-
Apakah Saudara Akan ”Tetap Hidup”, seperti Yeremia?Firman Allah untuk Kita melalui Yeremia
-
-
Berbagai pengalaman memperlihatkan bahwa sungguh besar manfaatnya jika kita sibuk dalam dinas kepada Allah, aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani yang bermakna. Misalnya, seorang Saksi yang melayani sebuah sidang berbahasa Cina mengatakan, ”Merintis memberikan kepada saya arah dalam kehidupan. Sebagai saudari lajang, saya menjalani kehidupan yang sibuk dan aktif, yang membantu saya menghindari kesepian. Saya merasa puas pada akhir setiap hari karena saya bisa melihat bahwa pelayanan saya benar-benar membantu orang-orang. Hal ini membuat saya sangat bersukacita.” Seorang saudari perintis yang berusia 38 tahun mengatakan, ”Saya pikir, kita pasti bahagia jika kita bisa menikmati segi-segi positif dari situasi apa pun yang kita hadapi.” Seorang saudari Kristen lajang di Eropa bagian selatan dengan terus terang mengatakan, ”Hidup saya boleh jadi tidak persis seperti yang saya rencanakan, tapi saya bahagia dan akan terus bahagia.”
12, 13. (a) Apa pandangan yang realistis tentang kelajangan dan perkawinan? (b) Kehidupan dan nasihat Paulus menandaskan apa tentang kelajangan?
12 Mungkinkah Yeremia memerhatikan bahwa kehidupannya tidak seperti apa yang ia rencanakan sewaktu ia beranjak dewasa? Tetapi, ia cukup bijaksana untuk melihat bahwa hal yang sama terjadi atas banyak orang yang menikah dan punya anak. Seorang saudari perintis di Spanyol menyatakan pendapatnya, ”Ada orang-orang menikah yang berbahagia dan ada juga yang tidak berbahagia. Kenyataan ini meyakinkan saya bahwa kebahagiaan saya tidak bergantung pada apakah saya menikah atau tidak.” Jelaslah, pengalaman Yeremia, dan ribuan lainnya, membuktikan bahwa orang lajang bisa memiliki kehidupan yang bermakna, memuaskan, dan bahagia.
-