-
Dapatkah Anda Menaklukkan Kanker?Sedarlah!—1986 (No. 19) | Sedarlah!—1986 (No. 19)
-
-
Operasi adalah pengangkatan tumor yang tumbuh dan mungkin juga jaringan-jaringan di sekitarnya.
-
-
Dapatkah Anda Menaklukkan Kanker?Sedarlah!—1986 (No. 19) | Sedarlah!—1986 (No. 19)
-
-
Di masa lampau, operasi kanker payudara sering menyangkut mastektomi yang radikal—pemotongan yang merusak bentuk payudara, dan jaringan otot di sekelilingnya serta simpul (getah bening). Apakah itu masih dianggap perlu? Dr. Bernard Fisher, seorang ahli bidang kanker payudara, menyimpulkan bahwa selain mastektomi radikal yang umumnya tidak dibenarkan ”juga mastektomi sederhana, pengambilan semua jaringan payudara, nampaknya tidak lebih mampu untuk menyelamatkan dari pada sekedar lumpektomi [pengangkatan sebuah benjolan saja] dengan maupun tanpa pengobatan radiasi”.
-
-
”Kanker—Saya Menaklukkannya”Sedarlah!—1986 (No. 19) | Sedarlah!—1986 (No. 19)
-
-
”Kanker—Saya Menaklukkannya”
ROSE MARIE seorang penduduk Texas yang bahagia dan ramah berusia 60-an. Ia pertama mengetahui bahwa ia mengidap tumor pada tahun 1964, kira-kira pada masa menopausenya. Di sini ia menguraikan ceritanya yang menganjurkan,
Waktu saya mula-mula tahu ada benjolan pada payudara, saya kuatir apa gerangan benjolan tersebut. Maka suami saya membawa saya ke rumah sakit untuk diperiksa. Saat-saat itu menakutkan—duduk dan menantikan keputusan. Sewaktu akhirnya diberitahukan bahwa kemungkinan ada kanker pada payudara, rasanya seolah-olah perut saya kena tendang. Kemudian mulailah masa penuh kebimbangan—apa yang seharusnya kami lakukan? Beberapa dokter menganjurkan operasi, dan dokter-dokter lain menganjurkan pengobatan lain. Bagaimana keputusan kami?
Suami saya berbicara dengan temannya seorang dokter yang berkata bahwa walaupun kebanyakan benjolan di payudara jinak, ada kemungkinan bisa menjadi ganas. Maka pilihannya, apakah kami lebih baik bersikap untung-untungan serta menunda operasi atau benjolan yang mengganggu itu harus segera dikeluarkan? Kami memutuskan bersama bahwa saya akan menerima operasi. Benjolan tersebut diangkat dan dinyatakan tidak ganas. Saya merasa lega.
Tahun 1965 saya menemukan benjolan lain pada payudara yang sama. Ini suatu kemunduran tapi bukan kekalahan. Saya menjalani operasi sekali lagi, dan benjolan tersebut juga jinak. Secara kiasan, saya menahan napas karena segala sesuatu berjalan baik selama dua tahun. Kemudian, pada tahun 1967, benjolan ketiga muncul pada payudara yang sama. Para dokter memerintahkan suatu biopsi yang teliti dan ternyata benjolan tersebut ganas. Payudara harus diangkat. Maka sebulan kemudian saya menjalani mastektomi yang ”sederhana”.
Delapan tahun berlalu tanpa ada kesulitan lebih lanjut. Saya mulai merasa telah dapat mengalahkan kanker. Tetapi pada tahun 1975 saya menemukan sebuah benjolan pada payudara yang lain. Melihat sejarah saya yang lalu, para dokter memilih mastektomi payudara itu. Supaya kanker tidak menyebar, mereka juga menetapkan serangkaian pengobatan radiasi. Saya harus mengakui bahwa prosedur ini menakutkan saya. Mengapa demikian?
Setiap kali, saya harus menunggu bersama orang lain yang juga menjalani pengobatan radiasi. Muka dan tubuh mereka ditandai pewarna merah sebagai target untuk tembakan radiasi. Ini menggelisahkan perasaan. Kemudian saya harus pergi sendiri ke ruangan radiasi yang khusus ini. Semua itu nampaknya begitu mengerikan karena saya tahu tenaga yang tidak kelihatan ini akan menghancurkan jaringan tubuh saya, yang ganas maupun yang baik. Bagaimanapun juga, saya menerima pengobatan radiasi 30 kali dalam jangka waktu kira-kira 15 minggu. Sejak itu, saya hanya memerlukan dua operasi kecil untuk tumor yang jinak pada punggung dan kepala saya.
-