PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w01 1/6 hlm. 3-4
  • Standar Diubah, Kepercayaan Dikhianati

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Standar Diubah, Kepercayaan Dikhianati
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Standar Keluarga dan Standar Moral
  • Layanilah Yehuwa menurut Standar-Nya yang Tinggi
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
  • Standar Siapa yang Dapat Saudara Andalkan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Ikuti Standar Moral Yehuwa
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2017
  • Membuat Keputusan: Petunjuk Siapa yang Mau Anda Ikuti?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2024
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
w01 1/6 hlm. 3-4

Standar Diubah, Kepercayaan Dikhianati

Pada masa pemerintahan Raja Henry I dari Inggris (1100-1135), panjang satu yard, sebuah ukuran panjang, ditentukan berdasarkan ”jarak dari ujung hidung sang Raja ke ujung ibu jari tangannya yang terentang ke depan”. Seberapa akuratkah tongkat pengukur yang digunakan oleh rakyat Raja Henry ini? Tampaknya, satu-satunya cara untuk mengetahui ukuran yang tepat adalah bila bertemu sendiri dengan sang Raja.

DEWASA ini, ukuran dapat ditentukan dengan lebih akurat dengan menetapkan standar. Sebagai contoh, satuan meter didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu satu per 299.792.458 detik. Cahaya ini merupakan panjang gelombang konstan dan dipancarkan oleh laser berjenis khusus sehingga pengukurannya tepat. Apabila memiliki peralatan yang dapat menghasilkan standar tersebut, orang-orang di mana saja dapat memastikan bahwa ukuran panjang yang mereka gunakan sama dengan yang digunakan orang lain.

Perubahan dalam standar ukuran, seberapa pun kecilnya, dapat menimbulkan ketidakpastian, maka upaya besar harus dikerahkan untuk melindungi standar tersebut. Misalnya, di Inggris, standar yang digunakan untuk mengukur massa adalah sebuah batang hasil perpaduan platinum dan iridium yang beratnya satu kilogram. Batang ini disimpan di Laboratorium Fisika Nasional. Polusi udara yang disebabkan oleh lalu lintas dan kapal terbang menyebabkan standar kilogram ini bertambah beratnya setiap hari. Akan tetapi, batang logam atau silinder ini adalah tiruan dari standar dunia yang disimpan dalam bejana kaca konsentris berbentuk lonceng di sebuah ruangan bawah tanah di International Bureau of Weights and Measures, di Sèvres, Prancis. Namun, objek ini pun beratnya tidak menentu karena adanya kontaminasi mikroskopis. Sampai sejauh ini, para metrolog dunia belum menemukan standar yang lebih stabil.

Meskipun perubahan-perubahan yang sangat kecil kelihatannya tidak menjadi masalah bagi kebanyakan orang, perubahan standar secara menyeluruh dapat menyebabkan kesimpangsiuran. Di Inggris, perubahan dari standar berat menurut satuan resmi Inggris (pon dan ons) ke standar menurut satuan metrik (kilogram dan gram) menimbulkan iklim ketidakpercayaan yang sangat buruk—dan hal ini sangat beralasan. Beberapa penjaga toko yang tidak bermoral memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat umum terhadap sistem baru tersebut untuk mencurangi para pelanggannya.

Standar Keluarga dan Standar Moral

Bagaimana dengan perubahan standar keluarga dan standar moral? Dampak perubahan dalam kedua aspek tersebut dapat jauh lebih menghancurkan. Laporan terkini tentang keluarga berantakan, promiskuitas seksual, dan penganiayaan anak yang meluas membuat banyak orang terperangah dan meneguhkan fakta bahwa kita sekarang hidup pada era runtuhnya standar. Keluarga dengan orang-tua tunggal, anak-anak yang dibesarkan oleh ”orang tua” dari jenis kelamin sama, serta penganiayaan seksual yang menjijikkan terhadap anak-anak yang tinggal di panti penampungan milik pemerintah, merupakan sederetan akibat dari penolakan terhadap standar. Seperti yang dinubuatkan Alkitab sekitar dua ribu tahun yang lalu, dewasa ini, semakin banyak orang yang menjadi ”pencinta diri sendiri, . . . tidak memiliki kasih sayang alami, . . . tidak mengasihi kebaikan, . . . mencintai kesenangan sebaliknya daripada mengasihi Allah”.—2 Timotius 3:1-4.

Kemerosotan standar moral bertalian erat dengan pengkhianatan kepercayaan yang tidak berperasaan. Belum lama ini, penyimpangan standar secara terang-terangan sehubungan dengan kode etik profesi medis tersingkap di Hyde, sebuah kota kecil di bagian utara Inggris, yang penduduk kotanya menaruh kepercayaan penuh kepada dokter-dokter keluarga mereka yang dianggap sebagai orang yang ”disegani dan dipercayai”. Tetapi, amat disesalkan, kepercayaan mereka dikhianati. Bagaimana? Liputan persidangan menyingkapkan bahwa, sebenarnya, praktisi medis tersebut bertanggung jawab atas kematian dari sedikitnya 15 pasien wanitanya. Bahkan, polisi harus menyelidiki kembali lebih dari 130 kasus kematian lain yang melibatkan dokter tersebut. Pengkhianatan kepercayaan itu semakin jelas sewaktu sang dokter terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman penjara. Dua petugas penjara yang ibunya kemungkinan juga dibunuh oleh dokter tersebut, diberi tugas lain sehingga mereka tidak perlu bertugas mengawasi tahanan yang terkenal keji ini. Tidaklah mengejutkan bila berita tentang kasus ini yang dimuat di The Daily Telegraph menggambarkan praktisi medis yang bersalah itu sebagai ”dokter ’Iblis’”.

Mengingat standar-standar dalam berbagai segi kehidupan cenderung berubah-ubah dan semakin merosot, kepada siapa Saudara dapat menaruh kepercayaan dengan penuh keyakinan? Di mana Saudara dapat menemukan standar yang tidak dapat diubah, yang didukung oleh suatu wewenang yang berkuasa untuk menegakkannya? Artikel berikut akan membahas pertanyaan-pertanyaan ini.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan