PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 37 hlm. 296-303
  • Mengapa Saya Tidak Dapat Bersenang-senang?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Saya Tidak Dapat Bersenang-senang?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Rekreasi—Pandangan Allah
  • Iri terhadap Para Pencari Kesenangan?
  • Kesenangan yang Sehat
  • Pertemuan-Pertemuan Kristen
  • Jagalah Rekreasi Tetap Seimbang!
  • ’Apa Salahnya Bersenang-senang?’
    Sedarlah!—1987 (No. 20)
  • Bagaimana Saya Dapat Bersenang-senang?
    Sedarlah!—1996
  • Mengapa Anak Muda Lain Boleh Menikmati Segala Jenis Kesenangan?
    Sedarlah!—1996
  • Rekreasi yang Sehat dan Menyegarkan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 37 hlm. 296-303

Pasal 37

Mengapa Saya Tidak Dapat Bersenang-senang?

SETIAP Jumat petang, Paulinea pergi ke perhimpunan. Ia menikmati pembahasan yang diadakan, namun kadang-kadang ia menyesal berada di sana sementara teman-temannya sedang bersenang-senang.

Ketika perhimpunan selesai, dalam perjalanan pulang, Pauline melewati tempat yang sering dikunjungi kaum remaja setempat. Ia berkata: “Karena tertarik oleh bunyi musik yang keras dan lampu yang berkelap-kelip, pada waktu lewat saya mengintip ke dalam melalui jendela dan dengan perasaan iri membayangkan betapa senang mereka.” Lambat laun, keinginannya untuk bersenang-senang dengan teman-temannya menjadi hal utama dalam kehidupannya.

Seperti Pauline, anda mungkin kadang-kadang merasa bahwa menjadi seorang Kristen membuat anda kehilangan sesuatu. Anda ingin menonton pertunjukan TV yang dibicarakan semua remaja lain, namun orang-tua anda mengatakan acara itu terlalu keras. Anda ingin pergi ke pusat perbelanjaan dan menghabiskan waktu bersama anak-anak sekolah, tetapi orang-tua anda menganggap mereka “pergaulan yang buruk.” (1 Korintus 15:33) Anda ingin pergi ke pesta yang akan dihadiri semua teman sekolah anda, tetapi Ayah dan Ibu mengatakan tidak.

Teman-teman sekolah anda tampaknya pergi dan pulang sesuka mereka, menghadiri konser dan berpesta-pora sampai pagi hari tanpa mendapat komentar apa-apa dari orang-tua mereka. Jadi anda mungkin merasa iri dengan kebebasan mereka. Bukan berarti anda ingin melakukan sesuatu yang buruk. Anda hanya ingin sewaktu-waktu bersenang-senang.

Rekreasi—Pandangan Allah

Yakinlah bahwa keinginan untuk bersenang-senang tidak salah. Ingat, Yehuwa adalah ‘Allah yang bahagia.’ (1 Timotius 1:11) Dan melalui pria yang bijaksana, Salomo, Ia berkata: “Nikmatilah masa mudamu, hai pemuda! Bergembiralah selama engkau masih remaja. Penuhilah segala hasrat jiwamu, laksanakanlah semua niat hatimu.” Namun, Salomo kemudian memperingatkan: ‘Tetapi, ingat, Allah kelak mengadili tindakanmu semua.’—Pengkhotbah 11:9, 10, BIS.

Dengan mengetahui bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban untuk tindakan kita, kita memiliki pandangan yang sama sekali berbeda mengenai rekreasi. Karena meskipun Allah tidak melarang seseorang bersenang-senang, Ia tidak berkenan kepada ‘pencinta kesenangan’ (BIS), yang hanya hidup untuk mengejar kesenangan berikutnya. (2 Timotius 3:1, 4) Mengapa demikian? Pertimbangkan Raja Salomo. Dengan harta bendanya yang luar biasa banyak, ia telah menikmati segala macam kesenangan yang dapat diperoleh manusia. Ia berkata: “Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun.” Hasilnya? “Lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” (Pengkhotbah 2:10, 11) Ya, Allah tahu bahwa akhirnya, hidup yang hanya mengejar kesenangan akan membuat anda merasa hampa dan frustrasi.

Allah juga menuntut agar anda menjauhkan diri dari praktik-praktik yang mencemarkan, seperti penyalahgunaan narkotika dan seks pranikah. (2 Korintus 7:1) Namun, banyak dari hal-hal yang dilakukan kaum remaja sekedar untuk kesenangan dapat mengakibatkan seseorang terjerat dalam praktik-praktik ini. Sebagai contoh, seorang gadis muda, memutuskan untuk menghadiri pesta teman-teman sekolahnya yang diadakan tanpa pengawasan.” Musik pada pesawat stereo sangat bagus, tari-tariannya sangat mengasyikkan, makanan kecil yang disajikan lezat dan kami banyak tertawa,” katanya. Namun kemudian, “seseorang membawa ganja. Lalu ada minuman keras. Setelah itu segala sesuatu mulai menjadi kacau-balau.” Akibatnya ialah imoralitas seks. Gadis itu mengakui: “Sejak itu saya selalu merasa tidak enak dan tertekan.” Tanpa pengawasan orang dewasa, betapa mudah pertemuan semacam itu menjadi “pesta yang liar”!—Galatia 5:21, Byington.

Tidak mengherankan jika orang-tua anda mungkin sangat mengkhawatirkan bagaimana anda menghabiskan waktu senggang anda, mungkin membatasi ke mana anda dapat pergi dan dengan siapa anda boleh bergaul. Apa motif mereka? Untuk membantu anda menaati perintah Allah: “Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.”—Pengkhotah 11:10.

Iri terhadap Para Pencari Kesenangan?

Kita memang mudah melupakan semua hal ini, dan merasa iri terhadap kebebasan yang tampaknya dinikmati beberapa remaja. Pauline tidak lagi menghadiri perhimpunan dan mulai bergaul akrab dengan kelompok remaja yang mencari kesenangan semata-mata. “Saya akhirnya mempraktikkan semua hal buruk yang telah diperingatkan kepada saya,” katanya. Pesta-pora dan pemuasan kesenangan yang dialami Pauline akhirnya mengakibatkan ia ditangkap polisi dan ditempatkan di sekolah untuk gadis-gadis nakal!

Lama berselang, penulis Mazmur 73 mempunyai perasaan yang sama seperti Pauline. “Aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik,” ia mengakui. Ia bahkan mulai meragukan manfaat untuk hidup berdasarkan prinsip-prinsip yang benar. “Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah,” katanya. Namun kemudian ia mendapat pengertian yang dalam: Orang-orang jahat berada “di tempat-tempat licin,” berjalan tertatih-tatih di ambang malapetaka.—Mazmur 73:3, 13, 18.

Pauline akhirnya menyadari ini—melalui pengalaman yang pahit. Setelah berhura-hura secara duniawi, ia membuat perubahan drastis untuk mendapatkan kembali perkenan Allah. Anda, sebaliknya, tidak perlu merasakan penderitaan ditangkap polisi, dijangkiti penyakit yang ditularkan melalui seks, atau mengalami siksaan akibat narkotika untuk menyadari bahwa akibat yang harus dipikul karena ‘bersenang-senang’ bisa luar biasa merugikan. Ada banyak cara yang sehat dan membina untuk bersenang-senang tanpa risiko semacam itu. Apa beberapa di antaranya?

Kesenangan yang Sehat

Suatu penelitian atas kaum remaja Amerika, menyingkapkan bahwa remaja-remaja “menikmati pesiar dan kegiatan bersama keluarga secara berkala.” Melakukan sesuatu bersama-sama sebagai keluarga tidak hanya menyenangkan tetapi dapat memperteguh persatuan keluarga.

Ini tidak hanya berarti menonton TV bersama. Dr. Anthony Pietropinto berkata: “Problem dengan menonton televisi ialah bahwa, meskipun itu dapat dilakukan bersama orang lain, pada dasarnya ini adalah kegiatan seorang diri. . . . Namun, rekreasi seperti permainan di dalam rumah, olahraga di halaman belakang, membuat masakan kesukaan, proyek prakarya, dan membaca dengan suara keras memberi kesempatan yang lebih besar untuk berkomunikasi, kerja sama, dan rangsangan intelektual daripada keasyikan yang bersifat pasif seperti televisi dalam keluarga-keluarga modern.” Seperti dikatakan oleh John, ayah dari tujuh anak: ‘Bahkan membersihkan halaman atau mengecat rumah dapat menyenangkan bila dilakukan secara keluarga.’

Jika keluarga anda belum melakukan hal-hal semacam itu bersama-sama, ambillah prakarsa dan usulkan itu kepada orang-tua anda. Cobalah menyarankan gagasan yang menarik dan menggembirakan untuk piknik atau melakukan suatu proyek bersama keluarga.

Tetapi, anda tidak perlu selalu bersama orang lain untuk mendapatkan kesenangan. Mary, seorang remaja yang menjaga pergaulannya, belajar cara menikmati waktunya seorang diri. “Saya bermain piano dan biola, dan saya melewatkan waktu untuk berlatih memainkannya,” katanya. Melissa, seorang gadis remaja lain, mengatakan hal yang sama: “Saya kadang-kadang melewatkan waktu menulis cerita pendek atau puisi untuk dinikmati sendiri.” Anda juga dapat belajar menggunakan waktu secara produktif dengan memperkembangkan ketrampilan seperti membaca, kerajinan tangan dari kayu, atau memainkan alat musik.

Pertemuan-Pertemuan Kristen

Dari waktu ke waktu, juga menyenangkan untuk mengadakan pertemuan bersama teman-teman. Dan di banyak daerah ada sejumlah kegiatan yang baik yang dapat anda nikmati. Bermain boling, ski, bersepeda, baseball, dan bola basket merupakan kegiatan yang populer di Amerika Utara. Anda juga dapat memikirkan hal-hal lain seperti mengunjungi museum atau kebun binatang. Dan, ya, anda juga dapat berkumpul bersama dan hanya memutar kaset atau menonton pertunjukan TV yang baik bersama sesama remaja Kristen.

Anda mungkin bahkan dapat meminta bantuan orang-tua anda untuk merencanakan pertemuan yang lebih formal. Buatlah itu menarik dengan mengatur beragam kegiatan, seperti permainan dan menyanyi bersama. Jika beberapa dari teman-teman anda mempunyai bakat musik, mungkin mereka dapat diminta mengadakan pertunjukan kecil. Makanan yang lezat juga menambah semarak acara seperti itu, namun tidak perlu yang mahal atau mewah. Kadang-kadang tamu-tamu dapat membawa berbagai macam makanan.

Apakah ada taman atau tempat terbuka dekat rumah anda untuk melakukan kegiatan seperti bermain bola atau berenang? Mengapa tidak merencanakan suatu piknik? Keluarga-keluarga juga, masing-masing dapat membawa makanan agar tidak ada yang harus memikul beban keuangan.

Kesahajaan adalah kuncinya. Musik tidak perlu memekakkan telinga untuk dapat dinikmati, demikian pula tari-tarian tidak perlu merangsang untuk dapat menyenangkan. Juga, pertandingan di luar rumah dapat dinikmati tanpa persaingan yang sengit. Namun, seorang-tua melaporkan: “Beberapa remaja kadang-kadang bertengkar, bahkan hampir berkelahi.” Jagalah agar kegiatan semacam itu tetap menyenangkan dengan mengikuti nasihat Alkitab untuk menghindari ‘persaingan dengan satu sama lain.’—Galatia 5:26, NW.

Siapa yang hendaknya anda undang? Alkitab berkata, “Kasihilah seluruh persekutuan saudara-saudara.” (1 Petrus 2:17, NW) Mengapa anda membatasi pertemuan itu dengan teman-teman sebaya saja? Perluaslah pergaulan anda. (Bandingkan 2 Korintus 6:13.) Seorang-tua menyatakan: “Mereka yang sudah lanjut usia, walaupun sering tidak dapat berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang dilakukan, senang untuk datang dan menonton apa yang sedang berlangsung.” Adanya orang dewasa sering membantu mencegah keadaan menjadi tidak terkendali. Tetapi, memang kita tidak mungkin mengundang “seluruh persekutuan” kepada suatu pertemuan. Selain itu, pertemuan yang lebih kecil lebih mudah dikendalikan.

Pertemuan-pertemuan Kristen juga merupakan kesempatan untuk membina satu sama lain secara rohani. Memang, ada remaja-remaja yang merasa bahwa hal-hal rohani akan mengurangi kesenangan suatu pertemuan. “Pada waktu kami mengadakan pertemuan,” seorang anak laki-laki Kristen mengeluh, “selalu, ‘Mari kita semua duduk, keluarkan Alkitab kalian, dan mari kita melakukan permainan Alkitab.’” Tetapi, pemazmur berkata: “Berbahagialah orang . . . yang kesukaannya ialah Taurat [Yehuwa].” (Mazmur 1:1, 2) Diskusi—atau bahkan permainan—yang berkisar pada Alkitab juga dapat sangat menyenangkan. Mungkin anda hanya perlu menajamkan pengetahuan anda mengenai ayat-ayat Alkitab agar dapat berpartisipasi lebih sepenuhnya.

Kemungkinan lain ialah meminta beberapa orang menceritakan bagaimana mereka menjadi orang Kristen. Atau tambahkan sedikit kehangatan dan gelak tawa dengan mengundang seseorang untuk menceritakan hal-hal yang lucu. Sering kita dapat belajar sesuatu yang berharga dari ini. Beberapa dari pasal-pasal dalam buku ini bahkan dapat menjadi bahan untuk diskusi kelompok yang menarik pada suatu pertemuan.

Jagalah Rekreasi Tetap Seimbang!

Yesus Kristus juga sewaktu-waktu bersenang-senang. Alkitab menceritakan bahwa ia menghadiri pesta perkawinan di Kana, menikmati makanan, musik, tari-tarian, dan pergaulan yang membina, yang pasti melimpah. Yesus bahkan menyumbang kepada sukses pesta perkawinan itu dengan secara mukjizat menyediakan anggur!—Yohanes 2:3-11.

Tetapi kehidupan Yesus tidak dipenuhi dengan kesenangan semata-mata. Ia menggunakan sebagian besar dari waktunya untuk mengejar kepentingan rohani, mengajar orang kehendak Allah. Ia berkata: “MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” (Yohanes 4:34) Melakukan kehendak Allah memberi Yesus kesenangan yang jauh lebih tahan lama daripada suatu selingan yang hanya bersifat sementara. Dewasa ini, masih ada “banyak hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan Tuhan.” (1 Korintus 15:58, NW; Matius 24:14) Namun jika, dari waktu ke waktu, anda merasa membutuhkan rekreasi, nikmatilah hal itu secara seimbang dan sehat. Seperti dikatakan seorang penulis: “Kehidupan tidak dapat selalu penuh dengan kegiatan dan kegembiraan—dan anda mungkin akan kecapaian jika demikian halnya!”

[Catatan Kaki]

a Bukan nama asli.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Mengapa beberapa remaja Kristen merasa iri terhadap remaja-remaja duniawi? Pernahkah anda merasa demikian?

◻ Peringatan apa yang Allah berikan kepada kaum remaja berkenaan tingkah laku mereka, dan bagaimana hendaknya ini mempengaruhi pilihan rekreasi mereka?

◻ Mengapa bodoh untuk merasa iri kepada remaja-remaja yang melanggar hukum-hukum dan prinsip-prinsip Allah?

◻ Sebutkan beberapa cara untuk menikmati rekreasi yang sehat (1) dengan para anggota keluarga, (2) seorang diri, dan (3) dengan saudara-saudara Kristen.

◻ Bagaimana Yesus Kristus memberikan teladan dalam keseimbangan sehubungan dengan rekreasi?

[Blurb di hlm. 297]

“Karena tertarik oleh bunyi musik yang keras dan lampu yang berkelap-kelip, pada waktu lewat saya mengintip ke dalam melalui jendela dan dengan perasaan iri membayangkan betapa senang mereka”

[Blurb di hlm. 302]

“Seseorang membawa ganja. Lalu ada minuman keras. Setelah itu segala sesuatu mulai menjadi kacau-balau”

[Gambar di hlm. 299]

Apakah para remaja yang menaati prinsip-prinsip Alkitab benar-benar rugi?

[Gambar di hlm. 300]

Mengerjakan suatu hobi adalah cara yang sehat untuk memanfaatkan waktu senggang

[Gambar di hlm. 301]

Pertemuan-pertemuan Kristen lebih menyenangkan bila berbagai kegiatan direncanakan dan dihadiri oleh berbagai kelompok usia

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan