PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/5 hlm. 3-7
  • Jutaan Nyawa Melayang bersama Asap Rokok

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Jutaan Nyawa Melayang bersama Asap Rokok
  • Sedarlah!—1995
  • Bahan Terkait
  • Rokok−Apakah Anda Menolaknya?
    Sedarlah!—1996
  • Salesman Maut—Apakah Anda Pelanggannya?
    Sedarlah!—1989 (No. 31)
  • Para Pembela Tembakau Meluncurkan Balon Omong Kosong Mereka
    Sedarlah!—1995
  • Perusahaan Tembakau Terjerat dalam Badai Berapi
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/5 hlm. 3-7

Jutaan Nyawa Melayang bersama Asap Rokok

DIA adalah salah satu produk konsumen terlaris di dunia. Ia memiliki sangat banyak pembeli yang loyal serta memiliki arus perdagangan yang berkembang pesat. Perusahaan-perusahaan yang memproduksinya membanggakan laba yang fantastis, kendali politik, dan prestise. Satu-satunya masalah adalah, pelanggan-pelanggan terbaiknya tewas satu demi satu!

The Economist mengamati, ”Rokok termasuk produk konsumen yang paling menguntungkan di dunia. Rokok juga satu-satunya produk (legal) yang, bila digunakan sesuai dengan tujuannya, akan membuat kebanyakan pemakainya kecanduan dan sering kali membunuh mereka.” Hal ini berarti laba yang besar di pihak perusahaan-perusahaan tembakau namun kerugian yang sangat besar di pihak pelanggannya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS, secara kolektif masa hidup para perokok Amerika berkurang lima juta tahun setiap tahunnya, kira-kira satu menit untuk setiap menit yang digunakan untuk merokok. ”Merokok membunuh 420.000 orang Amerika setiap tahun,” demikian laporan majalah Newsweek. ”Itu berarti 50 kali lebih banyak dibanding yang meninggal akibat obat bius.”

Di seputar dunia, tiga juta orang dalam setahun​—enam orang setiap menit​—meninggal akibat merokok, kata buku Mortality From Smoking in Developed Countries 1950-2000, yang diterbitkan oleh Dana Riset Kanker Kerajaan Inggris, WHO (Organisasi Kesehatan Sedunia), dan Lembaga Kanker Amerika. Analisis terhadap kecenderungan merokok sedunia ini, yaitu analisis yang paling menyeluruh hingga saat ini, meneliti 45 negeri. ”Di kebanyakan negeri,” demikian Richard Peto dari Dana Riset Kanker Kerajaan memperingatkan, ”situasinya akan memburuk. Jika pola merokok dewasa ini bertahan, maka menjelang saat para perokok usia muda sekarang ini menginjak usia setengah abad atau manula, akan ada kira-kira 10 juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh tembakau​—satu kematian setiap tiga detik.”

”Merokok sangat berbeda dengan risiko lain,” kata Dr. Alan Lopez dari WHO. ”Merokok pada akhirnya akan membunuh satu dari dua perokok.” Martin Vessey dari Departemen Kesehatan Masyarakat pada Universitas Oxford dengan nada serupa mengatakan, ”Penemuan-penemuan selama 40 tahun ini menuntun kepada kesimpulan yang mengerikan, yaitu bahwa setengah dari semua perokok pada akhirnya akan terbunuh oleh kebiasaan mereka​—gagasan yang benar-benar menakutkan.” Sejak tahun 1950-an, 60 juta orang telah meninggal karena merokok.

Hal itu juga merupakan gagasan yang benar-benar menakutkan bagi perusahaan-perusahaan tembakau. Jika setiap tahun tiga juta orang di seputar dunia kini hampir meninggal disebabkan hal-hal yang berhubungan dengan merokok, dan banyak orang lainnya berhenti merokok, maka lebih dari tiga juta perokok baru harus ditemukan setiap tahun.

Satu kelompok calon konsumen baru telah muncul sebagai akibat dari apa yang dielu-elukan oleh perusahaan-perusahaan tembakau sebagai kebebasan wanita. Perokok wanita telah menjadi fakta tidak dapat dibantah selama beberapa tahun di negeri-negeri Barat dan sekarang sedang menyebar ke tempat-tempat yang dahulu pernah memandang hal itu sebagai suatu keaiban. Perusahaan-perusahaan tembakau berniat mengubah semua hal itu. Mereka ingin membantu para wanita merayakan kemakmuran dan kebebasan baru mereka. Merek-merek rokok khusus yang mengaku mengandung tar dan nikotin dalam kadar yang lebih rendah memikat para wanita perokok dan yang mendapati merokok semacam itu tidak terlalu keras. Rokok-rokok lain diberi parfum atau didesain panjang dan ramping​—postur tubuh yang mungkin diharapkan akan diperoleh para wanita tersebut dengan cara merokok. Iklan-iklan rokok di Asia menampilkan gadis Asia sebagai model, berbusana sensual dalam keanggunan Barat.

Akan tetapi, angka kematian akibat merokok saling berpacu dengan ”kebebasan” kaum wanita. Jumlah korban kanker paru-paru di kalangan wanita telah meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir di Inggris, Jepang, Norwegia, Polandia, dan Swedia. Di Amerika Serikat dan Kanada, angkanya telah meningkat 300 persen. ”Anda telah membuat kemajuan besar, sayang!” demikian bunyi sebuah iklan rokok.

Beberapa perusahaan tembakau memiliki strategi mereka sendiri. Sebuah perusahaan rokok Filipina di negeri yang mayoritasnya Katolik membagikan secara gratis kalender yang memuat gambar Perawan Maria dengan moto merek rokok mereka, yang tanpa rasa malu mereka tempatkan di bawah ikon itu. ”Saya belum pernah melihat hal semacam itu sebelumnya,” kata Dr. Rosmarie Erben, penasihat kesehatan Asia untuk WHO. ”Mereka mencoba menghubungkan motif ikon itu dengan tembakau, untuk membuat wanita-wanita Filipina tidak merasa risi dengan gagasan merokok.”

Di Cina diperkirakan 61 persen pria dewasa merokok, sedangkan hanya 7 persen wanita yang merokok. Perusahaan-perusahaan tembakau Barat memusatkan perhatian mereka kepada apa yang disebut ”kebebasan” wanita-wanita Asia yang cantik ini, yang jutaan dari antaranya telah demikian lama tidak boleh menikmati ”kesenangan” saudari-saudari Barat mereka yang glamor. Meskipun demikian, masih ada satu kendala lagi: Perusahaan tembakau pemerintah memasok sebagian besar rokok.

Akan tetapi, perusahaan-perusahaan Barat secara bertahap berupaya masuk ke pasaran mereka. Dengan terbatasnya kesempatan periklanan, beberapa perusahaan rokok berupaya mempersiapkan calon pelanggan mereka secara diam-diam. Cina mengimpor film dari Hong Kong, dan di dalam banyak film tersebut, para aktor dibayar untuk merokok​—menjual dengan cara halus!

Dengan meningkatnya tentangan terhadap merokok di negeri mereka sendiri, perusahaan-perusahaan tembakau Amerika yang sukses memperluas jangkauan mereka untuk menjerat korban-korban baru. Fakta memperlihatkan bahwa mereka telah mengarahkan upaya yang memautkan ini ke negeri-negeri berkembang.

Para pejabat kesehatan sedunia mencanangkan peringatan. Tajuk utamanya menyatakan: ”Afrika Memerangi Wabah Baru​—Merokok.” ”Asap Berubah Menjadi Api di Asia seraya Pasaran Rokok Membubung Tinggi.” ”Angka Merokok Orang Asia Akan Menuntun kepada Epidemi Kanker.” ”Perjuangan Baru di Dunia Ketiga Adalah Melawan Tembakau.”

Benua Afrika telah dihantam oleh kekeringan, perang sipil dan epidemi AIDS. Namun, Dr. Keith Ball, kardiolog Inggris, mengatakan, ”Selain perang nuklir atau kelaparan, merokok adalah ancaman tunggal terbesar terhadap kesehatan Afrika di masa depan.”

Para konglomerat multinasional mempekerjakan petani lokal untuk menanam tembakau. Para petani menebang banyak sekali pohon yang sangat dibutuhkan untuk memasak, menghangatkan ruangan, dan perumahan dan menggunakannya sebagai bahan bakar untuk memproses tembakau. Mereka menanam tanaman tembakau yang menghasilkan keuntungan sebaliknya dari tanaman pangan yang tidak begitu menguntungkan. Orang Afrika yang sangat miskin pada umumnya menghabiskan sejumlah besar pendapatan mereka yang minim untuk membeli rokok. Maka keluarga-keluarga Afrika menjadi kurus kering karena malnutrisi sementara dompet perusahaan-perusahaan tembakau Barat semakin gemuk oleh laba.

Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur semuanya dijadikan target oleh perusahaan-perusahaan tembakau Barat, yang memandang negeri-negeri berkembang sebagai salah satu kesempatan bisnis raksasa. Namun Asia yang padat penduduknya merupakan tambang emas yang jauh lebih besar dibandingkan negeri-negeri tadi. Saat ini, jumlah perokok di Cina saja lebih besar daripada jumlah seluruh penduduk Amerika Serikat​—300 juta. Jumlah rokok yang mereka isap sungguh mengagetkan yaitu 1,6 triliun batang setahun, sepertiga jumlah total yang dikonsumsi sedunia!

”Para dokter mengatakan bahwa dampak atas kesehatan yang disebabkan oleh larisnya rokok di Asia benar-benar mengerikan,” The New York Times melaporkan. Richard Peto memperkirakan bahwa dari sepuluh juta kematian yang diduga berkaitan dengan merokok setiap tahunnya dalam dua atau tiga dekade mendatang, dua juta akan terjadi di Cina saja. Lima puluh juta anak di Cina yang hidup sekarang kemungkinan akan meninggal disebabkan oleh penyakit yang ada kaitannya dengan merokok, kata Peto.

Dr. Nigel Gray meringkaskannya sebagai berikut, ”Sejarah merokok selama lima dekade terakhir di Cina dan Eropa Timur mendatangkan kutukan atas negeri-negeri itu berupa epidemi besar dari penyakit yang berkaitan dengan tembakau.”

”Bagaimana sebuah produk yang menyebabkan 400.000 kematian prematur setiap tahunnya di AS, sebuah produk yang menyebabkan Pemerintah AS berupaya keras untuk membantu warganya agar berhenti menggunakannya, tiba-tiba menjadi sesuatu yang tidak berbahaya di luar perbatasan Amerika?” tanya Dr. Prakit Vateesatokit dari Kampanye Anti Merokok di Thailand. ”Apakah kesehatan menjadi tidak relevan jika produk yang sama tersebut diekspor ke negeri lain?”

Bisnis tembakau yang sedang berkembang mendapat dukungan kuat dari pemerintah AS. Bersama-sama mereka telah berjuang untuk mendapat tempat berpijak di pasar luar negeri, khususnya di Asia. Selama bertahun-tahun rokok Amerika dilarang beredar di Jepang, Taiwan, Thailand, dan negeri-negeri lainnya, yang beberapa dari antaranya memiliki hak monopoli sendiri atas produk tembakau. Kelompok-kelompok antirokok memprotes impor rokok, namun agen pemerintah AS menodongkan senjata yang ampuh​—ancaman sanksi perdagangan.

Dari tahun 1985 sampai sekarang, di bawah tekanan kuat dari pemerintah AS, banyak negeri Asia telah membuka pintu, dan rokok Amerika membanjir masuk. Ekspor rokok AS ke Asia melonjak 75 persen pada tahun 1988.

Mungkin korban yang paling tragis dari perang tembakau adalah anak-anak. Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam The Journal of the American Medical Association mengatakan bahwa ”90% dari semua perokok baru adalah anak-anak dan para remaja”.

Sebuah artikel dalam U.S. News & World Report menaksir angka perokok usia belasan tahun di Amerika Serikat sejumlah 3,1 juta. Setiap hari, 3.000 pendatang baru mulai merokok​—1.000.000 setahun.

Sebuah iklan rokok menampilkan sosok kartun berupa seekor unta yang suka bersenang-senang dan berhura-hura, sering kali dengan sebatang rokok terselip di bibirnya. Iklan rokok ini dituduh memikat anak-anak remaja ke dalam perbudakan nikotin sebelum mereka memahami risikonya atas kesehatan. Dalam waktu tiga tahun peredaran iklan ini, perusahaan rokok tersebut menikmati 64 persen peningkatan dalam penjualan kepada remaja. Sebuah penelitian di Sekolah Tinggi Medis Georgia (AS) mendapati bahwa 91 persen anak-anak berusia 6 tahun yang disurvei mengenal tokoh kartun perokok ini.

Tokoh lain yang populer dalam iklan rokok adalah koboi macho yang hidup bebas, yang menurut seorang remaja, menyampaikan pesan, ”Sewaktu Anda merokok, tak ada yang dapat menghentikan Anda.” Konon produk konsumen dengan penjualan terbesar di dunia adalah sebuah merek rokok yang memonopoli 69 persen pasaran di kalangan perokok remaja dan merupakan merek yang paling sering diiklankan. Sebagai insentif tambahan, tiap pak rokok disertai kupon untuk ditukarkan dengan jeans, topi, dan pakaian olahraga yang populer bagi kaum muda.

Menyadari pengaruh luar biasa dari iklan, kelompok-kelompok antirokok telah berhasil melarang iklan tembakau dari televisi dan radio di banyak negeri. Akan tetapi, satu akal bulus para pemasang iklan tembakau untuk mengelak sistem itu adalah dengan memajang papan-papan reklame di tempat-tempat yang strategis pada peristiwa-peristiwa olahraga. Oleh karena itu, sebuah siaran pertandingan sepak bola, dengan banyak penonton muda, mungkin mempertunjukkan pemain favorit mereka yang siap beraksi, dilatarbelakangi papan reklame rokok yang menjulang tinggi.

Di pusat kota atau di depan gedung-gedung sekolah, gadis-gadis dengan pakaian yang mencolok seperti rok mini atau pakaian koboi atau safari membagikan rokok gratis kepada para remaja yang senang menyambutnya atau ingin mencoba-coba. Di tempat-tempat video game, disko, dan konser rock, sampel-sampel rokok dibagikan secara gratis. Sebuah rencana pemasaran suatu perusahaan, yang bocor ke telinga pers, memperlihatkan bahwa sebuah merek tertentu di Kanada menjadikan pemuda-pemuda berbahasa Prancis yang berusia antara 12 sampai 17 tahun sebagai target.

Pesannya yang mencolok adalah bahwa merokok mendatangkan kesenangan, kebugaran, kejantanan, dan popularitas. ”Di tempat kerja saya,” kata seorang konsultan iklan, ”kami sedang berupaya keras untuk mempengaruhi anak-anak berusia 14 tahun untuk mulai merokok.” Iklan-iklan di Asia menampilkan anak-anak muda Barat bertubuh atletis yang bermain-main di pantai atau lapangan bola​—sambil merokok tentunya. ”Model-model dan gaya hidup Barat menciptakan standar yang glamor untuk ditiru,” demikian komentar sebuah jurnal dagang pemasaran, ”dan para perokok Asia sangat berminat meniru gaya hidup Barat.”

Setelah menghabiskan miliaran dolar untuk iklan, para pedagang tembakau telah meraih sukses yang amat besar. Sebuah laporan khusus Reader’s Digest memperlihatkan bahwa meningkatnya jumlah perokok muda sangat mengkhawatirkan. ”Di Filipina,” kata laporan itu, ”22,7 persen orang-orang di bawah usia 18 tahun kini merokok. Di beberapa kota Amerika Latin, angka perokok remaja, sungguh mencengangkan, berjumlah 50 persen. Di Hong Kong, anak-anak yang baru berusia tujuh tahun merokok.”

Akan tetapi, meskipun tembakau merayakan kemenangannya di luar negeri, perusahaan-perusahaan rokok dengan sakit hati sadar akan awan badai krisis yang mengancam di negeri mereka sendiri. Apakah mungkin tembakau dapat bertahan terhadap badai tersebut?

[Blurb di hlm. 3]

Pelanggan-pelanggan terbaiknya tewas satu demi satu

[Blurb di hlm. 5]

Asia, ladang pembantaian terbaru dari tembakau

[Blurb di hlm. 6]

90 persen dari semua perokok baru​—anak-anak dan para remaja!

[Kotak di hlm. 4]

Resep yang Memautkan​—Apa yang Terkandung dalam Sebatang Rokok?

Lebih dari 700 jenis bahan kimia tambahan kemungkinan digunakan oleh perusahaan rokok, namun undang-undang mengizinkan perusahaan untuk merahasiakan resep tersebut. Akan tetapi, dalam daftar resep tersebut, terdapat logam-logam yang pekat, pestisida, dan insektisida. Beberapa bahan begitu beracun sehingga membuang bahan-bahan tersebut di pembuangan sampah merupakan pelanggaran hukum. Pusaran asap rokok yang anggun membawa serta 4.000 zat, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon monoksida, dan sianida. Paru-paru perokok dan orang-orang yang berada di dekatnya akan terkena sedikitnya 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker.

[Kotak di hlm. 5]

Bukan Perokok namun Terkena Risiko

Apakah Anda tinggal, bekerja, atau seperjalanan dengan para perokok berat? Jika demikian, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih besar terserang kanker paru-paru dan penyakit jantung. Sebuah penelitian pada tahun 1993 oleh Environmental Protection Agency (Lembaga Perlindungan Lingkungan) di AS (EPA) menyimpulkan bahwa asap tembakau yang ada di lingkungan kita (ETS, atau environmental tobacco smoke) adalah karsinogen Group A, yaitu yang paling berbahaya. Laporan raksasa ini menganalisis hasil dari 30 penelitian yang menyangkut asap yang mengepul melingkar dari ujung rokok maupun asap yang diembuskan ke luar.

EPA mempersalahkan asap tembakau yang ada di lingkungan atas 3.000 kasus kematian karena kanker paru-paru setiap tahun di Amerika Serikat. Asosiasi Medis Amerika pada bulan Juni 1994 membenarkan kesimpulan tersebut dengan sebuah penelitian yang diterbitkannya yang memperlihatkan bahwa para wanita yang tidak pernah merokok namun terus terkena ETS memiliki 30 persen risiko yang lebih besar untuk mengidap kanker paru-paru dibandingkan dengan orang-orang yang tidak pernah merokok seumur hidup mereka.

Bagi anak-anak kecil, terus terkena asap rokok tersebut mengakibatkan 150.000 hingga 300.000 kasus bronkitis dan radang paru-paru setiap tahun. Rokok memperburuk gejala-gejala asma dari 200.000 hingga 1.000.000 anak setiap tahun di Amerika Serikat.

Lembaga Jantung Amerika memperkirakan bahwa sebanyak 40.000 kematian setahun terjadi akibat penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh ETS.

[Gambar di hlm. 7]

Seorang model Asia yang glamor serta targetnya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan