PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ”Sasaran Kebencian oleh Segala Bangsa”
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
    • Pemerintah juga mengendalikan situasi sehingga Hakim Harland B. Howe, dari Vermont, yang diketahui oleh John Lord O’Brian setuju dengan pendiriannya mengenai perkara-perkara demikian, ditunjuk sebagai hakim yang menangani kasus Pengadilan Distrik AS, untuk Distrik New York Bagian Timur. Pengadilan kasus itu mulai berlangsung pada tanggal 5 Juni, dengan Isaac R. Oeland dan Charles J. Buchner, seorang Katolik Roma, sebagai jaksa penuntut. Selama pengadilan berlangsung, Saudara Rutherford memperhatikan bahwa para imam Katolik sering berunding dengan Buchner dan Oeland.

      Seraya kasus itu berjalan, ditunjukkan bahwa para pengurus Lembaga dan para penyusun buku itu tidak berniat mencampuri upaya negara untuk berperang. Bukti yang diajukan selama pengadilan menunjukkan bahwa rencana penulisan buku itu—sesungguhnya, penulisan hampir seluruh manuskripnya—telah terjadi sebelum Amerika Serikat menyatakan perang (pada tanggal 6 April 1917) dan bahwa kontrak asli untuk penerbitan telah ditandatangani sebelum Amerika Serikat mensahkan undang-undang (pada tanggal 15 Juni) yang dikatakan telah dilanggar oleh mereka.

      Pihak penuntut menonjolkan bagian-bagian yang ditambahkan kepada buku itu yang dibuat selama bulan April dan Juni 1917, pada saat tahap pemrosesan buku itu dan pembacaan proofs (cetakan percobaan). Ini mencakup sebuah kutipan dari John Haynes Holmes, seorang pemimpin agama yang telah menyatakan dengan tegas bahwa perang merupakan pelanggaran atas Kekristenan. Sebagaimana dinyatakan oleh salah seorang pembela, komentar pemimpin agama itu, yang diterbitkan di bawah judul A Statement to My People on the Eve of War masih dijual di pasaran Amerika Serikat pada saat pengadilan berlangsung. Sang pemimpin agama ataupun si penerbit tidak diadili karena hal itu. Namun justru Siswa-Siswa Alkitab yang merujuk kepada khotbahnya yang dianggap bersalah karena perasaan yang tercetus di dalamnya.

      Buku ini tidak mengatakan kepada masyarakat di dunia bahwa mereka tidak berhak terlibat dalam peperangan. Namun, dalam menjelaskan nubuat, buku itu memang mengutip petikan-petikan dari terbitan The Watch Tower tahun 1915 untuk menunjukkan betapa tidak konsistennya para pemimpin agama yang mengaku sebagai rohaniwan Kristus namun bertindak sebagai agen perekrut tenaga untuk negara yang sedang berperang.

      Sewaktu diberitahu bahwa pemerintah keberatan terhadap buku itu, Saudara Rutherford segera mengirim telegram kepada percetakan untuk menghentikan produksinya, dan bersamaan waktu, seorang wakil Lembaga diutus ke seksi intelijen Angkatan Bersenjata AS untuk mencari tahu apa yang menjadi keberatan mereka. Ketika diberi tahu bahwa karena perang yang saat itu sedang berlangsung, halaman 247-53 dari buku itu dianggap tidak dapat disetujui, maka Lembaga memberi petunjuk agar halaman-halaman tersebut disingkirkan dari semua buku sebelum ditawarkan kepada umum. Dan sewaktu pemerintah memberi tahu para jaksa distrik bahwa peredaran selanjutnya merupakan pelanggaran atas Undang-Undang Spionase (walaupun pemerintah menolak menyatakan pendapatnya kepada Lembaga atas buku itu dalam bentuknya yang sudah berubah), Lembaga memberikan pengarahan agar semua pengedaran buku itu kepada umum ditangguhkan.

      Mengapa Hukumannya Begitu Berat?

      Tanpa mempedulikan semua ini, pada tanggal 20 Juni 1918, juri memberikan keputusan bersalah kepada setiap terdakwa atas setiap tuduhan dalam dakwaan. Keesokan harinya, tujuhb orang dari antara mereka dihukum dengan empat masa hukuman yang masing-masing 20 tahun lamanya, dan yang harus dijalani bersamaan waktu. Pada tanggal 10 Juli, kedelapan orang ituc dijatuhi hukuman empat masa hukuman, masing-masing selama 10 tahun yang dijalani bersamaan waktu. Seberapa beratkah hukuman-hukuman tersebut? Dalam sebuah memo kepada jaksa agung pada tanggal 12 Maret 1919, presiden AS Woodrow Wilson mengakui bahwa ”masa-masa pemenjaraan itu jelas berlebihan.” Kenyataannya, oknum yang menembak di Sarajevo yang membunuh putra mahkota Kekaisaran Austria-Hongaria—yang insidennya telah memicu peristiwa-peristiwa yang menjerumuskan bangsa-bangsa ke kancah Perang Dunia I—tidak dihukum lebih berat. Hukumannya dipenjarakan 20 tahun—bukan empat masa hukuman yang masing-masing 20 tahun lamanya, sebagaimana halnya Siswa-Siswa Alkitab!

      Motivasi apa yang ada di balik masa hukuman penjara yang begitu berat atas Siswa-Siswa Alkitab? Hakim Harland B. Howe menyatakan, ”Menurut pendapat Pengadilan, propaganda agama yang dengan penuh gairah didukung dan disebarkan oleh para terdakwa ini ke seluruh negeri maupun di kalangan sekutu kita, merupakan bahaya yang lebih besar daripada satu divisi Angkatan Bersenjata Jerman. . . . Seorang yang memberitakan agama biasanya memiliki banyak pengaruh, dan jika ia tulus, justru menjadi lebih efektif. Hal ini memberatkan, sebaliknya daripada meringankan kesalahan yang telah mereka lakukan. Oleh karena itu, sebagai satu-satunya hal bijaksana yang dapat dilakukan terhadap orang-orang demikian, maka Mahkamah telah memutuskan bahwa hukumannya harus berat.” Akan tetapi, patut pula diperhatikan, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman, Hakim Howe mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para pembela bagi para terdakwa telah mempertanyakan dan memperlakukan secara pedas bukan hanya para penegak hukum pemerintahan melainkan ”semua rohaniwan di seluruh negeri”.

      Keputusan itu segera ditanggapi dengan naik banding kepada pengadilan banding AS tingkat wilayah. Namun permohonan bebas dengan uang jaminan sambil menantikan pemeriksaan naik banding tersebut ditolak secara sewenang-wenang oleh Hakim Howe,d dan pada tanggal 4 Juli, sebelum permohonan bebas dengan uang jaminan yang ketiga dan terakhir ini dapat diperiksa, tujuh orang saudara yang pertama dengan tergesa-gesa dipindahkan ke rumah tahanan federal di Atlanta, Georgia. Sesudah itu, diperlihatkan adanya 130 kesalahan dalam prosedur pengadilan yang sarat akan prasangka itu. Upaya berbulan-bulan dikerahkan untuk mempersiapkan surat-surat yang diperlukan guna pemeriksaan naik banding. Sementara itu, perang berakhir. Pada tanggal 19 Februari 1919, kedelapan saudara dalam penjara mengirimkan imbauan untuk klemensi eksekutif kepada Woodrow Wilson, presiden Amerika Serikat. Surat-surat lain yang mendesak agar saudara-saudara itu dibebaskan, dikirim oleh sejumlah besar warga negara kepada jaksa agung yang baru diangkat. Kemudian, pada tanggal 1 Maret 1919, sebagai jawaban atas pertanyaan dari jaksa agung, Hakim Howe merekomendasikan ”peringanan segera” dari hukuman penjara. Sementara ini akan meringankan hukuman, hal itu juga akan berpengaruh dalam hal mengukuhkan kesalahan para terdakwa. Sebelum hal ini dapat dilakukan, para pembela saudara-saudara menyampaikan surat perintah pengadilan kepada jaksa AS yang membawa kasus itu ke hadapan pengadilan banding.

      Sembilan bulan sesudah Rutherford dan rekan-rekannya dihukum—dan dengan berlalunya perang—pada tanggal 21 Maret 1919, pengadilan banding memerintahkan agar delapan orang terdakwa seluruhnya dibebaskan dengan uang jaminan, dan pada tanggal 26 Maret, mereka dibebaskan di Brooklyn dengan uang jaminan sebesar 10.000 dolar masing-masing. Pada tanggal 14 Mei 1919, pengadilan banding tingkat wilayah AS di New York menetapkan, ”Para terdakwa dalam kasus ini tidak menjalani pengadilan yang tidak memihak dan tidak berat sebelah yang seharusnya menjadi hak mereka, dan untuk alasan itu keputusannya diubah.” Kasus itu dilimpahkan kembali agar dapat diadakan pengadilan baru. Akan tetapi, pada tanggal 5 Mei 1920, setelah para terdakwa, karena menerima panggilan, muncul di pengadilan, lima kali, jaksa penuntut di pihak pemerintah, dalam sidang terbuka di Brooklyn, mengumumkan bahwa tuntutan ditarik kembali.e Mengapa? Sebagaimana tersingkap dalam surat-surat yang disimpan dalam Arsip Nasional AS, Departemen Kehakiman takut bahwa jika permasalahan itu dikemukakan kepada suatu juri yang tidak berat sebelah, sedangkan histeria perang sudah tidak ada lagi, dalam kasus itu mereka akan kalah. Jaksa AS yakni L. W. Ross menyatakan dalam sepucuk surat kepada jaksa agung, ”Saya pikir, demi hubungan kita dengan masyarakat umum, adalah lebih baik jika atas prakarsa kita sendiri” menyatakan bahwa kasus itu tidak akan dituntut lebih lanjut.

      Pada hari yang sama, tanggal 5 Mei 1920, dakwaan alternatif yang telah dimasukkan pada bulan Mei 1918 terhadap J. F. Rutherford dan empat orang rekannya juga dibatalkan demi hukum.

  • ”Sasaran Kebencian oleh Segala Bangsa”
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
    • b Joseph F. Rutherford, presiden Lembaga Menara Pengawal; William E. Van Amburgh, sekretaris-bendahara Lembaga; Robert J. Martin, manajer kantor; Frederick H. Robison, seorang anggota panitia redaksi The Watch Tower; A. Hugh Macmillan, seorang direktur Lembaga; George H. Fisher dan Clayton J. Woodworth, para penyusun The Finished Mystery.

      c Giovanni DeCecca, yang bekerja di Departemen Italia di kantor Lembaga Menara Pengawal.

  • ”Sasaran Kebencian oleh Segala Bangsa”
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
    • [Gambar di hlm. 651]

      Selama pengadilan di sini terhadap anggota-anggota dari staf kantor pusat Lembaga, banyak perhatian difokuskan kepada buku ”The Finished Mystery”

      Pengadilan Federal dan kantor pos, Brooklyn, NY

      [Gambar di hlm. 653]

      Dijatuhi hukuman yang lebih berat daripada pembunuh yang tembakannya menyulut Perang Dunia I. Dari kiri ke kanan: W. E. Van Amburgh, J. F. Rutherford, A. H. Macmillan, R. J. Martin, F. H. Robison, C. J. Woodworth, G. H. Fisher, G. DeCecca

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan