-
Apakah Moral Seks Ada Gunanya?Masa Remaja—Manfaatkanlah Sebaik-baiknya
-
-
Pasal 18
Apakah Moral Seks Ada Gunanya?
1-3. Bagaimana perasaan banyak orang di dunia tentang hubungan seks sebelum menikah?
DEWASA ini tekanan untuk hubungan seks sebelum menikah sangat kuat di banyak tempat. Sebenarnya, dunia terperangkap dalam ”revolusi seks”. Koran New York Daily News menjelaskan, ”Hubungan seks tanpa menikah sekarang dikenal secara meluas oleh orangtua, perguruan tinggi serta khalayak ramai. Imoralitas agaknya diterima dengan senyap, seolah-olah sia-sia membendung suatu arus baru yang tak terkendalikan.”
2 Banyak orang menuntut kebebasan untuk melakukan hubungan seks dengan siapa saja yang mereka inginkan dan dengan cara apapun yang mereka kehendaki. Sikap seperti itu membuat banyak orang menjadi bingung. Seorang mahasiswi menceritakan problem yang biasa ia temui dalam berkencan, ”Pria itu akan mengatakan, Mengapa tidak? Saya akan menghabiskan separuh waktu kencan untuk menjelaskan kepadanya betapa berharga moral yang baik. Tetapi kemudian saya bertanya kepada diri sendiri, Mengapa tidak?” Mungkinkah anda, juga, telah berpikir, ”Mengapa tidak?” Apakah moral seks benar-benar ada gunanya?
3 Kaum remaja umumnya percaya bahwa, karena mereka secara fisik dapat melakukan hubungan seks, dan karena kata orang hal itu ’sangat menyenangkan’, maka mereka boleh melakukannya. Tetapi apakah benar demikian? Apakah seks sebelum menikah patut? Apakah hal itu membuat kehidupan lebih berharga?
PENGARUH BAIK ATAU BURUK?
4-7. (a) Apa beberapa akibat yang umum dari melakukan hubungan seks sebelum menikah? (b) Apa yang menunjukkan bahwa perbuatan seks yang bebas sebenarnya bukan hal ”baru”? (Hakim 19:22-25; Yudas 7) (c) Mengapa nasihat di 1 Korintus 6:18 benar-benar serius? (Kisah 15:28, 29; 1 Tesalonika 4:3, 7, 8)
4 Bagaimana dengan pernyataan beberapa orang bahwa kebebasan seks memberikan lebih banyak kebahagiaan pribadi, bahwa hal itu ’sangat menyenangkan’? The Journal of the American Medical Association memuat kesimpulan ini dari seorang remaja yang sebelum menikah mengadakan hubungan seks dengan banyak gadis, ”Saya telah menyadari bahwa hal ini tidak memberikan saya kebahagiaan.” Gadis-gadis terlebih lagi tidak akan mendapatkan kebahagiaan dari hubungan seks sebelum menikah. Seorang siswi muda sambil menangis berkata tentang pengalaman sedemikian, ”Hal itu sama sekali tidak ada gunanya—hal tersebut tidak menyenangkan pada saat itu, dan sejak itu saya terus kuatir.”
5 Kekuatiran sedemikian sering dapat dibenarkan karena beberapa alasan. Salah satu alasan menurut seorang ahli kesehatan adalah bahwa dalam waktu lima tahun saja, 50 persen dari kaum remaja di Amerika Serikat terancam dijangkiti gonorrhea! Dan para ahli kedokteran mengatakan bahwa obat-obat modern terbukti tidak ampuh untuk memberantas penyebaran gonorrhea maupun sipilis, penyakit-penyakit kelamin yang utama. Sering sekali orang yang ditulari baru menyadari setelah terlambat, sehingga tidak dapat mencegah agar tubuh mereka tidak mengalami kerusakan yang serius dan permanen. Apakah ada gunanya mengambil risiko mengalami kerusakan yang permanen, mungkin bahkan menjadi buta atau mandul, sebagai akibat imoralitas?
6 Juga, ada kemungkinan besar untuk menjadi hamil. Jutaan gadis yang tidak menikah mengalami hal itu. Banyak di antaranya mengalami bahaya dan ketegangan emosi dari aborsi. Yang lain terpaksa memasuki perkawinan yang tidak bahagia. Yang lain lagi harus menghadapi perjuangan yang lama dan tidak bahagia untuk membesarkan anak yang tidak sah. Jadi jelas, walaupun alat-alat kontrasepsi sudah semakin mudah diperoleh kaum remaja, hal itu tidak ”menjamin” mereka bebas dari kehamilan.
7 Sebenarnya kebebasan seks bukan hal baru atau ”modern”, tetapi sudah ada sejak dulu. Penduduk Sodom dan Gomora melakukan hal itu hampir dua ribu tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus. Jika anda membaca sejarah Kekaisaran Roma kuno anda akan melihat bahwa segala macam kebebasan seks yang dilakukan sekarang sudah dikenal. Sebenarnya, kejatuhannya sebagian besar disebabkan karena kebobrokan moral. Memang, adalah bijaksana memperhatikan perintah Alkitab untuk ’menjauhkan diri dari percabulan’.—1 Korintus 6:18.
APAKAH MORAL YANG BAIK TANDA KELEMAHAN?
8-11. (a) Mengapa perlu kekuatan moral untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah? (b) Seperti diceritakan di Amsal pasal 7, apa yang menunjukkan bahwa pria muda yang terlibat dalam imoralitas tidak mempunyai motif yang baik? (b) Bagaimana keteguhan pada prinsip-prinsip yang benar dilukiskan dalam diri gadis dari Sunem?
8 Namun, anda mungkin ditantang untuk melakukan percabulan dan, jika anda menolak, orang lain mungkin menuduh anda lemah. Di beberapa tempat percabulan sudah umum diterima. Tulisan dua dokter dalam Medical Aspects of Human Sexuality (Segi-Segi Medis dari Seksualitas Manusia) menyatakan, ”Kaum remaja merasa bersalah apabila mereka tidak suka berhubungan seks, dan dalam beberapa kejadian ada wanita-wanita muda yang merasa malu karena masih perawan pada usia 25.” Apakah menolak melakukan hubungan seks sebelum menikah pertanda kelemahan? Nah, mana yang menurut anda lebih menuntut kekuatan—menyerah kepada nafsu atau mengendalikannya?
9 Sebenarnya, orang lemah manapun dapat menyerah kepada nafsu seks. Tetapi hanya pria yang ”jantan” (atau ”wanita” yang sejati) dapat mengendalikan keinginan itu sampai setelah menikah. Malahan perlu lebih banyak kekuatan sekarang pada waktu kecenderungan di seluas dunia menuju arah yang lain, karena hal itu berarti melawan arus.
10 Buku Alkitab Amsal memberikan catatan sehubungan dengan pokok ini. Diceritakan cara bagaimana seorang pemuda ”yang tak berpengalaman”, tidak mempunyai motif hati yang baik, melenggang di sebuah jalan di mana ia dihampiri seorang perempuan jalang. Di bawah tekanan rayuannya yang licik, ia jatuh dan ”tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum”. (Amsal 7:6-23) Ia tidak memiliki kekuatan moral untuk menolaknya.
11 Tetapi pada permulaan buku ini kita sudah membaca tentang gadis muda dari Sulam yang menolak semua rayuan yang ditawarkan Raja Salomo yang kaya, lebih senang tetap setia kepada gembala muda yang ia harap akan mengawininya. Ya, ia tidak seperti ”pintu” yang dapat dibuka dengan mudah, tetapi ia membuktikan kepada semua kakak laki-lakinya bahwa ia seteguh ”tembok” dalam tekadnya untuk menjaga kegadisannya bagi pria yang ia tunggu.—Kidung Agung 8:8-10.
MENGAPA MORAL SEKS ADA GUNANYA
12-14. (a) Mengapa bermanfaat untuk menyesuaikan diri pada peraturan-peraturan Allah berkenaan seks? (b) Apa yang dikatakan Ibrani 13:4 dan 1 Korintus 6:9, 10 mengenai masa depan bagi pezinah? Apa yang dimaksud dengan perzinahan?
12 Alasan utama mengapa moral seks itu ada gunanya adalah karena hal tersebut ditetapkan oleh Pribadi yang paling tahu tentang kebahagiaan manusia: Allah Yehuwa. Pikirkan hal berikut. Allah Yehuwa dengan pengasih membuat persediaan untuk meneruskan kehidupan manusia melalui hubungan seks, dan ini adalah hal yang sangat indah dan suci. Kita semua telah menerima manfaat-manfaatnya, karena kita sekarang hidup. Jika kita menerima manfaatnya, bukankah ini membuat kita wajib menerima peraturan-peraturan yang Allah tetapkan berkenaan seluruh proses itu? Memang, sebagai Pemberi Kehidupan, Allah Yehuwa berhak menetapkan peraturan tingkah laku dalam menggunakan organ-organ kita untuk berkembang-biak dengan kesanggupannya untuk meneruskan kehidupan.
13 Melalui rasul Paulus, Allah memberitahu kita, ”Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” (Ibrani 13:4) Perzinahan termasuk tidak hanya hubungan seks dengan siapa saja—itu juga termasuk hubungan seks sebelum menikah, seperti di antara orang-orang yang sudah bertunangan tetapi belum menikah.
14 Firman Allah dengan jelas mengutuk perzinahan dan perbuatan cabul lainnya. Dikatakan bahwa orang yang melakukan hal-hal tersebut tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Alkitab mengatakan, ”Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”—1 Korintus 6:9, 10.
15-19. (a) Mengapa kita seharusnya benar-benar membenci imoralitas seks? (Mazmur 97:10) (b) Apa yang dapat membantu kita untuk mengusahakan kebencian yang sepatutnya?
15 Bahwa hukum Allah ditetapkan dengan begitu jelas sebenarnya adalah untuk kebaikan kita. Nafsu seks dapat menjadi sangat kuat, dan dalam kehidupan kebanyakan orang ada waktu-waktu ia mudah menyerah di bawah godaan. Jika hukum Allah mengenai hal itu samar-samar atau lemah, kita tentu tidak akan banyak dibantu dalam waktu-waktu sedemikian. Tetapi karena hukum Allah begitu jelas dan tegas, kita dibantu untuk menggunakan akal sehat, memperteguh kekuatan moral kita, dan yang paling penting, kita dibantu untuk belajar membenci haluan yang salah. Apakah anda benar-benar membenci imoralitas seks? Mengapa seharusnya demikian?
16 Jika haluan itu kadang-kadang tampak menarik, tanyakan diri anda, ’Apakah saya ingin orang-orang dalam keluarga saya sendiri ikut melakukannya, orangtua atau saudara laki-laki dan perempuan saya? Apakah saya ingin mereka mempunyai anak yang tidak sah? Apakah hal ini akan menambah kasih dan respek saya kepada mereka?’ Jika tidak, maka bukankah perbuatan itu patut dibenci? Anda pasti tidak mau membuat diri anda seperti sebuah handuk umum yang dapat dipakai setiap laki-laki atau perempuan untuk menyeka tangan mereka yang imoral.
17 Bagaimana dengan anak-anak yang dilahirkan dari perbuatan yang imoral? Seandainya anda, seorang gadis, melahirkan anak yang demikian—siapa yang akan mengurusnya? Ibu atau ayah anda? Anda sendiri? Bagaimana anda akan melakukannya? Dan bagaimana perasaan anak itu sewaktu ia menjadi dewasa dan mengetahui bagaimana sampai ia lahir? Atau jika anda tidak mau memikul tanggung jawab dan anda mengatur agar anak itu diadopsi, bagaimana pandangan orang lain tentang anda? Bagaimana pandangan anda sendiri mengenai diri anda? Anda mungkin berusaha merahasiakan kelahiran itu, kemudian membuang anak itu dengan memberikannya untuk diadopsi dan dengan demikian berusaha menghindar dari rasa malu dan mengelak tanggung jawab. Tetapi anda tidak akan dapat lari dari diri anda sendiri, bukan?
18 Jika anda, seorang laki-laki, menjadi bapa dari anak yang tidak sah, apakah hati kecil anda akan tenang? Pikirkan semua kesulitan dan rasa malu yang diakibatkannya atas si ibu maupun sang anak. Jelas hal itu sebaiknya dihindari.
19 Sebenarnya, hal baik apa pernah dihasilkan perbuatan imoralitas seks? Mengapa begitu banyak hal yang tidak disenangi dihubungkan dengan hal itu, termasuk penyakit kelamin yang mengakibatkan cacat, aborsi, pertengkaran akibat cemburu dan bahkan pembunuhan? Mengapa di negeri-negeri yang ”kebebasan” seks umum dipraktekkan, angka perceraian sering paling tinggi di dunia? Apakah perceraian menyatakan keberhasilan ataukah merupakan bukti kegagalan? Apakah itu pertanda kebahagiaan sejati atau ketidakbahagiaan serta ketidakpuasan?
20, 21. Bagaimana menghindari imoralitas seks dapat memperbesar harapan anda untuk perkawinan yang sukses?
20 Sebaliknya, moralitas seks berguna karena orang yang berpaut padanya, mempunyai lebih banyak kemungkinan untuk perkawinan yang sukses. Karena mereka sangat menghormati perkawinan, menghargai penyelenggaraan Allah dan menghormati calon teman hidup dan hak bersama untuk menerima pasangan yang suci dalam perkawinan.
21 Ya, semakin anda berhati-hati untuk menghindari tingkah laku cabul atau terlalu bebas pada masa berpacaran dan masa pertunangan, semakin banyak kemungkinan anda akan berhasil dalam perkawinan. Dengan demikian baik anda maupun teman hidup anda tidak pernah akan meragukan ketulusan cinta pihak yang lain dan mencurigai bahwa seks adalah satu-satunya motif untuk menikah. Karena perkawinan, sebenarnya, bukan sekedar persatuan dua tubuh—tetapi persatuan dua pribadi. Dan harus ada perasaan hormat dan kasih bersama yang dalam kepada pribadi itu agar perkawinan dapat membawa kebahagiaan kekal.
MEMBUAT PILIHAN YANG BIJAKSANA
22-24. (a) Pelajaran baik apa dapat ditarik seorang wanita muda dari catatan Alkitab tentang Amnon dan Tamar? (b) Apa yang memperlihatkan bahwa nafsu yang diperlihatkan oleh istri Potifar bukan cinta yang tahan lama?
22 Cinta yang hanya didasarkan atas nafsu, bukanlah cinta yang tahan lama. Itu cinta yang mementingkan diri dan serakah. Cinta yang demikian dengan jelas diuraikan Alkitab berkenaan salah seorang putra Daud bernama Amnon. Ia ”jatuh cinta” kepada adik tirinya yang cantik, Tamar. Kemudian, dengan tipu muslihat, ia memaksanya mengadakan hubungan seks. Dan apa yang terjadi setelah itu? Catatan memberitahu kita, ”Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya.” Ia mengusir Tamar. (2 Samuel 13:1-19) Nah, jika anda seorang gadis muda, apakah anda akan dengan polos berpikir bahwa, karena seorang laki-laki menyatakan cinta kasih kepada anda dan ingin agar anda mengadakan hubungan seks dengannya, ini berarti ia benar-benar mencintai anda? Bisa jadi ia sama seperti Amnon.
23 Alkitab memberitahu kita bahwa istri pejabat istana Mesir Potifar menyatakan cinta yang serupa kepada pemuda Yusuf, yang menjadi pelayan di rumah mereka. Ketika Yusuf menolak semua usaha untuk merayunya, ia memperlihatkan belangnya. Dengan keji ia berbohong kepada suaminya, sehingga Yusuf dengan tidak adil dipenjarakan.—Kejadian 39:7-20.
24 Ya, apa yang disebut ”kebebasan” seks mengubah apa yang seharusnya menyenangkan dan bersih menjadi sesuatu yang murahan dan menjijikkan. Jadi, apa yang anda inginkan—waktu yang singkat dari kenikmatan seks yang tidak sah dengan semua risiko dan problem yang tersangkut, atau kepuasan setiap hari karena memiliki hati nurani yang bersih di hadapan Allah dan semua orang, disertai respek kepada diri sendiri?
25, 26. Hal-hal apa yang akan membantu kita untuk tidak terlibat dalam imoralitas seks? (Efesus 5:3, 4; Filipi 4:8)
25 Jika anda ingin bebas dari imoralitas, hindarilah hal-hal yang akan menjurus ke sana: percakapan yang selalu berkisar pada lawan jenis, juga bahan bacaan atau gambar yang hanya memiliki satu tujuan—merangsang nafsu seks. Jagalah pikiran, mata dan lidah anda pada hal-hal yang bersih, positif, seraya berusaha mencapai tujuan berharga yang membawa manfaat kekal dan tidak mengakibatkan malu atau sakit hati.
26 Di atas segalanya, mantapkan pengetahuan dan penghargaan anda terhadap Pencipta dan kebenaran serta hikmat dari jalan-jalanNya. Hampirilah dia dalam doa dan pusatkan hati anda pada perkara-perkara yang Ia janjikan kepada orang-orang yang melayani Dia. Anda dapat berpegang teguh pada moralitas seks jika anda benar-benar ingin, karena Allah Yehuwa dan PutraNya akan memberikan anda kekuatan yang dibutuhkan.
-
-
Berkencan dan BerpacaranMasa Remaja—Manfaatkanlah Sebaik-baiknya
-
-
Pasal 19
Berkencan dan Berpacaran
1-4. (a) Sejak kapan berkencan menjadi kebiasaan yang umum? (b) Apabila berkencan tidak umum, bagaimana perkawinan mungkin direncanakan? (c) Pada akhirnya, apa yang menentukan seberapa baik atau buruk kebiasaan-kebiasaan ini?
SETIAP orang yang normal ingin menikmati kesenangan hidup. Alkitab memperlihatkan bahwa hal ini patut, dan menyebutkan sukacita sebagai salah satu ”buah” roh Allah. (Galatia 5:22) Banyak remaja, terutama di negeri Barat, menganggap berkencan sebagai cara utama untuk mendapatkan sukacita. Mereka sering kali menghabiskan waktu bersama lawan jenis tanpa dikawal. Apa yang dapat dikatakan tentang hal ini?
2 Anda mungkin menganggap berkencan hal yang wajar karena begitu umum di banyak tempat. Tetapi hal itu tidak selalu demikian, sebagaimana dijelaskan buku The Family in Social Context (Keluarga dalam Hubungan Sosial), ”Berkencan seperti yang kita kenal rupanya muncul setelah Perang Dunia I.” Namun, di banyak negeri, berkencan tidak pernah menjadi suatu kebiasaan. Calon pengantin laki-laki dan perempuan malahan belum bertemu sampai hari perkawinan mereka. Penyelenggaraan perkawinan mereka diatur oleh orangtua masing-masing, mungkin melalui ”biro jodoh” atau ”perantara”.
3 Tentu, jika di negeri anda berkencan dan pacaran diterima sebagai hal yang wajar, mungkin sulit dimengerti bahwa kebiasaan ini tidak terdapat di negeri-negeri tertentu. Tetapi orang yang hidup di negeri-negeri tersebut, mungkin sama bingungnya dengan kebiasaan di mana anda hidup. Mereka mungkin menganggap berkencan dan pacaran tidak bijaksana, atau bahkan tidak pantas. Seorang gadis dari India menjelaskan kepada seorang penasihat perkawinan di Barat yang sangat terkenal, ”Bagaimana kita dapat menilai sifat dari pria yang kita jumpai dan mulai menjadi akrab? Kita masih muda dan tidak berpengalaman. Orangtua kita lebih tua dan lebih bijaksana, dan mereka tidak mudah tertipu seperti kita. . . . Bagi saya sangat penting untuk kawin dengan laki-laki yang tepat. Saya akan mudah membuat kesalahan jika saya harus mencarinya sendiri.”
4 Jadi, daripada berpandangan sempit dan berpikir bahwa satu-satunya cara untuk melakukan sesuatu adalah menurut apa yang dilakukan orang di tempat anda sendiri, ada baiknya memperluas cara berpikir anda. Bagaimanapun juga, pada akhirnya, yang menentukan seberapa baik atau buruk kebiasaan tertentu adalah hasil-hasilnya. Dalam Alkitab di Pengkhotbah 7:8, kita membaca, ”Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.” Dan harus diakui bahwa di banyak negeri di mana berkencan dan pacaran sudah menjadi kebiasaan, sebagian besar perkawinan tidak berhasil dengan baik tetapi berakhir dalam perceraian.
KALAU BEGITU, BAGAIMANA DENGAN BERKENCAN?
5-8. (a) Bagaimana kata-kata di Pengkhotbah 11:9, 10 membantu kita menyadari pengaruh-pengaruh jangka panjang dari haluan kita? (b) Mengapa banyak remaja ingin berkencan?
5 Jika anda menyadari faedah dari mempertimbangkan segala sesuatu, anda akan meneliti bukan hanya pengaruh jangka pendek dari berkencan tetapi juga akibat-akibat jangka panjang. Pencipta membantu kita untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandangan jangka panjang. Ia ingin kita mendapat apa yang akan membawa kebahagiaan yang sejati dan kekal. Maka Ia menganjurkan dalam FirmanNya, ”Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.” (Pengkhotbah 11:9, 10) Apa artinya hal ini?
6 Ini berarti bahwa sang Pencipta ingin anda menikmati kemudaan anda, tetapi, pada waktu yang sama, tidak mengikuti haluan yang akan merusak kehidupan anda di kemudian hari. Sayangnya hal ini begitu sering terjadi, sehingga seorang penulis jaman modern mengamati, ”Sebagian besar umat manusia menggunakan awal kehidupan mereka untuk mencelakakan kehidupan mereka di kemudian hari.” Anda tidak ingin hal itu terjadi pada diri anda, bukan? Allah juga tidak ingin hal itu terjadi. Namun Alkitab juga memperlihatkan dalam buku Pengkhotbah bahwa Allah minta pertanggungjawaban anak muda atas apa yang mereka lakukan. Kemudaan mereka tidak akan membebaskan mereka dari akibat haluan yang mereka pilih.
7 Semua ini langsung menyangkut hal berkencan. Bagaimana demikian? Nah, tanyakan diri anda, ”Mengapa saya ingin berkencan? Apa yang saya cari yang tidak dapat saya nikmati, misalnya, sebagai bagian dari suatu kelompok? Mengapa saya ingin berduaan dengan seseorang dari lawan jenis?” Bukankah alasan utama adalah daya tarik yang semakin bertambah yang anda rasakan terhadap lawan jenis? Ini dapat terlihat dari kenyataan bahwa daya tarik fisik biasanya banyak menentukan siapa yang ditaksir sebagai teman ”berkencan”.
8 Banyak remaja yang berkencan tidak berpikir secara serius untuk kawin saat itu, atau bahwa orang yang mereka ajak berkencan akan mereka jadikan pasangan hidup. Di kebanyakan tempat di mana berkencan dianggap biasa, hal itu dipandang sebagai hanya bentuk hiburan saja, suatu cara untuk menghabiskan waktu malam atau akhir pekan. Dan beberapa orang, yang tidak ingin dipandang ”lain”, berkencan karena orang lain sebaya mereka melakukannya. Namun, sudah jelas bahwa berkencan dapat mengakibatkan ”kesedihan”, dan bahkan ”penderitaan”. Mari kita pertimbangkan mengapa hal itu bisa demikian.
PENGARUH DARI SENTUHAN FISIK
9-11. (a) Sentuhan fisik apa yang biasanya tercakup dalam berkencan? Mengapa ada kecenderungan yang wajar untuk menjadi semakin intim? (b) Mengapa hal ini dapat menghasilkan ketegangan saraf bagi orang yang belum kawin? (c) Jika sentuhan fisik mengakibatkan perzinahan, bagaimana hal itu dapat mengakibatkan berbagai macam penderitaan?
9 Lebih sering daripada tidak, berkencan menyangkut sentuhan fisik tertentu—berpegangan tangan, berciuman, atau lebih dari itu. Mula-mula, hanya dengan menyentuh tangan orang lain mungkin sangat menyenangkan, membuat muka seseorang menjadi merah. Tetapi setelah beberapa waktu sensasi tersebut dapat hilang dan mungkin tidak lagi memiliki pengaruh yang sama. Sesuatu yang lebih, seperti berciuman, mungkin jadi menarik. Tetapi, kemudian, itu juga mungkin jadi biasa, bahkan sedikit membosankan. Mengapa begitu?
10 Karena di mana nafsu seks tersangkut, semua itu merupakan bagian dari rangkaian kejadian yang membawa kepada tujuan tertentu. Mata rantai pertama adalah sentuhan pertama. Mata rantai terakhir adalah hubungan seks, yang menurut Firman Allah hanya bagi orang-orang yang sudah menikah. Segala sesuatu di tengah-tengah dapat menjurus kepada mata rantai yang terakhir. Jadi, jika anda belum kawin, apakah bijaksana memulai mata rantai pertama, atau yang lainnya? Melakukan hal itu kemungkinan akan membawa ”kesedihan”. Mengapa? Karena tubuh anda sendiri akan siap melakukan sesuatu yang tidak bisa diterima sekarang, mata rantai yang terakhir. Merangsang keinginan untuk hubungan seks tetapi tidak dapat memenuhi keinginan ini bisa mengakibatkan frustrasi dan ketegangan saraf.
11 Perzinahan tidak akan mengakhiri ”kesedihan”. Hal itu malah mengakibatkan ”penderitaan”. Cara bagaimana? Dalam beberapa hal. Perzinahan dapat mengakibatkan penyakit kelamin. Sang gadis dapat menjadi hamil, dan ini dapat memaksa pasangan itu untuk menikah padahal mereka sebenarnya belum siap, dan hal itu sangat mempengaruhi kebahagiaan mereka di kemudian hari. Atau pria muda itu mungkin menolak untuk mengawini si gadis muda, dan ia harus membesarkan anak sendiri tanpa suami. Atau ia mungkin tergoda untuk melakukan aborsi, yang menurut Alkitab merupakan suatu bentuk pembunuhan. Bukankah hal ini ”penderitaan”? Anda mungkin yakin bahwa berkencan tidak akan membawa akibat-akibat ini bagi anda. Tetapi banyak orang yang sama yakinnya seperti anda akhirnya menghadapi kesulitan-kesulitan ini. Jadi, yang menjadi persoalan sebenarnya adalah apakah anda sudah siap untuk menikah atau belum.
PERKEMBANGAN PRIBADI ANDA
12, 13. Bagaimana berkencan dapat menghalangi perkembangan seseorang? Karena itu, hubungan yang bagaimana lebih bermanfaat?
12 Walaupun berkencan tidak langsung mengakibatkan ”penderitaan”, hal itu dapat membawa kerugian-kerugian lain. Salah satu kerugian adalah bahwa minat anda cenderung terlalu cepat dibatasi hanya kepada satu orang saja. Padahal masa ini, untuk perkembangan kematangan emosi anda sendiri, anda dapat banyak mengambil manfaat dari pergaulan dengan berbagai macam orang. Jika anda seorang pria yang masih muda, mengapa tidak memusatkan dulu perhatian untuk menjadi pria sejati dengan membina persahabatan terutama dengan pria-pria yang memperlihatkan respek untuk apa yang benar? Anda dapat belajar dari mereka keahlian-keahlian dan kebiasaan-kebiasaan yang lazim bagi pria. Jika anda seorang gadis muda, mengapa tidak lebih dulu menaruh minat untuk berkembang menjadi wanita sejati dengan mengambil manfaat dari pergaulan dengan wanita-wanita yang bersedia dan dapat membantu anda untuk mengembangkan keahlian dan kebiasaan wanita? Berkencan sebenarnya mengganggu dan menghambat perkembangan sedemikian.
13 Sebelum berkencan menjadi kebiasaan yang populer, ada banyak hal yang memberi sukacita kepada kaum remaja. Anda juga dapat berbuat demikian. Anda dapat memperoleh kenikmatan sejati dengan berbicara, belajar, mengembangkan kecakapan, membuat rancangan-rancangan, bermain kartu, bepergian dan melihat segala sesuatu. Dan anda dapat memperoleh banyak sukacita melakukan hal-hal ini dengan sesama jenis atau bersama satu kelompok. Sering kali apabila ada lebih banyak orang dalam kelompok—beberapa seusia anda, yang lain lebih tua, atau lebih muda—anda akan memperoleh lebih banyak kenikmatan.
KAPAN SEBAIKNYA KAWIN?
14, 15. (a) Apa pendapat anda mengenai kebijaksanaan dari perkawinan anak belasan tahun? (b) Tanggung jawab apa yang dimiliki orangtua sehubungan dengan keinginan anak-anak mereka untuk kawin?
14 Tetapi, akan tiba saatnya anak muda sewajarnya ingin kawin. Kapan waktu terbaik untuk hal ini—sewaktu anda masih belasan tahun? Biasanya tidak, karena kenyataan yang pahit menunjukkan bahwa kebanyakan perkawinan anak belasan tahun tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk berhasil seperti perkawinan di mana salah satu atau keduanya sudah mencapai usia yang lebih matang. Seperti dikatakan seorang sarjana sosiologi, ”Penyelidikan menunjukkan bahwa, pada umumnya, perkawinan anak belasan tahun ditandai dengan angka perceraian dan angka ketidakbahagiaan yang tinggi dibanding dengan perkawinan pada usia lebih tua.”
15 Di pihak lain, tidak ada dasar Alkitab untuk menolak dengan kaku semua perkawinan di antara anak-anak muda. Pada umumnya, hukum suatu negeri memberikan orangtua hak untuk memutuskan dengan pertimbangan mereka yang matang apa yang menurut mereka akan memberikan hal yang terbaik bagi anak-anak mereka serta membawa kebahagiaan dan manfaat terbesar bagi mereka. Mereka mungkin memutuskan untuk mengijinkan atau tidak mengijinkan perkawinan putra atau putri mereka yang masih di bawah pengawasan mereka. Banyaknya problem di jaman kita dan kegagalan perkawinan tentu seharusnya membuat mereka berlaku hati-hati. Dan anak muda yang berpikir seharusnya menjadi lebih berhati-hati—daripada ’terburu-buru kawin dan menyesal seumur hidup’. Adalah bodoh untuk cepat-cepat memasuki sebuah pintu hanya karena pintu itu terbuka, bila anda tidak tahu betul apa yang ada di baliknya.
MEMILIH PASANGAN HIDUP
16-19. (a) Di tempat-tempat di mana pacaran diijinkan, bagaimana penerapan prinsip di Galatia 5:13 terbukti bermanfaat? (b) Apa yang seharusnya menjadi tujuan dari pacaran? Maka orang berpacaran seharusnya siap untuk apa? (c) Mengapa menguntungkan bagi anda untuk mengenal lawan jenis dalam pergaulan kelompok, daripada terpisah berduaan?
16 Di beberapa tempat seorang pemuda diijinkan berduaan dengan seorang gadis hanya bila paling sedikit ada satu orangtua, atau ada beberapa orang yang lebih dewasa hadir. Tetapi, di banyak negeri Barat, kaum remaja sedemikian sering kali diijinkan berduaan tanpa pengawal. Karena itu timbul pertanyaan, khususnya bagi daerah-daerah yang mengijinkan lebih banyak kebebasan, apa yang harus dilakukan oleh anak muda agar berpacaran itu dapat menuju kepada perkawinan yang benar-benar bahagia dan sukses?
17 Kebebasan selalu diikuti dengan tanggung jawab. Jika, anda sekarang menghadapi pertanyaan tersebut, sebaiknya anda mengingat prinsip yang bagus di dalam Alkitab di Galatia 5:13. Memang, di sini rasul Paulus berbicara tentang kebebasan rohani yang dihasilkan oleh kekristenan bagi penganut-penganutnya. Tetapi prinsip itu berlaku bagi segala jenis kebebasan, terutama jika kita ingin agar dalam melaksanakan kebebasan tersebut diperoleh hasil-hasil yang baik dan perkenan Allah. Sang rasul menulis, ”Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Kasih yang sungguh-sungguh—untuk Allah dan untuk sesama kita, termasuk orang yang menjadi pacar kita—akan membantu kita untuk tidak menggunakan kebebasan apapun yang kita miliki dalam cara yang mementingkan diri dan membahayakan.
18 Seharusnya, pacaran hanya pantas dilakukan dengan tujuan untuk kawin. Jika orang itu belum siap untuk memikul tanggung jawab perkawinan, ia seharusnya tidak mulai pacaran. Dari permulaan anda memang tidak dapat langsung mengetahui apakah anda akan mengawini orang itu atau tidak. Maka bijaksana untuk tidak terlalu cepat memusatkan perhatian kepada satu pribadi saja. Namun hal ini tidak memberikan alasan untuk ”punya banyak pacar” sekedar permainan atau serentetan permainan ”iseng” saja.
19 Bahkan jika anda ”tertarik” kepada seseorang, ada baiknya, untuk sementara waktu, berusaha menjaga hubungan anda dengan orang tersebut hanya dalam pergaulan secara kelompok. Mengapa? Karena, dalam keadaan-keadaan demikian, sering kali anda memperoleh gambaran yang lebih baik tentang orang macam apa dia sebenarnya. Kita semua cenderung bersikap lebih ”wajar” jika kita tidak ditekan dengan merasa bahwa seseorang memberi kita perhatian khusus. Tetapi sewaktu satu pasangan memisahkan diri dari kelompok, biasanya kecenderungan sejak itu dan seterusnya adalah untuk menjadi idaman orang lain, bahkan untuk meniru kesukaan dan ketidaksukaannya. Dan kadang-kadang ini dapat menutupi kepribadian yang sebenarnya. Pada waktu memisahkan diri, pasangan itu juga dapat cepat menjadi sangat terlibat secara emosi sehingga mereka mulai melihat hanya hal yang bagus-bagus saja. Jika pasangan itu kawin di bawah dorongan emosi sedemikian, sering kali mereka menghadapi kenyataan yang mengejutkan.
20-22. (a) Mengapa dalam hal pacaran penting untuk jujur dan tidak mementingkan diri? (b) Apa yang dapat anda pelajari mengenai calon teman hidup anda selama pacaran? Sifat-sifat apa yang terutama anda idamkan dari seorang teman hidup?
20 Biasanya si prialah yang mengambil prakarsa untuk mulai pacaran, dengan menaruh minat kepada seorang wanita. Jika ia jujur dan serius mengenai hal itu, si wanita patut merasa yakin bahwa pria itu sedikitnya bermaksud untuk menikah. Lalu bagaimana? Nah, si wanita bertanggung jawab untuk bertanya kepada diri sendiri apakah ia mau mempertimbangkan perkawinan dengan pria itu. Jika ia betul-betul yakin bahwa ia tidak mau mempertimbangkan pria itu sebagai calon suami, maka akan bersifat kejam untuk membiarkan dia mengembangkan minat yang dalam. Beberapa gadis membiarkan seseorang menaruh hati kepada mereka hanya supaya mereka jadi populer atau lebih diidamkan dengan harapan bahwa pria-pria muda lain mulai memperhatikan mereka. Beberapa pria muda telah berbuat hal yang sama, mengira mereka dapat ”berganti-ganti pacar”, bersenang-senang dan kemudian menarik diri sebelum segala sesuatu menjadi terlalu serius. Tetapi penggunaan kebebasan yang mementingkan diri sedemikian dapat menyakitkan dan menimbulkan kepedihan yang dalam, yang mungkin perlu waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk menyembuhkannya.
21 Kebebasan berpacaran dapat membawa manfaat hanya jika dijalankan dengan tidak mementingkan diri. Hal itu dapat memberi kesempatan untuk lebih mengenal orang dengan siapa anda bermaksud menjalani sisa hidup anda. Bergantung seberapa jujur seorang terhadap yang lain, anda dapat belajar kesukaan dan ketidaksukaan masing-masing, standar-standar, kebiasaan dan pandangan, ya bahkan sifat dan watak serta reaksi masing-masing terhadap problem atau kesulitan. Anda selayaknya ingin mengetahui hal-hal seperti: Apakah ia baik, murah hati dan tenggang rasa terhadap orang lain? Bagaimana dengan respek kepada orangtua dan orang-orang yang lebih tua? Adakah cukup bukti adanya sifat bersahaja dan rendah hati, atau apakah orang itu sombong, keras kepala? Apakah saya melihat pengendalian diri dan keseimbangan atau, sebaliknya, kelemahan dan sifat kekanak-kanakan, mungkin merajuk atau bahkan ledakan amarah? Karena sebagian besar dari hidup adalah untuk bekerja, apakah ada gejala kemalasan, tidak bertanggung jawab atau sikap yang boros terhadap uang? Bagaimana dengan rencana untuk masa depan? Apakah ada keinginan untuk berkeluarga atau apakah ada minat dalam lapangan kerja yang khusus? Dalam sebuah artikel berjudul ”Danger Signals in Courtship” (Tanda-Tanda Bahaya dalam Masa Berpacaran), seorang penulis mengemukakan, ”Penyelidikan kita mengenai pertunangan serta perkawinan yang bahagia dan yang tidak bahagia menunjukkan bahwa ternyata perkawinan yang tidak bahagia adalah akibat kurangnya kesepakatan dalam tujuan dan nilai hidup.”
22 Yang paling penting, anda seharusnya ingin tahu seberapa banyakkah maksud-tujuan Allah ada dalam minat dan rencana seseorang. Ya, sewaktu seluruh gambaran menjadi jelas, seberapa cocokkah anda dengannya? Jika ada perbedaan yang serius, jangan membohongi diri dengan berpikir bahwa perkawinan akan menyelesaikannya secara otomatis. Itu hanya akan membuat perselisihan yang timbul menjadi lebih tajam.
TINGKAH LAKU YANG TERHORMAT DALAM MASA PACARAN
23-26. (a) Bagaimana perasaan anda mengenai pasangan yang merencanakan untuk kawin yang berpegangan tangan, berciuman dan berangkulan? (b) Bagaimana seseorang bisa bersalah dalam ”tingkah laku cabul” dan ”kecemaran”? Mengapa penting untuk menghindari hal-hal tersebut? (Galatia 5:19, 21)
23 Di negeri di mana pergaulan tanpa dikawal diijinkan orangtua, pasangan yang berpacaran sering mengungkapkan perasaan kasih sayang dengan berpegangan tangan, berciuman, bahkan berpelukan. Orangtua tentu mempunyai tanggung jawab untuk mengajar putra dan putri mereka mengenai standar-standar yang mereka inginkan dalam membawakan diri. Para penatua di sidang Kristen dapat mengarahkan perhatian kaum remaja kepada prinsip-prinsip pembimbing yang baik dalam Firman Allah, dan siapapun yang dengan jujur ingin menjalani haluan hidup yang bijaksana akan senang memperhatikan nasihat tersebut.
24 Alkitab tidak saja dengan jelas melarang perzinahan, yaitu hubungan seks di antara orang-orang yang belum kawin, termasuk pasangan yang bertunangan, tetapi juga memperingatkan terhadap imoralitas dan kecemaran yang dapat terjadi selama masa pacaran. (Galatia 5:19-21) Pasangan manapun yang memperhatikan peringatan-peringatan ini akan bebas dari banyak kesusahan dan tidak akan mengalami risiko merasa tersiksa di kemudian hari karena diingatkan lagi kepada perbuatan salah mereka. Tetapi tingkah laku apa yang tidak suci menurut standar Alkitab? Apa yang termasuk dalamnya?
25 Berpegangan tangan dapat menjadi pernyataan kasih sayang yang bersih antara pasangan yang bermaksud kawin. Memang, itu memberikan pengaruh yang menimbulkan gairah, tetapi hal ini wajar dan tidak selalu buruk. Ya, hanya melihat orang yang ingin dikawini juga menimbulkan gairah, ’membuat jantung berdetak lebih cepat’. (Kidung Agung 4:9) Walaupun demikian, perlu diingatkan bahwa secara naluri, sentuhan fisik memang membuat ”daya tarik” dari minat seks bertambah kuat. Jadi, karena menyadari akibat-akibat yang bisa ditimbulkan, beberapa orang mungkin lebih suka membatasi diri dengan sangat ketat berkenaan sentuhan fisik selama pacaran. Dan jangan seorang pun hendaknya mengabaikan atau meremehkan pendirian mereka yang berdasarkan hati nurani.
26 Berciuman mungkin bisa juga merupakan pengungkapan kasih sayang yang bersih di antara orang-orang yang bermaksud kawin—atau boleh jadi juga tidak. Sebenarnya, pertanyaannya adalah, Sampai batas mana nafsu mulai muncul? Ciuman dapat dilakukan penuh nafsu sedemikian rupa sehingga pasangan itu menjadi sangat terangsang secara seks. Daya tarik seks membuat pasangan itu siap untuk melakukan persetubuhan, tetapi menurut hukum Allah hak istimewa ini hanya diperuntukkan bagi orang yang sudah menikah. Jika satu pasangan dengan sadar meremehkan hukum Allah dengan secara sengaja dan tanpa malu merangsang hawa nafsu, baik dengan saling meraba alat kelamin satu sama lain atau dengan cara lain, mereka telah bersalah dalam hal ”kecemaran” dan ”tingkah laku cabul”.
27-30. Untuk alasan-alasan baik apa perbuatan yang merangsang nafsu sebelum kawin harus dihindari?
27 Kita perlu jujur terhadap diri sendiri. Jika kita tahu bahwa kita tidak mempunyai pengendalian diri yang kuat dalam hal-hal ini, maka kita seharusnya jangan membahayakan masa depan kita atau masa depan orang lain dengan mengambil risiko itu. Apakah anda akan menyetir mobil menuruni jalan berbelok-belok yang tajam jika anda tahu remnya tidak dalam keadaan baik? Sebelum mulai sebaiknya putuskan pikiran serta tetapkan hati anda berkenaan hal-hal ini, bukan setelahnya. Jika keinginan fisik mulai terangsang, biasanya sangat sulit untuk menghentikan keinginan yang semakin bertambah. Orang yang membiarkan gejolak hawa nafsu menumpuk dalam diri mereka sampai batas menginginkan hubungan seks—padahal mereka belum berhak melakukannya karena belum menikah—membuat diri mereka menjadi tegang dan frustrasi. Halnya sama seperti membaca buku yang menegangkan—kemudian ternyata bab terakhir sudah disobek.
28 Mereka yang menjaga hubungan mereka selama pacaran dengan penuh hormat akan memulai perkawinan yang jauh lebih baik daripada orang yang tidak mengendalikan diri dan semakin intim. Seberapa besar respek seorang gadis terhadap orang yang harus ’ia lawan terus’? Tetapi seorang pemuda yang memperlihatkan pengendalian diri yang penuh hormat dan memiliki kemauan yang kuat memperoleh respek. Hal yang sama berlaku bagi seorang gadis. Dan ia terutama perlu menyadari bahwa, walaupun perasaannya mungkin tidak cepat terpengaruh, jarang ada pria yang demikian. Pria lebih mudah dan lebih cepat terangsang secara seks.
29 Menyerah kepada pernyataan cinta kasih yang sering dan semakin bernafsu dapat mengakibatkan perkawinan yang terlalu dini. Buku Adolescence and Youth (Masa Puber dan Masa Remaja) mengatakan, ”Tahap permulaan dari masa pacaran sering kali luar biasa romantis. Perkawinan pada masa itu dapat membuat seseorang mengharapkan lebih banyak daripada yang dapat dicapai perkawinan manapun. Masa pacaran yang lebih lama biasanya membawa kepada pandangan yang lebih masuk akal mengenai diri orang lain itu sehingga menghasilkan perkawinan yang penuh pengertian.” Untuk masa pacaran yang lebih lama itu, pengendalian diri harus dijalankan—kalau tidak kekuatan dari dorongan seks mungkin terlalu cepat bertambah sehingga dapat sangat berbahaya.
30 Keragu-raguan dan rasa curiga yang dalam bisa jadi muncul setelah perkawinan jika nafsu dibiarkan sangat berperan selama masa pacaran. Pasangan itu mungkin mulai berpikir, Apakah kita benar-benar kawin karena cinta? Atau apakah kita hanya terjebak dalam nafsu? Apakah itu pilihan yang bijaksana? Sang gadis mungkin juga cenderung meragukan kesungguhan cinta suaminya, mengira ia dikawini hanya karena tubuhnya dan bukan sebagaimana ia sebagai suatu pribadi.
31, 32. Apa yang dapat membantu suatu pasangan untuk menghindari perbuatan merangsang nafsu yang akan merusak masa pacaran mereka?
31 Maka, untuk menjaga diri dan kebahagiaan anda di masa mendatang, hindarilah keadaan yang membuat diri anda terbawa nafsu. Tempat-tempat yang sepi dan gelap tidak akan membantu anda untuk menjaga agar pacaran tetap terhormat. Keadaan dengan banyak waktu luang dan yang tampaknya tidak ada yang harus dilakukan selain melakukan pengungkapan kasih sayang sedemikian juga tidak baik. Tetapi banyak keriangan yang pantas dapat dinikmati dalam kegiatan-kegiatan seperti badminton, bermain tenis atau olahraga semacam itu, makan bersama di restoran atau mengunjungi beberapa museum atau tempat hiburan yang menarik dan bagus. Walaupun dapat menikmati perasaan bebas karena tidak berada di sekitar kenalan-kenalan, anda terlindung karena tidak sama sekali terpencil dari orang-orang lain.
32 Juga, daripada memikirkan hanya pada ”kehilangan” yang anda alami dengan mengekang diri, pikirkan tentang apa yang anda persiapkan untuk masa depan. Maka, di tahun-tahun mendatang, anda dapat mengenang kembali masa pacaran anda, tidak dengan perasaan jijik atau menyesal, tetapi dengan perasaan senang dan puas.
-
-
Dapatkah Anda Berhasil dalam Perkawinan?Masa Remaja—Manfaatkanlah Sebaik-baiknya
-
-
Pasal 20
Dapatkah Anda Berhasil dalam Perkawinan?
1-4. (a) Mengapa ada alasan yang baik untuk dengan sungguh-sungguh memikirkan harapan seseorang akan perkawinan yang berhasil? (b) Untuk berhasil dalam perkawinan, apa yang harus disadari tentang asal mula perkawinan? Mengapa? (Kejadian 2:21-24; Matius 19:4-6)
JIKA tiba saatnya anda ingin kawin, wajar bila anda mengharapkan perkawinan yang berhasil. Dinilai dari semakin meningkatnya angka perceraian, harapan anda tampaknya tidak begitu cerah. Di beberapa tempat angka perceraian mendekati angka perkawinan! Jika anda kawin, bagaimana anda dapat menghindari problem-problem yang dapat merusak kebahagiaan dalam perkawinan anda?
2 Dengan memeriksa asal mula perkawinan anda mendapat banyak penjelasan mengenai problem-problem serta penyelesaiannya. Banyak orang percaya bahwa perkawinan dimulai oleh manusia, bahwa dalam beberapa hal penyelenggaraan ini sudah sejak dulu sekali dirancang oleh manusia. Tetapi gagasan ini justru penyebab dari perpecahan keluarga yang mengerikan dewasa ini. Mengapa? Karena gagasan ini menyebabkan dikesampingkannya nasihat terbaik untuk problem keluarga.
3 Perkawinan sebenarnya berasal dari pribadi yang lebih tinggi. Allah Yang Mahakuasa sendiri menciptakan pria dan wanita pertama, memberikan mereka kuasa untuk berkembang-biak dan menyatukan mereka dalam perkawinan. Allah juga menyediakan petunjuk-petunjuk—dicatat dalam Alkitab—mengenai cara membuat perkawinan berhasil. Mengikuti ajaran-ajaran ini dengan saksama akan membawa kebahagiaan pada waktu anda kawin.
4 Beberapa orang mungkin tidak setuju dan mengatakan bahwa sudah lama manusia memiliki Alkitab, tetapi perkawinan mereka gagal. Menurut mereka angka perceraian meningkat karena lebih sedikit pasangan bersedia mempertahankan perkawinan yang tidak bahagia. Memang argumentasi ini ada benarnya. Jutaan pasangan yang tidak bahagia memang mempunyai Alkitab. Tetapi apakah mereka telah membacanya? Lebih penting lagi, apakah mereka menerapkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan mereka? Faktanya adalah, nasihat Alkitab telah membantu ratusan ribu pasangan mengatasi problem keluarga mereka dengan berhasil. Jika anda ingin perkawinan yang bahagia, nasihat ini juga dapat membantu anda.
SEKS YANG MENYENANGKAN DALAM PERKAWINAN
5-10. (a) Pandangan yang tidak realistis apa mengenai kepuasan seks dimiliki banyak orang? (b) Bagaimana menerapkan nasihat Alkitab tentang memberi dengan cara yang tidak mementingkan diri membantu pasangan itu menemukan kepuasan dalam segi kehidupan dari perkawinan ini?
5 Anda mungkin telah mendengar bahwa seks merupakan akar dari banyak problem perkawinan, dan ini memang benar. Hal ini sering disebabkan karena pandangan tidak realistis yang diberitakan oleh media massa. Buku-buku, majalah-majalah dan film yang populer menggambarkan pasangan yang ”jatuh cinta” dan hidup ”bahagia selama-lamanya”. Bacaan-bacaan juga menonjolkan kepuasan seks, sering kali menimbulkan harapan yang muluk-muluk. Untuk jelasnya, seorang istri yang masih muda mengatakan, ”Saya kira, saya ingin seks menjadi semacam jackpot psychedelic (mesin penenang jiwa) yang membuat seluruh dunia menyala seperti mesin pinball. Maksud saya, semuanya sudah baik tetapi saya terus berpikir, ’Masa hanya begini saja? Apakah memang hanya begini saja?’”
6 Sebagai anak muda, anda mungkin belum kawin. Tetapi apakah anda melihat problem dari istri yang masih muda ini? Hal utama yang ia pikirkan adalah kepuasan seksnya sendiri, dan ia tidak mendapat kepuasan. Ini keluhan banyak wanita—bahwa suami mereka tidak memberikan kepuasan seks. Dalam hal itu, apa yang dapat dilakukan seorang istri? Apakah Alkitab menyediakan nasihat yang bermanfaat mengenai hal ini? Perhatikan anjuran yang diberikan dengan terus terang, ”Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama.”—1 Korintus 7:3, 5.
7 Menurut nasihat Alkitab, jika anda sudah menikah, anda terutama harus prihatin untuk menyenangkan siapa? Apakah diri anda sendiri, seperti yang menjadi minat utama dari istri yang disebut di atas? Tidak, tetapi sebaliknya, menyenangkan pasangan anda. Prinsip yang ditekankan dalam Alkitab ini adalah memberi. Kepentingan dan kesenangan pasangan hidup anda perlu diutamakan, bukan kepentingan diri sendiri. Ini selaras dengan prinsip Alkitab selanjutnya, ”Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.” ”Kasih . . . tidak mencari keuntungan diri sendiri.”—1 Korintus 10:24; 13:4, 5.
8 Tetapi anda mungkin bertanya, ”Bila saya kawin, bagaimana berusaha menyenangkan istri atau suami saya dapat menambah kepuasan saya?” Nah, sukacita dalam kewajiban perkawinan sangat bergantung pada pikiran dan hati. Maka, jika anda memandang hubungan seks sebagai kesempatan untuk memperlihatkan kasih yang dalam bagi suami, anda akan lebih sering, menemukan bahwa sebagai hasil selanjutnya anda lebih menikmati hubungan itu. Jika pikiran seorang istri tidak berpusat pada kepuasannya sendiri, ia sering kali santai, dan kepuasan pribadi yang sebenarnya ia inginkan dalam kewajiban perkawinannya dapat terwujud dengan wajar.
9 Guru Agung yang pernah hidup di bumi, Yesus Kristus, menunjukkan bahwa memberi akan membawa kepuasan. Ia mengatakan, ”Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Prinsip ini telah berulang kali terbukti benar berkenaan hubungan yang intim dalam perkawinan.—Kisah 20:35.
10 Ada alasan lain mengapa menerapkan nasihat Alkitab bisa menghasilkan kepuasan pada waktu anda kawin. Hal itu dapat lebih berhasil dari apapun juga untuk mendorong suami memperlakukan anda dengan cara yang tidak mementingkan diri, lebih mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan anda. Inilah yang terjadi dalam banyak perkawinan. Orang yang mengambil prakarsa memberi akan menerima kembali hal yang sama. Maka Alkitab menganjurkan untuk menunjukkan sifat pengasih dan tidak mementingkan diri dalam menjalankan kewajiban perkawinan. Ingatlah hal itu selalu, karena itu akan menyumbang kepada hubungan yang bahagia jika anda kawin.
11-15. (a) Apa yang perlu disadari oleh calon suami tentang kebutuhan seorang istri untuk perhatian yang pengasih? (b) Apa yang dikatakan Alkitab tentang tanggung jawab suami dalam hal ini?
11 Mungkin anda pernah mendengar para suami sering mengeluh bahwa istri mereka terlalu ”dingin” dalam hal menjadi pasangan seks yang sepadan. Apakah anda tahu di mana sering kali letak kesulitannya? Alkitab menyatakan, ”Suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya.” (Efesus 5:28, 29) Ya, kesulitan sering kali terletak pada kegagalan sang suami untuk mengindahkan apa yang dikatakan Alkitab di ayat ini.
12 Apakah wanita benar-benar perlu merasa disayangi oleh suami mereka? Memang benar demikian. Penasihat perkawinan sering kali menekankan hal ini. Dasar kebenaran itu adalah: Supaya istri dapat merasa benar-benar bahagia ia perlu merasa dicintai. Maka jika anda kawin, ingat bahwa kunci dari hubungan intim yang hangat dalam perkawinan adalah anda harus memenuhi kebutuhan istri untuk merasa dicintai. Alkitab menganjurkan para suami, ”Kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri.”—Efesus 5:33.
13 Tetapi, mungkin anda merasa bahwa memelihara istri secara materi sudah cukup untuk menyatakan cinta kasih. Tetapi apa akibatnya jika istri tidak mendapat pernyataan kasih sayang? Surat berikut dari seorang istri dapat memberi penjelasan. Ia menulis, ”Inilah problem saya: Saya begitu haus . . . akan sedikit percakapan yang manis, suatu pujian, merasakan tangannya di pinggang pada waktu saya masak—atau kesempatan untuk duduk di pangkuannya. Saya mau menukarkan semua perkara materi yang saya miliki untuk sedikit belaian kasih sayang.”
14 Ya, perlu diperlihatkan bahwa istri disayangi. Ia menjadi lebih bergairah bila menerima cinta kasih, menjadi lebih puas dan secara fisik sering kali menjadi lebih menarik. Ia diciptakan dengan kebutuhan akan kasih. Itu sebabnya Allah menganjurkan suami untuk mengasihi istri. Penyebab utama dari ketidakbahagiaan yang terdapat dalam begitu banyak perkawinan sekarang disebabkan karena kegagalan untuk mengindahkan nasihat ini. Mengapa begitu?
15 Seorang istri yang tidak mendapat kelembutan dan kasih sayang dari suaminya bisa jadi akan merasa gelisah dan kurang yakin akan kewanitaannya. Ia bahkan dapat mengembangkan perasaan benci terhadap suaminya, termasuk mungkin tanpa sadar ingin membalas dendam karena merasa ditelantarkan.
16-18. (a) Kesalahpahaman apa yang terdapat di kalangan beberapa pria tentang bagaimana wanita suka diperlakukan? (b) Apa arti dari nasihat di 1 Petrus 3:7?
16 Tetapi, anda mungkin merasa tidak jantan untuk berlaku pengasih dan lembut kepada wanita yang anda kawini. Bisa jadi anda bahkan pernah mendengar bahwa wanita lebih suka diperlakukan dengan kasar. Tetapi ini tidak benar. Sebenarnya, hubungan seks bagi seorang istri bisa tidak memuaskan dan bahkan tidak menyenangkan, jika suaminya tidak menyadari bahwa wanita diciptakan oleh Allah untuk menyambut pria yang baik hati, penuh pertimbangan, bukan laki-laki yang kasar dan suka menuntut.
17 Sang Pencipta menyadari bahwa suami, karena dihadapkan dengan begitu banyak gagasan yang keliru, perlu bimbingan mengenai cara mengasihi istri mereka. Itu sebabnya Ia menganjurkan mereka untuk berlaku lembut dan penuh pertimbangan, dengan mengatakan, ”Suami-suami, hendaklah hidup dengan penuh pengertian terhadap isteri saudara, dan dengan kesadaran [”pengetahuan”, ”NW”] bahwa mereka kaum yang lemah. Perlakukanlah mereka dengan hormat.”—1 Petrus 3:7, BIS.
18 Terutama dalam hubungan seks penting agar seorang suami mengindahkan petunjuk ini. Ia seharusnya bertindak sesuai dengan pengetahuan mengenai cara Allah menciptakan wanita. Mereka secara fisik tidak sekuat laki-laki, dan secara emosi umumnya lebih lembut dan sentimental daripada laki-laki. Maka Allah memberitahu agar kaum suami menghormati istri sebagai kaum yang lebih lemah, menghormati keadaan, keterbatasan dan ketidaktetapan emosinya.
MENYELESAIKAN PROBLEM-PROBLEM YANG LAIN
19. Apa lagi yang perlu diketahui seorang pria tentang keadaan seorang wanita jika mereka ingin sama-sama bahagia? (Kolose 3:12-14)
19 Sebenarnya, seks hanya bagian kecil dari perkawinan dan di bidang ini juga petunjuk-petunjuk Allah perlu diterapkan. Pada waktu anda kawin, anda perlu menyadari bahwa siklus biologis istri anda mungkin, kadang-kadang, sangat mempengaruhinya secara fisik, mental dan emosi. Karena itu ia mungkin melakukan dan mengatakan hal-hal yang tidak biasa ia lakukan. Anda mungkin perlu mempertimbangkan hal ini, dan jangan menjadi terlalu peka jika sekali waktu ia berbicara terlalu tajam atau bertindak kasar, tetapi teruslah perlakukan dia dengan baik.
20-24. (a) Allah menciptakan wanita dengan sifat-sifat pelengkap untuk memainkan peranan apa dalam perkawinan? (b) Bagaimana seorang istri dapat memperlihatkan bahwa ia benar-benar menghormati kekepalaan suaminya? (c) Apa yang harus dilakukan suami agar ia menjadi kepala keluarga yang benar-benar pengasih?
20 Namun lebih banyak yang tersangkut. Agar perkawinan berhasil perlu ada kerja sama dan komunikasi, dan pengertian akan Firman Allah dapat membantu anda. Diperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dengan sifat-sifat dan tanggung jawab yang agak berbeda, dengan tujuan bahwa persatuan mereka menyumbang kepada kebahagiaan bersama. Setelah menciptakan manusia, Pencipta mengatakan, ”Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”—Kejadian 2:18.
21 Dengan demikian keduanya diciptakan untuk bersatu; sifat-sifat mereka saling mengimbangi atau saling melengkapi. Masing-masing diciptakan dengan kebutuhan yang dapat dipenuhi teman hidup. Jadi wanita telah diciptakan sebagai penolong bagi suaminya, dan dalam menjalankan peranan itu Alkitab menganjurkan, ”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu . . . karena suami adalah kepala isteri.” Alkitab juga mengatakan, ”Isteri hendaklah menghormati suaminya.” (Efesus 5:22, 23, 33) Hal ini praktis, karena jika kepala keluarga tidak menerima respek dari istrinya, biasanya timbul perselisihan dan kekacauan.
22 Dewasa ini sudah umum bahwa wanita bersifat agresif dan suka bersaing dengan laki-laki, dan menurut pengamatan seorang penasihat perkawinan sifat-sifat ini menjadi sumber dari problem-problem dalam keluarga. Maka jika anda kawin, adalah bijaksana jika anda menerapkan petunjuk Alkitab. Jika suami anda tidak mengambil pimpinan sebagaimana mestinya, anda seharusnya bertanya kepada diri sendiri: Dapatkah saya berbuat lebih banyak untuk menganjurkan dia memenuhi peranannya yang layak dalam keluarga? Apakah saya minta saran-saran dan bimbingannya? Apakah saya menunjukkan bahwa saya berpaling kepadanya untuk kekepalaan? Apakah saya tidak meremehkan apa yang ia lakukan? Bila ia dalam hal-hal tertentu bersedia mengambil keputusan atau mengambil pimpinan dalam urusan keluarga, apakah saya menyatakan penghargaan untuk hal ini?
23 Tetapi prialah, yang terutama, berada dalam kedudukan untuk membuat perkawinan berhasil dengan menerapkan nasihat Alkitab. Jangan lupakan hal itu jika anda kawin. Walaupun kelak anda sebagai suami menjadi kepala keluarga, hal itu tidak membuat anda menjadi diktator. Tidak, karena Firman Allah memerintahkan suami untuk mengasihi istrinya, ”sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat [Kristen] dan telah menyerahkan diriNya baginya”. (Efesus 5:25) Jadi, jika anda menerapkan nasihat Alkitab, dengan pengasih dan rela anda akan membuat pengorbanan bagi wanita yang anda kawini. Sebelum membuat keputusan-keputusan anda sebaiknya mempertimbangkan pendapatnya, kesukaan dan ketidaksukaannya, malahan membiarkan dia memilih apabila tidak menyangkut soal dasar. Dengan cara ini anda akan memperlihatkan bahwa anda mengasihi dan menghormati dia, sebagaimana diperintahkan Alkitab.
24 Maka dengan mengindahkan nasihat Allah, anda akan menikmati perdamaian dan keharmonisan dalam keluarga, pada waktu anda kawin. Perkawinan anda akan benar-benar sukses, menghasilkan kepuasan yang lengkap yang dirancang Pencipta kita bagi umat manusia dalam penyelenggaraan yang mulia ini.
-