PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Berupayalah Memahami Perasaan Orang Lain
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2019 | Maret
    • TIRULAH TELADAN YEHUWA DAN YESUS

      14. Menurut Efesus 5:1, 2, kita tergerak untuk melakukan apa?

      14 Kalau kita memikirkan teladan Yehuwa dan Yesus, kita akan tergerak untuk lebih menunjukkan sikap seperasaan. (Baca Efesus 5:1, 2.) Memang, kita tidak bisa melihat hati seperti mereka. Meski begitu, kita bisa mencoba memahami perasaan dan kebutuhan orang lain. (2 Kor. 11:29) Tidak seperti orang-orang yang egois di dunia ini, kita berupaya memperhatikan ”kepentingan orang lain, bukan kepentingan diri sendiri saja”.​—Flp. 2:4.

      Seorang penatua berbicara dengan seorang anak laki-laki dan ibunya; seorang ayah dan anak perempuannya membantu seorang saudari lansia untuk masuk ke mobil; dua penatua mendengarkan seorang saudari

      (Lihat paragraf 15-19)d

      15. Siapa yang khususnya perlu menunjukkan sikap seperasaan?

      15 Para penatua khususnya perlu menunjukkan sikap seperasaan. Mereka tahu bahwa mereka bertanggung jawab kepada Yehuwa atas cara mereka mengurus domba-domba-Nya. (Ibr. 13:17) Para penatua perlu memahami perasaan saudara-saudari di sidang agar bisa membantu mereka. Bagaimana para penatua bisa menunjukkan sikap seperasaan?

      16. Kalau seorang penatua punya sikap seperasaan, apa yang akan dia lakukan, dan mengapa hal itu penting?

      16 Seorang penatua yang punya sikap seperasaan akan meluangkan waktu untuk saudara-saudarinya. Dia mengajukan pertanyaan kepada mereka dan mendengarkan jawaban mereka dengan sabar dan sungguh-sungguh. Hal ini khususnya penting kalau salah satu dombanya itu mau mencurahkan perasaannya tapi tidak tahu harus berkata apa. (Ams. 20:5) Kalau para penatua mau meluangkan waktu untuk saudara-saudari, mereka semua akan lebih akrab, lebih saling mengasihi, dan lebih percaya kepada satu sama lain.​—Kis. 20:37.

      17. Menurut banyak saudara-saudari, sikap apa yang paling penting untuk dimiliki seorang penatua? Berikan contoh.

      17 Banyak saudara-saudari mengatakan bahwa menurut mereka, sikap seperasaan adalah sikap yang paling penting untuk dimiliki seorang penatua. Mengapa? ”Kita jadi lebih mudah berbicara kepada mereka, karena kita tahu bahwa mereka akan memahami kita,” kata Adelaide. Dia menambahkan, ”Dari reaksi seorang penatua saat kita berbicara dengannya, kita bisa tahu apakah dia berusaha memahami perasaan kita.” Seorang saudara, yang merasa bersyukur atas kepedulian seorang penatua, mengatakan, ”Waktu saya menceritakan keadaan saya, saya melihat matanya berkaca-kaca. Saya tidak akan lupa hal itu.”​—Rm. 12:15.

      18. Bagaimana kita bisa mengembangkan sikap seperasaan?

      18 Tentu saja, bukan hanya para penatua yang perlu menunjukkan sikap seperasaan. Kita semua bisa mengembangkan sikap ini. Bagaimana caranya? Cobalah pahami kesulitan yang dihadapi anggota keluarga dan saudara-saudari kita. Tunjukkan kepedulian kepada para remaja di sidang, juga kepada orang yang sakit, yang lansia, atau yang berduka karena kematian orang yang mereka sayangi. Tanyakan kabar mereka. Dengarkan baik-baik sewaktu mereka mengungkapkan perasaan mereka. Bantu mereka merasa bahwa Saudara benar-benar memahami keadaan mereka. Tawarkan bantuan apa pun yang bisa Saudara berikan. Dengan melakukan semua itu, kita menunjukkan kasih yang tulus kepada satu sama lain.​—1 Yoh. 3:18.

      19. Mengapa kita harus bisa menyesuaikan diri saat berusaha membantu orang lain?

      19 Saat berusaha membantu orang lain, kita harus bisa menyesuaikan diri. Mengapa? Karena reaksi orang sewaktu menghadapi kesulitan itu berbeda-beda. Ada yang mau menceritakannya, dan ada juga yang tidak. Jadi, meski kita ingin membantu, kita tidak boleh mengajukan pertanyaan yang bisa membuat seseorang tidak nyaman. (1 Tes. 4:11) Kadang, meski seseorang mau menceritakan masalahnya, kita mungkin tidak selalu setuju dengan kata-katanya. Tapi, kita perlu ingat bahwa itulah yang mereka rasakan. Kita perlu cepat mendengar dan lambat berbicara.​—Mat. 7:1; Yak. 1:19.

  • Berupayalah Memahami Perasaan Orang Lain
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2019 | Maret
    • d KETERANGAN GAMBAR: Di perhimpunan, kita punya banyak kesempatan untuk menunjukkan kepedulian kepada saudara-saudari kita. Kita melihat (1) seorang penatua dengan baik hati berbicara kepada seorang penyiar yang masih kecil dan ibunya, (2) seorang ayah dan putrinya membantu seorang saudari lansia untuk masuk ke mobil, dan (3) dua penatua mendengarkan baik-baik saat seorang saudari meminta bantuan mereka.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan