PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 15/3 hlm. 26-28
  • Memberitakan Kabar Baik di ”Kota Polinesia” Selandia Baru

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Memberitakan Kabar Baik di ”Kota Polinesia” Selandia Baru
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Subjudul
  • Orang-Orang Samoa Membuat Kemajuan
  • Tanggapan Orang-Orang Niue
  • Publikasi-Publikasi Bahasa Polinesia
  • Bergembira pada Satu Meja Rohani
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 15/3 hlm. 26-28

Memberitakan Kabar Baik di ”Kota Polinesia” Selandia Baru

”KOTA Polinesia Terbesar di Dunia.” Inilah sebutan yang diberikan beberapa orang untuk Auckland, metropolis Selandia Baru. Mengapa? Bukan hanya karena kota ini adalah kampung halaman orang-orang Polinesia penduduk asli Selandia Baru, yaitu orang-orang Maori, tetapi juga karena puluhan ribu orang Polinesia lain tinggal di sana. Pada tahun-tahun belakangan ini, mereka telah beremigrasi dari Samoa Barat, Kepulauan Cook, Tonga, Niue, dan Kepulauan Pasifik lainnya. Ya, sekarang ada lebih banyak orang Maori dari Kepulauan Cook di Selandia Baru daripada yang ada di kelompok Kepulauan Cook itu sendiri! Demikian pula, jumlah penduduk suku Niue di Auckland jauh melebihi mereka yang berada di Niue.

Meskipun orang-orang dari Kepulauan Pasifik ini pindah ke Auckland terutama karena alasan ekonomi, mereka juga memiliki kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Satu alasan penting bagi orang-orang tersebut yang pada dasarnya mengasihi Alkitab adalah kebutuhan rohani mereka. (Matius 5:3, NW) Menyadari hal ini, Saksi-Saksi Yehuwa di Selandia Baru telah mengerahkan upaya yang besar untuk memberitakan ’kabar baik tentang Kerajaan’ kepada penduduk pulau-pulau ini. (Matius 24:14) Apa yang telah dilakukan sehubungan dengan hal ini, dan bagaimana tanggapan penduduk?

Orang-Orang Samoa Membuat Kemajuan

Komentar yang dikemukakan oleh seorang utusan injil di Samoa memberi tahu kita sesuatu tentang pandangan penduduk terhadap hal-hal rohani. ”Pada waktu saudara pertama kali bertemu seseorang di Selandia Baru, ada kebiasaan untuk menanyakan tentang pekerjaan duniawinya,” tuturnya. ”Di Samoa pertanyaan pertama yang diajukan biasanya berkaitan dengan agama yang dianut seseorang.” Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa dua sidang Saksi-Saksi Yehuwa di Auckland yang memakai bahasa Samoa berkembang jauh lebih cepat daripada rata-rata sidang di Selandia Baru.

Sidang Samoa yang pertama di Auckland didirikan pada tahun 1977. Karena pertumbuhan dari Allah, sidang kedua dibentuk tujuh tahun kemudian. (Bandingkan 1 Korintus 3:6.) Dalam dua sidang ini, jumlah keseluruhan ada 154 pemberita Kerajaan, 12 di antaranya aktif dalam dinas sepenuh waktu. Pada hari Minggu, rata-rata lebih dari 275 orang hadir pada perhimpunan berdasarkan Alkitab yang diadakan di Balai Kerajaan.

Saudara-saudara dan saudari-saudari Samoa menanggapi iman mereka dengan serius, sebagaimana ditunjukkan oleh gairah dan tekad yang mereka perlihatkan dalam pekerjaan pemberitaan Kerajaan dan menjadikan murid. (Matius 28:19, 20) Hal ini dapat terlihat dari pengalaman seorang saudari Samoa:

Dalam dinas dari rumah ke rumah, saudari ini bertemu dengan seorang wanita yang mencela bahwa semua agama munafik dan kemudian menutup pintu. Terpaku dan frustrasi, ia bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. ’Saya tidak dapat membiarkan dia berpikir bahwa Saksi-Saksi Yehuwa munafik,’ pikirnya. Maka ia memutuskan untuk meninggalkan sebuah nota. ”Saya menerangkan dengan singkat dasar Alkitab dari pekerjaan saya dan menanyakan apakah ia mau menyediakan waktu bagi saya untuk menjelaskan harapan yang ditawarkan Alkitab. Saya juga mencantumkan nomor telepon saya.”

Saudari ini kemudian melanjutkan pelayanannya, mengunjungi rumah-rumah lain. Ketika ia sampai pada rumah keempat, ia menerima pesan lewat telepon agar kembali menemui wanita yang tadi telah menutup pintu dengan marah. ”Wanita itu meminta maaf atas tanggapannya yang pertama,” cerita saudari ini, ”dan menunjukkan penghargaan atas nota yang saya tinggalkan. Pembahasan yang produktif menyusul dan pengajaran Alkitab di rumah didirikan.”

Juga membesarkan hati melihat semangat utusan injil yang rela berkorban yang ditunjukkan oleh beberapa dari Saksi-Saksi Samoa. Seorang saudara beserta keluarganya pindah dari Auckland ke Wellington pada tahun 1981 untuk membantu kelompok kecil yang bekerja di lingkungan penduduk Samoa di sana. Inti pemberita Kerajaan pada saat itu yang terdiri dari 11 orang telah berkembang menjadi sebuah sidang dengan 47 penyiar. ”Imbalannya jauh melebihi pengorbanan yang telah dibuat,” kata saudara itu. Baru-baru ini, ia dan keluarganya telah menjawab ’panggilan orang-orang Makedonia’ dan pindah kembali ke Samoa Barat. (Kisah 16:9, 10) Yang lain juga kembali ke tempat tinggal mereka yang lama dan terjun dalam dinas perintis istimewa, utusan Injil, atau Betel.

Tanggapan Orang-Orang Niue

Pekerjaan pemberitaan juga terus maju di antara orang-orang Niue di Auckland. Pengawas keliling melaporkan, ”Dalam pelayanan dari rumah ke rumah, menurut kebiasaan kami dipersilakan masuk. Alkitab keluarga umumnya ada di dekat mereka, dan membahas hal ini dianggap sesuatu yang biasa.”

Sekarang ada sidang Niue yang sangat aktif di Auckland. Selama kunjungan pengawas keliling tahun lalu, 76 penyiar Kerajaan yang tergabung di dalamnya dapat menyambut 127 orang pada khotbah umum Alkitab pada hari Minggu. Ada semangat yang bagus di antara saudara-saudara dan saudari-saudari.

”Kunjungan [kami] dianggap sebagai pekan istimewa yang menganjurkan bagi semua,” kata pengawas keliling. ”Setiap acara makan dinikmati bersama dengan seluruh sidang. Ini adalah kesempatan untuk menghidangkan makanan kesukaan orang Niue seperti takihi (sepiring pepaya, taro [talas], dan santan kental yang dibungkus dengan daun pisang), pitako (sepotong roti yang terbuat dari taro, pisang, dan tapioka), dan punu povi (corned beef dalam kaleng), yang kadang-kadang secara kelakar disebut daging bistik dari penduduk kepulauan itu.”

Publikasi-Publikasi Bahasa Polinesia

Untuk memenuhi kebutuhan rohani penduduk Polinesia di Auckland dan di tempat-tempat lain, Lembaga Menara Pengawal telah mengatur untuk memproduksi sejumlah publikasi Alkitab dalam bahasa Polinesia. Misalnya, Menara Pengawal bahasa Rarotonga, atau bahasa Maori Kepulauan Cook, diterbitkan tengah bulanan. Majalah bulanan Menara Pengawal berbahasa Niue juga diterima dengan baik. Kedua edisi Menara Pengawal dalam bahasa Rarotonga dan Niue ini masing-masing oplahnya kira-kira 1.000 eksemplar, dan kira-kira 900 eksemplar edisi bahasa Samoa beredar di Selandia Baru.

Di samping Menara Pengawal, sejumlah buku dan buku kecil tersedia dalam bermacam-macam bahasa Polinesia. Buku Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal, yang diterbitkan dalam bahasa Niue pada tahun 1989, adalah publikasi pertama dalam bahasa itu yang memberikan pengertian tentang ajaran dasar Alkitab. Yang terutama efektif di ladang Maori Kepulauan Cook (Rarotonga) adalah buku Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi dalam bahasa itu. Sebenarnya semua pengajaran Alkitab di rumah dipimpin dengan bantuan buku itu. Kata seorang penatua, ”Bukti bahwa itu merupakan alat bantu pengajaran yang efektif yaitu seorang murid dengan cepat mulai menghadiri perhimpunan.”

Di samping penyiaran publikasi-publikasi ini dari rumah ke rumah seperti biasa, umat Yehuwa menempatkan banyak lektur dalam apa yang dapat disebut kesaksian di pasar barang bekas. Karena ledakan penduduk Polinesia di Auckland pada tahun-tahun belakangan ini, pasar-pasar besar dengan kios-kios sementara yang khusus menjual makanan dan barang-barang kerajinan Kepulauan Pasifik, bermunculan. Kemungkinan sebanyak 25.000 orang datang ke pasar semacam ini pada hari Sabtu pagi. Menggunakan kesempatan ini dengan bijaksana, Saksi-Saksi pergi ke pasar-pasar demikian dan berbicara tentang Kerajaan Allah kepada pemilik kios dan orang-orang yang berbelanja.

Melalui pelayanan mereka, Saksi-Saksi Yehuwa dapat menabur berlimpah benih Kerajaan dan menempatkan sangat banyak bacaan Alkitab kepada orang Polinesia. Kantor cabang Lembaga Menara Pengawal melaporkan bahwa selama tahun dinas 1990, 23.928 bacaan bahasa Polinesia dikirim dari percetakan.

Bergembira pada Satu Meja Rohani

Sadar akan kebutuhan rohani mereka, Saksi-Saksi Polinesia sangat memprioritaskan menghadiri perhimpunan Kristen mingguan di Balai Kerajaan, juga dalam menghadiri kebaktian mereka. (Ibrani 10:23-25) Pada Pesta Distrik ”Keadilan Ilahi” yang diadakan di Auckland pada bulan Desember 1988, acara yang terpisah diadakan dalam bahasa Samoa, Niue, dan Maori Kepulauan Cook. Hal utama dalam acara bahasa Samoa adalah drama Alkitab yang telah dilatih dengan baik dan bersemangat. Saksi-Saksi Niue dan Kepulauan Cook di Auckland menunjukkan sifat Kristen yang suka memberi tumpangan dengan menjadi tuan rumah yang murah hati bagi tamu-tamu yang berasal dari pulau asal mereka. Kebaktian itu ternyata merupakan kesempatan untuk jamuan makan besar dan bergembira pada meja rohani Yehuwa. Pada Pesta Distrik 1990 ”Bahasa yang Murni” di Auckland, ada puncak 503 hadirin dalam acara bahasa Samoa.

Tanggapan positif kepada berita Kerajaan adalah bukti yang nyata bahwa orang-orang dari Kepulauan Polinesia di Pasifik Selatan telah ’mengharapkan hukum Yehuwa’. (Bandingkan Yesaya 42:4, 12.) Sebagai hasilnya mereka dengan sukacita turut serta dalam memberitakan kabar baik di ”kota Polinesia” Selandia Baru.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan