PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kata Pengantar
    Sadarlah!—2023 | No. 1
    • Kata Pengantar

      Air bersih sulit didapat. Laut kita tercemar. Hutan kita rusak. Udara yang kita hirup sangat kotor. Jelaslah, ada yang tidak beres dengan bumi kita. Apakah masih ada harapan untuk bumi? Jawabannya ada di majalah ini.

  • Air Bersih
    Sadarlah!—2023 | No. 1
    • Tangan seorang wanita yang mengambil air dari sungai.

      BUMI KITA SEMAKIN RUSAK

      AIR BERSIH

      TANPA air, khususnya air bersih, tidak akan ada kehidupan. Air adalah unsur utama dari semua makhluk hidup. Air yang dibutuhkan manusia, binatang, dan tumbuhan bisa didapatkan dari danau, sungai, rawa, dan air tanah.

      Air Bersih Kita Terancam

      Sebagian besar permukaan bumi adalah air. Tapi menurut Organisasi Meteorologi Dunia, air bersih yang bisa digunakan ”hanya 0,5 persen dari total air yang ada di Bumi”. Jumlah air yang kelihatannya sedikit ini sebenarnya cukup untuk kebutuhan semua makhluk hidup di bumi. Tapi, sebagian besar dari air itu mulai tercemar atau sulit didapat karena perubahan iklim dan kebutuhan yang semakin meningkat. Para ahli memperkirakan bahwa dalam 30 tahun ke depan, lima miliar orang akan sulit mendapatkan air bersih.

      Bumi Dirancang untuk Memulihkan Diri

      Proses alami yang ada di bumi menjaga agar persediaan air kita tetap ada. Selain itu, tanah, makhluk hidup di air, dan bahkan sinar matahari bekerja sama untuk membuat air menjadi bersih. Perhatikan beberapa contoh yang membuktikan bahwa bumi kita dirancang untuk memulihkan diri.

      • Tanah bisa menyaring banyak zat berbahaya dari air dengan sangat baik. Ada juga beberapa jenis tanaman di rawa yang terbukti bisa menyingkirkan nitrogen, fosfor, dan pestisida.

      • Para ilmuwan sudah lebih memahami caranya alam membersihkan air yang tercemar oleh limbah organik. Zat-zat berbahaya diencerkan oleh air yang mengalir lalu diurai oleh bakteri.

      • Kerang air tawar bisa membersihkan air dari zat-zat kimia yang berbahaya hanya dalam beberapa hari. Bahkan, cara mereka membersihkan air mungkin lebih efektif daripada instalasi pengolahan air.

      • Air bisa tetap ada di bumi karena adanya siklus hidrologi, atau siklus air. Siklus ini dan berbagai proses alami lainnya membuat air yang menguap tidak keluar dari atmosfer atau hilang dari bumi.

        TAHUKAH ANDA?

        Tanah—Filter Air Alami

        Saat air meresap ke dalam tanah, tanah bisa menyaring unsur logam, zat kimia yang beracun, limbah organik, dan zat berbahaya lainnya dari air itu. Waktu mencapai lapisan air tanah, air itu bahkan sudah aman untuk diminum.

        Gambar yang menunjukkan bagaimana tanah menyaring air yang tercemar. Air hujan yang terserap ke dalam tanah melewati berbagai lapisan tanah, termasuk batu dan tanah liat, sampai air mencapai lapisan air tanah.

        Pasir dan Kerikil

        Partikel pasir dan kerikil berfungsi seperti saringan yang bisa menangkap zat-zat yang tidak diinginkan.

        Mikroorganisme

        Bakteri yang ada di tanah bisa mengubah zat yang beracun bagi manusia menjadi tidak beracun. Bahkan, beberapa bakteri bisa mengurai minyak yang beracun menjadi karbon dioksida dan air.

        Zat Kimia yang Bermuatan Listrik

        Tanah yang mengandung zat kimia bermuatan listrik, meskipun sedikit, bisa menarik zat kimia beracun yang muatan listriknya berlawanan. Misalnya, tanah liat yang bermuatan negatif bisa menyaring partikel amonium yang bermuatan positif, yang sangat beracun untuk makhluk hidup di air.

      Upaya Manusia Saat Ini

      Gambar: 1. Seorang pria memperbaiki kebocoran oli pada mobilnya. Dia menggunakan baskom untuk menampung oli yang menetes. 2. Seorang pria membawa botol-botol yang tadinya berisi bahan kimia ke pusat daur ulang.

      Kita bisa ikut mencegah pencemaran sumber air bersih dengan memperbaiki kebocoran oli dan membuang zat beracun dengan cara yang benar

      Para ahli menyarankan kita untuk menghemat air dan mencegah pencemaran air sebisa mungkin. Beberapa cara untuk mencegah pencemaran air adalah dengan memperbaiki kebocoran oli pada kendaraan, tidak membuang obat ke dalam kloset, dan tidak membuang zat beracun ke dalam saluran pembuangan air.

      Para peneliti juga menemukan cara baru yang luar biasa untuk memisahkan garam dari air laut. Dengan begitu, diharapkan persediaan air bersih bisa meningkat.

      Tapi masalahnya, untuk memisahkan garam dari air laut dalam jumlah besar, dibutuhkan biaya yang sangat mahal dan energi yang sangat besar. Memang saat ini sudah ada kemajuan dalam mengelola air bersih. Meski begitu, dalam laporan tahun 2021 tentang pengelolaan air bersih, salah satu lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, ”Di seluruh dunia, kemajuan yang sudah ada sekarang perlu ditingkatkan dua kali lipat.”

      Harapan dari Alkitab

      ”Allah . . . mengangkat titik-titik air. Kabut itu terbentuk menjadi hujan. Lalu awan-awan mencurahkannya, turun ke atas umat manusia.”—Ayub 36:​26-28.

      Allah menciptakan siklus alam supaya air bersih tetap ada di bumi.—Pengkhotbah 1:7.

      Pencipta kita merancang berbagai proses yang membuat air menjadi bersih. Menurut Anda, apakah masuk akal untuk percaya bahwa Dia sanggup dan mau memulihkan persediaan air bersih? Lihat artikel ”Allah Berjanji Bumi Kita Akan Bertahan” di halaman 15.

  • Laut
    Sadarlah!—2023 | No. 1
    • Seorang penyelam sedang menyelam di laut. Dia dikelilingi berbagai ikan, terumbu karang, dan tumbuhan laut yang warna-warni.

      Georgette Douwma/Stone via Getty Images

      BUMI KITA SEMAKIN RUSAK

      LAUT

      LAUT tidak hanya menghasilkan makanan yang kita santap tapi juga banyak bahan untuk obat yang kita konsumsi. Laut juga menghasilkan lebih dari setengah oksigen di bumi dan menyerap emisi karbon yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Selain itu, laut menjaga iklim kita tetap stabil.

      Laut Kita Terancam

      Perubahan iklim mengancam kehidupan terumbu karang, kerang, dan makhluk hidup di laut lainnya. Para peneliti memperkirakan bahwa hampir semua terumbu karang akan mati dalam waktu 30 tahun ke depan. Padahal, terumbu karang menunjang kehidupan dari setidaknya 25 persen makhluk hidup di laut yang sudah kita ketahui.

      Menurut para ahli, hampir 90 persen burung laut mungkin telah memakan plastik, dan sampah plastik di laut membunuh jutaan binatang laut setiap tahun.

      Pada tahun 2022, António Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan, ”Selama ini, kita tidak menjaga laut dengan baik. Akibatnya, laut kita sedang ada dalam keadaan darurat.”

      Bumi Dirancang untuk Memulihkan Diri

      Laut dan kehidupan di dalamnya bisa membersihkan dan memperbaiki diri kalau tidak dicemari secara berlebihan oleh manusia. Buku Regeneration: Ending the Climate Crisis in One Generation menjelaskan bahwa waktu sebagian area laut bebas dari limbah industri, ”kemampuan alami laut untuk memulihkan diri di area itu jadi tidak terhambat”. Perhatikan beberapa contoh berikut:

      • Mikroorganisme laut yang disebut fitoplankton menyerap karbon dioksida, yang dianggap sebagai gas yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Jumlah karbon dioksida yang diserap fitoplankton hampir sama dengan jumlah total karbon dioksida yang diserap semua pohon, rumput, dan tumbuhan lainnya di bumi.

      • Bakteri memakan bangkai ikan, yang bisa mencemari laut. Lalu, bakteri itu dimakan oleh binatang laut lainnya. Menurut situs web Smithsonian Institution Ocean Portal, siklus ini ”menjaga laut tetap bersih dan jernih”.

      • Air laut yang asam membahayakan terumbu karang, kerang, dan binatang laut lainnya. Nah, banyak binatang laut punya sistem pencernaan yang berperan dalam mengurangi keasaman air laut.

        TAHUKAH ANDA?

        Manfaat Lamun bagi Laut

        Gambar yang menunjukkan ombak yang sedang bergerak menuju pantai. Di bawah ombak itu, terlihat dasar laut, lamun, dan binatang laut. Waktu ombak menghampiri pantai, lamun mengurangi ukuran dan kecepatan ombak serta menahan batu dan pasir. Ikan dan binatang laut lainnya mencari makanan di sekitar lamun. Air di pinggir pantai jadi lebih bersih, dan ombaknya jadi lebih tenang.

        Lamun adalah rumput yang tumbuh di dasar laut. Tumbuhan ini menahan partikel pasir dan batu yang terbawa arus dan menjaga pasir di sekitarnya tetap pada tempatnya. Selain itu, lamun mengurangi penyakit pada terumbu karang dan melindungi garis pantai dengan cara meredam kekuatan ombak dan mengurangi erosi.

      Upaya Manusia Saat Ini

      Gambar: 1. Di dapur, seorang pria mengeluarkan barang belanjaan dari kantong belanja yang bisa digunakan berkali-kali. 2. Seorang wanita mengisi botol minumnya, yang bisa digunakan berkali-kali, dengan air keran yang bisa diminum.

      Kita bisa ikut mengurangi sampah plastik di laut dengan menggunakan kantong belanja dan botol minum yang bisa dipakai berkali-kali

      Laut tidak perlu dibersihkan kalau tidak ada sampah yang masuk ke laut. Jadi, para ahli menyarankan kita untuk menggunakan kantong belanja, alat makan, dan wadah yang bisa dipakai berulang kali daripada menggunakan barang-barang plastik sekali pakai.

      Tapi itu saja tidak cukup. Baru-baru ini, sebuah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan membersihkan sampah yang terbawa ombak ke pantai. Dalam satu tahun, mereka mengumpulkan sekitar 8.300 ton sampah dari 112 negara. Tapi, jumlah itu hanya sekitar seperseribu dari jumlah sampah yang masuk ke laut setiap tahun.

      Menurut National Geographic, ”pengasaman [air laut] yang terjadi sampai saat ini mungkin tak bisa dibalikkan”. Perekonomian dunia sangat bergantung pada bahan bakar yang murah. Tapi, polusi yang dihasilkan tidak sebanding dengan kemampuan binatang laut untuk membersihkan air laut. Ini ”bukan pertarungan yang seimbang”.

      Harapan dari Alkitab

      ”Bumi penuh dengan apa yang Kaubuat. Laut begitu besar dan luas, di dalamnya ada banyak sekali makhluk hidup, besar dan kecil.”—Mazmur 104:​24, 25.

      Laut dan kemampuannya untuk membersihkan diri adalah hasil karya Pencipta kita. Dia tahu banyak tentang laut dan segala kehidupan di dalamnya. Jadi menurut Anda, apakah masuk akal untuk percaya bahwa Dia sanggup memperbaiki kerusakan yang terjadi pada laut kita? Lihat artikel ”Allah Berjanji Bumi Kita Akan Bertahan” di halaman 15.

  • Hutan
    Sadarlah!—2023 | No. 1
    • Seorang wanita berjalan di jembatan gantung di sebuah hutan hujan.

      BUMI KITA SEMAKIN RUSAK

      HUTAN

      HUTAN disebut sebagai ”paru-paru dunia”. Kenapa? Pohon menyerap karbon dioksida, gas yang berbahaya bagi manusia. Pohon juga menghasilkan oksigen, gas yang penting untuk kehidupan. Sekitar 80 persen tumbuhan dan binatang yang ada di darat hidup di hutan. Tanpa hutan, kita tidak bisa bertahan hidup.

      Hutan Kita Terancam

      Miliaran pohon ditebang setiap tahun, dan kebanyakan lahannya digunakan untuk pertanian. Kalau kita membandingkan keadaan bumi sekarang dengan keadaan bumi sekitar tahun 1950, kita sudah kehilangan setengah dari hutan hujan yang ada di bumi.

      Saat sebuah hutan musnah, semua kehidupan yang ada di dalamnya juga ikut musnah.

      Bumi Dirancang untuk Memulihkan Diri

      Hutan gundul punya kemampuan yang luar biasa untuk memulihkan diri. Baru-baru ini, para ahli ekologi menemukan bahwa hutan yang gundul bisa tumbuh lagi dengan sendirinya dan menjadi sehat kembali tanpa membutuhkan waktu yang lama. Perhatikan beberapa contoh berikut:

      • Para ahli meneliti lebih dari 2.200 lahan kosong di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika Barat. Lahan kosong itu tadinya adalah hutan yang ditebang untuk dijadikan lahan pertanian. Menurut hasil penelitian mereka yang dimuat di majalah Science, kondisi tanah di lahan-lahan itu ternyata kembali subur dalam waktu kurang dari sepuluh tahun. Selain itu, mereka memperkirakan bahwa lahan-lahan tadi bisa kembali dipenuhi dengan berbagai jenis pohon dan makhluk hidup lainnya dalam waktu sekitar 100 tahun.

      • Baru-baru ini, para ilmuwan di Brasil membandingkan hutan gundul yang ditanami oleh manusia dengan yang dibiarkan tumbuh secara alami. National Geographic melaporkan, ”[Para ilmuwan itu] senang karena ternyata hutan gundul itu sebenarnya tidak perlu ditanami pohon.” Hanya dalam lima tahun, hutan yang dibiarkan tumbuh secara alami ”penuh dengan pohon-pohon yang biasa tumbuh di daerah itu”.

        TAHUKAH ANDA?

        Dari Lahan Pertanian Menjadi Hutan

        Ilustrasi yang menunjukkan sebuah hutan gundul yang tadinya dipakai sebagai lahan pertanian. Sepuluh tahun kemudian, tanah menjadi subur lagi. Seratus tahun kemudian atau lebih, hutan diperkirakan kembali rimbun.

        Hutan gundul yang tadinya dijadikan lahan pertanian punya kemampuan luar biasa untuk memulihkan diri secara alami tanpa bantuan manusia. Kemampuan ini juga dimiliki oleh hutan yang rusak karena penyebab-penyebab lain.

      Upaya Manusia Saat Ini

      Di seluruh dunia, orang-orang berupaya melindungi hutan dan memulihkan hutan yang sudah rusak. Hasilnya, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, ”penebangan hutan di seluruh dunia berkurang sebanyak lebih dari 50 persen” dalam 25 tahun terakhir ini.

      Tapi, upaya itu tidak cukup untuk menyelamatkan hutan kita. Sebuah laporan dari organisasi Global Forest Watch mengatakan, ”Angka kerusakan hutan tropis tidak banyak berubah selama beberapa tahun ini.”

      Penebangan liar menghasilkan triliunan rupiah, dan itulah alasan utama manusia merusak hutan tropis.

      Anggota tim pengelola hutan sedang memeriksa pohon-pohon di hutan.

      Tim pengelola hutan melindungi hutan dengan menebang pohon yang cukup umur dalam jumlah yang masuk akal dan menanam pohon yang baru

      Harapan dari Alkitab

      ”Allah Yehuwaa membuat tanah menumbuhkan pohon-pohon yang indah dan yang buahnya bisa dimakan.”—Kejadian 2:9.

      Sang Pencipta merancang hutan dengan kemampuan untuk terus memberikan manfaat bagi manusia selama manusia tidak merusaknya. Dia ingin menjaga hutan dan semua kehidupan yang ada di dalamnya.

      Alkitab menunjukkan bahwa Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang egois merusak bumi dan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Lihat artikel ”Allah Berjanji Bumi Kita Akan Bertahan” di halaman 15.

      a Yehuwa adalah nama Allah.—Mazmur 83:18.

  • Udara
    Sadarlah!—2023 | No. 1
    • Di bawah langit biru yang cerah, sepasang suami istri berjalan di kaki bukit yang bersalju. Mereka menatap danau yang dikelilingi oleh pegunungan yang penuh dengan pohon.

      BUMI KITA SEMAKIN RUSAK

      UDARA

      KITA butuh udara untuk bernapas. Selain itu, lapisan udara yang menyelimuti bumi (atmosfer) melindungi kita dari sebagian besar radiasi matahari yang berbahaya dan menjaga bumi kita agar tidak membeku.

      Udara Kita Terancam

      Polusi udara mengancam kehidupan di bumi. Hanya satu persen dari penduduk dunia menghirup udara bersih yang sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia.

      Polusi udara bisa menyebabkan penyakit pernapasan, kanker paru-paru, serta penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Setiap tahun, ada sekitar tujuh juta orang yang mengalami kematian dini akibat polusi udara.

      Bumi Dirancang untuk Memulihkan Diri

      Bumi kita punya kemampuan untuk terus menyediakan udara bersih bagi semua makhluk hidup. Tapi, proses alami ini baru bisa berjalan dengan baik kalau manusia tidak mencemari udara secara berlebihan. Perhatikan beberapa contoh bagaimana bumi membersihkan udara.

      • Kita semua tahu bahwa hutan bisa menyerap karbon dioksida yang ada di udara. Tapi, belum banyak yang tahu bahwa hutan bakau yang ada di pinggir pantai juga punya peran yang sangat penting untuk membersihkan udara. Hutan bakau bisa menyerap karbon dioksida lima kali lebih banyak daripada hutan tropis.

      • Menurut penelitian baru-baru ini, beberapa jenis rumput laut, misalnya kelp, tidak hanya menyerap karbon dioksida dari udara tapi juga menguburnya. Rumput laut punya kantong-kantong kecil berisi udara sehingga mereka bisa mengapung jauh sampai ke tengah laut. Setelah jauh dari pantai, kantong-kantong itu meletus, dan rumput laut yang penuh dengan karbon dioksida tenggelam ke dasar laut. Tampaknya, karbon dioksida yang terbawa oleh rumput laut itu tetap terkubur sampai ratusan tahun.

      • Kemampuan udara untuk memulihkan diri dari polusi yang parah terlihat selama lockdown saat pandemi COVID-19. Pada tahun 2020, kualitas udara meningkat dengan sangat cepat karena hampir tidak ada polusi yang dihasilkan oleh pabrik dan kendaraan bermotor. Menurut sebuah laporan dari tahun 2020 tentang kualitas udara (”2020 World Air Quality Report”), lebih dari 80 persen negara yang diikutsertakan dalam laporan itu menyatakan bahwa udara mereka lebih bersih tidak lama setelah lockdown dimulai.

        TAHUKAH ANDA?

        Udara Kita Bisa Bersih Lagi

        Grafik yang menunjukkan tingkat partikel halus (PM 2,5) di New Delhi, India. Di Januari 2020, angkanya mencapai 128,1 (yang berarti masuk kategori tidak sehat). Lalu di Agustus 2020, angkanya turun menjadi sedikit di bawah 35,5 (yang berarti masuk kategori sedang).

        Di kota New Delhi, India, selama lockdown saat pandemi COVID-19, polusi udara yang disebabkan oleh pabrik dan kendaraan bermotor menurun drastis. Tingkat partikel halus (PM 2,5) yang mencemari udara turun dengan sangat cepat. Partikel halus ini (berukuran 0,0025 mm atau lebih kecil) bisa menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit serius lainnya. Memang, kondisi udara yang membaik ini hanya berlangsung sementara. Tapi, ini menunjukkan bahwa udara kita bisa memulihkan diri dengan cepat dari polusi yang parah.

        Kota New Delhi, India, pada akhir 2019, yang penuh dengan asap polusi yang tebal.

        © Amit kg/Shutterstock

        Akhir 2019

        Kota New Delhi, India, selama lockdown COVID-19, yang terlihat bersih karena berkurangnya polusi udara.

        © Volobotti/Shutterstock

        Selama lockdown COVID-19

      Upaya Manusia Saat Ini

      Seorang pria memarkir sepedanya di parkiran tempat kerjanya.

      Bepergian menggunakan sepeda bisa membantu mengurangi polusi udara

      Pemerintah di berbagai negara terus mengimbau pabrik-pabrik untuk mengurangi polusi udara. Selain itu, para ilmuwan terus menemukan cara untuk mengurangi efek dari polusi. Misalnya, mereka menggunakan bakteri untuk mengubah zat yang mencemari udara menjadi tidak berbahaya. Para ahli juga menyarankan orang-orang untuk menggunakan peralatan yang lebih hemat energi di rumah dan untuk berjalan atau bersepeda daripada menggunakan kendaraan bermotor.

      Seorang wanita memasak sambil duduk di lantai di rumahnya yang sederhana. Kompornya sederhana tapi polusi yang dihasilkan hanya sedikit.

      Beberapa pemerintah menyediakan kompor yang lebih ramah lingkungan untuk masyarakat, tapi banyak negara belum memiliki program ini

      Tapi itu saja tidak cukup. Masalah ini dibahas dalam sebuah laporan pada tahun 2022, yang disusun oleh berbagai organisasi internasional, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan Bank Dunia.

      Dalam laporan itu dikatakan bahwa pada tahun 2020, sekitar sepertiga penduduk dunia menggunakan kompor yang menyebabkan polusi udara. Di banyak daerah, kebanyakan orang tidak mampu membeli kompor yang lebih modern atau sulit mendapatkan bahan bakar yang ramah lingkungan.

      Harapan dari Alkitab

      ”Inilah yang dikatakan Allah yang benar, Yehuwa, Pencipta langit dan . . . Allah yang menghamparkan bumi dan hasilnya, Allah yang memberikan napas kepada orang yang ada di sana.”—Yesaya 42:5.

      Allah menciptakan udara yang kita hirup dan siklus alam yang dirancang untuk membersihkan udara. Dia juga benar-benar menyayangi manusia dan punya kekuatan yang tidak terbatas. Jadi, apakah masuk akal kalau Allah tidak akan memperbaiki udara kita yang tercemar? Bacalah artikel ”Allah Berjanji Bumi Kita Akan Bertahan”.

  • Allah Berjanji Bumi Kita Akan Bertahan
    Sadarlah!—2023 | No. 1
    • Sebuah danau yang dikelilingi pegunungan dan hutan.

      Oleh_Slobodeniuk/E+ via Getty Images

      Allah Berjanji Bumi Kita Akan Bertahan

      ”Bumi lebih tangguh dari yang kita kira.”

      Itulah kesimpulan para ahli dari berbagai negara tentang perubahan iklim. Kalau Anda percaya bahwa ada Pencipta yang peduli kepada manusia, kesimpulan mereka mungkin mengingatkan Anda bahwa Allah sudah merancang banyak proses alami supaya bumi bisa memulihkan diri.

      Meski begitu, karena kerusakan yang diakibatkan manusia sangat parah, bumi tidak bisa benar-benar memulihkan diri. Tapi, Allah mau turun tangan untuk memperbaiki bumi. Kenapa kita bisa yakin bahwa Allah akan melakukannya?

      Ayat-ayat berikut bisa meyakinkan kita bahwa bumi akan bertahan, bahkan menjadi indah lagi.

      • Bumi kita diciptakan Allah. ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”—Kejadian 1:1

      • Allah mengatakan bahwa Dia-lah yang memiliki bumi. ”Yehuwaa-lah pemilik bumi dan segala isinya.”—Mazmur 24:1

      • Allah merancang bumi kita untuk bertahan. ”Dia mendirikan bumi di atas fondasinya; bumi tidak akan goyah selama-lamanya.”—Mazmur 104:5

      • Allah berjanji bahwa akan selalu ada kehidupan di bumi. ”Allah yang benar, Pembuat bumi, . . . menciptakannya bukan tanpa tujuan, tapi membentuknya untuk ditinggali.”—Yesaya 45:18

      • Allah berjanji bahwa manusia akan hidup selamanya di bumi. ”Orang-orang benar akan memiliki bumi, dan mereka akan tinggal di situ selamanya.”—Mazmur 37:29

      Apa yang dilakukan manusia berdampak pada bumi. Tapi kalau dampaknya tidak parah, bumi bisa memulihkan diri. Allah sudah merancang bumi dengan kemampuan itu. Selain itu, Alkitab memberi tahu bahwa pada waktunya, Allah Yehuwa akan menghentikan ulah manusia yang merusak bumi.—Wahyu 11:18

      Setelah itu, Allah akan mengubah bumi kita menjadi tempat tinggal yang bersih dan indah. Dia juga akan dengan murah hati ”memuaskan keinginan semua yang hidup”.—Mazmur 145:16

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan