-
Mencuri—Mengapa Tidak?Sedarlah!—1995 | 8 Juni
-
-
Mengapa Mereka Mencuri
Seorang pencuri adalah seseorang yang dengan sengaja mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin. Kadang-kadang pencurian mungkin tampaknya dibenarkan karena kebutuhan pribadi. ”Saya sedang terdesak,” kenang seorang remaja yang miskin. ”Saya pergi ke belakang sebuah [restoran fast food] dan mendobrak pintu serta mengambil beberapa potong ayam. Tetapi itu saja. Saya melakukannya hanya karena saya lapar.”
Sebuah amsal Alkitab mengatakan, ”Seorang pencuri tidak akan dihina, apabila ia mencuri untuk memuaskan nafsunya karena lapar.” Meskipun demikian, mencuri adalah salah secara moral. Selanjutnya ayat Alkitab berikut memperlihatkan bahwa bahkan orang yang mencuri karena lapar harus ”memberi ganti” dengan membayar berupa hukuman yang berat.—Amsal 6:30, 31, NW.
-
-
Mencuri—Mengapa Tidak?Sedarlah!—1995 | 8 Juni
-
-
Memperoleh Pandangan Allah
Kemungkinan untuk memiliki segala sesuatu yang tidak mampu Anda beli, untuk menikmati sensasi berisiko tinggi, atau untuk diterima oleh teman-teman sebaya mungkin membuat mencuri tampak menarik. Meskipun demikian, salah satu dari Sepuluh Perintah dalam Alkitab adalah, ”Jangan mencuri.” (Keluaran 20:15) Rasul Paulus menulis bahwa ’pencuri tidak akan mewarisi kerajaan Allah’. (1 Korintus 6:10) Pandangan Allah hendaknya mendapat perhatian khusus dari anak-anak muda yang telah dibesarkan sebagai orang Kristen. Alangkah munafiknya memiliki penampilan yang adil-benar tetapi secara diam-diam bertindak sebagai pencuri! Rasul Paulus menyatakannya demikian, ”Tetapi, apakah engkau, yang mengajar orang lain, tidak mengajar dirimu sendiri? Engkau, yang memberitakan ’Jangan mencuri’, apakah engkau mencuri?”—Roma 2:21.
Rasa malu yang bakal dialami kalau tertangkap adalah alasan yang cukup untuk menghindari tindak kejahatan mencuri. Setelah ditahan, seorang pencuri muda mengatakan, ”Saya ingin mati.” Mengetahui bahwa Yehuwa ”membenci perampasan” adalah alasan yang paling kuat untuk menghindari menyerah kepada dorongan—atau tekanan—untuk mencuri. (Yesaya 61:8) Bahkan jika seseorang dapat mencuri tanpa ketahuan para pegawai toko, polisi, dan orang-tua, ia tidak dapat menyembunyikannya dari Yehuwa. Hal itu pasti akan tersingkap.—Yesaya 29:15.
Ingatlah juga bahwa dosa mengeraskan seseorang. (Ibrani 3:13) Pencuri kecil-kecilan cenderung meningkat menjadi tindakan-tindakan yang lebih tidak tahu malu dan nekad. Seorang remaja bernama Roger, misalnya, memulai kehidupan kejahatannya dengan mencuri uang dari dompet ibunya. Pada akhirnya ia memukul wanita-wanita lanjut usia sampai jatuh ke tanah dan mencuri dompet mereka!
Memerangi Godaan
Tak dapat disangkal, jika seseorang mulai mencuri secara diam-diam, menghentikannya mungkin tidaklah mudah. ”Hal itu semacam kecanduan,” demikian pengakuan seorang remaja. Apa yang dapat membantu seorang remaja untuk mengubah kelakuannya?
Akui dosa Anda kepada Allah. Ia akan ’mengampuni dengan limpahnya’ orang-orang yang bertobat atas kesalahan-kesalahan mereka dan secara terus terang mengaku kepada-Nya.—Yesaya 55:7.
Dapatkan bantuan. Banyak pembaca dari majalah ini telah mengenal sidang Kristen dari Saksi-Saksi Yehuwa di daerah mereka. Orang-orang demikian dapat mencari para pengawas Kristen setempat dan meminta bantuan dan nasihat secara rohani. (Yakobus 5:14, 15) Para orang-tua yang memiliki prinsip-prinsip moral yang baik dapat juga terbukti menjadi sumber bantuan dan dukungan. Jika sakit hati, kepedihan, atau sekadar rasa bosan ada di balik perbuatan jahat, berbicara tentang segala sesuatu dengan seorang pendengar yang menghibur bisa terbukti sangat bermanfaat.—Amsal 12:25.
Berikanlah ganti rugi. Di bawah Hukum Musa, para pencuri dituntut untuk mengganti barang-barang yang dicuri berikut bunganya. (Imamat 6:4, 5) Melakukan hal serupa bukan hanya membantu membersihkan hati nurani seseorang tetapi juga mengingatkan seseorang akan penderitaan atas diri orang lain yang disebabkan oleh mencuri. Alkitab menjanjikan bahwa apabila seseorang ”membayar ganti rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup . . . ia pasti hidup, ia tidak akan mati”.—Yehezkiel 33:15.
Menahan perasaan iri dan tamak. Yang terakhir dari Sepuluh Perintah adalah, ”Jangan mengingini . . . apapun yang dipunyai sesamamu.” (Keluaran 20:17) Jika ada sesuatu yang Anda benar-benar butuhkan—atau inginkan—tetapi tidak mampu membeli, barangkali Anda dapat menemukan cara mendapatkan uang untuk membelinya. Rasul Paulus menasihati, ”Hendaklah orang yang mencuri jangan mencuri lagi, tetapi sebaliknya hendaklah ia bekerja keras, melakukan dengan tangannya apa yang adalah pekerjaan baik.”—Efesus 4:28.
Waspadalah terhadap teman bergaul Anda. ”Jika Anda bersama seorang teman atau sekelompok teman yang melakukan sesuatu yang salah atau melakukan kejahatan,” demikian penulis Denise Lang mengingatkan, ”Anda juga akan dianggap bersalah hanya karena berada di tempat kejadian bersama mereka.” Miliki kekuatan untuk mengatakan tidak jika teman-teman sebaya mengajak melakukan sesuatu yang melanggar hukum.—Amsal 1:10-19.
Pertimbangkan kerugian yang ditimbulkan atas orang-orang lain karena mencuri. Seorang pencuri hanya memikirkan dirinya sendiri. Tetapi Yesus menasihati kita, ”Karena itu, segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, kamu juga harus lakukan demikian kepada mereka.” (Matius 7:12) Apabila seseorang belajar untuk memperhatikan orang-orang lain, ia tidak terdorong untuk melakukan sesuatu yang dapat mengakibatkan kerugian atas orang-orang lain.
Pikirkan konsekuensinya bagi Anda. (Galatia 6:7) Sebaliknya daripada memikirkan tentang betapa senangnya memiliki perhiasan yang gemerlap atau peralatan yang tidak mampu Anda beli, pikirkan tentang betapa malunya jika tertangkap dan dihukum; pikirkan celaan yang akan Anda datangkan atas orang-tua Anda dan atas diri Allah! Anda pasti akhirnya akan menyimpulkan bahwa mencuri sama sekali bukan gagasan yang baik.
-