PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Yesus Dibawa kepada Hanas, Lalu kepada Kayafas
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Hanas lalu menyuruh agar Yesus dibawa kepada menantunya, Kayafas.

      Sekarang para anggota Sanhedrin, yaitu imam besar, para pemimpin orang Yahudi, dan para ahli Taurat, telah berkumpul di rumah Kayafas. Pengadilan ini sebenarnya ilegal karena diadakan pada malam Paskah, tapi mereka tidak peduli. Mereka ingin menjalankan rencana jahat mereka.

      Orang-orang itu memang sudah lama membenci Yesus. Setelah Yesus membangkitkan Lazarus, para anggota Sanhedrin sepakat bahwa dia harus dibunuh. (Yohanes 11:47-53) Dan beberapa hari yang lalu, mereka mencari cara untuk menangkap Yesus dan menghabisi dia. (Matius 26:3, 4) Jadi bahkan sebelum pengadilan itu dimulai, Yesus sebenarnya sudah divonis mati!

      Para imam kepala dan anggota Sanhedrin lainnya mencari orang-orang yang mau memberikan kesaksian palsu melawan Yesus. Ada banyak yang bersedia, tapi kesaksian mereka saling bertentangan. Akhirnya, dua orang bersaksi, ”Kami mendengar dia berkata, ’Saya akan merobohkan bait ini yang dibuat dengan tangan, dan dalam tiga hari saya akan membangun bait lain yang tidak dibuat dengan tangan.’” (Markus 14:58) Tapi, kesaksian mereka pun tidak sama.

      Kayafas bertanya kepada Yesus, ”Apa kamu tidak menjawab? Apa tanggapanmu terhadap tuduhan mereka kepadamu ini?” (Markus 14:60) Namun Yesus tetap diam. Jadi, Imam Besar Kayafas mencari taktik lain.

      Kayafas tahu bahwa orang Yahudi tidak senang jika ada orang yang mengaku sebagai Putra Allah. Sebelumnya, ketika Yesus menyebut Allah sebagai Bapaknya, orang Yahudi ingin membunuh dia. Menurut mereka, Yesus ”membuat dirinya setara dengan Allah”. (Yohanes 5:17, 18; 10:31-39) Karena itu, Kayafas dengan licik berkata kepada Yesus, ”Bersumpahlah demi Allah yang hidup, dan beri tahu kami apakah kamu Kristus, Putra Allah!” (Matius 26:63) Selama pelayanannya, Yesus sudah beberapa kali menyatakan bahwa dia adalah Putra Allah. (Yohanes 3:18; 5:25; 11:4) Jika sekarang dia diam saja, orang-orang bisa berpikir bahwa Yesus menyangkal hal itu. Jadi dia berkata, ”Ya, dan kalian akan melihat Putra manusia duduk di sebelah kanan Yang Kuasa dan datang dengan awan-awan langit.”​—Markus 14:62.

      Mendengar itu, dengan berlebihan Kayafas langsung merobek baju luarnya dan berkata, ”Dia sudah menghina Allah! Untuk apa lagi ada saksi-saksi lain? Kalian sudah mendengar dia menghina Allah. Bagaimana menurut kalian?” Pengadilan Sanhedrin itu pun menjatuhkan vonis: ”Dia pantas mati.” (Matius 26:65, 66) Ini keputusan yang benar-benar tidak adil!

      Kemudian, mereka mulai mengejek Yesus dan meninju dia. Yang lainnya menampar dan meludahi Yesus. Mereka lalu menutupi mukanya dan menampar dia lagi. Mereka menyindir dia, ”Kalau kamu nabi, beri tahu kami siapa yang pukul kamu!” (Lukas 22:64) Bayangkan, Putra Allah diadili secara ilegal pada tengah malam serta diperlakukan dengan begitu kejam dan hina!

  • Petrus Menyangkal Yesus
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Selama menunggu di halaman, Petrus dan orang-orang lain mungkin bisa melihat para saksi keluar masuk ruang pengadilan. Saat itu, Yesus bisa jadi sedang diadili di bagian atas rumah Kayafas.

  • Petrus Menyangkal Yesus
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Dari balkon, Yesus memandang Petrus yang baru saja menyangkal dia; ayam jantan berkokok

      BAB 126

      Petrus Menyangkal Yesus

      MATIUS 26:69-75 MARKUS 14:66-72 LUKAS 22:54-62 YOHANES 18:15-18, 25-27

      • PETRUS MENYANGKAL YESUS TIGA KALI

      Setelah Yesus ditangkap di Taman Getsemani, para rasul meninggalkan dia dan melarikan diri karena takut. Namun, ada dua rasul yang berubah pikiran dan berbalik untuk mengikuti Yesus. Mereka adalah Petrus ”dan seorang murid lain”, yang kemungkinan besar adalah Yohanes. (Yohanes 18:15; 19:35; 21:24) Mereka menyusul rombongan itu dan mungkin melihat saat Yesus dibawa kepada Hanas. Ketika Hanas kemudian menyuruh agar Yesus dibawa kepada Imam Besar Kayafas, Petrus dan Yohanes mengikutinya dari kejauhan. Dua rasul ini takut kehilangan nyawa mereka, tapi mereka juga mengkhawatirkan Tuan mereka.

      Yohanes dikenal oleh imam besar, jadi dia bisa masuk ke halaman rumah Kayafas. Sementara itu, Petrus menunggu di depan pintu sampai Yohanes kembali dan berbicara kepada hamba perempuan yang menjaga pintu. Lalu Petrus pun diizinkan masuk.

      Karena udara malam itu dingin, orang-orang di halaman itu menyalakan api. Petrus duduk bersama mereka untuk menghangatkan diri sambil menunggu ”apa yang akan terjadi” pada Yesus. (Matius 26:58) Sekarang, di dekat nyala api, penjaga pintu yang mengizinkan Petrus masuk bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas. ”Kamu salah satu murid orang itu juga, kan?” katanya. (Yohanes 18:17) Orang-orang lain juga mengenali Petrus dan mengatakan hal yang sama.​—Matius 26:69, 71-73; Markus 14:70.

      Pertanyaan mereka membuat Petrus takut, jadi dua kali dia menyangkal bahwa dia mengenal Yesus. Dia mengatakan, ”Saya tidak kenal dia. Kamu salah orang.” (Markus 14:67, 68) Dia bahkan menjauh ke arah gerbang supaya tidak dikenali. Selain itu, dia bersumpah dan berkata bahwa dia bersedia dikutuk kalau berbohong.​—Matius 26:74.

      Selama menunggu di halaman, Petrus dan orang-orang lain mungkin bisa melihat para saksi keluar masuk ruang pengadilan. Saat itu, Yesus bisa jadi sedang diadili di bagian atas rumah Kayafas.

      Karena Petrus punya logat Galilea, orang-orang yang ada di sana curiga bahwa dia teman Yesus. Salah satu dari mereka adalah kerabat dari Malkhus yang telinganya dipotong Petrus. Dia berkata, ”Bukankah saya lihat kamu ada di taman dengan dia?” Lalu untuk ketiga kalinya, Petrus menyangkal Yesus, dan ayam jantan pun berkokok, tepat seperti yang Yesus katakan.​—Yohanes 13:38; 18:26, 27.

      Saat itu, Yesus kelihatannya berdiri di balkon yang menghadap ke halaman. Dia menoleh dan menatap Petrus, dan hancurlah hati Petrus. Dia teringat kata-kata Yesus beberapa jam yang lalu. Bayangkan perasaan Petrus ketika menyadari apa yang telah dia lakukan! Dia pun keluar dan menangis dengan getir.​—Lukas 22:61, 62.

      Petrus tadinya sangat yakin bahwa dia akan tetap beriman dan setia. Jadi, mengapa dia sampai menyangkal Tuannya? Yesus tidak bersalah, tapi dia dijebak dan dianggap sebagai penjahat keji. Jadi, Petrus seharusnya membela Yesus. Namun, dia malah meninggalkan Putra Allah, yang memiliki kata-kata yang ”menghasilkan kehidupan abadi”.​—Yohanes 6:68.

      Pengalaman ini menunjukkan bahwa hamba Allah yang beriman dan bersemangat sekalipun bisa jatuh jika dia tidak siap menghadapi cobaan dan godaan. Semoga pengalaman Petrus membuat kita semua lebih berhati-hati!

      • Bagaimana Petrus dan Yohanes bisa masuk ke halaman rumah Kayafas?

      • Selama Petrus dan Yohanes berada di halaman, apa yang terjadi di dalam rumah?

      • Menurut Matius 26:74, apa yang Petrus lakukan?

      • Apa yang kita pelajari dari pengalaman Petrus?

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan