-
RusiaBuku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2008
-
-
’YEHUWA-MU TIDAK AKAN MEMBEBASKAN KAMU DARI SINI’
Pyotr Krivokulsky mengingat musim panas pada tahun 1945 dan mengatakan, ”Setelah para saudara diadili, mereka dijebloskan ke berbagai kamp. Di kamp tempat saya berada, banyak tahanan memperlihatkan minat yang tulus akan kebenaran. Salah seorang di antara mereka, seorang klerus, dengan cepat memahami bahwa apa yang dia dengar adalah kebenaran, dan dia berpihak kepada Yehuwa.
”Meskipun demikian, keadaan sangat sulit. Sekali peristiwa, saya dimasukkan ke sel kecil yang besarnya hanya cukup untuk berdiri. Sel itu dijuluki ’rumah kutu’ karena penuh kutu busuk—begitu banyaknya sehingga bisa mengisap habis darah seorang manusia. Sambil berdiri di depan sel, seorang inspektur berkata kepada saya, ’Yehuwa-mu tidak akan membebaskan kamu dari sini.’ Ransum harian saya adalah 300 gram roti dan secangkir air. Tidak ada udara, jadi saya harus bersandar ke pintu kecil dan berusaha sekuat tenaga menghirup udara melalui celah setipis rambut. Saya merasakan kutu-kutu busuk itu mengisap darah saya. Selama sepuluh hari di rumah kutu itu, saya berulang kali memohon kepada Yehuwa agar diberi kekuatan untuk bertekun. (Yer. 15:15) Sewaktu dikeluarkan dari sana, saya pingsan dan siuman di sel lain.
”Setelah itu, pengadilan di kamp kerja paksa memvonis saya sepuluh tahun penjara dengan penjagaan yang sangat ketat di kamp hukuman dengan tuduhan ’menghasut dan berkampanye menentang kalangan berwenang Soviet’. Mustahil untuk mengirim atau menerima surat di kamp itu. Tahanan pada umumnya adalah para penjahat kaliber berat, seperti pembunuh. Saya diberi tahu bahwa jika saya tidak menyangkal iman, para penjahat itu akan berbuat sesukanya kepada saya seperti yang diperintahkan kepada mereka. Berat badan saya hanya 36 kilogram dan saya nyaris tidak bisa berjalan. Namun, bahkan di sana, saya masih menemukan orang berhati tulus yang cenderung kepada kebenaran.
”Sekali waktu ketika saya tergeletak di rerumputan dan berdoa, seorang pria lanjut usia mendekati saya. Ia bertanya, ’Apa yang kau lakukan sehingga berada di neraka ini?’ Setelah mendengar bahwa saya adalah seorang Saksi Yehuwa, ia duduk, memeluk dan mencium saya. Lalu, ia berkata, ’Nak, sudah lama saya ingin mempelajari Alkitab! Maukah kau mengajar saya?’ Saya sangat bahagia. Saya telah menjahitkan beberapa cuplikan dari Kitab Injil ke baju saya yang compang-camping, jadi saya segera menariknya keluar. Ia tak kuasa menahan air mata. Kami lama berbicara pada malam itu. Ia memberi tahu saya bahwa ia bekerja di ruang makan kamp dan bahwa ia akan memberi saya makanan. Kami pun bersahabat. Ia bertumbuh secara rohani, dan saya memperoleh kekuatan. Saya yakin bahwa Yehuwa-lah yang membuat pengaturan ini. Setelah beberapa bulan, ia dibebaskan, dan saya dipindahkan ke kamp lain di Oblast Gorki.
”Di sana, keadaannya jauh lebih baik. Tetapi yang terpenting, saya senang dapat memimpin pelajaran Alkitab dengan empat tahanan. Pada tahun 1952, mandor kamp menemukan lektur kami. Selama interogasi sebelum persidangan, saya dimasukkan ke dalam kotak tertutup yang kedap udara, dan jika saya sudah kehabisan napas, mereka akan membuka kotak itu dan membiarkan saya menghirup udara sebentar lalu menutupnya lagi. Mereka ingin agar saya menyangkal iman. Kami semua pun dihukum. Sewaktu vonis kami dibacakan, tak seorang pun pelajar Alkitab saya yang panik. Saya sangat senang melihat hal itu! Keempat-empatnya divonis 25 tahun dalam kamp. Saya dijatuhi hukuman yang lebih berat, tetapi diubah menjadi 25 tahun tambahan dalam kamp berpenjagaan sangat ketat dan 10 tahun dalam pengasingan. Setelah meninggalkan ruangan, kami berhenti sejenak untuk bersyukur kepada Yehuwa karena telah mendukung kami. Para penjaga terheran-heran, bertanya-tanya mengapa kami bisa begitu senang. Kami dipisahkan dan dikirim ke berbagai kamp. Saya dikirim ke kamp berpenjagaan sangat ketat di Vorkuta.”
DISELAMATKAN BERKAT KENETRALAN KRISTEN
Kehidupan di kamp keras. Banyak tahanan non-Saksi bunuh diri. Ivan Krylov mengenang, ”Setelah dibebaskan dari kamp berpenjagaan sangat ketat, saya mengunjungi berbagai tambang batu bara di mana saudara-saudari disuruh melakukan kerja paksa. Kami bisa saling berhubungan, dan siapa pun yang berhasil menyalin beberapa dari majalah kami, meneruskan salinan itu kepada orang lain. Para Saksi mengabar di setiap kamp, dan banyak orang memperlihatkan minat. Setelah dibebaskan, beberapa di antara mereka dibaptis di Sungai Vorkuta.
”Kami selalu dihadapkan dengan ujian atas iman kami kepada Yehuwa dan Kerajaan-Nya. Sekali peristiwa pada tahun 1948, beberapa tahanan di suatu kamp di Vorkuta mengatur suatu pemberontakan. Para pemberontak telah memberi tahu tahanan lain bahwa pemberontakan itu akan sukses besar jika mereka mengorganisasi diri dalam kelompok-kelompok, seperti menurut kebangsaan atau agama. Saat itu, ada 15 Saksi di kamp tersebut. Kami memberi tahu para pemberontak bahwa kami Saksi-Saksi Yehuwa adalah orang Kristen dan bahwa kami tidak bisa ikut serta dalam aksi seperti itu. Kami menjelaskan bahwa orang Kristen masa awal tidak ikut serta dalam pemberontakan melawan orang Romawi. Tentu saja, hal ini mengejutkan banyak orang, tetapi pendirian kami tetap teguh.”
Pemberontakan itu berakibat tragis. Para prajurit bersenjata mematahkan perlawanan itu serta membawa para pemberontak ke barak-barak lain. Kemudian, barak-barak itu disiram dengan bensin dan dibakar. Hampir semua orang di dalamnya tewas. Para prajurit tidak mencederai saudara-saudara.
”Pada bulan Desember 1948, saya berjumpa dengan delapan saudara di satu kamp yang divonis penjara 25 tahun,” lanjut Ivan. ”Ketika itu, musim yang sangat dingin sekali, dan pekerjaan di tambang berat. Namun, saya bisa melihat keyakinan dan harapan yang kuat terpancar dari mata para saudara tersebut. Pandangan mereka yang positif menguatkan bahkan tahanan yang bukan Saksi-Saksi Yehuwa.”
DIASINGKAN KE SIBERIA
Meskipun mendapat tentangan yang keji dari kalangan berwenang, para Saksi dengan bersemangat terus memberitakan kabar baik Kerajaan Yehuwa. Hal ini mengesalkan pemerintah pusat di Moskwa, khususnya KGB. Sebuah memo tertanggal 19 Februari 1951, dari KGB kepada Stalin berbunyi, ”Agar kaum Yehovis bawah tanah tidak lagi melakukan kegiatan anti-Soviet, MGB [Kementerian Keamanan Negara, belakangan KGB] dari USSR merasa perlu untuk mengasingkan orang-orang yang dikenal sebagai kaum Yehovis beserta keluarga mereka ke Oblast Irkutsk dan Oblast Tomsk.” KGB tahu siapa-siapa yang adalah Saksi, dan mereka meminta izin kepada Stalin untuk mengasingkan 8.576 orang dari enam republik Uni Soviet ke Siberia. Izin itu dikabulkan.
Magdalina Beloshitskaya mengenang, ”Pada pukul dua pagi hari Minggu, tanggal 8 April 1951, kami dibangunkan oleh gedoran keras di pintu. Mama melompat dan lari ke pintu. Seorang perwira berdiri di depan kami. ’Kalian diasingkan ke Siberia karena percaya kepada Allah,’ katanya secara formal. ’Kalian diberi waktu dua jam untuk mengemasi barang. Kalian boleh membawa apa pun yang ada di ruangan ini. Tetapi, tidak diizinkan membawa biji-bijian, tepung, dan sereal. Perabot, barang kayu, dan mesin jahit juga tidak boleh dibawa. Kalian tidak boleh membawa apa pun dari kebun. Bawa perlengkapan tidur, pakaian, dan tas, lalu keluar.’
”Kami sebelumnya telah membaca dalam publikasi bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di bagian timur. Kini, kami mengerti bahwa sudah tiba waktunya untuk melakukan pekerjaan tersebut.
”Tak seorang pun di antara kami yang meratap atau berisak tangis. Perwira itu heran dan mengatakan, ’Tidak seorang pun menitikkan air mata.’ Kami memberi tahu dia bahwa sejak tahun 1948, kami telah mengharapkan hal ini akan terjadi. Kami meminta izin untuk membawa setidaknya seekor ayam hidup untuk perjalanan, tetapi ia menolaknya. Para perwira membagi-bagikan ternak kami di antara mereka. Mereka membagikan ayam-ayam itu di depan mata kami—ada yang mengambil lima ekor, yang lain enam, yang lain lagi mendapat tiga atau empat ekor. Ketika hanya tersisa dua ekor ayam di kandang, perwira itu memerintahkan untuk menyembelihnya dan memberikannya kepada kami.
”Putri kami yang berusia delapan bulan terbaring di buaian kayu. Kami bertanya apakah boleh membawa serta buaian tersebut, tetapi perwira itu memerintahkan untuk membongkarnya. Kemudian, ia memberi kami hanya bagian untuk tempat berbaring bayi.
”Segera, para tetangga mendengar bahwa kami akan diasingkan. Seseorang membawakan kantong kecil berisi roti kering, dan sewaktu kami diangkut dalam pedati, pria itu melemparkan kantong tersebut ke dalam pedati. Tentara yang menjaga kami melihat hal itu dan melemparkan kantong itu ke luar. Kami berenam—saya, Mama, dua adik lelaki saya, suami saya, serta putri kami yang berusia delapan bulan. Di luar desa, kami dijejalkan ke sebuah mobil dan dibawa ke pusat regional, di mana dokumen kami dilengkapi. Kemudian, kami dibawa naik truk ke stasiun kereta api.
”Ketika itu hari Minggu, hari yang hangat dan cerah. Stasiun dipadati orang—mereka yang bakal diasingkan dan mereka yang datang menonton. Truk kami berhenti tepat di sebelah gerbong kereta api yang ditempati para saudara. Sewaktu kereta api sudah penuh, para tentara mengabsen semua orang menurut nama keluarga. Ada 52 orang di gerbong kereta kami. Sebelum berangkat, orang-orang yang datang untuk mengucapkan selamat jalan kepada kami mulai menangis dan bahkan tersedu-sedu. Kami tertegun melihatnya, karena kami bahkan tidak mengenal beberapa di antara mereka. Tetapi, mereka tahu bahwa kami adalah Saksi-Saksi Yehuwa dan bahwa kami diasingkan ke Siberia. Kereta bermesin uap mengeluarkan bunyi peluit yang nyaring sekali. Lalu, saudara-saudara mulai menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Ukraina, ’Biarlah kasih Kristus menyertai Saudara. Dengan memuliakan Yesus Kristus, kita akan berjumpa lagi dalam Kerajaannya.’ Kebanyakan di antara kami dipenuhi harapan dan iman bahwa Yehuwa tidak akan meninggalkan kami. Kami melantunkan beberapa bait lagi. Sangat mengharukan melihat beberapa tentara mulai menangis. Kereta api pun berangkat.”
”JUSTRU BERTENTANGAN DENGAN APA YANG DIHARAPKAN”
Dr. N. S. Gordienko, seorang profesor di Herzen University di St. Petersburg, menguraikan dalam bukunya apa yang dicapai para penindas. Ia menulis, ”Hasilnya justru bertentangan dengan apa yang diharapkan; mereka ingin melemahkan organisasi Saksi-Saksi Yehuwa di USSR, tetapi sebenarnya mereka malah memperkuatnya. Di permukiman baru di mana tak seorang pun pernah mendengar tentang kepercayaan agama mereka, Saksi-Saksi Yehuwa ’menulari’ penduduk setempat dengan iman dan keloyalan mereka kepada iman itu.”
Banyak Saksi cepat menyesuaikan diri dengan keadaan baru mereka. Sidang-sidang kecil diorganisasi, dan penugasan daerah pun dibuat. Nikolai Kalibaba mengatakan, ”Ada masanya di Siberia manakala kami mengabar dari rumah ke rumah atau, lebih tepat lagi, dari satu rumah lalu melewati dua atau tiga rumah. Namun, cara ini riskan. Bagaimana kami melakukannya? Setelah kunjungan pertama, kami mencoba berkunjung kembali setelah kira-kira sebulan. Kami memulai percakapan dengan menanyakan orang-orang, ’Apakah Anda menjual ayam, kambing, atau sapi?’ Kemudian, kami secara bertahap mengalihkan percakapan ke topik Kerajaan. Setelah beberapa waktu, KGB mengetahui hal ini, dan segera sebuah artikel diterbitkan dalam surat kabar yang memperingatkan penduduk setempat agar tidak berbicara dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Artikel tersebut mengatakan bahwa para Saksi pergi dari rumah ke rumah untuk meminta kambing, sapi, dan ayam—tetapi sebenarnya yang kami inginkan adalah domba!”
Gavriil Livy mengisahkan, ”Saudara-saudara berupaya ikut serta dalam pelayanan meskipun diawasi dengan ketat oleh KGB. Orang Soviet bersikap sedemikian ketatnya sehingga jika seseorang diduga berupaya berbicara tentang topik agama, mereka langsung membunyikan alarm agar polisi datang. Kendati demikian, kami terus mengabar, sekalipun tidak ada hasil yang nyata pada awalnya. Tetapi seraya waktu berjalan, kebenaran mulai mengubah beberapa penduduk setempat. Antara lain, seorang pria Rusia yang adalah pemabuk. Setelah belajar kebenaran, ia menyesuaikan kehidupannya dengan prinsip-prinsip Alkitab dan menjadi Saksi yang aktif. Belakangan, seorang perwira KGB memanggilnya dan mengatakan, ’Dengan siapa saja kamu menghabiskan waktumu? Saksi-Saksi itu semuanya orang Ukraina.’
”Saudara itu menjawab, ’Ketika saya seorang pemabuk dan tergolek di parit jalan, Anda tidak peduli. Sekarang, setelah saya menjadi orang normal dan warga yang patuh, Anda malah tidak suka. Banyak orang Ukraina meninggalkan Siberia, tetapi mereka akan meninggalkan orang Siberia setempat yang sedang diajar Allah caranya hidup.’”
Setelah beberapa tahun, seorang pejabat dari Irkutsk menulis surat ke Moskwa, ”Beberapa pekerja setempat telah menyatakan bahwa semua [Saksi Yehuwa] ini harus dikirim ke satu daerah di bagian utara di suatu tempat, supaya mereka putus hubungan sama sekali dengan penduduk dan dididik ulang.” Para pejabat di Siberia maupun di Moskwa tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membungkam Saksi-Saksi Yehuwa.
”KAMI AKAN TEMBAK KALIAN SEMUA”
Pada awal tahun 1957, kalangan berwenang dimobilisasi untuk gerakan yang diperbarui menentang Saksi-Saksi Yehuwa. Para saudara dibuntuti, dan rumah-rumah digeledah. Viktor Gutshmidt mengenang, ”Pernah, ketika saya pulang dari dinas, segala sesuatu di apartemen telah diobrak-abrik. KGB mencari lektur. Mereka menangkap saya dan menginterogasi saya selama dua bulan. Yulia, putri bungsu kami, berusia 11 bulan, dan putri sulung kami berusia 2 tahun.
”Selama investigasi, sang inspektur mengatakan kepada saya, ’Bukankah Anda orang Jerman?’ Bagi banyak orang pada masa itu, kata ’Jerman’ bersinonim dengan ’Fasis’. Orang Jerman dibenci.
”’Saya sih bukan orang yang nasionalis,’ ujar saya, ’tapi kalau yang Anda maksud orang-orang Jerman yang ditahan di kamp konsentrasi oleh Nazi, saya tentunya bangga atas orang-orang Jerman itu! Mereka disebut Bibelforscher, dan sekarang mereka disebut Saksi-Saksi Yehuwa. Saya bangga bahwa tidak seorang Saksi pun pernah menembakkan peluru dari senapan mesin atau meriam. Kalau orang-orang Jerman yang itu, saya bangga!’
”Inspektur itu terdiam, jadi saya melanjutkan, ’Saya yakin bahwa tak seorang Saksi Yehuwa pun ikut serta dalam pemberontakan atau huru-hara. Bahkan sewaktu kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang, mereka tetap beribadat kepada Allah. Pada waktu yang sama, para Saksi mengakui dan menaati kalangan berwenang yang sah apabila hukum mereka tidak melanggar hukum yang lebih tinggi dari Pencipta kami.’
”Di luar dugaan, sang inspektur menghentikan saya dan mengatakan, ’Kami belum pernah meneliti kelompok mana pun secermat yang kami lakukan terhadap Saksi-Saksi dan kegiatan mereka. Jika ada sesuatu yang memberatkan Anda dalam laporan, bahkan cedera sekecil apa pun, kami akan tembak kalian semua.’
”Kemudian saya berpikir, ’Saudara-saudara kita memiliki keberanian untuk melayani Yehuwa di seluruh dunia, dan contoh ini telah menyelamatkan nyawa kami di Uni Soviet. Maka, dengan melayani Allah di sini, kami dengan satu atau lain cara mungkin bisa membantu saudara-saudara di tempat lain.’ Pemikiran ini memberi saya kekuatan tambahan untuk berpaut pada jalan-jalan Yehuwa.”
SAKSI-SAKSI DI LEBIH DARI 50 KAMP
Pendirian netral dan dinas yang penuh semangat dari Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet terus menjengkelkan pemerintah. (Mrk. 13:10; Yoh. 17:16) Sering kali, pendirian saudara-saudara kita dalam hal ini berakibat hukuman penjara yang panjang dan tidak adil.
Di seluruh dunia, di 199 kebaktian yang diadakan dari bulan Juni 1956 hingga Februari 1957, ada sekitar 462.936 anggota delegasi yang dengan sepakat menerima sebuah petisi, yang salinannya dikirim kepada Dewan Kementerian Uni Soviet di Moskwa. Petisi itu antara lain menyatakan, ”Ada Saksi-Saksi Yehuwa yang ditahan di lebih dari 50 kamp di daerah yang terbentang dari Rusia Eropa ke Siberia dan ke utara ke arah Samudra Arktik, bahkan di Pulau Novaya Zemlya di Samudra Arktik . . . Di Amerika dan negeri-negeri barat lainnya, Saksi-Saksi Yehuwa disebut orang Komunis, dan di negeri-negeri di bawah kekuasaan Komunis, disebut imperialis . . . Pemerintah Komunis telah menuduh dan mengadili mereka sebagai ’mata-mata imperialis’ dan memvonis mereka sampai 20 tahun penjara. Namun, mereka tidak pernah terlibat dalam kegiatan subversif apa pun.” Sungguh menyedihkan, petisi tersebut tidak banyak memperbaiki situasi Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet.
Khususnya sulit bagi keluarga Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia untuk membesarkan anak-anak. Vladimir Sosnin dari Moskwa, yang membesarkan tiga putra pada masa itu, mengatakan, ”Mengikuti sekolah Soviet merupakan keharusan. Para guru dan siswa lain menekan anak-anak kami untuk bergabung dengan organisasi anak yang berpusat pada ideologi Komunis. Kami ingin anak-anak kami mendapatkan pendidikan yang diperlukan, dan kami membantu mereka dalam pelajaran. Bagi kami orang tua tidak mudah memupuk kasih kepada Yehuwa dalam hati anak-anak kami. Sekolah-sekolah dibanjiri ideologi tentang membangun sosialisme dan Komunisme. Orang tua harus memperlihatkan kesabaran dan kegigihan yang luar biasa.”
DITUDUH MEMOTONG TELINGA PUTRI MEREKA
Semyon dan Daria Kostylyev membesarkan tiga anak di Siberia. Semyon menceritakan, ”Ketika itu, Saksi-Saksi Yehuwa dianggap orang fanatik. Pada tahun 1961, Alla, putri kedua kami, masuk kelas satu. Suatu hari, ketika ia sedang bermain dengan anak-anak lain, salah satu di antara mereka secara tidak sengaja mencederai telinga Alla. Esok harinya, guru menanyakan apa yang terjadi tetapi Alla diam saja, karena ia tidak ingin mengadukan temannya. Guru tahu bahwa Alla dibesarkan oleh orang tua Saksi dan menarik kesimpulan bahwa kami memukuli dia untuk memaksanya hidup menurut prinsip-prinsip Alkitab. Sekolah itu melaporkan masalah tersebut ke kantor kejaksaan. Perusahaan tempat saya bekerja juga dilibatkan. Investigasi terus berlangsung selama hampir satu tahun hingga kami akhirnya menerima panggilan untuk menghadap pengadilan pada bulan Oktober 1962.
”Selama dua minggu sebelum persidangan, gedung Balai Kebudayaan memasang sebuah spanduk dengan tulisan, ’Persidangan sekte Yehovis yang berbahaya segera dimulai’. Saya dan istri saya dituduh membesarkan anak-anak kami menurut Alkitab. Kami juga dituduh berlaku kejam. Pengadilan mensinyalir bahwa kami telah memaksa putri kami berdoa dan bahwa kami telah memotong telinganya dengan ujung ember! Satu-satunya saksi adalah Alla, tetapi ia sudah dikirim ke panti asuhan di Kirensk, sebuah kota kira-kira 700 kilometer ke arah utara dari tempat kami tinggal di Irkutsk.
”Ruangan dipenuhi para aktivis liga pemuda. Sewaktu persidangan ditunda untuk bermusyawarah, orang banyak membuat huru-hara. Kami didorong-dorong dan disumpahi, dan ada yang menyuruh kami menanggalkan baju ’Soviet’ kami. Semua orang berteriak agar kami dibunuh, dan ada yang bahkan ingin menghabisi kami pada saat itu juga. Kemarahan orang banyak semakin menjadi-jadi, dan para hakim masih belum muncul juga. Penundaan berlangsung satu jam. Sewaktu orang banyak menyerbu ke depan, seorang saudari Saksi dan suaminya yang tidak seiman berdiri di antara kami dan orang-orang itu, memohon agar mereka tidak menyentuh kami. Karena berupaya menjelaskan bahwa semua tuduhan terhadap kami itu tidak benar, pasangan ini secara harfiah merenggut kami dari tangan orang banyak.
”Akhirnya, seorang hakim muncul dengan keputusan dari pengadilan rakyat dan membacakan vonis kami: pencabutan hak sebagai orang tua. Saya ditaruh di bawah penjagaan dan dikirim ke kamp kerja paksa korektif selama dua tahun. Putri sulung kami juga dikirim ke panti asuhan setelah diberi tahu bahwa orang tuanya adalah anggota sekte yang berbahaya dan pengaruh yang merusak atas pengasuhannya.
”Putra kami diizinkan tinggal dengan Daria, karena ia baru berusia tiga tahun. Setelah menjalani hukuman, saya kembali ke rumah. Seperti sebelumnya, kami hanya bisa memberikan kesaksian secara tidak resmi.”
”KAMI BANGGA DENGAN ANAK-ANAK KAMI”
”Alla meninggalkan panti asuhan ketika berusia 13 tahun, dan ia pulang ke rumah untuk tinggal bersama kami. Betapa bersukacitanya kami ketika ia membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis pada tahun 1969! Kira-kira pada saat ini, serangkaian ceramah tentang agama disampaikan di Balai Kebudayaan di kota kami. Kami memutuskan hadir untuk mendengar apa yang akan mereka katakan kali ini. Seperti biasa, Saksi-Saksi Yehuwa adalah kelompok yang paling banyak dibahas. Salah seorang penceramah mengangkat sebuah terbitan Menara Pengawal dan mengatakan, ’Ini adalah majalah yang merusak dan berbahaya yang merongrong persatuan Negara kita.’ Lalu, ia memberikan sebuah contoh, ’Anggota sekte itu memaksa anak-anak mereka untuk membaca majalah seperti ini dan untuk berdoa. Di salah satu keluarga, seorang gadis cilik tidak mau membaca majalah ini, maka bapaknya memotong telinganya.’ Alla terkejut, karena ia sedang duduk di sana mendengarkan dengan dua telinga yang utuh. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa karena takut kehilangan orang tuanya lagi.
”Ketika Boris, putra kami, menginjak usia 13 tahun, ia membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis. Sekali peristiwa, ia sedang melakukan kesaksian di jalan bersama beberapa Saksi seusianya, meskipun kegiatan kami ketika itu masih dilarang. Mereka tidak membawa serta Alkitab dan publikasi Alkitab. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti, dan mereka semua dibawa ke kantor milisi. Setelah diinterogasi dan digeledah, para pejuang milisi tidak menemukan apa-apa selain beberapa ayat Alkitab yang dicatat pada secarik kertas. Anak-anak itu diperbolehkan pulang. Setibanya di rumah, Boris dengan bangga memberi tahu kami bagaimana ia dan saudara-saudara lainnya telah ditindas demi nama Yehuwa. Kami bangga dengan anak-anak kami, karena Yehuwa telah mendukung mereka selama masa ujian. Setelah kejadian ini, saya dan Daria beberapa kali dipanggil KGB. Seorang perwira mengatakan, ’Anak-anak ini harus dikirim ke penjara anak-anak. Sayangnya, mereka belum berusia 14 tahun.’ Kami didenda karena pengabaran yang dilakukan putra kami.
-
-
RusiaBuku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2008
-
-
Pada tahun 1942, tentara Jerman bergerak maju, dan pasukan Soviet mundur dari daerah tempat saya tinggal. Itu merupakan masa anarki. Para nasionalis Ukraina memaksa saya bergabung dengan mereka untuk melawan orang Jerman dan orang Soviet. Sewaktu saya menolak, mereka memukuli saya sampai pingsan, lalu mereka melemparkan saya ke jalan. Pada malam itu juga, mereka menjemput dan membawa saya ke tempat pembantaian massal. Di sana, sekali lagi mereka menanyai saya apakah saya mau membela bangsa Ukraina. Saya memberi tahu mereka dengan tegas dan lantang, ”Saya hanya akan melayani Allah Yehuwa!” Lalu, saya divonis mati. Ketika salah seorang serdadu memerintahkan untuk menembak saya, serdadu lain merampas senjatanya dan berteriak, ”Jangan tembak! Ia masih berguna.” Dengan marah, orang lain mulai memukuli saya. Ia mengatakan bahwa ia sendiri akan menembak saya dalam satu minggu, namun dalam beberapa hari, ia sendiri yang terbunuh.
Pada bulan Maret 1944, pasukan Soviet kembali ke daerah kami, dan para serdadu membawa semua pria, termasuk saya. Kali ini, pasukan Soviet-lah yang membutuhkan prajurit. Di tempat kami dikumpulkan, saya berjumpa dengan Korney, saudara yang memperkenalkan kebenaran kepada saya. Di sana juga ada 70 Saksi. Kami tetap terpisah dari yang lain-lain dan saling membesarkan hati. Seorang perwira mendatangi kami dan bertanya mengapa kami terpisah dari orang-orang lain. Korney menjelaskan bahwa kami adalah orang Kristen dan kami tidak angkat senjata. Segera, mereka mengambil dia dan memberi tahu kami bahwa dia akan ditembak. Kami tidak pernah melihatnya lagi. Mereka mulai mengancam kami, dengan mengatakan bahwa seperti dia, kami semua akan ditembak, dan satu per satu dari kami ditanya apakah kami akan bergabung dengan pasukan mereka. Sewaktu saya menolak, tiga serdadu dan seorang perwira membawa saya ke hutan. Sang komandan membacakan vonis dari pengadilan militer, ”Karena menolak memakai seragam dan mengangkat senjata, hukumannya adalah eksekusi oleh regu tembak.” Saya berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa dan kemudian bertanya-tanya apakah Ia akan menerima dinas saya kepada-Nya, karena saya belum mendapat kesempatan untuk dibaptis. Tiba-tiba, saya mendengar perintah, ”Tembak musuh!” Tetapi, para serdadu itu menembak ke atas. Lalu, perwira itu mulai memukuli saya. Saya divonis penjara sepuluh tahun dan ditaruh di kamp kerja paksa Oblast Gorki, di jantung Rusia.
Saya dibebaskan pada tahun 1956, dan belakangan menikahi Regina, seorang Saksi yang setia. Kami bersama-sama selama enam bulan ketika tanpa diduga-duga saya ditahan dan divonis penjara sepuluh tahun.
Setelah saya akhirnya dibebaskan, seorang pejabat berkata kepada saya, ”Tidak ada tempat bagimu di Uni Soviet.” Ia keliru. Betapa menakjubkan untuk mengetahui bahwa negeri ini adalah milik Yehuwa dan bahwa Dialah yang menentukan siapa yang akan hidup selama-lamanya di atasnya!—Mz. 37:18.
-