PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w09 1/9 hlm. 8
  • Apakah Kemiskinan Tanda Ketidaksenangan Allah?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Kemiskinan Tanda Ketidaksenangan Allah?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
  • Bahan Terkait
  • ”Ke Mana Engkau Pergi Aku Akan Pergi”
    Tirulah Iman Mereka
  • ”Ke Mana Engkau Pergi Aku Akan Pergi”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
  • Rut dan Naomi
    Belajarlah dari Cerita-Cerita di Alkitab
  • Pokok-Pokok Penting Buku Rut
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
w09 1/9 hlm. 8

Apakah Kemiskinan Tanda Ketidaksenangan Allah?

ALLAH memberi tahu orang Israel kuno, ”Tidak seorang pun akan menjadi miskin di antaramu.” Ini karena di dalam Hukum yang Ia berikan kepada mereka, ada pengaturan agar orang miskin diperhatikan bahkan agar utang-utang dihapus. (Ulangan 15:1-4, 7-10) Dengan demikian, semestinya tidak ada orang miskin di antara orang Israel, karena Yehuwa berjanji untuk memberkati mereka. Namun, berkat tersebut bergantung pada ketaatan terhadap Hukum, yang gagal dijalankan oleh orang Israel.

Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa orang yang berkekurangan secara materi tentu tidak diperkenan Allah, dan bahwa orang yang berkelimpahan tentu diberkati Allah. Banyak hamba Allah yang setia miskin secara materi. Nabi Amos seorang peternak domba dan buruh musiman yang sederhana. (Amos 1:1; 7:14) Pada zaman nabi Elia, tatkala bala kelaparan melanda Israel, Elia harus bergantung pada kemurahan hati seorang janda miskin, yang melalui mukjizat persediaan tepung dan minyaknya yang pas-pasan tidak berkurang selama bala kelaparan itu. Elia maupun janda itu tidak menjadi kaya; Yehuwa hanya menyediakan kebutuhan dasar mereka.​—1 Raja 17:8-16.

Kejadian yang tak terduga bisa tiba-tiba membuat orang jatuh miskin. Gara-gara kecelakaan dan penyakit, seseorang untuk sementara atau selamanya tidak dapat bekerja. Dan, ada yang menjadi yatim piatu dan janda akibat kematian. Bahkan keadaan yang sukar seperti itu bukanlah tanda ketidaksenangan Allah. Kisah Naomi dan Rut adalah contoh yang menghangatkan hati tentang kepedulian Yehuwa yang pengasih terhadap orang yang berkekurangan. Meskipun Naomi dan Rut jatuh melarat karena kematian suami-suami mereka, Allah Yehuwa memberkati mereka dan membuat pengaturan untuk mengurus kebutuhan mereka.​—Rut 1:1-6; 2:2-12; 4:13-17.

Jelaslah, kemiskinan bukan bukti ketidaksenangan Allah. Orang-orang yang setia kepada Allah Yehuwa dapat yakin akan kata-kata Raja Daud, ”Dahulu aku seorang pemuda, kini aku telah menjadi tua, namun aku tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti.”​—Mazmur 37:25.

[Gambar di hlm. 8]

Walau miskin dan papa, Naomi dan Rut diberkati dan dengan pengasih diurus oleh Allah

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan