-
Mengapa Patut Berterima Kasih?Menara Pengawal—1988 (Seri 50) | Menara Pengawal—1988 (Seri 50)
-
-
Mengapa Patut Berterima Kasih?
PERHATIKANLAH sampul muka brosur ini. Itu pasti mengingatkan kita bahwa ada banyak hal yang indah yang dapat menggantikan kejelekan dan kejorokan yang terlihat di mana-mana.
Apakah saudara menghargai hal-hal yang indah? Renungkan sebuah pelangi dengan perpaduan warna-warna yang lembut dan cerah, yang muncul setelah awan gelap suatu badai. Bayangkan sebuah air terjun. Atau coba bayangkan binatang-binatang yang bermain-main dengan anak-anaknya. Bayangkan sebuah taman bunga yang indah atau tuaian gandum yang berlimpah. Memang, ini adalah hal-hal yang biasa bagi banyak orang. Namun apa pengaruhnya bagi diri saudara?
Mudah Dianggap Sudah Semestinya
Pada umumnya, makin sering suatu hal kita alami, makin biasa hal itu bagi kita—dan makin mudah untuk menganggapnya sudah semestinya. Kelemahan ini tampaknya lebih nyata dalam abad ke-20 yang bergerak cepat ini. Namun tidak menyisihkan waktu untuk merenungkan atau menghitung berkat-berkat serta alasan untuk berterima kasih selalu merupakan salah satu kelemahan dari umat manusia yang tidak sempurna.
Sebaliknya, pemazmur Daud, di bawah ilham, sering mengungkapkan perasaan terima kasih dalam nyanyian. Kata-kata berikut yang ditujukan kepada Allah dalam salah satu nyanyian Daud merupakan contoh yang menonjol dari perasaan terima kasih:
”Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu,
bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah
anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu;
segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
kambing domba dan lembu sapi sekalian,
juga binatang-binatang di padang;
burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut,
dan apa yang melintasi arus lautan.
Ya [Yehuwa], Tuhan kami, betapa mulianya namaMu
di seluruh bumi!”—Mazmur 8:4, 5, 7-10.
Perasaan Terima Kasih Dapat Menekan Kesedihan
Perasaan terima kasih dari pemazmur untuk hal-hal yang indah membantu menyingkirkan kemurungan yang ditimbulkan oleh pemandangan yang tidak menyenangkan atau keadaan-keadaan sulit. Saudara juga dapat mengalami hal yang sama. Bagaimana? Dengan berupaya lebih sepenuhnya menghargai banyak hal yang menyenangkan di sekeliling kita. Dengan cara demikian, saudara dapat meningkatkan kebahagiaan saudara dan orang-orang di sekeliling saudara.
Jadi ada baiknya kita membiarkan hal-hal yang indah dan menakjubkan yang kita lihat setiap hari mendorong kita untuk dengan sepenuh hati berterima kasih kepada Pencipta kita yang pemurah. Sekarang pertimbangkan beberapa alasan untuk berterima kasih.
-
-
Alasan-Alasan Tambahan untuk Berterima KasihMenara Pengawal—1988 (Seri 50) | Menara Pengawal—1988 (Seri 50)
-
-
Alasan-Alasan Tambahan untuk Berterima Kasih
UMAT Israel purba mempunyai lebih banyak alasan daripada orang-orang lain untuk menyatakan terima kasih kepada sang Pencipta. Mengapa kita dapat mengatakan hal ini?
Nah, seperti semua orang lain, bangsa Israel mempunyai alasan untuk berterima kasih atas semua perkara yang indah dan menakjubkan yang Allah ciptakan. Tetapi mereka mempunyai alasan tambahan untuk bersyukur karena Yang Mahakuasa telah memilih mereka menjadi umatNya yang istimewa dan memberi mereka perhatian khusus. (Amos 3:1, 2) Pertimbangkan beberapa alasan yang luar biasa untuk berterima kasih.
Dua Kali Luput dari Kematian
Pasti semua orangtua Israel pada malam tanggal 14 Nisan tahun 1513 S.M. benar-benar bersyukur! Pada malam yang penting itu, malaikat Allah membunuh ’semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak manusia sampai anak binatang.’ Namun ia melewati rumah-rumah orang Israel karena darah dari binatang-binatang Paskah telah dipercikkan pada tiang-tiang dan ambang pintu. Dan kesunyian dipecahkan ketika ’kedengaran ratapan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak kematian.’ Tetapi, dalam tiap keluarga Israel anak sulung mereka yang berharga masih hidup dan sehat.—Keluaran 12:12, 21-24, 30.
Tidak lama setelah itu, perasaan terima kasih pasti melimpah dalam hati orang Israel seraya mereka menyaksikan mujizat campur tangan Yehuwa ketika mereka tampaknya telah terjebak di tepi pantai Laut Merah, karena bala tentara Firaun dari Mesir sudah hampir menyusul mereka. Mula-mula, mereka melihat tiang awan yang memimpin mereka bergerak ke belakang mereka, sehingga dengan jitu memperlambat para pengejar. Kemudian orang Israel melihat Musa mengulurkan tangannya ke atas lautan, dan mereka memandang dengan takjub, ketika Allah mendatangkan angin timur yang kuat sepanjang malam, sehingga membelah air dan mengubah dasar laut menjadi tanah kering. Orang Israel hampir tidak membutuhkan dorongan untuk bergegas melewati lorong keselamatan ini yang merupakan persediaan ilahi.
Namun, sekarang ada suatu alasan baru untuk merasa takut! Orang Mesir menyerbu ke dasar laut, yakin dapat menyusul orang Israel. Tetapi lihat! Ketika semua orang Mesir berada dalam lorong yang dibatasi oleh tembok-tembok air tersebut, roda-roda mulai terlepas dari kereta-kereta mereka, dan tidak lama kemudian timbul kekacauan yang besar. Lalu, setelah semua orang Israel berada di seberang dengan selamat, Yehuwa sekali lagi memerintahkan Musa untuk mengulurkan tangannya, ”maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya.” Hasilnya? Tidak seorang pun dari pasukan militer yang dibanggakan Firaun yang angkuh itu dapat meluputkan diri, semuanya tenggelam, demikian pula penguasa yang angkuh itu sendiri. (Keluaran 14:19-28; Mazmur 136:15) Dapatkah saudara bayangkan betapa berterima kasih orang Israel yang telah dibebaskan itu kepada Yehuwa?
Cara-Cara Bertempur yang Luar Biasa dari Allah
Walaupun berterima kasih karena pembebasan mereka dari Mesir dan perjalanan mereka yang tidak dapat dilupakan melewati Laut Merah, orang Israel harus mengalami banyak hal yang meletihkan sebelum mereka sampai ke Negeri Perjanjian. Namun setiap pengalaman selama 40 tahun mengembara di padang gurun seharusnya merupakan alasan tambahan bagi mereka untuk khusus berterima kasih kepada Yehuwa.
Akhirnya, orang Israel menyeberangi Sungai Yordan dan berada di negeri yang Allah berikan kepada mereka. Tidak lama kemudian mereka menyaksikan contoh dari cara Yehuwa bertempur yang sangat menakjubkan demi kepentingan mereka. Bagaimana? Ya, melalui penaklukan dan kehancuran yang menakjubkan dari kota Kanaan pertama yang mereka hadapi—Yerikho! (Yosua, pasal 6) Betapa tidak lazimnya strategi yang Allah atur untuk berbaris mengelilingi Yerikho sambil mengangkut tabut perjanjian! Selama enam hari berturut-turut, mereka berbaris mengelilingi tembok satu kali sehari. Pada hari ketujuh, mereka berbaris mengelilingi tembok tujuh kali. Ketika para imam meniup sangkakala mereka, orang Israel memecah udara dengan ”sorak peperangan yang nyaring,” dan ”runtuhlah tembok itu”! (Ayat 20, NW) Hanya rumah Rahab dan bagian dari tembok di bawahnya tetap tegak. Tembok dari kota yang tampaknya tidak dapat dikalahkan ini telah runtuh, tanpa satu anak panah pun dibidikkan oleh Yosua dan bala tentaranya! Pasti, pengalaman di Yerikho merupakan alasan tambahan yang luar biasa untuk berterima kasih kepada Allah.
Pada peristiwa lain, mereka melihat pertunjukan lebih jauh yang luar biasa dari cara-cara Yehuwa bertempur yang sangat menakjubkan. Ketika bani Gibeon mengadakan perdamaian dengan Israel, lima raja Amori menyatakan perang melawan orang Gibeon. Yosua datang membantu mereka, dan tangan mujizat Yehuwa berulang kali diperlihatkan dalam pertempuran yang terjadi kemudian. Allah mengacaukan orang Amori, ”mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka [Yehuwa] melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati.” Lebih banyak yang menemui ajal karena hujan batu-batu besar itu daripada yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang.—Yosua 10:1-11.
”Di hadapan orang Israel,” Yosua kemudian berbicara kepada Yehuwa dan mengatakan: ”Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!” Hasilnya? ”Maka,” bunyi kisah itu ”berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya.”—Yosua 10:12, 13.
Benar-benar peristiwa yang menakjubkan! Dan benar-benar alasan tambahan lain lagi yang luar biasa bagi umat Yehuwa untuk berterima kasih!
Perasaan Terima Kasih Tidak Lama
Setelah tiap kali menyaksikan campur tangan Yehuwa, orang Israel dipenuhi dengan perasaan terima kasih. Kemungkinan besar, tiap orang Israel berkata dalam hatinya bahwa ia tidak pernah akan melupakan hal-hal yang telah ia lihat. Namun, mengherankan bahwa perasaan terima kasih demikian hanya singkat umurnya. Berulang kali, orang Israel memperlihatkan sikap tidak berterima kasih. Jadi, Allah ’[berulang kali, NW] menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga orang-orang yang membenci mereka berkuasa atas mereka.’—Mazmur 106:41.
Namun, Yehuwa memperlihatkan semangat kemurahan hatiNya yang besar dengan memberikan pengampunan ketika Israel mengalami kesukaran yang sangat besar, bertobat dari haluan mereka yang salah dan tidak tahu berterima kasih, dan berseru kepadaNya memohon bantuan. ”Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka. Ia ingat akan perjanjianNya karena mereka, dan menyesal sesuai dengan kasih setiaNya yang besar.” (Mazmur 106:44, 45) Berkali-kali, Allah mereka yang suka mengampuni membebaskan mereka dari para penindas dan menerima mereka kembali kepada perkenanNya.
Meskipun Allah panjang sabar dan berulang kali mengutus nabi-nabi untuk memperbaiki cara berpikir mereka, orang Israel ternyata tidak dapat diperbaiki. Akhirnya, kesabaran Yehuwa habis, dan Ia membiarkan bangsa Yehuda ditaklukkan oleh Babel pada tahun 607 S.M. Mereka yang tidak dibunuh oleh pasukan Raja Nebukadnezar ditawan ke Babel.
Benar-benar akhir yang celaka bagi sikap tidak tahu berterima kasih dan ketidakloyalan kepada Allah yang terjadi berulang kali! Dan ini terjadi meskipun ada banyak sekali alasan untuk berterima kasih.
Bagaimana orang Kristen dewasa ini dapat menghindar agar tidak membuat kesalahan yang sama dalam hal tidak memperlihatkan terima kasih atas segala sesuatu yang telah Allah Yehuwa lakukan bagi mereka, di samping tindakan kebaikanNya untuk umat manusia pada umumnya? Hal ini akan kita bahas dalam artikel berikut.
-
-
”Perlihatkan Terima Kasihmu”Menara Pengawal—1988 (Seri 50) | Menara Pengawal—1988 (Seri 50)
-
-
”Perlihatkan Terima Kasihmu”
”Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu . . . Dan perlihatkan terima kasihmu.”—KOLOSE 3:15.
1. Terhadap apa orang Kristen harus waspada dalam dunia yang tidak tahu berterima kasih ini?
ABAD ke-20 yang penuh kesukaran ini telah mencapai suatu tingkat sehingga banyak orang lupa bagaimana caranya berterima kasih. Kata-kata penghargaan ”tolong” dan ”terima kasih” semakin lama semakin jarang terdengar. Tidak adanya perasaan terima kasih telah menjadi bagian dari ”udara,” yaitu roh yang mementingkan diri yang menguasai orang-orang di dunia ini. (Efesus 2:1, 2, NW) Walaupun orang Kristen ”bukan dari dunia,” mereka harus hidup di dalamnya selama sistem sekarang ini ada. (Yohanes 17:11, 16) Karena itu, mereka harus berhati-hati agar semangat tidak tahu berterima kasih ini tidak menulari mereka, sehingga menyebabkan perasaan terima kasih mereka berkurang.
2. (a) Dalam beberapa cara apa hamba-hamba Yehuwa dapat menyatakan terima kasih kepadaNya? (b) Apa yang dituntut selain pernyataan terima kasih dengan kata-kata?
2 Penghargaan terhadap kebaikan Allah dapat dinyatakan sering kali dalam percakapan dengan saudara-saudara seiman. Orang Kristen yang berbakti sebagian besar mungkin beberapa kali sehari menyatakan terima kasih kepada Bapa surgawi mereka, Yehuwa, untuk kebaikanNya dengan melakukan ini dalam doa pribadi. Perasaan terima kasih juga diungkapkan dalam doa-doa di sidang dan pada waktu menyanyikan lagu-lagu Kerajaan di perhimpunan. Memang, relatif mudah untuk menyatakan terima kasih dengan kata-kata. Namun, rasul Paulus menganjurkan saudara-saudaranya di Kolose untuk tidak hanya mengatakan bahwa mereka berterima kasih tetapi juga untuk menunjukkan atau dengan jelas memperlihatkan perasaan terima kasih dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ia menulis: ”Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan perlihatkan terima kasihmu.”—Kolose 3:15, NW.
Alasan Berlimpah untuk Berterima Kasih
3. Mengapa kita semua hendaknya berterima kasih kepada Allah?
3 Setiap orang yang hidup mempunyai banyak sekali alasan untuk berterima kasih. Alasan yang paling utama ialah kenikmatan hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang kita miliki atau mungkin rencanakan akan tiba-tiba menjadi tidak berharga jika kita kehilangan kehidupan kita. Pemazmur Daud menganjurkan semua orang untuk mengingat bahwa ”padaMu [Allah Yehuwa] ada sumber hayat.” (Mazmur 36:10) Dan rasul Paulus mengingatkan orang-orang di Atena kepada kebenaran abadi yang sama ketika berbicara di Areopagus. (Kisah 17:28) Ya, bahwa kita hidup, itu saja merupakan alasan yang sangat besar untuk berterima kasih. Dan penghargaan kita akan lebih dalam lagi jika kita mengingat pancaindera yang Allah telah berikan kepada kita—indera perasa, peraba, penciuman, penglihatan, dan pendengaran—sehingga kita dapat menikmati kehidupan dan keindahan ciptaan di sekeliling kita.
4. Apa yang akan melindungi kita agar tidak menganggap berkat-berkat dalam kehidupan sudah semestinya?
4 Namun, banyak orang menganggap hal-hal yang baik ini sudah semestinya. Hanya apabila mereka kehilangan salah satu indera, seperti misalnya penglihatan atau pendengaran, banyak orang akan sadar terhadap berkat-berkat yang tidak mereka hargai sebelumnya pada waktu mereka sehat. Orang Kristen yang berbakti perlu senantiasa berhati-hati agar tidak hanyut ke dalam keadaan kurang penghargaan yang serupa. Mereka harus berusaha keras untuk memelihara sikap berterima kasih yang sama seperti yang diperlihatkan oleh pemazmur yang mengatakan: ”Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya [Yehuwa], Allahku, perbuatanMu yang ajaib dan maksudMu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakan, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.”—Mazmur 40:6.
5. Meskipun Israel mendapat berkat-berkat tambahan dari Yehuwa, haluan yang memalukan apa yang mereka tempuh?
5 Mazmur yang ke-106 memberikan ringkasan berbentuk puisi tentang perbuatan-perbuatan luar biasa yang Yehuwa laksanakan demi kepentingan umatNya, Israel. Cara Allah berurusan dengan mereka merupakan tambahan atas kebaikan dan berkat-berkat yang wajar dalam kehidupan yang Ia karuniakan kepada umat manusia secara umum. Tetapi, meskipun mendapat kelebihan-kelebihan tersebut, pemazmur menyatakan bahwa orang Israel tidak terus memperlihatkan penghargaan untuk berkat-berkat mereka yang unik. Ayat 13 menyatakan: ”Segera mereka melupakan perbuatan-perbuatanNya, dan tidak menantikan nasihatNya.” Tidak, bukanlah berlalunya waktu yang secara perlahan-lahan mengikis rasa syukur mereka, sehingga baru puluhan tahun kemudian mereka lupa akan apa yang telah Allah lakukan bagi mereka. Melainkan, mereka segera lupa—dalam beberapa minggu setelah mujizat-mujizat Yehuwa yang luar biasa demi kepentingan mereka di Laut Merah. (Keluaran 16:1-3) Menyedihkan bahwa peristiwa-peristiwa di kemudian hari memperlihatkan bahwa tidak adanya terima kasih menjadi pola yang tetap dalam kehidupan mereka.
Cara Memperlihatkan Terima Kasih
6. Mengapa tuntutan perpuluhan tidak sulit?
6 Secara terinci, Yehuwa menguraikan tiga cara spesifik bagaimana orang Israel harus memperlihatkan penghargaan yang tulus untuk kebaikanNya. Salah satu ialah mentaati tuntutan perpuluhan dengan memberikan kepada Yehuwa sepersepuluh dari semua hasil tanah dan ternak. (Imamat 27:30-32) Ini tidak sulit, karena Allah adalah sumber dari matahari, tanah yang subur, hujan, dan mujizat pertumbuhan. Jadi, memberikan sepersepuluh kepada imam-imam di tempat kudus Yehuwa merupakan pernyataan terima kasih yang praktis kepada Yehuwa sendiri.
7. (a) Perbedaan besar apa yang ada antara perpuluhan dan memberikan sumbangan kepada Yehuwa? (b) Hal ini memungkinkan Israel untuk menyingkapkan apa tentang diri mereka?
7 Tuntutan lain ialah memberikan sumbangan kepada Allah yang jumlahnya ditentukan oleh sikap hati dari orang Israel secara perorangan. Walaupun jumlahnya tidak ditentukan, sumbangan tersebut harus dari hasil pertama—hasil pertama dari gandum, anggur, dan bulu domba. (Bilangan 15:17-21; Ulangan 18:4) Selain itu, Yehuwa menetapkan agar umatNya ’tidak memberi dengan ragu-ragu’ dan harus memberikan ”yang terbaik dari buah bungaran.” (Keluaran 22:29, NW; 23:19) Hal ini memberi kesempatan kepada orang Israel untuk memperlihatkan perasaan syukur mereka kepada Yehuwa dengan cara yang nyata. Mereka dapat mengungkapkan dalamnya perasaan terima kasih mereka melalui jumlah sumbangan yang diberikan. Apakah mereka hanya akan menyumbangkan satu tandan anggur? Atau apakah hati yang pemurah akan menggerakkan mereka untuk memberikan sekeranjang penuh? Jadi, setiap orang atau keluarga dengan nyata dapat memperlihatkan terima kasih tanpa paksaan.
8. (a) Dua manfaat apa yang diberikan melalui penyelenggaraan pemungutan sisa tuaian? (b) Bagaimana kemurahan dan terima kasih dapat diperlihatkan oleh semua yang terlibat dalam penyelenggaraan memungut sisa tuaian?
8 Cara spesifik yang ketiga untuk memperlihatkan terima kasih ada hubungannya dengan persediaan Allah untuk memungut sisa tuaian. Pada musim menuai, sebagian harus ditinggalkan, tidak dituai, untuk dipungut oleh orang miskin. Hal ini tidak hanya mengajarkan belas kasihan dan timbang rasa terhadap orang miskin tetapi juga memastikan agar mereka tidak mendapatkan nafkah melalui sedekah tanpa mengerahkan usaha apapun, sehingga akan merusak moral. (Imamat 19:9, 10) Berapa banyak yang harus ditinggalkan untuk orang miskin tidak ditentukan. Namun jika petani-petani Israel memperlihatkan semangat murah hati dengan meninggalkan jumlah yang cukup banyak di bagian pinggir ladang mereka dan dengan demikian memperlihatkan kebaikan kepada orang miskin, mereka memuliakan Allah. (Amsal 14:31) Mereka dapat menetapkan sendiri apakah akan membiarkan sisa tuaian untuk daerah yang kecil atau daerah yang luas. Namun Allah memberikan perintah yang tegas untuk berlaku murah hati dengan menginstruksikan agar berkas-berkas yang tidak dituai di ladang dan buah apapun yang dibiarkan pada pohon atau pokok anggur ditinggalkan untuk para pemungut sisa tuaian. (Ulangan 24:19-22) Di lain pihak, para pemungut sisa tuaian dapat memperlihatkan terima kasih mereka sendiri kepada Yehuwa untuk persediaan ini dengan menyumbangkan sepersepuluh dari hasil pungutan mereka kepada tempat ibadatNya.
Kemurahan dari Hati
9. Mengapa mereka yang memperlihatkan sikap mementingkan diri sebenarnya merugikan diri sendiri?
9 Jika orang Israel memberikan banyak sumbangan, berkat Yehuwa akan dilimpahkan ke atas keluarga mereka. (Bandingkan Yehezkiel 44:30; Maleakhi 3:10) Tetapi, meskipun tuaian yang limpah, mereka sering tidak memberikan sumbangan. Maka Allah memberikan peringatan-peringatan melalui raja-raja atau nabi-nabi untuk membangkitkan kembali perasaan terima kasih mereka. Sebenarnya, orang Israel yang mementingkan diri itulah yang rugi, karena Yehuwa tidak dapat memberkati mereka yang tidak memberikan sumbangan yang berkaitan dengan ibadatNya atau bagi orang miskin.
10. (a) Apa hasil-hasil yang membahagiakan dari peringatan Raja Hizkia berkenaan perasaan terima kasih? (b) Apakah keadaan-keadaan ini berlangsung lama?
10 Pada suatu peristiwa, peringatan dari Raja Hizkia menghasilkan perayaan peringatan yang penuh sukacita selama 14 hari di Yerusalem. Rakyat disadarkan kembali secara rohani. Mula-mula, mereka menghancurkan semua peralatan ibadat berhala dan kemudian memberikan persembahan ”bertimbun-timbun. . . . Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji [Yehuwa] dan umatNya, orang Israel.” (2 Tawarikh 30:1, 21-23; 31:1, 6-8) Tetapi, sayang, setelah disadarkan kembali dari waktu ke waktu, umat itu jatuh lagi kepada sikap tidak berterima kasih. Akhirnya, kesabaran Allah habis, dan Ia membiarkan umatNya ditawan di Babel. Kota dan bait mereka yang indah dihancurkan. (2 Tawarikh 36:17-21) Belakangan, setelah dipulihkan, keadaan sekali lagi menjadi begitu serius sehingga Yehuwa menyamakan kekikiran orang Yahudi seperti mencuri dariNya, seolah-olah merampokNya!—Maleakhi 3:8.
11. Prinsip apa, yang dipelajari dari sejarah Israel, dapat mendatangkan manfaat bagi orang Kristen yang hidup pada jaman ini?
11 Prinsip apa yang dapat dipelajari dari sejarah Israel yang tidak stabil? Ini: Selama perasaan terima kasih tetap kuat dalam hati mereka, dengan sukacita mereka memperlihatkan ini dengan memberikan ”bertimbun-timbun” kepada Yehuwa. Namun bila perasaan terima kasih dilupakan atau menjadi sangat kurang, pemberian jasmani yang disertai sukacita benar-benar berhenti. Dapatkah sikap sedemikian buruk diperlihatkan oleh orang Kristen yang berbakti dewasa ini? Ya, karena kita masih tidak sempurna. Betapa senang kita bahwa Allah mencatat cara Ia berurusan dengan Israel sehingga kita, yang hidup pada akhir sistem ini, dapat belajar dan menarik manfaat dari itu!—Roma 15:4; 1 Korintus 10:11.
12. (a) Bagaimana umat Yehuwa dewasa ini berada dalam kedudukan yang serupa dengan orang Israel? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa perlu kita ajukan?
12 Seperti orang Israel, umat Yehuwa dewasa ini mempunyai banyak alasan untuk berterima kasih. Kita juga telah menerima lebih banyak berkat daripada yang dinikmati oleh sesama manusia kita. Sesungguhnya, kita mengetahui jauh lebih banyak tentang maksud-tujuan Yehuwa daripada umat Israel dulu. Kita telah belajar bagaimana Allah rela mengorbankan PutraNya, dan kita mengetahui berkat-berkat yang akan dihasilkan oleh ini bagi mereka yang mendapat perkenan ilahi. Dan dewasa ini kita mendapat hak istimewa untuk berada dalam firdaus rohani, karena sejak 1919, Yehuwa telah menciptakan wilayah rohani yang menakjubkan bagi umatNya. Ya, Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai banyak alasan tambahan untuk berterima kasih. Jadi kita perlu bertanya: Betapa dalam perasaan terima kasih kita kepada Allah? Dan bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita berterima kasih pada abad ke-20 ini?
Persamaan pada Jaman Modern
13, 14. Meskipun orang Kristen tidak berada di bawah Taurat Musa, dapatkah suatu persamaan ditarik bagi mereka dari hukum perpuluhan?
13 Orang Kristen tidak berada di bawah Taurat Musa yang menguraikan cara memperlihatkan terima kasih kepada Allah. (Galatia 3: 24, 25) ”Korban” puji-pujian kita kepada Yehuwa adalah ”ucapan bibir yang memuliakan namaNya.” (Ibrani 13:15) Jadi, inilah cara utama orang Kristen yang berbakti dapat memperlihatkan terima kasih kepada Allah. Namun ada persamaan yang menarik yang dapat dipelajari dari hukum-hukum mengenai perpuluhan, sumbangan dan pemungutan sisa tuaian.
14 Persepuluhan berarti memberikan jumlah spesifik yaitu sepersepuluh—dan tidak ada pilihan dalam hal ini. Demikian pula, dewasa ini ada perintah-perintah spesifik bagi semua hamba Yehuwa, juga tanpa ada pilihan lain. Kita harus berhimpun dengan tetap tentu, dan kita harus memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Yehuwa kepada umum dan membantu orang-orang lain menjadi murid Kristus.—Ibrani 10:24, 25; Matius 24:14; 28:19, 20.
15. Tanda-tanda apa dari hati yang pemurah pada jaman modern serupa dengan yang disingkapkan oleh sumbangan dan penyelenggaraan pemungutan sisa tuaian di Israel purba?
15 Ingat juga, sumbangan-sumbangan dan penyelenggaraan pemungutan sisa tuaian. Jumlah spesifik tidak ditentukan. Alkitab juga tidak menetapkan jumlah waktu tertentu yang harus digunakan oleh setiap Saksi-Saksi Yehuwa dalam dinas suci. Jumlah waktu yang dibaktikan untuk mempelajari Firman Allah dan mengabar kepada orang-orang lain diserahkan kepada motif hati yang pemurah dan tidak mementingkan diri. Demikian pula, banyaknya sumbangan materi untuk memajukan kepentingan Kerajaan harus ditentukan oleh hati setiap pribadi. Dalamnya perasaan terima kasih akan menentukan apakah seorang hamba Allah dewasa ini akan memberikan ”bertimbun-timbun” atau hanya secukupnya. (2 Tawarikh 31:6) Tetapi seperti dalam hal Israel, makin besar seseorang memperlihatkan terima kasihnya, makin limpah berkat-berkat yang akan diterimanya dari Allah.
Cara-Cara Memperlihatkan Terima Kasih
16-18. Dengan cara-cara spesifik apa orang Kristen yang berbakti dapat memperlihatkan terima kasih mereka?
16 Salah satu cara yang paling langsung untuk memperlihatkan terima kasih kepada Yehuwa ialah dengan ambil bagian dalam pelayanan sepenuh waktu. Apakah perasaan terima kasih saudara cukup besar sehingga hati saudara rindu melakukan itu? Telah sering terbukti bahwa seorang perintis yang sukses pertama-tama harus mempunyai keinginan untuk melayani dan kemudian keadaan yang tepat. Bila perasaan terima kasih itu kuat, suatu keinginan yang bersifat mendesak untuk melayani Allah lebih sepenuhnya akan meluap dalam hati yang penuh penghargaan. Demikiankah perasaan saudara? Meskipun keadaan saudara sekarang tidak memungkinkan saudara ambil bagian dalam pelayanan sepenuh waktu, hal ini tidak perlu memadamkan semangat perintis. Saudara dapat memberikan dukungan dan anjuran sepenuh hati kepada para perintis.
17 Jika saudara tidak dapat merintis sekarang, dapatkah saudara menjadi perintis ekstra dari waktu ke waktu? Pada waktu-waktu khusus tiap tahun sidang Kristen menganjurkan upaya yang lebih daripada biasa dalam pekerjaan pengabaran. Sebagai contoh, bulan-bulan liburan ideal bagi banyak saudara, dan pada bulan Oktober ada kegiatan tambahan yang ada hubungannya dengan kampanye langganan majalah [di luar negeri]. Sehubungan dengan waktu yang lebih banyak untuk dinas suci, prinsip bahwa perasaan terima kasih menghasilkan pemberian yang limpah memang benar.
18 Cara lain yang spesifik untuk memperlihatkan terima kasih ialah dengan mendukung program pembangunan teokratis yang sedang dilakukan di seluruh bumi. Di banyak negeri, Balai Kerajaan baru sedang dibangun, dan balai yang sudah ada diperbesar karena jumlah hadirin makin banyak. Balai Kebaktian baru sedang dibangun, dan Rumah Betel serta percetakan-percetakan diperluas. Benar-benar cara yang praktis untuk memperlihatkan terima kasih kepada Yehuwa—dengan menyumbangkan tenaga atau keuangan kita demi kepentingan proyek-proyek pembangunan ini!
Teladan Janda yang Miskin
19. Apa yang paling mengesankan saudara berkenaan janda yang miskin di bait?
19 Teladan yang terkenal dalam Alkitab mengenai memperlihatkan terima kasih melalui pemberian materi dengan murah hati ialah dari janda yang dilukiskan oleh Yesus. (Lukas 21:1-4) Ia pasti menyadari bahwa dua keping mata uangnya begitu kecil nilainya, tidak banyak arti dibanding kekayaan materi dari bait dan mereka yang melayani di sana. Namun ia tidak memandang bait dan imam-imam yang melayani di sana dan berpikir: ’Kehidupan mereka jauh lebih baik daripada saya dan mereka mempunyai bangunan yang lebih baik daripada rumah saya yang sederhana.’ Memang, bait itu jauh lebih mewah dan indah. ”Bangunan itu . . . dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan.” (Lukas 21:5) Namun hal itu tidak menghalangi janda tersebut untuk memberikan sumbangan. Ia ingin memperlihatkan terima kasihnya kepada Yehuwa, bukan kepada orang-orang yang melayani di bait.
20. Bagaimana kita dapat memperlihatkan sikap mengagumkan yang sama seperti diperlihatkan oleh janda yang miskin itu?
20 Umat Yehuwa dewasa ini belajar dari teladan tersebut. Seperti janda miskin itu, mereka tahu bahwa sumbangan mereka, besar atau kecil, diberikan kepada Allah. Dan mereka diyakinkan dengan mengetahui bahwa organisasi Yehuwa di bumi dibangun begitu rupa sehingga tidak ada pribadi manapun yang akan dapat menarik keuntungan bagi diri sendiri. Fasilitas-fasilitas Lembaga dibangun dan dijalankan untuk memperlengkapi orang-orang yang bekerja keras agar mendapatkan hasil maksimum dalam memproduksi Alkitab dan alat-alat bantuan Alkitab yang bermutu dan dalam melayani kepentingan Kerajaan. Ini merupakan pertentangan tajam terhadap penyalahgunaan uang sumbangan yang memalukan yang baru-baru ini dilaporkan berkenaan beberapa penginjil televisi.
Peringatan untuk Berterima Kasih Bermanfaat
21, 22. Apa seharusnya pengaruh yang ditimbulkan oleh peringatan-peringatan yang ramah untuk memperlihatkan terima kasih kita, dalam hati yang penuh penghargaan?
21 Orang Israel terus membutuhkan peringatan tentang kewajiban mereka terhadap Yehuwa, terutama perlunya memperlihatkan semangat berterima kasih. Pada umumnya, bila hal-hal ini ditarik kepada perhatian mereka, perasaan terima kasih dikobarkan kembali dalam hati mereka, dan ini tidak hanya menghasilkan sekedar kata-kata untuk menyatakan penghargaan dan rasa syukur mereka. Mereka rela memberi ”bertimbun-timbun” dari hasil mereka kepada Yehuwa untuk digunakan di rumah ibadatNya.
22 Jadi semoga mereka dari ”Israel milik Allah” jaman sekarang dan ”kumpulan besar” rekan mereka selalu mempunyai perasaan yang sama. (Galatia 6:16; Wahyu 7:9) Semoga hati mereka yang penuh syukur menggerakkan mereka untuk memberikan ”bertimbun-timbun” pujian kepada Yehuwa. Maka mereka benar-benar dapat mengatakan: ”Kami memperlihatkan terima kasih kami kepada Allah kami yang pemurah dan pengasih, Yehuwa.”
-