PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 1/6 hlm. 28-29
  • Menikmati Musik​—Apa Kuncinya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Menikmati Musik​—Apa Kuncinya?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Revolusi Rohani” Perlu
  • Musik yang Baik—Apa Kuncinya?
  • Peran Musik dalam Kehidupan Seorang Kristen
  • Bagaimana Saya Dapat Menempatkan Musik dengan Sepatutnya?
    Sedarlah!—1993
  • Bagaimana Caranya agar Musik Tidak Menguasai Hidupku?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Kenapa Aku Harus Hati-Hati Memilih Musik?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Waspada terhadap Musik yang Bejat!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 1/6 hlm. 28-29

Menikmati Musik​—Apa Kuncinya?

IMORALITAS dan penyembahan berhala yang keji dipraktikkan pada zaman kuno. Karena itu, rasul Paulus merasa perlu memberikan nasihat yang sangat tegas perihal tingkah-laku Kristen. Kepada sidang di Efesus ia menulis: ”Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.”—Efesus 4:17, 18.

Bukankah penjelasan itu cocok dengan keadaan dewasa ini, termasuk dalam bidang musik? Kebanyakan dari musik modern mencerminkan suatu gaya yang ”jauh dari hidup persekutuan dengan Allah.” Sering kali kata-katanya mengungkapkan ’hati yang degil,’ tanpa kebaikan atau kasih.

Tetapi Paulus meneruskan nasihatnya dengan berkata: ”Perasaan mereka mengenai apa yang benar dan salah telah menjadi tumpul, mereka telah menyerahkan diri kepada seks dan dengan bersemangat mengejar segala macam kecemaran.”—Efesus 4:19, The Jerusalem Bible.

’Semangat mengejar segala macam kecemaran’ ini tercermin dalam kebanyakan musik dewasa ini. Kata-kata dan tujuan dari musik itu memuaskan hawa nafsu suatu generasi yang tenggelam dalam seks, kekerasan, narkotika, dan kesenangan. Bagaimana orang Kristen akan memandang perbuatan-perbuatan jahat seperti itu? Perhatikan kata-kata Paulus: ”Tetapi bukan demikian yang kamu pelajari dari Kristus, kecuali kamu tidak mendengarkan Dia baik-baik pada waktu kamu diajar kebenaran yang nyata dalam Yesus.”—Efesus 4:20, 21, JB.

”Revolusi Rohani” Perlu

Bagaimana kita dapat menerapkan nasihat ini sehubungan dengan musik yang mencerminkan semangat dunia? Dalam hal itu, jika kita memiliki ”pikiran Kristus,” maksudnya, jika kita memiliki sikap mental yang sama dengan dia, kita tidak akan mau mendengarkan musik yang bersifat ”dunia, binatang, dan dari setan-setan.”—1 Korintus 2:16; Yakobus 3:15, NW.

Tetapi saudara mungkin bertanya, ’Bagaimana saya dapat mengubah selera musik saya?’ Sekali lagi Paulus membantu kita, karena ia berkata: ”Kamu harus meninggalkan cara hidupmu yang lama; kamu harus meninggalkan kepribadianmu yang lama, yang tercemar karena mengikuti nafsu yang menyesatkan. Pikiranmu harus diperbaharui dengan suatu revolusi rohani.”—Efesus 4:22, 23, JB.

Itulah jawabannya, pikiran yang diperbaharui oleh suatu revolusi rohani. Hal ini tidak hanya mencakup selera musik kita. Ini menuntut pendidikan kembali, peningkatan dalam standar-standar dan nilai-nilai kehidupan. Hal itu berarti perubahan dalam cara berpikir kita dan sejumlah kriteria yang berbeda. Dan itu berarti melihat segala sesuatu dari sudut pandangan Allah dan Kristus. Seperti diterangkan Paulus dengan begitu jelas: ”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”—1 Korintus 10:31.

Kebanyakan dari musik modern tidak membawa kemuliaan bagi Allah. Sebaliknya, ia dengan angkuh menolak nilai-nilai yang dipegang oleh orang Kristen, dan yang untuknya banyak telah rela mati di penjara dan kamp-kamp konsentrasi. Karena itu, mengapa kita hendaknya merasa membuat pengorbanan besar jika kita harus membuat perubahan dalam selera musik kita sehingga tidak ”mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya”?—1 Yohanes 2:15-17.

Musik yang Baik—Apa Kuncinya?

Jika, karena menghargai prinsip-prinsip Alkitab, kita menolak musik yang merendahkan, dengan apa kita dapat menggantikannya? Nah, mengapa tidak mencoba aliran musik lain? Bisa jadi jenis yang lain jauh lebih menyenangkan dan membina daripada yang dulunya kita sukai. Sebagai contoh, seorang bekas musikus rock mengatakan hal ini mengenai perubahan yang ia buat:

”Saya harus berupaya untuk pindah dari nada rock yang mudah kepada jenis musik populer yang dapat diterima dan musik klasik yang lebih berat. Tetapi ketika saya menyadari bahwa hal itu lebih berisi dan bahwa saya tidak lagi dapat terlibat dengan semangat kebanyakan musik modern, hal itu menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Tiba-tiba hal itu membawa manfaat. Saya baru menyadari kerugian saya karena tadinya saya berprasangka terhadap jenis musik lain.”

Ada banyak ragam musik klasik, maupun musik rakyat dan musik modern yang memiliki melodi yang baik, lirik yang bersih, dan tidak mengungkapkan pandangan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab. Kuncinya adalah mencari dan menikmati musik yang tidak akan meracuni pikiran kita, musik yang ’benar, suci, sedap didengar, yang disebut kebajikan, dan patut dipuji.’—Filipi 4:8.

Peran Musik dalam Kehidupan Seorang Kristen

Bagi beberapa orang, salah satu cara untuk menikmati musik yang baik adalah dengan bernyanyi atau belajar memainkan suatu alat musik. Permainan tunggal maupun secara kelompok dengan keluarga dan teman-teman dapat sangat menyenangkan. Tetapi, seperti hal-hal lain, dibutuhkan keseimbangan. Rekreasi atau kegiatan untuk melewatkan waktu tidak boleh menjadi obsesi [pikiran yang selalu menggoda dan sukar dihilangkan] bagi seorang Kristen. Jika hal itu terjadi, musik yang sehat sekalipun, bila berlebihan, akan memberikan pengaruh yang buruk. Maka orang Kristen tersebut berada dalam bahaya menjadi ”lebih suka pada kesenangan dunia daripada menuruti Allah.”—2 Timotius 3:4, BIS.

Musik juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ibadat kita kepada Yehuwa. Pada zaman Israel purba, Asaf dan saudara-saudaranya bernyanyi: ”Bersyukurlah kepada [Yehuwa], panggilah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib!” Ya, musik dapat memuliakan Allah dan menyenangkan Dia.—1 Tawarikh 16:8, 9.

Lagu-lagu Kerajaan yang digunakan Saksi-Saksi Yehuwa di Balai Kerajaan mereka didasarkan atas ayat-ayat Alkitab, mazmur-mazmur, doa, dan pengajaran. Kita tentu dapat juga menikmati musik yang rohani ini, bukan? Dan tidakkah patut untuk menunjukkan sukacita kita dengan menyanyikan lagu-lagu ini dengan semangat dan perasaan? Bahkan pada kesempatan-kesempatan selain perhimpunan Kristen, tidakkah kita dapat meringankan kehidupan kita dengan mendengarkan aransemen yang indah dari lagu-lagu ini yang disebut Melodi Kerajaan?

Pada gubahan berbentuk orkes simfoni, semua pemain musik adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Beberapa orang memang profesional, bermain dalam orkes-orkes simfoni. Yang lain, termasuk bekas musikus rock yang dikutip di atas, adalah orang-orang muda berbakat yang menikmati banyak jenis musik yang sehat. Mereka tidak merasa rugi karena menolak musik yang mencerminkan sikap-sikap duniawi dan setan. Contoh mereka yang baik menunjukkan bahwa bila kita membiarkan prinsip-prinsip Alkitab menuntun pilihan kita, kita dapat juga menemukan banyak sukacita yang sehat dalam musik, yang bersifat umum maupun yang rohani.—Efesus 5:18-20.

”Musik rock hanya memiliki satu daya tarik, daya tarik yang bersifat biadab, kepada nafsu seks—bukan kasih, bukan eros, tetapi nafsu seks yang tidak beradab dan tidak terkekang. . . . Kaum muda tahu bahwa musik rock memiliki pukulan irama dari hubungan seks.”—The Closing of the American Mind, oleh Allan Bloom.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan