-
RusiaBuku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2008
-
-
Nikolai Kalibaba mengatakan, ”Ada masanya di Siberia manakala kami mengabar dari rumah ke rumah atau, lebih tepat lagi, dari satu rumah lalu melewati dua atau tiga rumah. Namun, cara ini riskan. Bagaimana kami melakukannya? Setelah kunjungan pertama, kami mencoba berkunjung kembali setelah kira-kira sebulan. Kami memulai percakapan dengan menanyakan orang-orang, ’Apakah Anda menjual ayam, kambing, atau sapi?’ Kemudian, kami secara bertahap mengalihkan percakapan ke topik Kerajaan. Setelah beberapa waktu, KGB mengetahui hal ini, dan segera sebuah artikel diterbitkan dalam surat kabar yang memperingatkan penduduk setempat agar tidak berbicara dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Artikel tersebut mengatakan bahwa para Saksi pergi dari rumah ke rumah untuk meminta kambing, sapi, dan ayam—tetapi sebenarnya yang kami inginkan adalah domba!”
-
-
RusiaBuku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2008
-
-
[Kotak/Gambar di hlm. 108, 109]
Saya Beberapa Kali Dikirim ke ”Sudut Lima”
NIKOLAI KALIBABA
LAHIR 1935
BAPTIS 1957
PROFIL Pada tahun 1949, ia diasingkan ke Oblast Kurgan, Siberia.
TAMPAKNYA, setiap Saksi di Uni Soviet dilacak keberadaannya. Kehidupan tidak mudah, tetapi Yehuwa memberi kami hikmat. Pada bulan April 1959, saya ditahan karena kegiatan agama. Karena tidak mau mengkhianati satu saudara pun, saya bertekad untuk menyangkal segala sesuatu. Sang investigator menunjukkan foto saudara-saudara dan menyuruh saya menyebutkan nama mereka. Saya mengatakan bahwa saya tidak bisa mengenali siapa pun. Kemudian, ia memperlihatkan foto adik kandung saya dan bertanya, ”Apakah ini saudaramu?” Saya menjawab, ”Saya tidak pasti apakah itu dia atau tidak. Saya tidak tahu.” Setelah itu, sang investigator memperlihatkan foto saya dan bertanya, ”Apakah ini Anda?” Saya berkata, ”Orang ini mirip saya, tetapi apakah itu saya atau tidak, saya tidak tahu.”
Saya dikurung dalam sel selama dua bulan. Setiap pagi, saya bangun dan bersyukur kepada Yehuwa atas kebaikan hati-Nya yang penuh kasih. Kemudian, saya mengingat kembali sebuah ayat Alkitab, dan setelah itu saya membahas ayat tersebut dengan diri sendiri. Lalu, saya menyanyikan lagu Kerajaan tetapi secara diam-diam, karena kami dilarang menyanyi dalam sel. Setelah itu, saya mengulas sebuah topik Alkitab.
Di kamp tempat saya ditahan sudah ada banyak Saksi. Kondisi di penjara sangat keras, dan kami tidak diperbolehkan berbicara. Saudara-saudara sering sekali dikirim ke bangsal pengasingan atau, seperti yang mereka juluki, sudut lima. Saya beberapa kali dikirim ke sudut lima. Di sana, para tahanan hanya diberi roti seberat 200 gram sehari. Saya tidur di atas papan yang ditutupi lapisan besi yang tebal. Rangka-rangka jendelanya patah, dan ada banyak nyamuk. Sepatu bot saya menjadi bantal.
Pada umumnya, setiap saudara membuat sendiri tempat untuk menyembunyikan lektur. Saya memutuskan untuk menyembunyikan lektur di sapu yang biasa saya gunakan. Sewaktu ada penggeledahan, mandor penjara sama sekali tidak terpikir untuk memeriksa bagian dalam sapu, meskipun ia dengan cermat memeriksa setiap sudut. Kami juga menyembunyikan lektur di tembok. Saya belajar untuk percaya kepada organisasi Yehuwa. Yehuwa melihat dan mengetahui segala sesuatu serta membantu setiap hamba-Nya yang setia. Yehuwa selalu membantu saya.
Bahkan sebelum keluarga saya diasingkan pada tahun 1949, ayah saya mengatakan bahwa Yehuwa bisa mengatur segala sesuatu sehingga orang-orang yang ada di Siberia yang jauh akan mendengar kebenaran. Kami berpikir, ’Bagaimana mungkin?’ Ternyata, kalangan berwenang sendirilah yang memungkinkan ribuan orang yang tulus di Siberia mengenal kebenaran.
Ketika keadaan di Rusia berubah secara dramatis, saudara-saudara dengan bersemangat memanfaatkan kesempatan untuk bepergian ke Polandia guna menghadiri kebaktian internasional pada tahun 1989. Hari-hari tersebut tak terlupakan. Setelah doa penutup, kami tetap berdiri, dan kami bertepuk tangan untuk waktu yang lama. Pengalaman itu benar-benar menggugah emosi kami! Selama bertahun-tahun, saya terbiasa dengan berbagai penderitaan dan problem, tetapi kami jarang menangis. Sewaktu kami berpisah dengan saudara-saudara yang kami kasihi di Polandia, air mata bercucuran, dan tidak seorang pun dapat—atau bahkan ingin—menghentikannya.
-