PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Saudara Perempuan”
  • Saudara Perempuan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Saudara Perempuan
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Dukunglah Para Saudari di Sidang
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2020
  • Apakah Saudara Meniru Cara Yehuwa Memperlakukan Wanita?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2024
  • Bagaimana Para Saudari Bisa Meluaskan Pelayanan?
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2021
  • Saudara Laki-Laki
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Saudara Perempuan”

SAUDARA PEREMPUAN

Dalam Alkitab, istilah ini digunakan untuk saudara perempuan kandung dan untuk saudara perempuan tiri yang sebapak tetapi tidak seibu (Kej 34:1, 27; 1Taw 3:1-9), atau seibu tetapi tidak sebapak, seperti halnya saudara-saudara perempuan Yesus.—Mat 13:55, 56; Mrk 6:3.

Beberapa putra-putra Adam jelas mengawini saudara-saudara perempuan mereka, sebab seluruh umat manusia berasal dari Adam dan Hawa. (Kej 3:20; 5:4) Adam bahkan mengawini Hawa yang merupakan ’tulang dari tulangnya dan daging dari dagingnya’, jadi lebih dekat lagi hubungannya daripada saudara perempuan. (Kej 2:22-24) Pada waktu itu, menikah dengan saudara perempuan kandung atau tiri tidak dianggap sebagai aib. Catatan melaporkan bahwa lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Abraham mengawini Sara, adik tirinya. (Kej 20:2, 12) Akan tetapi, kira-kira 430 tahun kemudian, Hukum Musa menyatakan bahwa persatuan semacam itu adalah inses yang terlarang. (Im 18:9, 11; 20:17) Tidak diragukan, seraya umat manusia merosot dari kesempurnaan Adam yang semula, perkawinan antara orang-orang yang berkerabat dekat akan membahayakan.

”Saudara perempuan” dalam penggunaan yang lebih luas mencakup para wanita yang sebangsa. (Bil 25:17, 18) Bangsa-bangsa atau kota-kota yang memiliki hubungan erat atau yang melakukan praktek moral yang serupa disamakan dengan saudara perempuan.—Yer 3:7-10; Yeh 16:46, 48, 49, 55; 23:32, 33.

Kata Ibrani untuk saudara perempuan (ʼa·khohthʹ) diterjemahkan menjadi ”yang lain” apabila menggambarkan penempatan benda-benda yang berpasangan di tabernakel dan dalam penglihatan-penglihatan Yehezkiel.—Kel 26:3, 5, 6, 17; Yeh 1:9, 23; 3:13.

Dalam Sidang Kristen. Yesus mengajarkan bahwa hubungan rohani lebih penting daripada hubungan jasmani. Para wanita yang melakukan kehendak Bapak adalah ’saudara-saudara perempuan’ yang lebih dihargai daripada sanak saudara jasmani. (Mat 12:50; Mrk 3:34, 35) Orang yang rela memutuskan ikatan lahiriah, jika perlu, demi Kerajaan akan mendapat ”seratus kali lipat . . . saudara-saudara perempuan” dan sanak ’keluarga’ lainnya sekarang, ditambah ”kehidupan abadi” di masa depan. (Mat 19:29; Mrk 10:29, 30; Luk 14:26) Para wanita di sidang jemaat Kristen disebut saudari, dalam arti rohani.—Rm 16:1; 1Kor 7:15; 9:5; Yak 2:15.

Sebagai Kiasan. Salomo, seorang penulis yang bijak, menganjurkan kita agar berpaut erat kepada hikmat sewaktu ia menandaskan pentingnya perintah-perintah Yehuwa. ”Katakanlah kepada hikmat, ’Engkau adalah saudara perempuanku’; dan kiranya engkau memanggil pengertian ’Kerabat Perempuan.’”—Ams 7:4.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan