-
Mereka Merelakan Diri—Di MyanmarMenara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2018 | Juli
-
-
Apa yang menggerakkan Simone, saudara berumur 43 asal Italia, dan istrinya, Anna, saudari berumur 37 asal Selandia Baru, untuk pindah ke Myanmar? Anna menjawab, ”Buku Tahunan 2013 tentang Myanmar!” Simone berkata, ”Ini kehormatan bagi kami untuk melayani di Myanmar. Kehidupan di sini lebih sederhana. Jadi, saya punya lebih banyak waktu untuk melayani Yehuwa. Senang sekali bisa melihat sendiri bagaimana Yehuwa mengurus kebutuhan kami saat melayani di negeri lain.” (Mz. 121:5) Anna berkata, ”Saya merasa jauh lebih bahagia. Kehidupan di sini lebih sederhana. Saya menggunakan banyak waktu bersama suami saya, dan kami jadi lebih akrab. Kami juga punya banyak sahabat baru. Orang-orang di sini tidak berprasangka terhadap Saksi, dan ada banyak yang berminat!” Apa contohnya?
Simone dan Anna
Anna bercerita, ”Suatu hari, saya mengabar kepada seorang mahasiswi di pasar dan berjanji untuk bertemu lagi. Saat bertemu lagi, dia mengajak seorang teman. Lalu kali berikutnya, dia mengajak beberapa orang lagi. Belakangan, dia mengajak lebih banyak lagi. Sekarang, lima dari mereka belajar Alkitab dengan saya.” Simone berkata, ”Orang-orang di sini ramah dan selalu ingin tahu. Ada banyak yang berminat. Kami sampai tidak punya waktu untuk mengunjungi mereka semua.”
-
-
Mereka Merelakan Diri—Di MyanmarMenara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2018 | Juli
-
-
BISAKAH SAUDARA DATANG?
Jane, Danica, Rodney, dan Jordan
Rodney dan istrinya, Jane, dari Australia, yang keduanya berumur 50-an, serta putra mereka, Jordan, dan putri mereka, Danica, sudah melayani di Myanmar sejak 2010. Rodney berkata, ”Hati kami sangat tersentuh melihat orang-orang ingin sekali belajar tentang Allah. Saya pasti akan menyarankan keluarga lain untuk melayani di negeri seperti Myanmar.” Mengapa? ”Setelah melayani di sini, kami jadi lebih dekat dengan Yehuwa. Itu luar biasa! Banyak anak muda sibuk memikirkan soal HP, mobil, pekerjaan, dan lain-lain. Anak-anak kami sibuk belajar bahasa baru untuk mengabar. Mereka belajar caranya memberi penjelasan kepada orang-orang yang tidak tahu banyak soal Alkitab dan caranya memberi komentar di perhimpunan. Mereka juga sibuk dalam kegiatan rohani lainnya.”
Oliver dan Anna
Oliver, saudara yang berumur 37 asal Amerika Serikat, menjelaskan alasannya dia menyarankan orang lain untuk melayani di tempat yang lebih membutuhkan, ”Kondisi saya memang tidak senyaman dulu, tapi saya mendapat banyak manfaat. Karena jauh dari rumah, saya jadi lebih bersandar dan percaya kepada Yehuwa, tidak soal bagaimana situasinya. Saya melayani bersama saudara-saudari yang sebelumnya tidak saya kenal, tapi kami dipersatukan karena punya kepercayaan yang sama. Hanya organisasi Allah yang bisa melakukan itu!” Sekarang, Oliver dan istrinya, Anna, terus melayani dengan bersemangat di ladang berbahasa Mandarin.
Trazel
Trazel, saudari berumur 52 asal Australia, telah melayani di Myanmar sejak 2004. Dia berkata, ”Kalau keadaan Saudara memungkinkan, pindahlah ke tempat yang membutuhkan lebih banyak penyiar. Saya sudah merasakan sendiri bahwa kalau kita mau melayani, Yehuwa akan memberkati kita. Saya tidak pernah membayangkan bisa hidup seperti ini. Hidup saya sangat menyenangkan dan memuaskan.”
-