PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 15/11 hlm. 3-4
  • Mungkinkah Orang Miskin Berlaku Jujur?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mungkinkah Orang Miskin Berlaku Jujur?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Bahan Terkait
  • ”Saya Berusia Tujuh Tahun”
    Sedarlah!—1999
  • Terpenjara Kemiskinan
    Sedarlah!—1998
  • Kemiskinan—Menemukan Solusi Permanennya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • Segera, Tidak Seorang Pun akan Menjadi Miskin!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 15/11 hlm. 3-4

Mungkinkah Orang Miskin Berlaku Jujur?

Amelia baru berumur 29 hari ketika neneknya membawa dia ke dokter. Ibu Amelia tidak dapat mengantarnya, karena ia sakit dan berada di rumah bersama empat anak lain.

Ayah berada di tempat lain sedang mencari kerja. Dokter memeriksa bayi tersebut. Ada tanda-tanda kekurangan gizi, hal yang umum di Afrika Barat. Tetapi problem yang utama adalah ”cellulitis” [radang jaringan di bawah kulit]. Dada Amelia yang kecil terkena infeksi yang menyebar.

Ketika dokter menyerahkan resep kepada nenek, nenek bertanya, ”Berapa harga obat ini?” ”Empat sampai lima dollar,” jawabnya.

Nenek mengeluh. Dua dollar saja untuk membayar biaya konsultasi ia tidak punya. ”Dari mana kami bisa memperoleh uang sebanyak itu!” serunya.

”Bagaimanapun, anda harus mendapatkannya,” desak dokter. ”Mintalah kepada kawan-kawan dan sanak keluarga. Jika anda tidak mengobati infeksi ini, ia akan menyebar ke aliran darah, dan bayi ini akan meninggal.”

Dengan berbagai cara keluarga Amelia mendapatkan uang, dan bayi tersebut hidup memasuki bulan kedua. Akan tetapi, jutaan orang di negeri-negeri berkembang di seputar dunia tidak dapat meminjam uang dari teman-teman dan sanak keluarga. Dan prospek untuk perbaikan ekonomi sangat suram.

The State of the World’s Children Report 1989 oleh UNICEF (Dana Bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Anak-Anak) menyatakan, ”Setelah beberapa dasawarsa kemajuan ekonomi yang mantap, banyak daerah di dunia jatuh kembali ke dalam kemiskinan.” Di Afrika dan Amerika Latin, pendapatan rata-rata menurun kira-kira 10 sampai 25 persen pada tahun 1980-an. Dan selama beberapa tahun yang lalu, di 37 bangsa yang termiskin di dunia, pengeluaran biaya kesehatan menurun sampai 50 persen.

Apa artinya ini bagi jutaan orang yang hidup dalam kemiskinan? Bagi kebanyakan orang, ini berarti mereka tidak mampu membeli makanan atau obat yang dibutuhkan. Oleh karena itu, anak-anak, teman hidup, atau orang-tua mereka mungkin menghadapi hukuman kematian yang tidak perlu, jika mereka tidak berupaya memperoleh uang dengan satu-satunya cara yang kelihatannya terbuka bagi mereka​—dengan mencuri! Ya, kemiskinan dapat berarti bergumul dengan dilema moral yang menyiksa: mencuri atau mati? berdusta atau menderita lapar? memberi suap atau mengalami kekurangan?

Di Afrika Barat ada peribahasa: ”Di tempat anda mengikat sapi, di sanalah ia akan makan rumput.” Dengan kata lain, orang-orang akan memanfaatkan sepenuhnya setiap keadaan yang memungkinkan mereka untuk memperkaya diri. Sering kali, mereka yang memiliki wewenang di berbagai negeri di seluruh dunia menggunakan kedudukan mereka untuk mendapatkan uang sogok, menggelapkan uang, atau mencuri. ’Tolong diri anda sendiri selagi bisa,’ dalih mereka. ’Anda mungkin tidak mempunyai kesempatan melakukannya lagi di kemudian hari [filsafat mumpung].’ Seraya keadaan ekonomi yang menyedihkan dari negeri-negeri berkembang makin buruk, orang miskin bisa jadi makin mendukung gagasan bahwa kejujuran tidak mungkin menjadi cara hidup yang terbaik bagi orang miskin.

Alkitab mengatakan, ”Jangan mencuri.” (Keluaran 20:15) Tetapi jika orang miskin benar-benar tidak mungkin berlaku jujur, apakah kebenaran dari moral Alkitab dipertanyakan? Apakah hukum-hukum Allah tidak praktis, tidak peka terhadap kebutuhan orang? Pengalaman ribuan orang Kristiani sejati di negeri-negeri berkembang memberikan jawaban yang dramatis atas pertanyaan-pertanyaan ini.

[Blurb di hlm. 4]

”Di tempat anda mengikat sapi, di sanalah ia akan makan rumput”

[Gambar di hlm. 4]

Orang miskin termasuk di antara mereka yang bekerja banting tulang di negeri-negeri berkembang

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan