PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tesalonika, Surat-Surat kepada Orang-Orang
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • [Kotak di hlm. 1024]

      POKOK-POKOK PENTING SATU TESALONIKA

      Anjuran dan nasihat kepada sidang yang relatif baru

      Ditulis oleh Paulus kira-kira tahun 50 M, beberapa bulan setelah ia meninggalkan Tesalonika karena terjadi amuk massa

      Pujian bagi sidang itu (1:1-10)

      Paulus dengan hangat memuji orang Tesalonika atas ketekunan dan pekerjaan yang dihasilkan oleh iman mereka

      Orang Tesalonika telah menjadi teladan bagi orang-orang percaya lainnya karena menerima firman itu dengan mengalami kesengsaraan dan disertai sukacita yang dihasilkan roh Allah

      Di mana-mana dilaporkan bagaimana mereka meninggalkan penyembahan berhala dan berbalik untuk bekerja bagaikan budak bagi Allah yang hidup dan untuk menantikan Yesus

      Teladan Paulus sewaktu berada di antara mereka (2:1-12)

      Setelah diperlakukan dengan hina di Filipi, Paulus memperoleh kekuatan dari Allah dan dengan berani mengabar kepada orang Tesalonika

      Paulus menjauhi kata-kata sanjungan, serta keinginan akan milik orang lain, dan tidak mencari kemuliaan

      Ia tidak mau menjadi beban bagi saudara-saudara, tetapi sebaliknya memperlakukan mereka dengan lembut seperti seorang ibu yang sedang menyusui dan menasihati mereka seperti seorang bapak yang pengasih

      Anjuran untuk tetap teguh meskipun menghadapi penindasan (2:13–3:13)

      Setelah menerima berita yang dinyatakan kepada mereka sebagai firman Allah, saudara-saudara di Tesalonika dianiaya oleh orang-orang senegeri mereka; hal yang sama telah terjadi di Yudea, tempat orang Kristen menderita di tangan orang Yahudi

      Paulus sangat ingin bertemu dengan orang-orang Tesalonika; ketika ia sudah tidak tahan lagi ingin menerima kabar mengenai mereka, ia mengutus Timotius, dan Timotius baru saja kembali membawa kabar baik tentang keadaan rohani mereka

      Paulus berdoa agar mereka terus menikmati pertambahan

      Nasihat sehubungan dengan sikap dan tingkah laku (4:1–5:28)

      Berjalanlah dengan lebih bersungguh-sungguh dalam haluan yang menyenangkan Allah; jauhkan diri dari percabulan

      Kasihilah saudara-saudara hingga taraf yang lebih besar lagi; bekerja dengan tanganmu sehingga orang-orang di luar pun dapat melihat bahwa kamu berjalan dengan sopan

      Hiburlah satu sama lain dengan harapan bahwa pada waktu kehadiran Kristus orang-orang percaya yang diperanakkan roh yang telah meninggal akan dibangkitkan lebih dahulu dan dipersatukan dengan Kristus; selanjutnya, orang-orang yang masih hidup akan bergabung dengannya dan orang-orang yang telah dibangkitkan itu

      Hari Yehuwa akan datang persis seperti pencuri—manakala mereka mengatakan, ”Perdamaian dan keamanan!” tiba-tiba kebinasaan akan datang; mengingat hal ini, tetaplah sadar secara rohani, dilindungi oleh iman dan kasih sebagai pelindung dada dan oleh harapan keselamatan sebagai ketopong

      Milikilah penghargaan yang dalam bagi orang-orang yang memimpin di sidang; hiduplah dengan damai, kejarlah apa yang baik, selalu bersukacita, ucapkanlah syukur, pastikan segala sesuatu, berpeganglah erat pada apa yang baik, dan jauhkan diri dari kefasikan

  • Tesalonika, Surat-Surat kepada Orang-Orang
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • TESALONIKA, SURAT-SURAT KEPADA ORANG-ORANG

      Dua surat terilham dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, mungkin surat-surat pertama yang disusun oleh rasul Paulus, yang mengidentifikasi dirinya sebagai penulis kedua surat ini. (1Tes 1:1; 2:18; 2Tes 1:1; 3:17) Pada waktu kedua surat ini ditulis, Silvanus (Silas) dan Timotius ada bersama Paulus. (1Tes 1:1; 2Tes 1:1) Hal itu membuktikan bahwa surat-surat ini dikirim dari Korintus, karena tidak ada catatan yang memperlihatkan bahwa ketiga-tiganya bekerja sama lagi setelah mereka tinggal di Korintus selama perjalanan utusan injil Paulus yang kedua. (Kis 18:5) Mengingat kegiatan sang rasul selama 18 bulan di Korintus tampaknya dimulai pada musim gugur tahun 50 M, kemungkinan besar kira-kira pada waktu itulah surat pertama ditulis kepada orang Tesalonika. (Kis 18:11; lihat KRONOLOGI [Zaman para rasul yang belakangan].) Surat kedua tentu menyusul tidak lama setelah itu, mungkin sekitar tahun 51 M.

      Dalam semua katalog penting yang berasal dari abad kedua, ketiga, dan keempat M, kedua surat ini dianggap kanonis. Selain itu, isinya selaras sepenuhnya dengan bagian-bagian lain dari Tulisan-Tulisan Kudus dalam hal hamba-hamba Allah dinasihati untuk memelihara tingkah laku yang baik setiap waktu. Yang menarik juga adalah surat-surat ini sangat menonjolkan doa. Paulus, bersama rekan-rekan sekerjanya, selalu mengingat orang-orang Tesalonika dalam doa (1Tes 1:2; 2:13; 2Tes 1:3, 11; 2:13), dan sang rasul menganjurkan mereka, ”Berdoalah dengan tiada henti. Dalam segala hal, ucapkanlah syukur.” (1Tes 5:17, 18) ”Saudara-saudara, teruslah berdoa bagi kami.”—1Tes 5:25; 2Tes 3:1.

      Latar Belakang Satu Tesalonika. Hampir sejak awal sidang jemaat penerima surat Satu Tesalonika mengalami penindasan. Setibanya di Tesalonika, selama tiga Sabat Paulus mengabar di sinagoga di sana. Sejumlah besar orang menjadi orang percaya, dan sebuah sidang didirikan. Akan tetapi, orang-orang Yahudi yang fanatik menggerakkan massa untuk melakukan kekerasan. Karena tidak menemukan Paulus dan Silas di rumah Yason, massa menyeret Yason dan beberapa saudara lainnya ke hadapan para penguasa kota dengan tuduhan menghasut. Hanya setelah memberikan ”cukup jaminan”, Yason dan kawan-kawan dibebaskan. Oleh karena itu, saudara-saudara mengutus Paulus dan Silas ke Berea pada malam hari, tampaknya untuk kepentingan sidang dan keselamatan kedua pria itu.—Kis 17:1-10.

      Setelah itu, selain penindasan yang terus berlangsung (1Tes 2:14), sidang ini tampaknya sangat berdukacita karena kehilangan satu (atau beberapa) dari antara mereka dalam kematian. (4:13) Paulus menyadari tekanan yang menimpa sidang yang baru ini dan sangat mengkhawatirkan akibatnya, maka ia mengutus Timotius untuk menghibur dan menguatkan orang Tesalonika. Sebelumnya sang rasul telah dua kali berupaya untuk mengunjungi mereka, tetapi ’Setan menghalangi jalannya’.—2:17–3:3.

      Ketika menerima laporan Timotius yang membesarkan hati mengenai kesetiaan dan kasih orang Tesalonika, Paulus pun bersukacita. (1Tes 3:6-10) Akan tetapi, mereka membutuhkan anjuran dan nasihat lebih jauh untuk menolak kelemahan-kelemahan daging. Itulah sebabnya, selain memuji orang Tesalonika karena telah bertekun dengan setia (1:2-10; 2:14; 3:6-10) dan menghibur mereka dengan harapan kebangkitan (4:13-18), Paulus menasihati mereka agar terus mengikuti haluan yang diperkenan Allah dan melakukannya dengan lebih bersungguh-sungguh lagi. (4:1, 2) Sang rasul antara lain menasihati mereka untuk menjauhkan diri dari percabulan (4:3-8), saling mengasihi dengan lebih bersungguh-sungguh, bekerja dengan tangan mereka (4:9-12), tetap bangun secara rohani (5:6-10), menghargai orang-orang yang bekerja keras di antara mereka, ’memperingatkan orang yang tidak tertib, dengan perkataan menghibur jiwa-jiwa yang tertekan, mendukung orang yang lemah, berpanjang sabar terhadap semua orang’, dan ’menjauhkan diri dari setiap bentuk kefasikan’ (5:11-22).

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan