-
”Sekarang Kau Akan Mati!”Sedarlah!—1986 (No. 18) | Sedarlah!—1986 (No. 18)
-
-
TANGAN-TANGAN kasar mencekik saya. Saya berusaha berteriak.
”Diam! Tutup mulutmu dan saya tidak akan menyakiti,” dia menghardik sambil mencekik saya lebih keras lagi.
Tetapi saya tidak percaya dan tidak mau menurut. Saya terus berusaha berteriak. Saya mencakar mukanya, mencampakkan kaca matanya dan merenggut ke luar gigi palsunya. Sewaktu dia berusaha memegang dan menguasai saya, saya menekan kuku jari tangan saya ke lubang matanya. Dan saya berteriak. Ketika jari tangannya mendekat ke mulut saya, saya menggigitnya sekuat tenaga.
Percaya atau tidak, saya tidak takut—belakangan saya baru takut. Sekarang ini saya marah! Penjahat ini tidak akan saya biarkan memasuki rumah dan memperkosa saya, tidak di sini atau di tempat lain manapun!
Tetapi dia terus berusaha. Dia menarik sebuah ikat pinggang yang ada di dekatnya dan mengikat kedua tangan saya ke belakang punggung—usaha pertama dari banyak usahanya, karena saya berulang kali dapat melepaskan diri. Sambil memegang leher saya, dia mencari-cari kaca mata dan gigi palsunya yang jatuh di lantai. Tiba-tiba saya bisa melepaskan diri dan entah mengapa, mulai melemparkan apa saja yang ada di ruangan dan berteriak sejadi-jadinya, seolah-olah saya sudah jadi gila.
-
-
”Sekarang Kau Akan Mati!”Sedarlah!—1986 (No. 18) | Sedarlah!—1986 (No. 18)
-
-
Jelas dia merencanakan untuk menyergap saya dalam keadaan lengah. Dia pasti mengira saya tidak akan berani melawan dan menyerah tanpa pikir, dalam keadaan shock. Ya, saya memang kaget ketika dia menyerang saya, tetapi saya tidak takut. Saya juga tidak berhenti untuk berpikir. Saya hanya memberikan reaksi, langsung meluap secara emosi, menjerit, mencakar, menendang, dan menggigit. Itulah hal terbaik yang dapat saya lakukan, serangan balasan saya yang hebat membuatnya terkejut. Ini menguatkan saya secara psikologis sejak permulaan, untuk memahami bahwa dia tidak sepenuhnya menguasai diri ataupun saya. Ini membuat saya lebih bertekad untuk melawan dan menguatkan harapan bahwa saya dapat menang.
-
-
”Sekarang Kau Akan Mati!”Sedarlah!—1986 (No. 18) | Sedarlah!—1986 (No. 18)
-
-
Mungkin satu-satunya bantuan terbesar sehingga kesehatan saya pulih adalah pengetahuan bahwa dengan bantuan Allah Yehuwa saya telah melakukan hal yang benar sejauh kemampuan saya. Pada saat saya lebih gembira saya malahan memiliki sedikit alasan untuk bersukacita. Berulang kali ayat-ayat Alkitab ini merupakan penghibur, bagaikan selimut yang lembut bagi saya:
”Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan—jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. Tetapi jikalau di padang laki-laki itu bertemu dengan gadis yang telah bertunangan itu, memaksa gadis itu tidur dengan dia, maka hanyalah laki-laki yang tidur dengan gadis itu yang harus mati, tetapi gadis itu janganlah kau apa-apakan. Gadis itu tidak ada dosanya yang sepadan dengan hukuman mati, sebab perkara ini sama dengan perkara seseorang yang menyerang sesamanya manusia dan membunuhnya. Sebab laki-laki itu bertemu dengan dia di padang; walaupun gadis yang bertunangan itu berteriak-teriak, tetapi tidak ada yang datang menolongnya.”—Ulangan 22:23-27.
Saya sangat bersyukur mengetahui kata-kata yang sederhana ini. Kata-kata itu mengajarkan apa kewajiban moral saya. Hal itu mencegah saya untuk menjadi bingung dan gelisah. Karena hal itu, saya mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan. Saya berteriak, dan juga mengadakan perlawanan. Saya mempercayai ajaran Alkitab dan menemukannya sangat ampuh. Saya dan suami saya sering berdoa; kekuatan dan kestabilan saya pulih.
Saya harap tidak ada wanita lain akan pernah mengalami usaha pemerkosaan—apalagi diperkosa. Tetapi perkosaan terjadi setiap 7 menit di Amerika Serikat, menurut Uniform Crime Reports—Crime in the United States, terbitan 1983, halaman 5, diterbitkan oleh Biro Penyelidikan Federal A.S. Dalam kasus saya, saya bersandar kepada Yehuwa, saya mengingat firmanNya, saya berteriak. Selain itu saya mengadakan perlawanan.
-