PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Yesus Kristus​—Putra Allah yang Dikasihi
    Menara Pengawal—1988 (Seri 49) | Menara Pengawal—1988 (Seri 49)
    • 1, 2. (a) Kebenaran sederhana apa yang diajarkan Alkitab mengenai Allah yang mahakuasa dan Yesus Kristus? (b) Apa yang diajarkan oleh agama-agama dari Susunan Kristen?

      YESUS KRISTUS dibaptis pada umur 30 tahun dengan dibenamkan ke dalam air. Ketika ia keluar dari air, suatu suara dari langit mengatakan: ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17) Suara itu adalah suara Allah. Pada kesempatan lain, dalam doa kepada Allah, Yesus berkata: ”Bapa, muliakanlah namaMu!” Dan setelah Yesus mengucapkan kata-kata tersebut, ”terdengarlah suara [Allah] dari sorga: ’Aku telah memuliakanNya dan Aku akan memuliakanNya lagi.”’—Yohanes 12:28.

      2 Dari kisah ini, bahkan seorang anak dapat memahami bahwa hubungan antara Allah yang mahakuasa dengan Yesus Kristus adalah hubungan antara bapa dengan putranya yang ia kasihi, dua pribadi yang berbeda.

  • Yesus Kristus​—Putra Allah yang Dikasihi
    Menara Pengawal—1988 (Seri 49) | Menara Pengawal—1988 (Seri 49)
    • Bukan ’Allah Anak’ tetapi ”Anak Allah”

      7. Penyelidikan Alkitab yang jujur akan mengungkapkan apa tentang diri Yesus?

      7 Yesus tidak pernah mengaku bahwa dialah Allah yang mahakuasa itu sendiri. Setiap orang yang membaca Alkitab dengan jujur tanpa dipengaruhi gagasan-gagasan yang sudah terbentuk sebelumnya mengenai Tritunggal, akan meneguhkan hal itu. Misalnya, di Yohanes 3:16, Yesus berkata: ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal.” Hanya dua ayat sesudahnya, Yesus sekali lagi berkata bahwa ia adalah ”Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:18) Ketika orang-orang Yahudi menuduh Yesus menghujat, ia menjawab: ”Masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?” (Yohanes 10:36) Yesus tidak mengatakan bahwa ia ’Allah Anak’ tetapi bahwa ia adalah ”Anak Allah.”

      8. Kesaksian apa yang diberikan seorang kepala pasukan dan orang-orang yang beserta dengan dia?

      8 Ketika Yesus mati, bahkan prajurit-prajurit Roma yang berdiri di dekatnya tahu bahwa Yesus bukanlah Allah: ”Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ’Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’” (Matius 27:54) Mereka tidak mengatakan, ’ini adalah Allah’ atau ’ini adalah Allah Anak,’ karena Yesus dan murid-muridnya mengajarkan bahwa Yesus adalah Anak Allah, bukan Allah Yang Mahakuasa dalam bentuk manusia.

      9, 10. Kesaksian yang kuat apa diberikan dalam kitab Injil mengenai hubungan antara Allah dan Yesus?

      9 Allah sendiri bersaksi bahwa Yesus adalah PutraNya yang Ia kasihi, seperti yang dicatat oleh Matius, penulis Alkitab, pada waktu Yesus dibaptis. (Matius 3:17) Penulis-penulis Alkitab lainnya mencatat hal yang sama. Markus menulis: ”Terdengarlah suara dari sorga: ’Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.’” (Markus 1:11) Lukas berkata: ”Terdengarlah suara dari langit: ’Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.’” (Lukas 3:22) Dan Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus, bersaksi: ”Aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: Ia [Yesus] inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:34) Jadi Allah sendiri, keempat penulis Injil, dan Yohanes Pembaptis dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dan beberapa waktu kemudian, ketika Yesus mengalami perubahan rupa (transfigurasi), hal yang serupa terjadi: ”Terdengarlah suara [Allah] dari dalam awan itu, yang berkata: ’Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’”—Lukas 9:35.

      10 Dalam berbagai catatan ini, apakah Allah mengatakan bahwa Ia adalah anakNya sendiri, bahwa Ia mengutus DiriNya, dan bahwa Ia berkenan kepada DiriNya? Tidak, Allah Bapa, sang Pencipta, mengatakan bahwa Ia telah mengutus PutraNya Yesus, pribadi yang terpisah, untuk melakukan pekerjaan Allah. Maka, di seluruh Alkitab Yunani ungkapan ”Anak Allah” digunakan untuk menunjuk kepada Yesus. Tetapi tidak satu kali pun kita baca ungkapan ’Allah Anak,’ karena Yesus bukan Allah yang mahakuasa. Ia adalah Anak Allah. Mereka adalah dua pribadi yang berbeda, dan ”misteri” teologi apapun tidak dapat mengubah kebenaran tersebut.

      Bapa Lebih Tinggi daripada Anak

      11. Bagaimana Yesus memperlihatkan bahwa Allah lebih tinggi daripada dia?

      11 Yesus tahu bahwa ia tidak setara dengan Bapanya tetapi dalam segi apapun, kedudukannya lebih rendah. Ia tahu bahwa ia adalah Anak yang dikasihi yang sangat mengasihi Bapanya. Itu sebabnya, Yesus berulang kali, membuat pernyataan seperti berikut: ”Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya.” (Yohanes 5:19) ”Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 6:38) ”AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 7:16) ”Aku kenal Dia [Allah], sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:29) Pribadi yang mengutus tentu lebih tinggi. Pribadi yang diutus lebih rendah, menjadi hamba. Allah yang mengutus. Yesus adalah pribadi yang diutus. Mereka tidak sama. Seperti yang disampaikan oleh Yesus: ”Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.”—Yohanes 13:16.

      12. Ilustrasi apa memperlihatkan bahwa kedudukan Yesus lebih rendah daripada Bapanya?

      12 Hal ini juga dibuat jelas dalam sebuah ilustrasi yang Yesus berikan. Ia mengumpamakan Bapanya, Allah Yehuwa, dengan seorang pemilik kebun anggur yang mengadakan perjalanan ke luar negeri dan menyewakan kebun anggurnya kepada para penggarap—yang jelas menggambarkan para pemimpin agama Yahudi. Pada waktunya, pemilik kebun menyuruh seorang hamba untuk mendapatkan sebagian dari hasil kebun anggur, tetapi para penggarap memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang. Kemudian si pemilik mengirim hamba yang kedua, dan hal yang sama terjadi. Ia mengirim hamba yang ketiga, yang mendapat perlakuan sama. Akhirnya si pemilik [Allah] berkata: ”Aku akan menyuruh anakku [Yesus] yang kekasih; tentu ia mereka segani.” Tetapi para penggarap yang jahat itu berkata: ”Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya.” (Lukas 20:9-16) Sekali lagi, hal ini menjelaskan bahwa Yesus tunduk kepada Bapa, diutus oleh Bapa untuk melakukan kehendak sang Bapa.

      13. Pernyataan-pernyataan Alkitab yang jelas mana memperlihatkan bahwa Allah lebih tinggi daripada Yesus?

      13 Yesus sendiri berkata: ”Bapa lebih besar dari pada Aku.” (Yohanes 14:28) Kita seharusnya percaya kepada Yesus, karena ia pasti tahu kebenaran mengenai hubungan dia dengan Bapanya. Rasul Paulus juga tahu bahwa Allah lebih tinggi daripada Yesus, dan ia berkata: ”Ia sendiri [Yesus] sebagai Anak akan menaklukkan diriNya di bawah Dia [Allah].” (1 Korintus 15:28) Hal ini dapat dilihat lebih jauh dalam pernyataan Paulus di 1 Korintus 11:3: ”Kepala dari Kristus ialah Allah.” Yesus mengakui bahwa ia mempunyai Allah yang lebih tinggi ketika ia berkata kepada murid-muridnya: ”Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.”—Yohanes 20:17.

      14. Ayat-ayat lain mana memperlihatkan bahwa Yesus bukan Allah Yang Mahakuasa?

      14 Yesus menyebut mengenai keunggulan Allah ketika ibu dari dua muridnya meminta agar seorang anaknya duduk di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri Yesus pada waktu ia memasuki Kerajaannya. Ia menjawab: ”Hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya.” (Matius 20:23) Seandainya Yesus adalah Allah yang mahakuasa, pasti hal itu menjadi haknya. Tetapi ternyata tidak. Itu adalah hak Bapanya. Demikian pula, ketika menyatakan nubuatnya mengenai akhir sistem ini, Yesus mengatakan: ”Tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13:32) Seandainya Yesus Allah Yang Mahakuasa, ia tahu hari dan jamnya. Tetapi ia tidak tahu karena ia bukan Allah Yang Mahatahu. Ia adalah Anak Allah dan tidak mengetahui semua hal yang diketahui Bapanya.

      15. Menjelang kematian Yesus, bagaimana ia memperlihatkan ketundukan kepada Allah?

      15 Menjelang kematian Yesus, ia memperlihatkan ketundukan kepada Bapanya dalam doa: ”Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.” (Lukas 22:42) Kepada siapakah Yesus berdoa? Kepada dirinya sendiri? Tidak, ia sedang berdoa kepada Bapanya di surga. Ini jelas diperlihatkan melalui kata-katanya: ”Bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.” Kemudian, ketika ia akan mati, Yesus berseru: ”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34) Kepada siapakah Yesus berseru? Kepada dirinya sendiri? Tidak, ia berseru kepada Bapanya yang berada di surga.

      16. Bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus memperlihatkan bahwa ia tidak mungkin adalah Allah yang mahatinggi itu sendiri?

      16 Setelah Yesus mati, ia berada dalam kuburan untuk kira-kira tiga hari. Siapa yang membangkitkan dia? Karena ia sudah mati, ia tidak dapat membangkitkan dirinya sendiri. Dan seandainya ia tidak betul-betul mati, ia tentu tidak dapat membayar tebusan untuk dosa Adam. Tetapi ia memang mati, dan tidak ada, selama kira-kira tiga hari. Rasul Petrus memberitahu kita siapa yang membangkitkan Yesus: ”Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut.” (Kisah 2:24) Pribadi yang lebih tinggi, Allah Yang Mahakuasa, membangkitkan pribadi yang lebih rendah, putra yang Ia kasihi, Yesus, dari kematian. Sebagai ilustrasi: Ketika Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, siapa lebih tinggi? Yesus lebih tinggi, karena ia dapat menghidupkan Lazarus dari kematian. (Yohanes 11:41-44) Sama halnya ketika Allah membangkitkan Yesus. Allah lebih tinggi, karena Ia dapat menghidupkan Yesus dari kematian.

      17. Bukti-bukti lain apa yang ada bahwa Yesus bukanlah Allah?

      17 Yesus tidak mungkin adalah Allah sendiri, karena Yesus diciptakan oleh Allah. Perhatikan Wahyu pasal 3, ayat 14: ”Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar [Yesus], permulaan dari ciptaan Allah.” Dengan cara yang sama Kolose 1:15, 16 mengatakan mengenai Yesus: ”Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang di sorga dan yang ada di bumi . . . segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Jadi di surga Allah yang mahakuasa langsung menciptakan AnakNya dan kemudian ’di dalam Dia,’ atau ”oleh Dia,” menciptakan perkara-perkara lain, sama seperti seorang pekerja ahli menyuruh karyawan yang cakap melaksanakan pekerjaan baginya. Perkara-perkara yang diciptakan ’di dalam Dia’ tidak termasuk Yesus sendiri, karena Allah sudah menciptakan dia. Itu sebabnya ia disebut ”yang sulung,” ”yang tunggal.” Jika seorang anak adalah anak sulung, anak tunggal, sama sekali tidak berarti bahwa anak itu sama dengan bapanya. Artinya selalu bahwa ada dua pribadi yang terlibat, bapa dan anak.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan