih kemenangan yang besar. Beri tahukanlah kepada Yehuwa tentang kemenangan tersebut, dan bersyukurlah kepada-Nya karena kekuatan yang Ia berikan kepadamu. Ingatlah selalu bahwa dengan menghindari wabah pornografi, kamu membuat hati Yehuwa bersukacita!—Amsal 27:11.
AYAT-AYAT KUNCI
”Karena itu, matikanlah anggota-anggota tubuhmu yang bersifat duniawi sehubungan dengan percabulan, kenajisan, nafsu seksual, keinginan yang mencelakakan, dan keinginan akan milik orang lain, yang merupakan penyembahan berhala.”—Kolose 3:5.
TIPS
Pastikan komputermu disetel agar memblokir situs pornografi. Juga, jangan membuka apa pun dalam e-mail yang tak diundang, yang terkait dengan situs semacam itu.
TAHUKAH KAMU . . . ?
Obsesi terhadap pornografi menyerupai kegilaan seksual para makhluk roh fasik pada zaman Nuh.—Kejadian 6:2.
RENCANAKU!
Agar aku tidak sampai melihat pornografi, aku akan melindungi diri dengan ․․․․․
Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․
MENURUTMU . . .
● Bagaimana pornografi merendahkan sesuatu yang terhormat?
● Bagaimana kamu akan membantu kakak atau adikmu yang punya masalah dengan pornografi?
[Blurb di hlm. 278]
”Sebelum belajar Alkitab, aku sering mencoba hampir segala jenis narkoba utama. Tapi dari semua kecanduanku, pornografilah yang paling sulit dihentikan. Hanya dengan bantuan Yehuwa aku bisa mengatasi masalah ini.”—Jeff
[Gambar di hlm. 276]
Pornografi berdampak kumulatif—semakin sering dilihat, semakin sulit melepaskan diri
-
-
Jurnalku—RekreasiPertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
-
-
BAGIAN 8
Jurnalku—Rekreasi
Uraikan jenis rekreasi yang paling kamu senangi dan mengapa kamu begitu menyukainya.
․․․․․
Bayangkan bahwa kamu harus menjelaskan kepada adikmu mengapa penting untuk tetap seimbang dalam soal rekreasi. Apa yang akan kamu katakan?
․․․․․
-