PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 12/11 hlm. 25-27
  • Acara Ramah-Tamah Seperti Apa yang Benar-Benar Menyenangkan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Acara Ramah-Tamah Seperti Apa yang Benar-Benar Menyenangkan?
  • Sedarlah!—2011
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • KISAH SUKSES
  • Kenapa Aku Tidak Boleh Bersenang-senang?
    Sedarlah!—2011
  • Kenapa Aku Tidak Boleh Bersenang-senang?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Bagaimana Saya Dapat Bersenang-senang?
    Sedarlah!—1996
  • Bagaimana Aku Bisa Lebih Mengenal Orang Tuaku?
    Sedarlah!—2009
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2011
g 12/11 hlm. 25-27

Kaum Muda Bertanya

Acara Ramah-Tamah Seperti Apa yang Benar-Benar Menyenangkan?

Di bawah ini, beri tanda ✔ di sebelah kegiatan yang paling kamu nanti-nantikan di acara ramah-tamah.

  • makan-makan

  • menari atau menyanyi

  • permainan

  • mendapat teman baru

  • bertemu teman lama

  • yang lain ․․․․․

KEBANYAKAN anak muda sangat senang kumpul-kumpul, dan itu tidak salah. Acara ramah-tamah justru disebutkan dengan nada yang positif dalam Alkitab.

Tahukah kamu?

  • Putra-putra Ayub mengadakan kumpul-kumpul keluarga.​—Ayub 1:4.

  • Yesus menghadiri resepsi perkawinan yang cukup besar.​—Yohanes 2:1-11.

  • Orang Kristen abad pertama mengadakan acara di rumah-rumah pribadi.​—Kisah 2:46, 47.

Berkumpul bersama teman-teman sudah pasti mengasyikkan. Namun, sayangnya, ada acara ramah-tamah yang sama sekali tidak menyenangkan.

KISAH NYATA ”Aku diundang ke pesta pakai undangan terbuka, maksudnya siapa saja boleh datang, dan acaranya di rumah seorang anak yang orang tuanya lagi pergi ke luar kota. Syukur aku enggak datang! Besoknya, aku dengar banyak yang minum-minum di acara itu, ada yang teler dan tiga anak bahkan sampai pingsan. Juga, ada yang berantem, dan polisi harus datang untuk membubarkan pesta itu.”​—Janelle.

PELAJARAN Jangan bersikap ’bagaimana nanti’! Entah kamu yang mengundang atau kamu yang diundang, pastikan kamu tahu jawaban atas beberapa pertanyaan di kedua halaman berikut. Dengan begitu, kemungkinan besar kamu akan memiliki kenangan manis​—bukannya penyesalan—​dari acara itu.

KISAH SUKSES

”Sewaktu temanku mengadakan acara, Mamanya tahu apa saja yang sedang kami lakukan. Bahkan sewaktu aku ke mobil untuk mengambil jaket, dia tanya aku mau ke mana. Apa dia terlalu berlebihan? Mungkin saja. Tapi, aku enggak tersinggung kok, karena lebih baik mencegah daripada menyesal.”​—Kim.

”Aku pernah datang ke acara yang menyenangkan, dan menurutku itu karena yang datang umurnya beda-beda. Yang mengundang juga sudah menyiapkan kegiatan yang asyik-asyik, jadi enggak ada yang sampai bengong atau sibuk sendiri.”​—Andrea.

Untuk membaca berbagai artikel dari seri ”Kaum Muda Bertanya”, unduh edisi Sedarlah! lainnya di situs Web www.pr418.com

”Ada yang memang teman bergaul yang baik, dan ada juga yang sepertinya baik tapi suka ’menyerempet-nyerempet’. Kuncinya, selektif sewaktu mengundang orang.”

”Aku pernah beberapa kali datang ke acara yang sukses karena ada aturan yang jelas sehingga problem bisa dihindari. Acara-acara itu pun bebas stres dan jadi lebih menyenangkan.”

Siapa saja yang diundang, dan seberapa besar acaranya?

”Menurutku sih, sebaiknya kita mengundang orang yang benar-benar kita kenal dan tidak membuat undangan terbuka atau memberi tahu orang yang kita undang untuk mengajak temannya.”​—Renee.

”Kalau jumlah undangannya enggak dipantau, acaranya bisa enggak terkendali. Awalnya yang diundang 20 orang, tapi 20 orang itu undang 10 orang lain, dan 10 orang itu ajak yang lain lagi . . . Pernah lho itu terjadi!”​—Colette.

”Acara yang besar lebih cenderung enggak terkendali. Bagusan acaranya dibikin kecil saja.”​—Alexis.

”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.”​—AMSAL 13:20

Apa yang bisa saja terjadi?

”Kalau kamu bikin pesta dan terjadi hal-hal yang buruk dalam pestamu, reputasimu bisa rusak.”​—Bridget.

”Dengan perencanaan yang baik, acara kumpul-kumpul bisa dinikmati semua yang hadir. Semuanya bergantung pada daya pengamatan kita yang baik.”​—Seth.

KISAH NYATA ”Ada temanku yang enggak mau undang aku ke acaranya karena dia tahu orang tuaku suka tanya-tanya, misalnya, Siapa saja yang datang? dan Berapa lama acaranya? Dia bilang dia enggak suka diawasi kayak begitu. Wah, itu sih tanda bahaya! Kalau dia gerah ditanyai seperti itu, malas ah datang ke acaranya!”​—Ellen.

”Jika kamu makan atau minum atau melakukan apa pun yang lain, lakukanlah segala sesuatu demi kemuliaan Allah.”​—1 KORINTUS 10:31

Bagaimana kalau acaranya bikin kamu risi?

”Kalau terjadi apa-apa, aku sudah punya rencana pergi dari situ. Tiap kali ke acara kumpul-kumpul, aku pasti menelepon orang tuaku untuk memberi tahu jam berapa aku pulang. Biasanya, mereka bertanya apakah semuanya oke. Kalau aku bilang enggak, itu tanda buat mereka untuk mengingatkanku akan tugas-tugas yang harus aku kerjakan di rumah. Setelah selesai menelepon, aku bilang sama teman-temanku kalau orang tuaku minta aku pulang lebih awal dan aku harus pergi.”​—Therese.

KISAH NYATA ”Di suatu acara, ada dua cowok datang padahal enggak diundang, dan salah satunya dikenal pakai narkoba. Biarpun rasanya masih ingin di situ, aku tetap menelepon Papa untuk menjemputku.”​—Mary.

”Orang yang bijak melihat bahaya datang dan menghindarinya, namun orang yang tidak berpikir akan berjalan terus ke dalam bahaya itu dan menyesalinya kemudian.”​—AMSAL 22:3, TODAY’S ENGLISH VERSION

Siapakah yang akan mengawasi?

”Kalau ada orang dewasa yang memastikan semuanya berlangsung dengan baik, acara kumpul-kumpul kemungkinan besar akan sukses.”​—Mark.

”Dulu, aku malu kalau orang tuaku ikut aku ke acara kumpul-kumpul. Tapi sekarang, aku tahu mereka datang supaya tidak terjadi apa-apa. Acaranya bisa tetap asyik kok, biarpun ada orang tua yang ikut.”​—Laura.

”Pertahankanlah hati nurani yang baik.”​—1 PETRUS 3:16

TANYAILAH ORANG TUAMU

Coba tanya acara kumpul-kumpul seperti apa yang orang tuamu nikmati sewaktu mereka seusiamu. Apa saja bedanya acara yang pernah mereka adakan atau hadiri dulu dengan yang sekarang?

MAU BIKIN ACARA?

Bicarakanlah dengan orang tuamu, dan pikirkan masak-masak tentang . . .

  1. Siapa saja yang diundang

  2. Berapa banyak yang datang

  3. Di mana acaranya

  4. Siapa yang akan mengawasi

  5. Apa saja kegiatan yang disiapkan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan