-
Pertanyaan PembacaMenara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2021 | Desember
-
-
Di Imamat 19:16, ada perintah ini: ”Jangan sengaja melakukan sesuatu yang bisa membuat sesama kalian mati.” Apa maksudnya, dan apa yang bisa kita pelajari dari perintah itu?
Yehuwa memerintahkan bangsa Israel untuk menjadi orang-orang yang kudus. Agar mereka bisa tetap kudus, Dia mengatakan kepada mereka, ”Jangan pergi ke sana kemari untuk menyebarkan fitnah. Jangan sengaja melakukan sesuatu yang bisa membuat sesama kalian mati. Akulah Yehuwa.”—Im. 19:2, 16.
-
-
Pertanyaan PembacaMenara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2021 | Desember
-
-
Perhatikan kalimat pertama dari ayat 16. Allah mengatakan bahwa umat-Nya tidak boleh menyebarkan fitnah. Fitnah itu lebih buruk daripada gosip, meskipun gosip juga sebenarnya bisa menimbulkan masalah. (Ams. 10:19; Pkh. 10:12-14; 1 Tim. 5:11-15; Yak. 3:6) Seseorang yang memfitnah biasanya mengucapkan kebohongan untuk merusak nama baik orang lain. Dia mungkin menyampaikan kesaksian palsu tentang orang lain, meskipun dia tahu bahwa kesaksian itu bisa membahayakan nyawa orang tersebut. Itulah yang terjadi pada Nabot. Sewaktu beberapa pria memberikan kesaksian palsu tentang dia, Nabot akhirnya dilempari batu meskipun dia tidak bersalah. (1 Raj. 21:8-13) Ya, seorang pemfitnah bisa ”berdiri menentang” sesamanya dengan menyebabkan dia mati, seperti yang disebutkan di kalimat kedua dari Imamat 19:16.
Seseorang mungkin memfitnah orang lain karena dia membenci orang tersebut. Alkitab mengatakan di 1 Yohanes 3:15, ”Setiap orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh, dan kalian tahu bahwa pembunuh tidak akan mendapat kehidupan abadi.” Selain itu, setelah memberikan perintah di Imamat 19:16, Allah melanjutkan dengan kata-kata ini: ”Jangan membenci saudara kalian dalam hati.”—Im. 19:17.
Jadi, kata-kata unik yang dicatat di Imamat 19:16 memberikan pengingat yang tegas bagi orang-orang Kristen. Kita harus menyingkirkan pikiran yang buruk dan tidak boleh memfitnah orang lain. Kalau kita memfitnah seseorang karena kita tidak suka atau iri kepadanya, itu berarti kita ”berdiri menentang” dia. Dan, itu bisa jadi menunjukkan bahwa kita membenci orang tersebut. Orang Kristen tidak boleh membenci orang lain seperti itu.—Mat. 12:36, 37.
-