PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Seputar Sahabat
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • BAGIAN 3

      Seputar Sahabat

      Menurutmu, seberapa pentingkah sahabat?

      □ Tidak penting

      □ Agak penting

      □ Sangat penting

      Mudahkah mencari sahabat?

      □ Ya

      □ Tidak

      Apa kamu punya sahabat karib?

      □ Ya

      □ Tidak

      Apa satu sifat yang paling kamu harapkan dari seorang sahabat? ․․․․․

      Alkitab mengatakan bahwa ”teman sejati penuh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara yang dilahirkan untuk waktu kesesakan”. (Amsal 17:17) Sahabat seperti itulah yang kamu butuhkan! Tetapi, mencari sahabat tidak selalu mudah, dan mempertahankan persahabatan bisa lebih sulit lagi. Bagaimana kamu bisa menjalin dan mempertahankan persahabatan yang terbaik? Perhatikan saran di Pasal 9-12.

  • Bagaimana Caranya agar Aku Tidak Kesepian?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 9

      Bagaimana Caranya agar Aku Tidak Kesepian?

      Ini hari yang cerah, semua temanmu punya rencana, tetapi kamu tidak. Mereka pergi jalan-jalan dan bersenang-senang. Lagi-lagi, kamu tidak diajak! Menjadi orang yang tidak masuk hitungan dapat sangat menyusahkan hati, tetapi apa yang tersirat dari hal itu bisa lebih buruk lagi. ’Mungkin ada yang tidak beres denganku,’ katamu dalam hati. ’Mengapa tak seorang pun mau berteman denganku?’

      BARANGKALI, lebih dari sekali kamu pernah mengalami situasi seperti yang digambarkan di halaman sebelah. Kamu mungkin merasa ada jurang yang lebar antara dirimu dan teman-temanmu. Kamu gagap setiap kali hendak memulai percakapan dengan mereka. Sewaktu kamu punya kesempatan untuk bergaul dengan mereka, rasa malu pun muncul. Mengapa bergaul saja begitu sulit?

      Daripada hanya berdiri dan memandangi jurang itu, kamu bisa menjembataninya. Mari kita lihat bagaimana caranya.

      ● Jurang 1: Perasaan minder. Beberapa anak muda tak henti-hentinya menganggap diri rendah. Mereka yakin bahwa tidak ada yang menyukai mereka dan bahwa mereka tidak punya bahan yang menarik untuk dibicarakan. Itukah perasaanmu tentang dirimu? Jika ya, perasaan minder hanya akan memperlebar jurang antara kamu dan teman-temanmu.

      Jembatan: Berfokuslah pada kelebihanmu. (2 Korintus 11:6) Tanyai dirimu, ’Apa saja kelebihanku?’ Pikirkan beberapa bakat atau sifat positif yang kamu miliki dan tulis di bawah ini.

      ․․․․․

      Tentu kamu punya kekurangan, dan bagus kalau kamu menyadarinya. (1 Korintus 10:12) Tetapi, masih ada banyak hal yang kamu miliki. Menyadari kelebihanmu akan memberimu kepercayaan diri sehingga kamu bebas dari perasaan minder.

      ● Jurang 2: Malu. Kamu ingin memulai percakapan, tetapi ketika kesempatan itu datang, mulutmu malah seperti terkunci. ”Aku dari dulu orangnya pemalu,” keluh Elizabeth, 19 tahun. ”Sulit sekali rasanya mendekati orang di perhimpunan, dan aku benar-benar kagum dengan orang yang bisa melakukannya!” Jika kamu seperti Elizabeth, kamu mungkin merasa bahwa jurang ini tak terseberangi.

      Jembatan: Miliki minat yang tulus kepada orang lain. Jangan khawatir​—kamu tidak perlu berubah menjadi orang yang sangat supel. Mulailah dengan menunjukkan minat pribadi kepada satu orang dulu. ”Cukup dengan menanyakan kabar atau pekerjaan orang lain kamu bisa mengenal mereka dengan lebih baik,” kata seorang pemuda bernama Jorge.

      Tips: Jangan hanya bergaul dengan teman sebaya. Beberapa persahabatan terkarib yang dicatat dalam Alkitab adalah antara dua orang yang jauh perbedaan usianya, seperti Rut dan Naomi, Daud dan Yonatan, serta Timotius dan Paulus. (Rut 1:16, 17; 1 Samuel 18:1; 1 Korintus 4:17) Ingatlah pula bahwa percakapan adalah dialog, bukan monolog. Orang menghargai pendengar yang baik. Jadi, jika kamu cenderung malu, ingatlah​—bukan kamu yang harus bicara terus!

      Tulislah nama dua orang dewasa yang ingin kamu kenal dengan lebih baik.

      ․․․․․

      Coba dekati salah seorang yang namanya kamu tulis di atas dan ajaklah dia mengobrol. Semakin banyak kamu mencari kesempatan untuk berbicara dengan orang-orang dari ”segenap persekutuan saudara-saudara”, kesepianmu akan semakin berkurang.​—1 Petrus 2:17.

      ● Jurang 3: Sikap yang Tidak Menyenangkan. Orang yang sok tahu selalu siap menghina, menyindir, atau mencela. Ada pula orang yang suka membantah dan memaksakan pendapatnya kepada semua orang. Karena orang seperti itu ”terlalu adil-benar”, ia cepat mengecam siapa pun yang tidak mengikuti standar-standar pribadinya. (Pengkhotbah 7:16) Kamu tentu tidak suka berdekatan dengan orang seperti itu! Namun, jangan-jangan jurang ini terbentuk karena kamu yang bersikap seperti itu. Alkitab mengatakan, ”Orang bodoh banyak bicaranya,” dan juga ”dalam banyaknya kata-kata, pelanggaran tidak akan kurang.”​—Pengkhotbah 10:14; Amsal 10:19.

      Jembatan: Pupuklah ”sikap seperasaan”. (1 Petrus 3:8) Bahkan jika kamu tidak sependapat dengan orang lain, dengan sabar biarkan dia berbicara. Cari bahan pembicaraan yang tidak menimbulkan perdebatan. Jika kamu merasa harus menyatakan ketidaksetujuanmu tentang suatu pokok, lakukan dengan cara yang lembut dan bijaksana.

      Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Nasihat Alkitab adalah ”teruslah lakukan segala sesuatu tanpa menggerutu dan berdebat”. (Filipi 2:14) Tidak ada yang senang dekat-dekat dengan orang yang selalu cekcok atau mengolok-olok, juga menghina atau dengan sok suci mengecam orang lain. Orang akan jauh lebih menyukaimu jika ”ucapanmu selalu menyenangkan”.​—Kolose 4:6.

      Dengan Segala Cara?

      Setelah pemeriksaan diri yang singkat ini, mungkin kamu melihat beberapa cara untuk menjembatani jurang yang mungkin sudah terbentuk antara dirimu dan orang lain. Tentu saja, kamu harus realistis. Kamu tidak bisa mengharapkan semua orang menyukaimu. Yesus mengatakan bahwa akan ada yang membenci orang yang melakukan apa yang benar. (Yohanes 15:19) Jadi, tidak ada gunanya berusaha mencari teman dengan segala cara.

      Namun, kamu bisa melakukan berbagai upaya yang masuk akal untuk menjadi orang yang menyenangkan tanpa mengkompromikan standar Alkitab. Samuel, yang hidup pada zaman Alkitab, mempunyai tekad yang teguh untuk melakukan apa yang menyenangkan Allah. Hasilnya? Ia terus bertumbuh ”semakin besar dan semakin disukai, baik dari sudut pandangan Yehuwa maupun manusia”. (1 Samuel 2:26) Kalau kamu mau sedikit berupaya, kamu pun bisa!

      BACA JUGA JILID 1, PASAL 8

      Untuk keterangan lebih lanjut, tontonlah DVD ”Kaum Muda Bertanya​—Bagaimana Saya Bisa Memiliki Sahabat Sejati?” yang tersedia dalam 40 bahasa lebih

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Sahabat karibmu tiba-tiba bersikap seperti musuh besarmu. Apa yang bisa kamu lakukan?

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Orang yang dengan limpah memberi minum kepada orang lain akan diberi minum dengan limpah juga.”​—Amsal 11:25.

      TIPS

      Upayakan agar percakapan berlanjut. Misalnya, jika ada yang bertanya tentang akhir pekanmu, jangan cuma menjawab ”ya, asyik”. Jelaskan mengapa asyik. Lalu, tanyakan bagaimana dia sendiri menghabiskan akhir pekannya.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Alkitab menunjukkan bahwa Musa, Yeremia, dan Timotius bisa jadi pemalu.​—Keluaran 3:11, 13; 4:1, 10; Yeremia 1:6-8; 1 Timotius 4:12; 2 Timotius 1:6-8.

      RENCANAKU!

      Jurang terlebar yang aku rasakan adalah ․․․․․

      Aku akan berupaya menjembatani jurang itu dengan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Mengapa sampai ada orang Kristen yang kesepian?

      ● Apa yang bisa membantumu memandang dirimu dengan cara yang seimbang, agar tidak tenggelam dalam pikiran-pikiran negatif?

      ● Bagaimana caranya menghibur adikmu yang sedang melawan kesepian?

      [Kutipan di hlm. 88]

      ”Seorang saudari Kristen berusaha mendekatiku. Setelah agak lama, aku baru menanggapinya, dan aku menyesal kenapa tidak sejak dulu aku melakukannya! Dia ternyata menjadi sahabatku yang terkarib, meski dia 25 tahun lebih tua!”​—Marie

      [Gambar di hlm. 87]

      Kamu bisa menjembatani jurang antara kamu dan teman-temanmu

  • Mengapa Sahabatku Menyakiti Hatiku?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 10

      Mengapa Sahabatku Menyakiti Hatiku?

      ”Kerry dulu sahabat karibku. Setiap hari aku menjemputnya sepulang kerja karena dia tidak punya mobil. Namun, tak lama kemudian aku mulai merasa dimanfaatkan olehnya.

      ”Begitu naik ke mobil dia sudah sibuk bertelepon atau ber-sms. Dia tidak pernah bilang terima kasih, dan dia tidak lagi memberi sumbangan untuk bensin. Dan, pembicaraannya negatif. Aku jadi jengkel sendiri karena terlalu sabar terhadapnya!

      ”Suatu hari aku bicara baik-baik kepada Kerry bahwa aku tidak bisa menjemputnya lagi. Sejak itu, dia tidak mau berteman lagi denganku​—aku jadi makin yakin bahwa dia menghargai persahabatan denganku sebatas apa yang bisa ia dapatkan dariku. Dan, itu sangat menyakitkan!”​—Nicole.

      HAL itu bisa terjadi atas sahabat-sahabat yang terkarib. Hari ini tak terpisahkan, besoknya tidak saling menyapa. Bagaimana persahabatan yang manis bisa begitu cepat menjadi pahit?

      ● Bagi Jeremy, segalanya seakan berubah ketika sahabatnya pindah ratusan kilometer jauhnya. ”Setelah pindah, dia tidak pernah meneleponku,” kata Jeremy, ”dan itu amat menyakitkan.”

      ● Kerrin mulai memperhatikan bahwa kepribadian orang yang sudah lima tahun menjadi sahabatnya berubah. ”Sikap dan kata-katanya benar-benar bikin aku khawatir,” kata Kerrin. ”Dia jadi negatif dan sinis terhadap hal-hal yang penting bagiku. Ketika kami mencoba membahas hal itu, dia menuduh aku sok saleh dan tidak loyal dan dia bilang bahwa persahabatan kami tidak sehat untuknya!”

      ● Bagi Gloria, persahabatannya berakhir tanpa gejala atau penjelasan. ”Tadinya, kami sangat akur,” kata Gloria, ”dan dia menganggap aku seperti saudaranya. Lalu, tiba-tiba saja, dia berhenti bergaul denganku, dan alasannya terlalu dibuat-buat.”

      ● Masalah antara Laura dan Daria dimulai ketika Daria merebut pacar Laura. ”Daria menelepon pacarku berjam-jam, meskipun pacarku sedang bersamaku,” kata Laura. ”Aku dikhianati sahabat karibku dan kehilangan calon teman hidup sekaligus!”

      Apa Masalahnya?

      Setiap orang berbuat salah. Jadi, cepat atau lambat seorang sahabat akan melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyakitimu. Jujur saja, kamu mungkin ingat pernah beberapa kali menyakiti orang lain. (Pengkhotbah 7:22) ”Kita semua tidak sempurna, dan sewaktu-waktu bisa saja kita membuat orang lain tersinggung,” kata seorang gadis bernama Lisa. Biasanya, keretakan yang disebabkan oleh kesalahpahaman kecil bisa diselesaikan dengan pembicaraan singkat.

      Tetapi, dalam kasus-kasus lain, retaknya persahabatan bukanlah akibat satu kejadian saja melainkan karena kalian lambat laun sadar bahwa kalian tidak secocok yang kalian kira. Ingat, seraya kamu semakin dewasa, minatmu berubah​—demikian pula minat sahabatmu. Apa yang bisa kamu lakukan jika kamu merasa bahwa hubunganmu dengan sahabatmu merenggang?

      Cara Memperbaiki Persahabatan

      Pernahkah salah satu baju kesayanganmu sobek? Apa yang kamu lakukan? Membuangnya? atau memperbaikinya? Tentu, itu bergantung pada besar kecilnya sobekan dan seberapa bernilainya baju itu bagimu. Kalau kamu sayang sekali dengan baju itu, kamu mungkin berupaya memperbaikinya. Sering kali, hal yang sama bisa dilakukan terhadap persahabatan yang terkoyak. Penyelesaiannya banyak bergantung pada penyebabnya dan seberapa bernilainya persahabatan itu bagimu.a

      Misalnya, jika kamu pernah dikata-katai atau dikasari, kamu mungkin bisa menyelesaikan masalah itu dengan mengikuti nasihat berikut di Mazmur 4:4, ”Ucapkanlah perkataanmu dalam hatimu, di tempat tidurmu, dan tetaplah diam.” Jadi, pikir dulu baik-baik sebelum mengakhiri persahabatan. Apakah dia sengaja melakukannya? Jika kamu tidak tahu pasti, anggap saja dia tidak bermaksud jahat. Dalam banyak kasus, kamu bisa membiarkan ’kasih menutup banyak sekali dosa’.​—1 Petrus 4:8.

      Kamu juga bisa memeriksa diri apakah kamu punya andil dalam masalah itu. Misalnya, jika sahabatmu membocorkan rahasiamu, jangan-jangan kamu tidak bijaksana sewaktu membebani dia dengan informasi itu. Hal lain yang bisa kamu pikirkan adalah apakah kamu sendiri yang menjadikan dirimu bahan olok-olok​—mungkin karena kamu berbicara terlalu banyak atau sembarangan. (Amsal 15:2) Jika demikian, tanyai dirimu, ’Apakah aku perlu berubah agar sahabatku lebih merespek aku?’

      ”Bisakah Kita Bicara?”

      Namun, bagaimana jika kamu merasa bahwa kamu tidak bisa mengabaikan masalah itu begitu saja? Kalau begitu, mungkin sebaiknya kamu mendekati dia. Tetapi, hati-hati, jangan melakukannya ketika kamu sedang marah. Alkitab menyatakan, ”Orang yang murka membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang lambat marah menenangkan perselisihan.” (Amsal 15:18) Jadi, tunggulah sampai kamu tenang sebelum mencoba menjernihkan keadaan.

      Jika kamu jadi mendekati sahabatmu, ingatlah bahwa tujuanmu bukan untuk ”membalas kejahatan dengan kejahatan”. (Roma 12:17) Sebaliknya, tujuanmu adalah untuk menyelesaikan masalah dan memulihkan persahabatan. (Mazmur 34:14) Jadi, bicaralah setulusnya. Kamu bisa mengatakan, ”Kita kan sudah cukup lama bersahabat. Bisakah kita bicara?” Setelah tahu akar masalahnya, kamu akan lebih mudah memperbaiki persahabatanmu. Bahkan seandainya temanmu tidak mau diajak bicara, fakta bahwa kamu sudah mencoba memulihkan perdamaian bisa membuatmu terhibur.

      Akhirnya, yakinlah bahwa meskipun ”ada teman yang cenderung menghancurkan satu sama lain”, ada juga ”sahabat yang lebih karib daripada saudara”. (Amsal 18:24) Ya, dalam persahabatan terkarib pun bisa sesekali terjadi ketegangan. Jika itu terjadi, lakukan sebisa-bisanya untuk merekatkan kembali persahabatan. Sebenarnya, dengan rela memperbaiki keretakan, kamu menunjukkan bahwa kamu semakin dewasa.

      BACA JUGA JILID 1, PASAL 8

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Beberapa temanmu suka mengobrol berjam-jam di Internet. Apa enaknya?

      [Catatan Kaki]

      a Beberapa teman mungkin tidak layak kita pertahankan sebagai sahabat, khususnya jika tingkah laku mereka tidak cocok lagi bagi orang Kristen.​—1 Korintus 5:11; 15:33.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Jika mungkin, sejauh itu bergantung padamu, hendaklah kamu suka damai dengan semua orang.”​—Roma 12:18.

      TIPS

      Sebelum menarik kesimpulan, dengarkan dulu apa kata sahabatmu.​—Amsal 18:13.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Dalam persahabatan yang sehat, masing-masing memberikan keleluasaan. (Amsal 25:17) Sebaliknya, orang yang terlalu menuntut perhatian dan waktu sahabatnya, akan membuatnya merasa terkekang.

      RENCANAKU!

      Jika aku perlu mendekati sahabatku karena aku sakit hati kepadanya, yang pertama-tama akan aku katakan ialah ․․․․․

      Walaupun kesal dengan tindakan sahabatku, aku akan berupaya menjaga kedamaian dengan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Mengapa kadang-kadang persahabatan bisa renggang?

      ● Masalah seperti apa yang bisa kamu selesaikan di dalam hati, dan masalah seperti apa yang perlu kamu bicarakan dengan sahabat yang menyakitimu?

      ● Pelajaran berharga apa saja yang bisa kamu dapatkan setelah merasa disakiti oleh seorang sahabat?

      ● Langkah pencegahan apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi kemungkinan disakiti oleh sahabatmu?

      [Kutipan di hlm. 95]

      ”Kalau bisa kuulangi lagi, aku tidak akan mengharapkan kesempurnaan dari sahabatku. Aku seharusnya lebih banyak mendengarkan dan mendukung dia, bukannya membesar-besarkan kesalahannya. Aku mengerti sekarang bahwa persahabatan bisa sukses kalau kita bersama-sama mengatasi berbagai rintangan dan ujian.”​—Keenon

      [Gambar di hlm. 94]

      Retaknya persahabatan seperti sobekan pada baju​—tetapi keduanya bisa diperbaiki

  • Anutan​—Lidia
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • Anutan​—Lidia

      Meskipun baru menjadi orang Kristen, Lidia berinisiatif menunjukkan keramahtamahan kepada Paulus dan teman-temannya. (Kisah 16:14, 15) Hasilnya, Lidia mendapat hak istimewa bergaul dengan murid-murid itu. Setelah Paulus dan Silas dibebaskan dari penjara, ke manakah mereka? Langsung ke rumah Lidia!​—Kisah 16:40.

      Seperti Lidia, bisakah kamu berinisiatif untuk mengenal orang lain? Bagaimana caranya? Mulailah dengan yang mudah. Cobalah berbicara kepada satu orang dulu. Kamu bisa membuat target untuk memulai percakapan dengan satu orang setiap kali berhimpun. Cobalah tersenyum. Jika kamu tidak tahu harus mengatakan apa, ajukan pertanyaan atau ceritakan sesuatu tentang dirimu. Jadilah pendengar yang baik. Pada akhirnya, akan lebih gampang bagimu untuk berbicara lebih banyak. Orang biasanya menyambut kata-kata tulus yang ramah dan menyenangkan. (Amsal 16:24) Karena pembawaannya yang ramah dan suka menerima tamu, Lidia mempunyai sahabat-sahabat. Kamu pun bisa, jika mengikuti teladannya!

  • Bagaimana dengan Persahabatan di Internet?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 11

      Bagaimana dengan Persahabatan di Internet?

      Bentuk komunikasi mana yang lebih kamu sukai?

      □ Tatap muka

      □ Melalui telepon

      □ Di Internet

      Siapa yang kamu rasa paling gampang diajak mengobrol?

      □ Teman sekelas

      □ Keluarga

      □ Rekan Kristen

      Di mana kamu merasa paling leluasa berkomunikasi?

      □ Di sekolah

      □ Di rumah

      □ Di perhimpunan

      PERHATIKAN jawabanmu untuk pertanyaan pertama. Apakah kamu menunjukkan bahwa kamu lebih suka berkomunikasi di Internet daripada bertatap muka? Jika ya, kamu sama sekali tidak sendiri. Banyak anak muda menggunakan Internet untuk memulai dan menjalin persahabatan. ”Bisa berkenalan dengan orang-orang dari seluruh dunia​—yang tidak bisa kita temui dengan cara lain​—benar-benar mengasyikkan,” kata wanita muda bernama Elaine. Tammy, 19 tahun, menunjukkan hal menarik lainnya. ”Kita bisa mengendalikan cara orang memandang kita,” katanya. ”Kalau bertatap muka, kita tidak bisa berbuat apa-apa seandainya tidak memenuhi kriteria lawan bicara kita.”

      Sekarang, perhatikan jawabanmu untuk pertanyaan kedua dan ketiga. Jangan heran jika kamu merasa lebih mudah mengobrol dengan teman sekelasmu daripada rekan Kristen di perhimpunan. ”Di sekolah, lebih gampang menemukan orang yang mengalami hal-hal yang sama dengan kita,” kata Jasmine, 18 tahun. ”Kita jadi lebih mudah akrab.”

      Jika semua faktor tadi digabungkan, wajarlah jika kamu ingin mengobrol di Internet dengan teman-teman sekolahmu. Tammy mengakui bahwa dia dulu seperti itu. ”Semua teman sekolahku mengobrol di Internet tentang segala macam hal, dan aku tidak mau ketinggalan,” katanya.a Natalie, 20 tahun, membuat halaman Web untuk tetap berhubungan dengan teman-temannya. ”Teknologi makin maju,” ungkapnya. ”Ada berbagai bentuk komunikasi yang baru. Ini salah satunya, dan aku menyukainya.”

      Mempertimbangkan Bahayanya

      Memang, bagi beberapa orang, mencari dan menjalin persahabatan di Internet lebih mudah. ”Internet memberi kita semacam kepercayaan diri yang tidak kita miliki bila kita bertatap muka,” kata Natalie. Tammy sependapat. ”Kalau kita pemalu,” ungkapnya, ”berkomunikasi di Internet memberi kita kesempatan untuk merencanakan dengan persis apa yang ingin kita katakan.”

      Tetapi, ada bahayanya berkomunikasi di Internet, dan sungguh konyol jika kita mengabaikannya. Sebagai ilustrasi: Maukah kamu berjalan dengan mata tertutup di lingkungan yang rawan? Kalau begitu, maukah kamu menjelajah Internet tanpa mengetahui bahayanya?

      Pikirkan bahayanya mencari teman di Internet. ”Gampang sekali kita bertemu dengan orang yang meragukan,” kata Elaine, yang dulu suka mengobrol santai di Internet dengan orang-orang yang tidak dikenal. Dia menambahkan, ”Kadang, baru beberapa menit sudah ada yang menulis komentar cabul atau mengajukan pertanyaan seperti: ’Kamu pernah berhubungan seks, tidak? Apakah kamu mau melakukan seks oral?’ Ada yang bahkan mengajak melakukan obrolan seks di Internet.”

      Bagaimana jika kamu hanya mengobrol dengan teman yang bisa dipercaya? Kamu pun perlu berhati-hati. ”Kita bisa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengobrol dengan lawan jenis, sekalipun dia ’cuma teman biasa’,” kata Joan. ”Semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk berkirim-kiriman pesan dengannya, semakin erat persahabatan kita, dan percakapannya bisa jauh lebih intim.”

      ”Orang yang Menyembunyikan Siapa Diri Mereka”

      Raja Daud tahu betul pentingnya menjaga diri terhadap pergaulan yang salah. Ia menulis, ”Aku tidak duduk dengan orang-orang yang tidak benar; dan dengan orang yang menyembunyikan siapa diri mereka, aku tidak bergaul.”​—Mazmur 26:4.

      Di Internet, pernahkah kamu menjumpai orang seperti yang Daud lukiskan? Kapankah orang di Internet dikatakan ”menyembunyikan siapa diri mereka”? ․․․․․

      Di pihak lain, apakah kamu menyembunyikan jati dirimu selagi di Internet? ”Aku biasanya mulai mengobrol lalu berpura-pura menjadi orang lain agar cocok dengan obrolan itu,” kata Abigail, yang mengunjungi beberapa ruang obrolan.

      Seorang gadis bernama Leanne berbohong dengan cara lain. Dia bercerita, ”Aku sering mengobrol di Internet dengan seorang anak lelaki dari sidang tetangga. Tak lama kemudian, kami menyatakan perasaan ’sayang’ kami. Aku biasanya mengecilkan tampilan pada layar kalau orang tuaku lewat, sehingga mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka pasti tidak menyangka bahwa anak gadis mereka yang baru 13 tahun menulis puisi-puisi cinta kepada seorang anak lelaki 14 tahun. Hal itu sama sekali tak terpikir oleh mereka.”

      Langkah Pengamanan

      Tentu saja, komunikasi di Internet tidak selalu salah. Misalnya, banyak orang​—termasuk orang dewasa​—menggunakan Internet untuk berkomunikasi dengan teman-teman. Jika kamu melakukannya, adakah langkah-langkah pencegahan yang bisa kamu ambil? Perhatikan pokok-pokok berikut.

      ● Pantaulah banyaknya waktu yang kamu habiskan di Internet, dan jangan sampai Internet merampas waktu untuk hal-hal yang lebih penting​—termasuk tidur. ”Beberapa anak di sekolah bilang kalau mereka bergadang sampai jam tiga pagi karena asyik dengan Internet,” kata remaja bernama Brian.​—Efesus 5:15, 16.

      ● Berkomunikasilah hanya dengan orang-orang yang kamu kenal atau yang jati dirinya bisa kamu pastikan. Orang-orang bejat terus mencari di Internet remaja lugu yang bisa dieksploitasi.​—Roma 16:18.

      ● Sewaktu melakukan transaksi bisnis, berhati-hatilah. Kamu harus sangat berhati-hati apabila memberikan data pribadi. Kalau tidak, kamu bisa menjadi korban penipuan​—atau kejahatan lain yang lebih buruk.​—Matius 10:16.

      ● Kalau mengirim foto ke teman-temanmu, tanyai dirimu, ’Apakah foto ini cocok untuk menggambarkan seseorang yang mengaku melayani Allah?’​—Titus 2:7, 8.

      ● Seperti dalam percakapan tatap muka, jika arah pembicaraan di Internet berubah menjadi ”hal-hal yang tidak pantas”, akhiri percakapan.​—Efesus 5:3, 4.

      ● Selalu terbuka sewaktu menggunakan Internet. Jika kamu sampai harus ”menyembunyikan siapa dirimu” dari orang tuamu, ada sesuatu yang tidak beres. ”Tidak ada yang kusembunyikan dari Mama,” kata remaja bernama Kari. ”Aku memperlihatkan kepadanya apa yang kulakukan di Internet.”​—Ibrani 13:18.

      ’Penantianmu Tidak Sia-Sia!’

      Kamu ingin punya sahabat. Itu wajar. Manusia diciptakan untuk menikmati pertemanan. (Kejadian 2:18) Jadi, jika kamu berhasrat untuk punya sahabat, itu sesuai dengan kodratmu! Tetapi, berhati-hatilah sewaktu memilihnya.

      Yakinlah bahwa kamu bisa menemukan sahabat-sahabat terkarib jika kamu memilihnya menurut standar Firman Allah. Seorang gadis berusia 15 tahun mengatakan begini, ”Tidak mudah mencari sahabat yang mengasihi Yehuwa dan mengasihi kita. Tapi, jika kita sudah menemukannya, penantian kita tidak sia-sia!”

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Siapa bilang kata-kata tidak bisa menyakitkan? Gosip bisa menusuk bagaikan pedang. Bagaimana kamu bisa menghentikannya?

      [Catatan Kaki]

      a Persahabatan di sekolah akan dikupas lebih jauh di Pasal 17.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Aku tidak duduk dengan orang-orang yang tidak benar; dan dengan orang yang menyembunyikan siapa diri mereka, aku tidak bergaul.”​—Mazmur 26:4.

      TIPS

      Waktu cepat berlalu ketika kita asyik di Internet! Maka, tetapkan batas waktu dan taati. Bila perlu, setel alarm yang akan berbunyi jika waktumu habis.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Untuk bisa menemukanmu, seseorang yang berniat jahat hanya perlu beberapa keterangan dari Internet​—mungkin nama keluargamu, nama sekolahmu, dan nomor teleponmu.

      RENCANAKU!

      Aku ingin membatasi waktuku di Internet menjadi ․․․․․ per minggu, dan untuk itu aku akan ․․․․․

      Kalau ada orang tak dikenal mengajakku berbicara di Internet, aku akan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Apa kelebihan dan kekurangannya berkomunikasi di Internet dibandingkan dengan bertatap muka?

      ● Mengapa kita mudah berpura-pura menjadi pribadi lain sewaktu mengobrol di Internet?

      ● Bagaimana kamu bisa mengendalikan jumlah waktu yang kamu habiskan di Internet?

      ● Bagaimana komunikasi di Internet bisa dimanfaatkan dengan baik?

      [Kutipan di hlm. 103]

      ”Di Internet aku tidak bergaul dengan orang yang tidak kukenal atau yang tidak bakal jadi temanku di dunia nyata.”​—Joan

      [Gambar di hlm. 100, 101]

      Kamu tentu tidak mau berjalan dengan mata tertutup di lingkungan yang rawan, bukan? Jadi, waspadai bahayanya berkomunikasi di Internet.

  • Apa Bahayanya Gosip?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 12

      Apa Bahayanya Gosip?

      ”Pernah aku ke pesta, dan besoknya beredar gosip aku berhubungan seks dengan salah satu anak lelaki di sana. Itu sama sekali tidak benar!​—Linda.

      ”Kadang aku dengar gosip bahwa aku pacaran dengan si anu, padahal kenal pun tidak! Banyak orang yang bergosip tidak mau repot-repot mengecek faktanya.”​—Mikhael.

      GARA-GARA gosip, hidupmu bisa lebih penuh intrik daripada film atau sinetron. Tanyalah Amelia yang berumur 19 tahun. ”Aku terus jadi bulan-bulanan gosip,” katanya. ”Aku dikabarkan hamil, melakukan aborsi, jadi pengedar, pembeli, dan pemakai narkoba. Kenapa orang tega berkata seperti itu tentang aku? Sungguh, aku tidak habis pikir!”

      Melalui e-mail dan pesan instan, orang yang berniat jahat dapat menodai reputasimu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dengan beberapa ketikan saja, terkirimlah gosip keji kepada belasan orang yang sangat antusias menerimanya! Dalam beberapa kasus, ada situs Web yang khusus dibuat untuk mempermalukan orang. Yang lebih umum, blog di Internet sarat dengan gosip yang tidak akan terucap dari mulut seseorang.

      Tetapi, apakah membicarakan orang lain selalu jelek? Adakah yang disebut . . .

      Gosip yang Baik?

      Tandai pernyataan berikut benar atau salah.

      Gosip selalu jelek. □ Benar □ Salah

      Apa jawaban yang benar? Sesungguhnya, hal itu bergantung pada bagaimana kamu mendefinisikan ”gosip”. Jika kata itu sekadar memaksudkan obrolan santai, kadang-kadang itu mungkin tidak ada salahnya. Bagaimanapun juga, Alkitab memberi tahu kita untuk ”berminat pada kehidupan orang lain”. (Filipi 2:4, New Century Version) Ini tidak berarti kita mencampuri urusan yang tidak ada hubungannya dengan kita. (1 Petrus 4:15) Namun, obrolan santai sering kali berisi informasi yang berguna, misalnya siapa yang mau menikah atau yang baru punya bayi. Sebenarnya, kita tidak bisa dikatakan peduli terhadap orang lain jika kita tidak pernah membicarakan mereka!

      Akan tetapi, obrolan santai dapat dengan mudah berbelok menjadi gosip yang merugikan. Misalnya, komentar yang polos bahwa ”Bob dan Susi pasti serasi kalau mereka berpacaran” mungkin diceritakan lagi menjadi ”Bob dan Susi sedang berpacaran”​—padahal Bob dan Susi tidak punya perasaan apa-apa terhadap satu sama lain. Mungkin, menurutmu, ’Ini kan bukan problem serius’​—kecuali, tentu saja, jika kamu adalah Bob atau Susi!

      Yuli, 18 tahun, pernah menjadi korban gosip semacam itu sehingga ia sakit hati. ”Aku marah sekali,” katanya, ”dan aku jadi sulit mempercayai orang lain.” Jane, 19 tahun, juga mengalami situasi serupa. ”Akhirnya, aku menjauhi lelaki itu yang katanya pacarku,” ujarnya, dan ia menambahkan, ”Rasanya itu tidak adil, sebab kami tadinya berteman baik dan aku merasa bahwa kami seharusnya bisa mengobrol tanpa menimbulkan gosip!”

      Setirlah Obrolanmu dengan Cermat!

      Bagaimana kamu bisa mengendalikan lidahmu jika kamu tergoda untuk bergosip? Untuk menjawab pertanyaan itu, bayangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengemudi di jalan raya yang padat. Di luar dugaan, suatu situasi bisa timbul yang mengharuskan kamu berganti jalur, mengalah, atau berhenti sama sekali. Jika kamu waspada, kamu bisa melihat apa yang ada di depan lalu mengambil tindakan yang sesuai.

      Demikian pula dengan obrolan. Biasanya kamu tahu jika pembicaraan mulai mengarah ke gosip yang mencelakakan. Apabila hal itu terjadi, dapatkah kamu dengan terampil ’berganti jalur’? Jika tidak, waspadalah​—gosip dapat merusak. ”Aku mengatakan sesuatu yang kurang baik mengenai seorang gadis​—bahwa dia gila lelaki​—dan itu sampai ke telinganya,” cerita Mikhael. ”Aku tidak akan pernah lupa suaranya saat dia berbicara langsung kepadaku, betapa sakit hatinya dia atas komentarku yang ceroboh. Kami memang berbaikan, tapi aku masih merasa tidak enak karena tahu kata-kataku sudah menyakiti seseorang!”

      Tidak diragukan, kata-kata bisa menyakitkan. Bahkan, Alkitab mengakui bahwa ”ada orang yang berbicara tanpa dipikir bagaikan dengan tikaman-tikaman pedang”. (Amsal 12:18) Itulah alasan terpenting untuk berpikir dulu sebelum berbicara! Memang, perlu pengendalian diri untuk mengerem pembicaraan yang seru. Tetapi, Cindy, 17 tahun, menandaskan, ”Kita perlu berhati-hati dengan apa yang kita katakan. Jika kita belum mendengarnya dari sumber yang dapat dipercaya, bisa-bisa kita menyebarkan dusta.” Jadi, dalam soal gosip yang bisa mencelakakan, terapkan nasihat rasul Paulus untuk ”menetapkan tujuan untuk hidup dengan tenang, memperhatikan urusanmu sendiri”.​—1 Tesalonika 4:11.

      Bagaimana kamu bisa menunjukkan bahwa kamu punya minat pribadi kepada orang lain tetapi tidak mencampuri urusannya? Sebelum membicarakan orang lain, tanyai dirimu, ’Apakah aku benar-benar tahu faktanya? Apa motivasiku menceritakan informasi ini? Bagaimana gosip itu akan mempengaruhi reputasiku?’ Pertanyaan terakhir ini penting, karena jika kamu dikenal sebagai biang gosip, lebih banyak yang tersingkap mengenai dirimu daripada orang yang dibicarakan.

      Jika Kamulah Korbannya

      Apa yang bisa kamu lakukan seandainya kamu menjadi korban gosip? ”Janganlah rohmu cepat tersinggung,” demikian peringatan Pengkhotbah 7:9. Sebaliknya, cobalah lihat masalahnya dengan seimbang. Alkitab mengatakan, ”Jangan berikan hatimu kepada semua perkataan yang diucapkan orang, . . . karena hatimu tahu benar bahwa engkau, ya, engkau, juga telah sering kali menyumpahi orang lain.”​—Pengkhotbah 7:21, 22.

      Tentu saja, tidak ada alasan untuk membenarkan gosip yang mencelakakan. Namun, reaksi yang berlebihan bisa menimbulkan kesan yang lebih buruk tentang dirimu ketimbang gosip tersebut! Karena itu, alangkah baiknya jika kamu memiliki sudut pandang seperti Renata. ”Aku biasanya sakit hati jika ada yang mengatakan sesuatu yang buruk mengenai aku, tapi aku mencoba untuk tidak terlalu ambil pusing,” katanya. ”Alasannya, minggu depan orang-orang itu mungkin bakal membicarakan orang atau hal lain lagi.”a

      Karena itu, bersikaplah bijaksana untuk menyetir percakapan agar tidak menjadi gosip yang mencelakakan. Dan, jika kamu yang dijelek-jelekkan, bersikaplah dewasa dengan tidak bereaksi berlebihan. Biarlah perbuatanmu yang baik yang berbicara. (1 Petrus 2:12) Dengan demikian, kamu akan turut menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dan mempertahankan reputasi yang baik di hadapan Allah.

      [Catatan Kaki]

      a Dalam beberapa keadaan, mungkin ada baiknya kamu mencari cara yang bijaksana untuk menemui langsung si penggosip. Namun, dalam banyak kasus, hal ini tidak perlu dilakukan, sebab ”kasih menutup banyak sekali dosa”.​—1 Petrus 4:8.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Orang yang menjaga mulutnya memelihara jiwanya. Orang yang membuka lebar bibirnya​—ia akan menemui kebinasaan.”​—Amsal 13:3.

      TIPS

      Jika kamu mendengar gosip, kamu bisa menanggapi dengan mengatakan, ”Rasanya tidak enak membicarakan hal ini. Lagi pula, orangnya tidak di sini untuk membela diri.”

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Mendengarkan gosip saja sudah bisa membuatmu punya andil. Dengan mengizinkan si penggosip terus berbicara, kamu membiarkan informasi itu menyebar dengan kecepatan penuh!

      RENCANAKU!

      Lain kali aku tergoda untuk menyebarkan gosip, aku akan ․․․․․

      Kalau ada orang yang menjelek-jelekkan aku, aku akan menghadapi situasi ini dengan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Kapan tidak ada salahnya membicarakan orang lain?

      ● Pernahkah kamu menjadi korban gosip, dan jika ya, pelajaran apa yang kamu dapatkan dari pengalaman itu?

      ● Mengapa menyebarkan gosip tentang orang lain bisa merusak reputasimu?

      [Kutipan di hlm. 107]

      ”Aku benar-benar mendapat pelajaran ketika orang yang aku gosipkan tahu dan menemui aku. Aku tidak bisa menghindar! Aku benar-benar belajar bahwa lebih baik berbicara terus terang di depan orangnya daripada di belakangnya!”​—Paula

      [Gambar di hlm. 108]

      Gosip yang mencelakakan itu seperti senjata berbahaya yang dapat menghancurkan reputasi orang lain

  • Jurnalku​—Seputar Sahabat
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • BAGIAN 3

      Jurnalku​—Seputar Sahabat

      Ceritakan problem seputar sahabat yang kamu alami baru-baru ini.

      ․․․․․

      Sesuai dengan keterangan yang kamu baca di bagian ini, apa yang akan kamu lakukan untuk menangani problem itu?

      ․․․․․

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan