PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ”Yang Hilang Akan Aku Cari”
    Kembalilah kepada Yehuwa
    • BAGIAN SATU

      ”Yang Hilang Akan Aku Cari”

      Seorang gembala pergi ke gunung untuk mencari domba yang hilang

      Domba itu kebingungan. Saat sedang merumput di padang, dia tahu-tahu terpisah dari kawanan. Sekarang, kawanan maupun gembalanya tidak terlihat. Hari sudah mulai gelap. Domba itu tersesat di lembah yang penuh pemangsa, dan dia tidak berdaya. Akhirnya, dia mendengar suara yang dia kenal, suara gembalanya. Sang gembala berlari mendekati domba itu, menggendongnya di balik lipatan jubahnya, dan membawanya pulang.

      YEHUWA berulang kali menyamakan diri-Nya dengan gembala seperti itu. Melalui Alkitab, Dia meyakinkan kita, ”Aku sendiri akan mencari dan mengurus domba-domba-Ku.”​—Yehezkiel 34:11, 12.

      ”Aku Akan Mengurus Domba-Ku”

      Siapakah domba-domba Yehuwa? Singkatnya, mereka adalah orang-orang yang mengasihi dan menyembah-Nya. Alkitab mengatakan, ”Mari kita sujud menyembah; mari kita berlutut di hadapan Yehuwa, Pembuat kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat yang Dia gembalakan, domba-domba peliharaan-Nya.” (Mazmur 95:6, 7) Seperti domba-domba yang mengikuti seorang gembala, para penyembah Yehuwa senang mengikuti Gembala mereka. Apakah mereka tidak pernah berbuat salah? Tidak mungkin. Hamba-hamba Allah kadang seperti domba yang ”terpencar” dan ”tersesat”. (Yehezkiel 34:12; Matius 15:24; 1 Petrus 2:25) Meski begitu, saat seseorang menjauh, Yehuwa selalu berharap dia akan kembali.

      Apakah Saudara masih menganggap Yehuwa sebagai Gembala Saudara? Bagaimana Yehuwa menunjukkan bahwa sekarang pun Dia adalah Gembala atas umat-Nya? Pikirkan tiga hal ini:

      Dia memberi kita makan secara rohani. ”Aku akan memberi mereka makan di padang rumput yang baik,” kata Yehuwa. ”Mereka akan berbaring di sana, di padang rumput yang baik. Mereka akan makan rumput yang terbaik.” (Yehezkiel 34:14) Yehuwa selalu memberi kita makanan rohani yang menyegarkan di saat yang tepat. Apakah Saudara pernah merasa bahwa sebuah artikel, khotbah, atau video menjawab doa Saudara? Bukankah hal itu membuat Saudara yakin bahwa Yehuwa memperhatikan Saudara secara pribadi?

      Dia melindungi dan membantu kita. Yehuwa berjanji, ”Yang tersesat akan Aku bawa pulang, yang luka akan Aku balut, dan yang lemah akan Aku kuatkan.” (Yehezkiel 34:16) Yehuwa menguatkan mereka yang lemah atau tertekan. Dia membalut domba-domba-Nya dan membantu menyembuhkan mereka jika mereka terluka karena disakiti orang lain, bahkan rekan seiman. Dan, Dia membawa pulang domba-Nya yang menjauh dan yang merasa kecil hati.

      Dia menganggap kita berharga. ”Aku akan mengurus domba-Ku . . . Aku akan menyelamatkan mereka, dari mana pun mereka terpencar,” kata Yehuwa. ”Yang hilang akan aku cari.” (Yehezkiel 34:12, 16) Bagi Yehuwa, domba yang hilang masih bisa ditemukan. Jika ada satu domba yang hilang, Yehuwa tahu. Dia akan mencari domba itu dan bersukacita saat menemukannya. (Matius 18:12-14) Perhatikan bahwa Yehuwa menyebut para penyembah-Nya sebagai ”domba-Ku, domba yang Aku urus”. (Yehezkiel 34:31) Saudara termasuk di antara domba-domba yang Yehuwa sayangi.

      Bagi Yehuwa, domba yang hilang bisa ditemukan. Dia bersukacita saat domba itu ditemukan

      ”Biarlah Segalanya Menjadi Seperti Dulu Lagi”

      Mengapa Yehuwa mencari dan mengundang Saudara untuk kembali kepada-Nya? Karena Dia ingin Saudara bahagia. Dia berjanji bahwa ”berkat akan tercurah seperti hujan” atas domba-domba-Nya. (Yehezkiel 34:26) Ini bukan janji kosong. Bukankah Saudara sendiri pernah merasakannya?

      Cobalah ingat pengalaman ketika Saudara mulai mengenal Yehuwa. Misalnya, bagaimana perasaan Saudara saat pertama kali mendengar tentang nama Allah dan kehendak-Nya bagi manusia? Apakah Saudara ingat betapa bahagianya berkumpul dengan rekan-rekan Kristen di kebaktian? Setelah Saudara menceritakan kabar baik kepada seseorang yang berminat, bukankah Saudara pulang dengan perasaan senang dan sangat puas?

      Semua itu bisa Saudara nikmati lagi. Hamba-hamba Yehuwa di zaman dulu pernah berdoa, ”Oh Yehuwa, bawalah kami kembali kepada-Mu, dan kami akan segera kembali. Biarlah segalanya menjadi seperti dulu lagi.” (Ratapan 5:21) Yehuwa menjawab doa itu, dan umat-Nya kembali menyembah Dia dengan bersukacita. (Nehemia 8:17) Yehuwa juga akan membantu Saudara.

      Memang, kembali kepada Yehuwa tidak selalu mudah. Kita akan membahas beberapa alasannya dan bagaimana Saudara bisa mengatasinya.

      Sampul video Segenap Persekutuan Saudara-Saudara Kita

      Saudara bisa mengingat lagi masa-masa indah bersama umat Allah. Tontonlah video Segenap Persekutuan Saudara-Saudara Kita.

  • Tekanan Hidup—”Ditekan dari Segala Arah”
    Kembalilah kepada Yehuwa
    • BAGIAN DUA

      Tekanan Hidup—”Ditekan dari Segala Arah”

      ”Setelah saya dan suami saya menikah selama 25 tahun, kami bercerai. Anak-anak saya meninggalkan kebenaran. Saya juga kena beberapa penyakit serius. Kemudian, saya menderita depresi. Saya merasa benar-benar terpuruk dan tidak tahan lagi. Saya tidak berhimpun lagi dan menjadi tidak aktif.”​—June.

      SEMUA orang, bahkan umat Allah, pernah merasa tertekan atau khawatir. ”Rasa khawatir meliputi aku,” tulis sang pemazmur. (Mazmur 94:19) Dan, Yesus mengatakan bahwa selama zaman akhir, perasaan khawatir bisa membuat seseorang sulit melayani Yehuwa. (Lukas 21:34) Apakah Saudara mengkhawatirkan masalah keuangan, keluarga, atau kesehatan? Bagaimana Yehuwa bisa membantu Saudara menghadapinya?

      Kesanggupan yang ”Melampaui Apa yang Normal”

      Kita tidak bisa mengatasi tekanan sendirian. ”Kami ditekan dari segala arah,” tulis Rasul Paulus. ”Kami tidak tahu harus bagaimana lagi . . . Kami dipukul jatuh.” Namun, dia juga mengatakan bahwa kita semua ”tidak sampai terjepit”. Kita ”selalu punya jalan keluar” dan ”tidak mati”. Apa yang bisa membantu kita bertahan? Kesanggupan yang ”melampaui apa yang normal”, yaitu kuasa dari Allah kita Yang Mahakuasa, Yehuwa.​—2 Korintus 4:7-9, catatan kaki.

      Cobalah ingat bagaimana Saudara dulu menerima kesanggupan yang ”melampaui apa yang normal”. Misalnya, setelah mendengar suatu khotbah, Saudara mungkin semakin menghargai kasih Yehuwa. Atau, saat Saudara mengajar orang lain tentang bumi baru, iman Saudara pada janji Yehuwa mungkin menjadi semakin kuat. Ya, saat kita berhimpun dan menceritakan kepercayaan kita kepada orang lain, kita mendapat kekuatan untuk bisa menanggung tekanan hidup. Kita juga memperoleh ketenangan sehingga kita bisa melayani Yehuwa dengan bahagia.

      ”Rasakanlah dan Lihatlah Bahwa Yehuwa Itu Baik”

      Saudara mungkin merasa ada terlalu banyak hal yang harus Saudara lakukan. Misalnya, Yehuwa meminta kita mendahulukan Kerajaan dan melakukan kegiatan rohani secara teratur. (Matius 6:33; Lukas 13:24) Tapi, bagaimana jika tentangan, penyakit, dan masalah keluarga membuat Saudara kelelahan? Atau, bagaimana jika pekerjaan Saudara menyita waktu dan tenaga yang sebenarnya bisa Saudara gunakan bersama sidang? Saudara mungkin merasa kewalahan karena Saudara harus melakukan banyak hal tapi waktu dan tenaga Saudara tidak cukup. Bahkan, Saudara bisa jadi merasa bahwa Yehuwa menuntut terlalu banyak dari Saudara.

      Yehuwa mengerti keadaan kita. Dia tidak pernah meminta lebih daripada apa yang bisa kita berikan. Dan, Dia tahu bahwa kita butuh waktu untuk bisa pulih dari tekanan fisik dan emosi.​—Mazmur 103:13, 14.

      Misalnya, pikirkan bagaimana Yehuwa menguatkan Nabi Elia. Saat Elia merasa sangat kecil hati dan ketakutan sampai melarikan diri ke padang belantara, apakah Yehuwa menegur dia dan menyuruhnya kembali melakukan tugasnya? Tidak. Dua kali Yehuwa mengirimkan malaikat untuk membangunkan Elia dengan lembut dan memberinya makanan. Namun, 40 hari kemudian, Elia masih merasa khawatir dan takut. Apa lagi yang Yehuwa lakukan untuk membantunya? Pertama, Yehuwa menunjukkan bahwa Dia sanggup melindungi Elia. Kedua, Yehuwa menenteramkan hati Elia dengan ”suara rendah yang lembut”. Lalu, Yehuwa memberi tahu dia bahwa masih ada ribuan orang yang menyembah Allah dengan setia. Hasilnya, Elia bersemangat lagi melakukan tugasnya sebagai nabi. (1 Raja 19:1-19) Apa pelajarannya? Saat Elia tertekan, Yehuwa bersabar dan berbelaskasihan kepadanya. Yehuwa tidak pernah berubah. Dia juga memperlakukan kita seperti itu.

      Saat memikirkan apa yang bisa Saudara berikan kepada Yehuwa, bersikaplah masuk akal. Jangan bandingkan apa yang bisa Saudara lakukan sekarang dengan yang dulu. Sebagai gambaran: Seorang pelari yang berhenti berlatih selama beberapa bulan atau beberapa tahun tidak bisa langsung menjalani rutin seperti dulu. Dia perlu punya tujuan yang masuk akal, yang secara bertahap akan membuat kekuatan dan staminanya pulih. Orang Kristen mirip seperti pelari. Mereka perlu punya tujuan yang jelas. (1 Korintus 9:24-27) Jadi, cobalah mengusahakan satu tujuan rohani yang mungkin paling mudah Saudara capai sekarang. Misalnya, Saudara mungkin bisa menentukan tujuan untuk menghadiri perhimpunan. Mintalah bantuan Yehuwa untuk mencapai tujuan itu. Selama Saudara memperkuat kerohanian, Saudara akan ’merasakan dan melihat bahwa Yehuwa itu baik’. (Mazmur 34:8) Ingatlah bahwa Yehuwa sangat menghargai apa pun yang Saudara lakukan untuk menunjukkan kasih Saudara kepada-Nya meski hal itu tampaknya kecil.​—Lukas 21:1-4.

      Seorang pria kewalahan memenuhi tuntutan pekerjaannya

      Tidak seperti atasan manusia, Yehuwa tidak pernah meminta lebih daripada apa yang bisa kita berikan

      ”Penyemangat yang Selama Ini Saya Butuhkan”

      Bagaimana Yehuwa menguatkan June untuk kembali kepada-Nya? June berkata, ”Saya terus berdoa kepada Yehuwa untuk memohon bantuan-Nya. Kemudian, menantu saya memberi tahu saya bahwa ada kebaktian di kota saya. Saya memutuskan untuk ikut satu hari saja. Senang sekali rasanya bisa bersama-sama lagi dengan umat Yehuwa! Kebaktian itu adalah penyemangat yang selama ini saya butuhkan. Sekarang saya bisa kembali melayani Yehuwa dengan bahagia. Hidup saya jadi jauh lebih berarti. Dan sekarang, saya sadar bahwa saya tidak boleh mengasingkan diri atau menghadapi semua sendirian. Saya bersyukur karena masih ada kesempatan bagi saya untuk kembali.”

  • Perasaan Sakit Hati—Jika ”Ada Alasan untuk Tersinggung”
    Kembalilah kepada Yehuwa
    • BAGIAN TIGA

      Perasaan Sakit Hati—Jika ”Ada Alasan untuk Tersinggung”

      ”Seorang saudari di sidang menuduh saya mencuri uangnya. Sewaktu saudara-saudari lain tahu, ada yang membela dia. Belakangan, saudari itu mendengar sesuatu yang membuat dia sadar bahwa saya tidak bersalah. Dia pun memberi tahu saya dan meminta maaf. Tapi, saya merasa tidak akan pernah bisa memaafkan dia karena saya sudah dirugikan.”​—Linda.

      BISAKAH Saudara memahami perasaan Linda, yang merasa sangat disakiti oleh rekan seiman? Sayangnya, hal seperti itu bisa sampai memengaruhi rutin rohani beberapa orang. Apakah Saudara mengalami hal itu?

      Adakah yang Bisa ”Memisahkan Kita dari Kasih Allah”?

      Memang, kita mungkin sangat sulit memaafkan rekan seiman yang sudah menyakiti kita. Kita mungkin berpikir, ’Bukankah orang Kristen seharusnya saling mengasihi?’ (Yohanes 13:34, 35) Saat kita dirugikan oleh rekan seiman, kita bisa sangat kecewa dan sakit hati.​—Mazmur 55:12.

      Alkitab mengakui bahwa orang Kristen kadang mempunyai ”alasan untuk tersinggung” karena tindakan rekan seiman mereka. (Kolose 3:13) Tapi, saat kita mengalaminya sendiri, itu mungkin sangat sulit. Apa yang bisa membantu kita? Renungkanlah tiga prinsip Alkitab ini:

      Bapak kita yang di surga mengetahui semuanya. Yehuwa mengamati semua yang terjadi, termasuk ketidakadilan yang kita alami dan akibat-akibat buruknya. (Ibrani 4:13) Selain itu, Yehuwa ikut sedih saat kita menderita. (Yesaya 63:9) Dia tidak akan pernah membiarkan apa pun, termasuk ”kesengsaraan” atau ”tekanan” atau bahkan tindakan dari hamba-Nya yang lain, ’memisahkan kita dari kasih-Nya’. (Roma 8:35, 38, 39) Jadi, kita juga pasti tidak mau membiarkan apa pun atau siapa pun memisahkan kita dari Yehuwa.

      Mengampuni tidak sama dengan membenarkan. Jika kita memaafkan orang yang berbuat salah terhadap kita, itu tidak berarti kita meremehkan, membenarkan, atau menyetujui tindakan mereka. Ingatlah bahwa Yehuwa tidak pernah menyetujui dosa, tapi Dia mau mengampuni jika memang ada dasar untuk itu. (Mazmur 103:12, 13; Habakuk 1:13) Dengan meminta kita untuk mengampuni orang lain, Yehuwa sebenarnya meminta kita meniru Dia. Dia tidak ”merasa kesal selamanya”.​—Mazmur 103:9; Matius 6:14.

      Jika kita terus merasa kesal, kita sendiri yang rugi. Apa maksudnya? Coba bayangkan hal ini. Katakanlah Saudara memegang sebuah batu yang beratnya satu kilogram dengan lengan terentang. Hal itu tidak sulit kalau hanya beberapa detik. Tapi, bagaimana jika Saudara mencoba melakukannya untuk waktu yang cukup lama? Berapa lama Saudara bisa memegangnya—beberapa menit? satu jam? atau lebih lama? Lengan Saudara pasti akan sangat pegal! Berat batu itu tidak berubah, tapi semakin lama Saudara memegangnya, batu itu terasa semakin berat. Kekesalan mirip seperti itu. Semakin lama kita menyimpan kekesalan, walaupun hanya sedikit, kita sebenarnya semakin menyakiti diri sendiri. Itulah sebabnya Yehuwa menasihati kita untuk tidak terus merasa kesal. Sebenarnya, hal itu demi kebaikan kita sendiri.​—Amsal 11:17.

      Seorang saudari di Balai Kerajaan tampaknya sakit hati dan kesal melihat saudari lain

      Jika kita terus kesal, kita sendiri yang rugi

      ”Saya Merasa Seperti Yehuwa Sendiri yang Bicara kepada Saya”

      Apa yang membantu Linda tidak lagi merasa kesal walaupun sudah disakiti oleh rekan seimannya? Salah satunya, dia merenungkan alasan-alasan dari Alkitab untuk mengampuni. (Mazmur 130:3, 4) Linda terutama tersentuh dengan merenungkan bahwa jika kita rela mengampuni orang lain, Yehuwa juga akan mengampuni kita. (Efesus 4:32–5:2) Saat mempelajari nasihat-nasihat itu, dia mengatakan, ”Saya merasa seperti Yehuwa sendiri yang bicara kepada saya.”

      Akhirnya, Linda bisa melupakan rasa kesalnya. Dia memaafkan saudari itu, dan sekarang mereka bersahabat. Linda pun terus setia melayani Yehuwa. Yakinlah bahwa Yehuwa ingin membantu Saudara melakukan hal yang sama.

      Sampul buku Mendekatlah kepada Yehuwa

      ”Saat saya meninggalkan kebenaran, saya terus merasa sakit hati dan kesal,” kata Marie. ”Tapi, buku Mendekatlah kepada Yehuwa mengingatkan saya bahwa Yehuwa sangat baik dan pengasih. Setelah membaca buku itu, saya mulai mengasihi Yehuwa lagi.” Pasal 26 dan 30 dari buku itu membahas mengapa dan bagaimana Yehuwa mengampuni dan bagaimana kita bisa meniru Dia.

  • Perasaan Bersalah—”Bersihkanlah Aku dari Dosaku”
    Kembalilah kepada Yehuwa
    • BAGIAN EMPAT

      Perasaan Bersalah—”Bersihkanlah Aku dari Dosaku”

      ”Setelah saya mendapat pekerjaan baru, keluarga kami bisa hidup lebih nyaman. Tapi, saya jadi mulai ikut kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Alkitab. Saya mulai merayakan hari raya, ikut kegiatan politik, bahkan pergi ke gereja. Saya tidak aktif sebagai Saksi Yehuwa selama 40 tahun. Semakin lama, saya semakin yakin kalau saya tidak mungkin diampuni Yehuwa. Saya merasa tidak bisa memaafkan diri sendiri karena saya sudah kenal kebenaran sebelum melakukan kesalahan ini.”​—Martha.

      PERASAAN bersalah bisa menjadi beban yang sangat berat. Raja Daud menulis, ”Kesalahan-kesalahanku membanjiri aku, seperti beban berat yang tak sanggup kutanggung.” (Mazmur 38:4) Beberapa orang Kristen begitu sedih karena berpikir bahwa Yehuwa tidak akan mungkin mengampuni mereka. (2 Korintus 2:7) Apakah pemikiran itu benar? Meski Saudara sudah melakukan kesalahan yang serius, apakah Saudara sudah begitu jauh dari Yehuwa sehingga Dia tidak akan pernah mengampuni Saudara? Sama sekali tidak!

      ”Mari Kita Selesaikan Masalah di Antara Kita”

      Yehuwa tidak meninggalkan para pedosa yang bertobat. Dia justru berupaya mendekati mereka! Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, Yesus menyamakan Yehuwa dengan seorang ayah yang salah satu putranya meninggalkan keluarganya dan hidup bejat. Pada akhirnya, anak itu memutuskan untuk kembali. ”Ketika dia masih jauh, ayahnya melihat dia dan tergerak oleh rasa kasihan. Maka ayahnya berlari, lalu memeluk dan menciumnya dengan lembut.” (Lukas 15:11-20) Apakah Saudara ingin kembali dekat dengan Yehuwa tapi merasa bahwa Saudara ”masih jauh” dari-Nya? Seperti sang ayah dalam perumpamaan Yesus, Yehuwa merasa iba kepada Saudara. Dia sangat menunggu-nunggu kepulangan Saudara.

      Tapi, bagaimana jika Saudara merasa bahwa dosa-dosa Saudara terlalu besar atau terlalu banyak untuk bisa diampuni Yehuwa? Cobalah renungkan undangan Yehuwa di Yesaya 1:18: ”’Mari kita selesaikan masalah di antara kita,’ kata Yehuwa. ’Walau dosa-dosa kalian semerah darah, Itu akan dibuat seputih salju.’” Ya, Yehuwa mau mengampuni bahkan dosa-dosa yang kelihatannya tidak mungkin bisa dihapus, yang bagaikan pewarna merah pada pakaian putih.

      Yehuwa tidak mau Saudara terus menderita karena hati nurani yang terganggu. Jadi, bagaimana Saudara bisa merasa lega karena diampuni Yehuwa dan punya hati nurani yang bersih? Perhatikan dua langkah yang diambil Raja Daud. Pertama, dia berkata, ”Aku akan mengakui pelanggaranku kepada Yehuwa.” (Mazmur 32:5) Ingatlah, Yehuwa sudah mengundang Saudara untuk berdoa mendekati Dia dan ’menyelesaikan masalah’ dengan-Nya. Terimalah undangan itu. Akui dosa-dosa Saudara kepada Yehuwa, dan curahkan perasaan Saudara kepada-Nya. Daud sudah melakukan hal itu, dan dia bisa berdoa dengan yakin, ”Bersihkanlah aku dari dosaku. . . . Hati yang pedih dan hancur, oh Allah, tidak akan Engkau tolak.”​—Mazmur 51:2, 17.

      Kedua, Daud menerima bantuan dari wakil Allah, Nabi Natan. (2 Samuel 12:13) Di zaman kita, Yehuwa menyediakan para penatua yang telah dilatih untuk membantu para pedosa yang bertobat untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Yehuwa. Jika Saudara mendekati para penatua, mereka akan menggunakan Alkitab dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk menenangkan hati Saudara. Mereka akan membantu Saudara mengurangi atau menghilangkan perasaan negatif yang Saudara rasakan serta membantu Saudara pulih secara rohani.​—Yakobus 5:14-16.

      Para penatua berdoa bersama seorang saudara yang tidak aktif

      Yehuwa ingin Saudara merasa lega karena memiliki hati nurani yang bersih

      ”Bahagialah Orang yang Kesalahannya Diampuni”

      Bisa jadi, Saudara merasa sangat sulit untuk mengakui dosa-dosa Saudara kepada Allah Yehuwa dan mendekati para penatua. Daud kelihatannya juga merasa seperti itu. Dia tetap menyembunyikan dosa-dosanya selama beberapa waktu. (Mazmur 32:3) Tapi belakangan, dia merasakan banyak manfaat karena telah mengakui dosa-dosanya dan bertobat.

      Salah satu manfaat besar yang Daud rasakan adalah dia kembali bersukacita. Dia menulis, ”Bahagialah orang yang kesalahannya diampuni, yang dosanya dimaafkan.” (Mazmur 32:1) Dia juga berdoa, ”Oh Yehuwa, bukalah bibirku, agar mulutku memuji-Mu.” (Mazmur 51:15) Karena Daud bersyukur atas pengampunan Allah dan tidak lagi merasa bersalah, dia tergerak untuk memberi tahu orang lain tentang Yehuwa.

      Yehuwa ingin Saudara merasakan kelegaan karena memiliki hati nurani yang bersih. Dia juga ingin Saudara memberi tahu orang lain tentang Dia dan kehendak-Nya dengan tulus dan bersukacita, tanpa terganggu perasaan bersalah. (Mazmur 65:1-4) Ingatlah undangan yang Allah berikan untuk berbalik ’agar dosa-dosa Saudara dihapus, supaya Yehuwa sendiri menyegarkan Saudara’.​—Kisah 3:19.

      Inilah yang dialami Martha. Dia bercerita, ”Putra saya terus mengirimi saya majalah Menara Pengawal dan Sadarlah! Sedikit demi sedikit, saya mulai dekat lagi dengan Yehuwa. Hal yang paling sulit adalah memohon ampun atas dosa-dosa saya. Tapi akhirnya, saya berdoa kepada Allah dan memohon agar Dia mengampuni saya. Siapa sangka setelah 40 tahun, saya akhirnya bisa kembali kepada Yehuwa! Sayalah bukti nyata bahwa meski sudah puluhan tahun tidak aktif, seseorang bisa mendapat kesempatan untuk melayani Allah dan menikmati kasih-Nya lagi.”

  • Kembalilah kepada ”Gembala dan Penjaga Jiwa Kalian”
    Kembalilah kepada Yehuwa
    • BAGIAN LIMA

      Kembalilah kepada ”Gembala dan Penjaga Jiwa Kalian”

      Apakah Saudara menghadapi salah satu tantangan yang dibahas dalam majalah ini? Jika ya, Saudara tidak sendirian. Banyak hamba Allah yang setia—di zaman Alkitab maupun sekarang—pernah menghadapi kesulitan yang sama. Mereka mendapat bantuan dari Yehuwa untuk mengatasinya. Jadi, Yehuwa pasti juga akan membantu Saudara.

      Yehuwa akan membantu Saudara kembali kepada-Nya

      YAKINLAH bahwa Yehuwa akan membantu Saudara kembali kepada-Nya. Dia akan membantu Saudara mengatasi tekanan dan mengobati perasaan sakit hati. Dia juga akan membantu Saudara punya hati nurani yang bersih sehingga hati dan pikiran Saudara bisa damai. Setelah itu, Saudara mungkin akan kembali tergerak untuk melayani Yehuwa bersama rekan-rekan seiman. Saudara akan merasakan apa yang dialami beberapa orang Kristen pada abad pertama. Rasul Petrus mengatakan kepada mereka, ”Dulu kalian seperti domba yang tersesat. Sekarang, kalian sudah kembali kepada gembala dan penjaga jiwa kalian.”​—1 Petrus 2:25, catatan kaki.

      Kembali kepada Yehuwa adalah hal terbaik yang bisa Saudara lakukan. Mengapa? Karena Saudara akan menyenangkan hati Yehuwa. (Amsal 27:11) Seperti yang Saudara ketahui, Yehuwa punya perasaan, dan tindakan kita memengaruhi perasaan-Nya. Tentu saja, Yehuwa tidak memaksa kita untuk mengasihi dan melayani Dia. (Ulangan 30:19, 20) Seorang pakar Alkitab menggambarkannya seperti ini: ”Tidak ada gagang pintu pada sisi luar pintu hati manusia. Itu harus dibuka dari dalam.” Jika kita menyembah Yehuwa karena mengasihi Dia dari hati, kita seolah membuka pintu itu dari dalam. Dengan melakukannya, kita memberi Dia hadiah yang berharga, yaitu pengabdian kita. Hal ini pasti membuat Yehuwa sangat bahagia. Dan sewaktu kita memberi Yehuwa ibadah yang layak Dia terima, kita pun merasakan sukacita yang luar biasa.​—Kisah 20:35; Wahyu 4:11.

      Seorang saudari yang tidak aktif disambut dengan hangat di sidang

      Selain itu, jika Saudara kembali beribadah kepada Yehuwa, kebutuhan rohani Saudara akan terpenuhi. (Matius 5:3) Apa maksudnya? Orang-orang di dunia ini bertanya-tanya, ’Apa sebenarnya tujuan kita hidup?’ Mereka sangat ingin tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Manusia memiliki kebutuhan rohani karena Yehuwa menanamkan hal itu dalam diri mereka. Manusia diciptakan untuk mendapat kepuasan dari melayani Allah. Jadi, jika kita melayani Yehuwa karena kasih, kita akan merasa sangat puas.​—Mazmur 63:1-5.

      Yakinlah bahwa Yehuwa ingin sekali Saudara kembali kepada-Nya. Apa buktinya? Coba renungkan: Kami banyak berdoa sewaktu mempersiapkan majalah ini. Lalu, majalah ini diberikan kepada Saudara, mungkin oleh seorang penatua atau rekan seiman. Saudara tergerak untuk membacanya lalu bertindak sesuai dengan apa yang Saudara baca. Semuanya adalah bukti bahwa Yehuwa tidak melupakan Saudara. Dia justru dengan lembut menarik Saudara untuk kembali kepada-Nya.​—Yohanes 6:44.

      Kita sangat terhibur karena mengetahui bahwa Yehuwa tidak pernah melupakan hamba-hamba-Nya yang hilang. Inilah yang disadari seorang saudari bernama Donna. Dia berkata, ”Saya pelan-pelan menjauh dari kebenaran, tapi saya sering merenungkan Mazmur 139:23, 24, yang berkata, ’Selidiki aku, oh Allah, dan kenali hatiku. Periksa aku, dan kenali pikiranku yang resah. Lihatlah apakah ada haluan berbahaya dalam diriku, dan tuntunlah aku di jalan keabadian.’ Saya merasa bahwa saya tidak cocok menjadi bagian dari dunia ini, dan saya sadar kalau saya perlu ada dalam organisasi Yehuwa. Saya mulai sadar bahwa Yehuwa tidak pernah meninggalkan saya. Saya hanya perlu menemukan jalan untuk kembali kepada-Nya. Dan, saya sangat senang karena sudah menemukannya!”

      ”Saya mulai sadar bahwa Yehuwa tidak pernah meninggalkan saya. Saya hanya perlu menemukan jalan untuk kembali kepada-Nya”

      Kami sungguh-sungguh berharap agar Saudara juga bisa kembali menikmati ”sukacita dari Yehuwa”. (Nehemia 8:10) Saudara tidak akan pernah menyesali keputusan untuk kembali kepada Yehuwa.

      Jawaban atas Pertanyaan tentang Kembali kepada Yehuwa

      SAYA HARUS MULAI DARI MANA?

      Seorang saudari yang tidak aktif membaca Alkitab

      Seseorang yang baru sembuh dari sakit perlu mulai melakukan kegiatannya lagi secara bertahap. Demikian pula, Saudara bisa kembali kuat secara rohani dengan menyantap sedikit makanan rohani setiap hari. Jangan merasa Saudara harus melakukan semua sekaligus. Mungkin Saudara bisa menggunakan beberapa menit untuk membaca atau mendengarkan rekaman Alkitab, mempelajari satu publikasi, mengunjungi situs web jw.org, atau menonton salah satu video di jw.org. Selain itu, cobalah untuk segera berhimpun. Yang terpenting, mintalah bantuan Yehuwa melalui doa. ”Lemparkan semua kekhawatiran kalian kepada Dia, karena Dia peduli kepada kalian.”​—1 Petrus 5:7.

      ”Sewaktu saya tidak aktif, untuk berdoa saja saya merasa sangat malu. Saat saya akhirnya memberanikan diri untuk berdoa, seorang penatua dari sidang setempat mengunjungi saya. Dia membantu saya menyadari bahwa Yehuwa masih mengharapkan saya kembali. Dia menyarankan agar saya mulai dengan membaca Alkitab setiap hari. Setelah melakukannya, saya jadi mau berhimpun lagi. Akhirnya, saya mulai berdinas lagi. Saya sangat bersyukur karena Yehuwa terus berusaha membantu saya.”​—Eeva.

      BAGAIMANA REAKSI SAUDARA-SAUDARI NANTI?

      Yakinlah bahwa saudara-saudari di sidang akan menyambut Saudara dengan ramah. Mereka tidak akan mengkritik atau menghakimi Saudara. Mereka malah akan menunjukkan bahwa mereka tetap mengasihi Saudara, dan mereka akan berusaha sebisa-bisanya untuk menguatkan Saudara.​—Ibrani 10:24, 25.

      ”Saya malu untuk berhimpun lagi. Saya memikirkan reaksi saudara-saudari. Tapi, salah satu saudari lansia yang saya kenal 30 tahun yang lalu mengatakan kepada saya, ’Kami senang sekali kamu kembali!’ Saya sangat tersentuh. Inilah rumah saya.”​—Javier.

      ”Saya pergi ke Balai Kerajaan dan duduk di barisan paling belakang supaya tidak ada yang melihat saya. Tapi, banyak yang mulai mengenali saya karena dulu saya sering berhimpun saat masih kecil. Mereka menyambut dan memeluk saya dengan hangat. Saya benar-benar merasa damai. Rasanya seperti pulang ke rumah.”​—Marco.

      BAGAIMANA PENATUA AKAN MEMBANTU SAYA?

      Mereka akan bersikap lembut terhadap Saudara. Mereka akan memuji keinginan Saudara untuk menunjukkan kasih yang ”seperti dulu”. (Wahyu 2:4) Dengan berbelaskasihan dan ”dengan lembut”, mereka akan membantu Saudara memperbaiki kesalahan yang sudah Saudara buat. (Galatia 6:1; Amsal 28:13) Mereka mungkin akan mengatur agar seseorang membahas sebuah publikasi bersama Saudara, misalnya buku Hidup Bahagia Selamanya! atau Mendekatlah kepada Yehuwa. Yakinlah bahwa para penatua akan menghibur dan mendukung Saudara selama masa-masa pemulihan itu.​—Yesaya 32:1, 2.

      ”Selama delapan tahun saya tidak aktif, para penatua terus berusaha membantu saya. Suatu hari, seorang penatua menunjukkan beberapa foto kami. Saya jadi teringat akan banyak kenangan manis, dan saya jadi ingin merasakan lagi sukacita saat melayani Yehuwa. Para penatua dengan pengasih membantu saya kembali aktif menjalani kegiatan rohani.”​—Victor.

      ”Dia Akan Membuatmu Kuat”

      Dua saudari bernyanyi di perhimpunan menggunakan satu buku nyanyian

      Buku nyanyian kita, Bernyanyi Sepenuh Hati bagi Yehuwa, berisi banyak lagu yang menyentuh hati, menghibur, dan menguatkan Saudara seraya Saudara kembali melakukan berbagai kegiatan rohani. Misalnya, perhatikan lirik dari lagu nomor 38. Judulnya ”Dia Akan Membuatmu Kuat”, yang didasarkan atas 1 Petrus 5:10.

      1. Allah menarikmu dari kegelapan,

        Memberimu terang kebenaran.

        Dia lihat saat kau cari diri-Nya

        Dan kau ingin senangkan hati-Nya.

        Pada-Nya kau baktikan hidupmu.

        Dia tentu akan mendukungmu.

      2. Allah bahkan telah korbankan Putra-Nya

        Kar’na Dia peduli padamu.

        Jika Dia rela serahkan Putra-Nya,

        Dia tentu akan kuatkanmu.

        Kasih dan imanmu diingat-Nya.

        Dia takkan abaikan milik-Nya.

        (REFREIN)

        Dengan darah Putra-Nya, Dia membelimu.

        Kau jadi milik-Nya, kau pasti dijaga.

        Dia ’kan menuntunmu sepanjang hidupmu,

        Membuatmu teguh, membuatmu kuat.

      Bernyanyilah bagi Yehuwa—Paduan Suara

      Untuk mendengarkan rekaman paduan suara lagu ini dan lagu-lagu Kerajaan lainnya, buka situs web jw.org.

  • Penutup
    Kembalilah kepada Yehuwa
    • Penutup

      Pernahkah Saudara mengenang masa-masa indah bersama umat Yehuwa, seperti perhimpunan yang menyegarkan, kebaktian yang menggugah, pengalaman yang menyenangkan dalam dinas, atau percakapan yang membina dengan rekan seiman? Itu artinya Saudara tidak melupakan Yehuwa. Yehuwa juga tidak melupakan Saudara. Dia tetap mengingat kesetiaan Saudara dulu. Dan, Dia sangat ingin membantu Saudara kembali kepada-Nya.

      ”Aku sendiri akan mencari dan mengurus domba-domba-Ku,” kata Yehuwa. ”Aku akan mengurus domba-Ku seperti gembala yang menemukan dombanya yang terpencar dan memberi mereka makan. Aku akan menyelamatkan mereka, dari mana pun mereka terpencar pada hari yang berawan dan kelam itu.”​—Yehezkiel 34:11, 12.

      Foto saudari-saudari yang bahagia di kebaktian
Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan