PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w88_s-47 hlm. 22-27
  • Jadikan Yehuwa Kepercayaan Saudara

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Jadikan Yehuwa Kepercayaan Saudara
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-47)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Di Manakah Kasih Persaudaraan?
  • Selamat dengan Percaya kepada Yehuwa
  • Masa Depan yang Cerah
  • Yehuwa Membenarkan Hamba-hamba-Nya
  • Percayalah kepada Yehuwa dengan Segenap Hati Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • ’Oh Yehuwa, Kepada-Mu Aku Percaya’
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2017
  • Kepercayaan Itu Vital untuk Kehidupan yang Bahagia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • Percayalah kepada Saudara-Saudari Kita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-47)
w88_s-47 hlm. 22-27

Jadikan Yehuwa Kepercayaan Saudara

”Percayalah kepada [Yehuwa] dan lakukanlah yang baik, . . . dan bergembiralah karena [Yehuwa].”—MAZMUR 37:3, 4.

1, 2. (a) Apa yang terjadi atas mereka yang tidak percaya kepada Yehuwa pada abad pertama, dan atas mereka yang percaya? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa dapat diajukan mengenai agama pada jaman kita?

PADA abad pertama Tarikh Masehi, para pemimpin agama Yahudi mengaku menyembah Allah. Tetapi mereka tidak percaya kepadaNya. Mereka melanggar perintah-perintahNya dan menganiaya wakil-wakilNya. (Matius 15:3; Yohanes 15:20) Akibatnya, ’rumah mereka ditinggalkan’ Yehuwa. (Matius 23:38) Pada tahun 70 M., tentara Roma menghancurkan Yerusalem dan baitnya, dengan korban jiwa yang besar di kalangan para pemimpin agama dan pengikut mereka. Tetapi orang-orang yang percaya kepada Yehuwa dilindungi, karena mereka mentaati peringatan dari juru-juru bicaraNya dan lari ke tempat yang aman.—Matius 24:15-22; Lukas 21:20-24.

2 Pada hari-hari terakhir dari sistem ini, apakah agama-agama dunia percaya kepada Allah yang benar, Yehuwa? Apakah mereka mentaati perintah-perintahNya dan melakukan kehendakNya, atau apakah mereka meniru para pemimpin agama pada abad pertama yang telah disingkirkan oleh Allah? Yang manakah dari agama-agama dunia ini dapat berharap untuk dilindungi oleh Yehuwa karena mereka ’percaya kepada Yehuwa dan melakukan yang baik’?—Mazmur 37:3.

Di Manakah Kasih Persaudaraan?

3. Mengapa usaha agama untuk mendatangkan perdamaian gagal?

3 Baru-baru ini, Paus Yohanes Paulus II memperingatkan bahwa ”seluruh umat manusia menghadapi ancaman yang serius atas kelangsungan hidupnya.” Ia menandaskan bahwa ”ancaman tersebut sebaiknya diatasi dengan usaha yang terpadu di kalangan berbagai kelompok agama.” Ini kehendak Allah, katanya, bahwa para pemimpin agama ”bekerja sama” demi ”perdamaian dan kerukunan kembali.” Tetapi, jika itu memang kehendak Allah, mengapa Allah tidak memberkati usaha selama berabad-abad ke arah itu? Ia tidak berbuat demikian karena agama-agama ini tidak mempercayai cara Allah dalam mewujudkan perdamaian melalui Kerajaan surgawiNya. (Matius 6:9, 10) Sebaliknya, mereka mendukung politik dan peperangan dari bangsa-bangsa. Akibatnya, pada masa perang, orang-orang beragama dari satu bangsa membunuh orang-orang beragama dari bangsa lain, mereka bahkan membunuh orang-orang dari agama mereka sendiri. Orang Katolik membunuh orang Katolik, orang Protestan membunuh orang Protestan, dan agama-agama lain melakukan hal yang sama. Namun apakah saudara-saudara rohani yang sejati akan saling membunuh sambil menyatakan bahwa mereka melayani Allah?

4. Menurut Yesus apa standar untuk agama yang sejati, dan mengapa ini suatu ”perintah baru”?

4 Yesus menetapkan standar untuk agama yang sejati ketika ia mengatakan kepada para pengikutnya: ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34, 35) Jadi mereka yang mempraktekkan agama sejati harus mengasihi satu sama lain. Ini suatu ”perintah baru” dalam hal Yesus mengatakan: ”Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Ia rela menyerahkan kehidupannya bagi para pengikutnya. Mereka harus rela berbuat hal yang sama—bukan, bukan mengambil nyawa saudara-saudara seiman mereka, tetapi menyerahkan nyawa mereka sendiri jika perlu. Itulah yang baru, karena hal itu tidak dituntut oleh Taurat Musa.

5. Bagaimana Firman Allah dengan tegas menandaskan perlunya kasih dan persatuan di kalangan para penyembahNya yang sejati?

5 Firman Allah menyatakan: ”Jikalau seorang berkata: ’Aku mengasihi Allah’, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.” (1 Yohanes 4:20, 21) Dengan kasih sedemikian, mereka yang percaya kepada Yehuwa mempertahankan persatuan internasional yang sejati. Rasul Paulus, di 1 Korintus 1:10, mengatakan: ”Aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.”—Lihat juga 1 Yohanes 3:10-12.

6. Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa dapat mengatakan bahwa mereka ’bersih daripada darah sekalian orang’?

6 The World Book Encyclopedia mengatakan bahwa 55 juta orang dibunuh dalam Perang Dunia II. Mereka dibunuh oleh orang-orang dari setiap agama besar kecuali Saksi-Saksi Yehuwa. Tidak satu pun dari orang-orang tersebut mati disebabkan oleh seorang saksi dari Yehuwa, karena mereka mentaati perintah untuk mengasihi satu sama lain dan menolak untuk melibatkan diri dalam peperangan bangsa-bangsa. Meskipun banyak saksi dibunuh sebagai martir karena sikap mereka yang netral, mereka dapat mengatakan seperti rasul Paulus: ’Aku bersih dari pada darah sekalian orang.’—Kisah 20:26.

7, 8. Bagaimana beberapa pendeta mengakui hutang darah mereka?

7 Seorang imam Katolik yang dulu menjadi pendeta untuk awak pesawat terbang yang menjatuhkan bom-bom atom di Jepang pada tahun 1945 baru-baru ini menyatakan: ”Selama 1.700 tahun belakangan ini gereja telah membuat peperangan menjadi sesuatu yang terhormat. Gereja telah membujuk orang-orang untuk percaya bahwa ini adalah suatu profesi Kristen yang terhormat. Ini tidak benar. Kami telah dicuci otak. . . . Injil mengenai Perang yang Adil ialah injil yang tidak pernah diajarkan oleh Yesus. . . . Tidak ada sesuatu pun dalam kehidupan atau ajaran Yesus yang menyatakan bahwa walaupun memang tidak sah untuk membakar orang-orang dengan sebuah kepala tempur nuklir, membakar orang-orang dengan bom napalm atau senjata penyemprot api adalah sah.”

8 Catholic Herald dari London menyatakan: ”Orang-orang Kristen yang pertama . . . bertindak berdasarkan kata-kata Yesus dan tidak mau masuk dinas tentara Roma meskipun hukumannya adalah kematian. Apakah seluruh sejarah akan berbeda jika Gereja berpaut pada sikapnya yang semula? . . . Kalau saja gereja-gereja dewasa ini secara terpadu mengutuk peperangan . . . , yang berarti bahwa setiap anggota terikat menurut hati nurani untuk menjadi, seperti orang-orang Kristen itu, seorang yang menolak peperangan berdasarkan hati nurani, maka perdamaian benar-benar dapat terwujud. Namun kita tahu bahwa hal ini tidak pernah akan terjadi.”

9. Mengapa kita menarik kesimpulan bahwa Yehuwa telah meninggalkan agama-agama dunia ini?

9 Dengan demikian agama-agama dari dunia ini secara fatal telah mengkompromikan perintah-perintah Allah. Mereka tidak percaya kepadaNya sama seperti orang Farisi. ”Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.” (Titus 1:16) Akibatnya, Allah telah meninggalkan agama-agama dunia ini, sama pastinya seperti Ia telah meninggalkan agama Yahudi yang munafik pada abad pertama.—Matius 15:9, 14.

Selamat dengan Percaya kepada Yehuwa

10, 11. Apa yang dilakukan Raja Hizkia ketika Asyur menuntut agar Yerusalem menyerah, dan siapa yang dihina oleh jurubicara Sanherib?

10 Jangan menaruh kepercayaan saudara kepada cara manusia memecahkan problem-problem dunia ini. Sebaliknya, percayalah kepada Pribadi yang dapat memenuhi janji-janjiNya. (Yosua 23:14) Sebagai contoh, perhatikan apa yang terjadi pada abad kedelapan sebelum Kristus, pada jaman Raja Hizkia dari Yehuda. Alkitab mengatakan tentang dia: ”Ia melakukan apa yang benar di mata [Yehuwa].” (2 Raja 18:3) Selama pemerintahannya, kuasa dunia Asyur yang kuat datang untuk melawan Yerusalem. Jurubicara raja Asyur, Sanherib, menuntut agar Yerusalem menyerah, dengan mengatakan: ”Beginilah kata raja: Janganlah Hizkia memperdayakan kamu, sebab ia tidak sanggup melepaskan kamu dari tanganKu! Janganlah Hizkia mengajak kamu berharap kepada [Yehuwa].”—2 Raja 18:29, 30.

11 Apa yang dilakukan Hizkia? Alkitab mengatakan: ”Hizkia berdoa di hadapan [Yehuwa] dengan berkata: ’Ya [Yehuwa], Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telingaMu, ya [Yehuwa], dan dengarlah; bukalah mataMu, ya [Yehuwa], dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. . . . Ya [Yehuwa], Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya [Yehuwa].’”—2 Raja 19:15-19.

12. Bagaimana Yehuwa menjawab doa Hizkia?

12 Yehuwa mendengarkan doa ini dan mengutus nabi Yesaya untuk memberitahu Hizkia: ”Beginilah firman [Yehuwa] mengenai raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya.” Apakah Hizkia harus melawan Asyur dengan bala tentara? Tidak, ia harus percaya kepada Yehuwa, yang memang ia lakukan. Hasilnya? ”Maka . . . keluarlah Malaikat [Yehuwa], lalu dibunuhNyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur.” Sanherib sendiri dihukum karena mencela Yehuwa dan hamba-hamba Yehuwa, karena putra-putranya sendiri belakangan membunuhnya. Tepat seperti dikatakan firman Yehuwa, satu panah pun tidak dibidikkan ke Yerusalem.—2 Raja 19:32-37.

13, 14. Atas dasar apa orang-orang dari segala bangsa akan selamat melewati akhir sistem yang ada sekarang?

13 Pada jaman kita hal yang sama akan terjadi. Mereka yang percaya kepada Yehuwa akan dapat mengatasi celaan dari dunia dan selamat melewati akhir dunia ini. ”Orang yang mengenal namaMu percaya kepadaMu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya [Yehuwa].” (Mazmur 9:11) Namun sebelum Yehuwa menghukum dunia yang berhutang darah ini, Ia mengundang orang-orang yang berhati jujur untuk datang kepadaNya guna mendapatkan perlindungan. Mereka membentuk ”suatu kumpulan besar” dari segala bangsa, yang ’keluar dari kesusahan besar.’ Mereka selamat dari akhir sistem ini karena mereka percaya kepada Yehuwa dan, melayani Dia ”siang malam.”—Wahyu 7:9-15.

14 Mereka menyambut seruan yang sekarang telah dikumandangkan dengan kekuatan yang makin besar di seluruh dunia, seperti dinubuatkan di Yesaya 2:2, 3: ”Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah [Yehuwa] [ibadatNya yang sejati] akan berdiri tegak . . . dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: ’Mari, kita naik ke gunung [Yehuwa], . . . supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalanNya, dan supaya kita berjalan menempuhnya.’” Ayat 4 mengatakan: ”Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.”

15. Siapa yang menggenapi nubuat dari Yesaya 2:2-4, dan bagaimana?

15 Siapa, pada jaman kita, yang telah ”menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak”? Siapa yang ’tidak lagi belajar perang’? Siapakah yang mempunyai kasih yang tak terpatahkan untuk saudara-saudari rohani mereka di seluruh dunia dan bersatu-padu dengan mereka? Siapa sebenarnya yang percaya kepada Yehuwa dan mengundang orang-orang lain untuk berbuat yang sama? Fakta-fakta dari jaman kita menunjukkan bahwa jawabannya hanyalah: Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka, seperti Hizkia, percaya kepada Yehuwa dengan sepenuh hati dan memperlihatkan itu dengan mentaati perintah-perintahNya.

Masa Depan yang Cerah

16, 17. Masa depan yang cerah apa yang Yehuwa tawarkan kepada mereka yang percaya kepadaNya?

16 Kepada mereka yang percaya kepadaNya, Yehuwa menawarkan masa depan yang paling cerah yang dapat kita bayangkan pada waktu Ia kelak mengganti masyarakat dunia tua ini dengan masyarakat dunia baruNya. Dalam dunia baru di atas bumi ini, tidak akan ada rasa takut atau tidak percaya, tidak ada kemiskinan, ketidakadilan, atau kejahatan. Orang-orang tidak akan lagi dibunuh dalam perang-perang atau melalui aborsi. Wahyu 21:4 bahkan berjanji bahwa ”maut tidak akan ada lagi, tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita.”

17 Lambat-laun bumi ini akan menjadi suatu firdaus seperti yang Yesus janjikan. (Lukas 23:43) Dan karena bahkan kematian akan dilenyapkan, mereka yang percaya kepada Yehuwa akan dapat hidup kekal dalam Firdaus. Mikha 4:4 akan digenapi sepenuhnya, yaitu: ”Mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan.” Coba bayangkan, hidup dalam masyarakat yang setiap orang yang saudara jumpai adalah orang yang dapat saudara percayai sepenuhnya! Mengapa demikian? Karena, seperti dikatakan Yesaya 54:13: ”Semua anakmu akan menjadi murid [Yehuwa], dan besarlah kesejahteraan mereka.”

18. Manfaat-manfaat apa sekarang juga dituai oleh mereka yang percaya kepada Yehuwa?

18 Tetapi, sekarang juga jutaan dari Saksi-Saksi Yehuwa menuai manfaat dari percaya kepada Yehuwa. Sebagai contoh, karena mentaati hukum dan prinsip Yehuwa, hamba-hamba Yehuwa bebas dari kanker paru-paru yang disebabkan oleh merokok. Karena hidup dalam lingkungan yang bersih secara moral, mereka pada umumnya tidak diancam oleh epidemi penyakit yang ditularkan melalui seks yang meluas di seluruh dunia, termasuk penyakit AIDS. Karena tidak menyalahgunakan obat-obat bius mereka sangat dilindungi terhadap penderitaan yang merusak pikiran dan membawa maut, yang dialami oleh banyak orang yang menyalahgunakan narkotika. Dan karena tidak menerima transfusi darah, mereka terhindar dari penyakit-penyakit mematikan yang ditularkan melalui darah, termasuk penyakit lever, yang membunuh atau membuat cacat permanen puluhan ribu penerima darah tiap tahun di Amerika Serikat saja.

19. Bagaimana Yehuwa akan menyelamatkan orang-orang yang melayani Dia bahkan jika mereka sekarang mati?

19 Bahkan jika beberapa di antara mereka yang percaya kepada Yehuwa harus mati karena usia tua, penyakit, atau kecelakaan, Yehuwa akan menyelamatkan mereka. Ia akan menghidupkan mereka kembali melalui kebangkitan. Maka, rasul Paulus, menganjurkan kita agar ’jangan menaruh kepercayaan pada diri sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.’—2 Korintus 1:9.

Yehuwa Membenarkan Hamba-hamba-Nya

20, 21. (a) Perlawanan apa dapat kita harapkan, seperti terbukti oleh apa yang terjadi atas Yesus? (b) Bagaimana Yehuwa membenarkan umatNya, seperti Ia membenarkan Yesus?

20 Ingat bahwa ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat,” Setan si Iblis. (1 Yohanes 5:19) Jadi jika saudara percaya kepada Allah, saudara akan dimusuhi oleh Setan dan dunianya. Mereka akan mencoba merusak kepercayaan saudara dengan ejekan atau penganiayaan, seperti yang terjadi atas Yesus. Setelah ia dipakukan pada tiang siksaan, ”orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: ’. . . jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!’ Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: ’Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! . . . Ia menaruh harapanNya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepadaNya.’”—Matius 27:39-43.

21 Tiga hari kemudian, Allah benar-benar membebaskan Yesus dengan membangkitkan dia dari kematian. Tetapi, para pengejek dari generasi itu, dibunuh atau dijadikan budak oleh tentara Roma. Karena Kristus, sebagai Raja dari Kerajaan surgawi Allah, akan mengawasi kebangkitan, jika salah seorang dari para pengejek itu hidup kembali dari kematian, mereka harus tunduk kepada Pribadi yang mereka ejek dua ribu tahun yang lalu! Ya, Yehuwa akan membenarkan hamba-hambaNya, yang mengatakan: ”Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”—Mazmur 56:12.

22. Apa yang Yehuwa nyatakan berkenaan mereka yang percaya kepadaNya, dan mereka yang tidak?

22 Mengenai hamba-hambaNya, Yehuwa mengatakan: ”Diberkatilah orang yang mengandalkan [Yehuwa], yang menaruh harapannya pada [Yehuwa]! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Tetapi Yehuwa juga mengatakan: ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada [Yehuwa]! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik.”—Yeremia 17:5-8.

23. Apa yang harus kita lakukan jika kita menginginkan hidup kekal?

23 Jadi, dalam masa yang genting ini, ”percayalah kepada [Yehuwa] dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena [Yehuwa]; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (Mazmur 37:3, 4) Semoga permohonan saudara yang terpenuhi termasuk karunia hidup kekal dalam dunia baru yang benar, yang dijanjikan oleh Allah yang kita percayai.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Ulangan

◻ Standar apa harus ditaati oleh mereka yang percaya kepada Yehuwa?

◻ Apakah agama-agama dunia ini mengajar untuk percaya kepada Yehuwa?

◻ Bagaimana kepercayaan Raja Hizkia kepada Yehuwa dibenarkan?

◻ Pada jaman kita, bagaimana nubuat Yesaya 2:2-4 digenapi?

◻ Masa depan apa akan diwujudkan oleh mereka yang percaya kepada Yehuwa?

[Gambar di hlm. 24]

Jurubicara raja Asyur menghina Yehuwa dan menuntut agar Yerusalem menyerah

[Gambar di hlm. 25]

Dalam dunia baru, mereka yang percaya kepada Yehuwa akan menikmati perdamaian dan keamanan sepenuhnya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan