-
Bagian 4: 1940-1943 Bangsa-Bangsa dalam Kekuatiran, Dilanda KetakutanSedarlah!—1987 (No. 23) | Sedarlah!—1987 (No. 23)
-
-
Bebas dari Rasa Takut?
Di Amerika Serikat, rasa simpati kepada Inggris terus berkembang, mengikis kebijaksanaan politik yang resmi dari Amerika untuk tetap netral. Guna menjelaskan maksudnya, presiden Roosevelt mengatakan pada tahun 1940, ”Kita telah melengkapi Inggris dengan banyak dukungan material dan di masa depan kita akan melengkapinya dengan jauh lebih banyak lagi.”
Pada tanggal 6 Januari 1941, ia melangkah lebih jauh. Dalam pidatonya di hadapan Kongres, ia membicarakan apa yang ia sebut Empat Kebebasan. Untuk membantu mencapai salah satunya—kebebasan dari rasa takut—ia mengajukan ”pengurangan alat-alat perang” secara global sedemikian rupa dan sedemikian menyeluruh sehingga tidak ada bangsa yang akan dapat melancarkan serangan fisik atas negara tetangganya—di tempat manapun di dunia”. Sebenarnya ini adalah maklumat perang yang tidak langsung terhadap kebijaksanaan dan tujuan negara-negara Poros.
Dua bulan kemudian Kongres A.S. mengesahkan suatu program yang dikenal sebagai perjanjian pinjam-sewa. Ini memungkinkan presiden untuk menyediakan perlengkapan perang, seperti tank-tank dan pesawat-pesawat udara, juga makanan dan jasa, bagi bangsa mana saja yang ia rasa perlu dibela demi kepentingan A.S.a Walaupun terus ada tentangan dalam negeri, jelas Amerika Serikat semakin terlibat dalam perang Eropa.
Sementara itu, terdorong oleh keberhasilan tentara sekutu Eropa, Jepang merasa ia sekarang dapat bergerak memasuki Asia Tenggara tanpa terlalu takut pada campur tangan Inggris dan Belanda. Sewaktu menduduki Indocina pada bulan September 1940, Washington melancarkan protes keras. Dan sewaktu Jepang bergerak ke bagian selatan dari negara itu, muncul reaksi. Modal Jepang di bawah pengawasan Amerika Serikat dibekukan, dan pembatasan (embargo) atas pengiriman minyak ke Jepang ditetapkan. Karena kepentingan utama mereka terancam, orang Jepang merasa terpaksa harus menyingkirkan bahaya campur tangan Amerika Serikat lebih jauh.
Para pemimpin militer berpendapat bahwa kesanggupan A.S. untuk membalas dapat sangat dikurangi bila mereka memperoleh kemenangan yang menentukan atas angkatan laut A.S., yang kira-kira 30 persen lebih unggul daripada angkatan laut Jepang. Lalu dengan merebut jajahan Amerika, Inggris dan Belanda, Jepang akan memiliki pangkalan darat untuk mempertahankan diri seandainya ia akan balik diserang. Diputuskan bahwa mereka akan mulai dari Wai Momi.
Nama ini berarti ”perairan mutiara”, dan itulah nama yang pernah diberikan orang Hawaii untuk muara Pearl River (Sungai Mutiara) karena tiram-tiram yang berisi mutiara pernah hidup di sana. Letaknya beberapa mil di sebelah barat pusat kota Honolulu. Tetapi pada hari Minggu pagi, 7 Desember 1941, perairan Wai Momi tidak dipenuhi dengan mutiara melainkan dengan kerangka kapal-kapal yang kandas, tenggelam dan tubuh awak kapalnya yang hancur. Serangan pesawat-pesawat tempur Jepang atas pangkalan angkatan laut utama A.S. di Pasifik yang ada di sana mengakibatkan kerugian yang besar
Serangan atas Pearl Harbor secara praktis melumpuhkan angkatan laut Amerika di Pasifik, kecuali kapal-kapal induknya. Dalam beberapa jam, pangkalan-pangkalan udara A.S. lain dibom, sehingga lebih dari 50 persen pesawat-pesawat Angkatan Bersenjata A.S. di Timur Jauh berantakan.
-
-
Bagian 4: 1940-1943 Bangsa-Bangsa dalam Kekuatiran, Dilanda KetakutanSedarlah!—1987 (No. 23) | Sedarlah!—1987 (No. 23)
-
-
a Yang terutama dimaksud adalah Britania Raya dan negara-negara Persemakmuran, walaupun pada bulan April tahun itu, bantuan juga diperluas sampai ke Cina dan pada bulan September ke Soviet. Pada akhir perang, kira-kira 50 milyar dollar bantuan diberikan kepada 38 negara.
-